D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK : III (TIGA)
1. ASLIGA YANTI / 14102030
2. NANDA FITRIANA / 1410203040
3. LILIS MELANI / 1410203025
4. AYUNI /1410203007
5. HILMINYAH HUSNI /1410203019
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
KUTACANE TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin
dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
pembahasan ASET TETAP tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat,
khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun
ASSET TETAP
1. Tanah
Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat
dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka
dicatat dalam rekening investasi jangka jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri dari
berbagai elemen seperti :
a. Harga beli
b. Komisi pembelian
c. Bea balik nama
d. Biaya penelitian tanah
e. Iuran iuran (pajak pajak) selama tanah belum dipakai
f. Biaya merobohkan bangunan lama
g. Biaya perataan tanah pembersihan dan pembagian
h. Pajak Pajak yang jadi beban pembelian pada waktu pembelian tanah
2. Bangunan
Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah
dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah :
a. Harga beli
b. Biaya Perbaikan sebelum gedung itu dipakai
c. Komisi pembelian
d. Bea balik nama
e. Pajak Pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian
3. Mesin dan alat alat
Yang merupakan harga perolehan meisn dan alat alat adalah
a. Harga beli
b. Pajak pajak yang menjadi beban pembeli
c. Biaya angkut
d. Asuransi selama dalam perjalanan
e. Biaya pemasangan
f. Biaya biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin
A. Asset tetap tidak berwujud yang masa manfaatnya dibatasi oleh undang-
undang/peraturan :
1.Hak paten
Hak paten adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada orang atau
badan yang menemukan hal yang baru, untuk melakukan pembuatan, penjualan atau
pengawasan terhadap penemuannya selama jangka waktu tertentu. Masa penggunaan hak
paten dibatasi selama 17 tahun dan setelah habis masa pengguanaannya dapat diperbaharui
atau diperpanjang. Hak paten dapat digunakan sendiri atau dijual kepada pihak lain.
Harga perolehan hak paten meliputi :
- biaya penelitian
- biaya percobaan
- biaya pengembanga
- biaya pendaftaran, dll
Amortisasi dalam hak paten, di jurnal penyesuaian :
Beban amortisasi paten Rp xxx
Paten Rp xxx
2.Hak cipta
Hak cipta (copy rights) adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada
orang atau badan (pengarang, pencipta lagu/music, seniman) untuk
menerbitkan/mempublikasikan, menjual atau mengawasi ciptaannya. Masa penggunaan hak
cipta dibatasi selama 28 tahun dan dimungkinkan untuk perpanjangan selama 28 tahun lagi.
hak cipta dapat diperoleh dengan penemuan sendiri atau dengan membeli dari pihak lain. Jika
diperoleh dari penemuan sendiri, maka biaya utnuk memperoleh hak cipta tidak begitu besar,
sehingga bisa diperlakukan sebagai beban pada periode perolehan. Jika hak cipta diperoleh
dari membeli dari pihak lain harga perolehannya cukup besar, maka perlu dikapitalisasikan
sebagai Asset tetap tidak berwujud dan diamortisasikan selama umur ekonomis.
Harga perolehan hak cita adalah semua pengeluaran biaya yang berhubungan dengan
usaha memperoleh hak tersebut, seperti :
- Biaya peninjauan
- Biaya perizinan
- Biaya pengerjaan
- Biaya biaya pendaftaran dll.
Harga perolehan hak cipta yang diperoleh dengan membeli dari pihak lain adalah
sebesar harga belinnya.
3.Pembelian angsuran
Apabila Asset tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan
Asset tetap tidak boleh termasuk bunga.
Diperoleh dari Hadiah atau Donasi
Asset tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya bisa dilakukan
menyimpang dari prinsip harga perolehan.
Asset yang Dibuat sendiri
Perusahaan mungkin membuat sendiri Asset tetap yang diperlukan seperti gedung, alat-alat
dan perabotan. Pembuatan Asset ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau
pegawai yang masih diam.
Asset .
Semua jenis Asset tetap kecuali tanah, akan semakin berkurang kemampuannya
untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Beberapa faktor yang
mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah pemakaian, keausan, ketidakseimbangan
kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan keterbelakangan teknologi. Berkurangnya
kapasitas berarti berkurangnya nilai Asset tetap yang bersangkutan dan hal ini perlu dicatat
dan dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai Asset tetap berwujud ini disebut
penyusutan ( depreciation) . Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat penyusutan dalah
debit biaya penyusutan dan kredit akumulasi penyusutan. Perkiraan akumulasi penyusutan
digunakan untuk mencatat secara akumulatif jumlah penyusutan yang telah dilakukan .Selisih
antara harga perolehan dengan akumulasi penyusutan merupakan bagian dari harga perolehan
yang belum disusutkan. Selisih ini disebut nilai buku ( book value) Asset tetap.
Metode Penyusutan
Ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan yaitu nilai Asset tetap yang
digunakan dalam penghitungan penyusutan (dasar penyusutan) dan taksiran manfaat. Dasar
penyusutan dapat berupa : harga perolehan dan nilai buku. Untuk menghitung penyusutan,
taksiran manfaat dinyatakan dalam tarif penyusutan dan dapat dihitung dengan rumus :
1. Metode garis lurus ( Straight line ),
Biaya penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu ,dalam jumlah yang
sama,sepanjang masa manfaat Asset tetap.
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Harga perolehan nilai sisa
Contoh :
tarif penyusutan dengan taksiran manfaat 5 tahun , maka tarifnya 100% : 5 = 20 %
harga kendaraan Rp 12.500.000 ,nilai sisa diperkirakan Rp 1.550.000 ,maka biaya
penyusutannya = 20% (Rp.12.500.000 Rp.1550.000) = Rp.2.190.000
2. Metode saldo menurun ( Declining balance ), biaya penyusutan akan merata sepanjang
umur Asset tetap dan biaya penyusutan makin menurun dari tahun ke tahun selama taksiran
masa manfaat dikarenakan semakin tua, kapasitas Asset dalam memberikan jasanya juga
akan semakin menurun.
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Nilai buku awal periode
Metode jumlah angka tahun akan menghasilkan jadwal penyusutan yang sama dengan
metode saldo menurun. Jumlah penyusutan akan makin menurun dari tahun ke tahun.
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Harga perolehan nilai sisa
Metode unit produksi,dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam
kapasitas produksi yang dapat dihasilkan.Kapasitas produksi itu sendiri dapat dinyatakan
dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian atau unit unit kegiatan
yang lain. Harga perolehan dikurangi nilai sisa merupakan dasar penyusutan.
Asset tetap :
Peralatan kantor Rp. 30.000.000
Peralatan toko Rp. 50.000.000
Kendaraan Rp. 25.000.000
Gedung Rp. 105.000.000
Tanah Rp. 20.000.000 +
Rp. 230.000.000
Akumulasi penyusutan ( Rp. 52.500.000 )
Total Asset tetap,neto Rp. 177.500.000
DAFTAR PUSTAKA
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-Asset -tetap-berwujud/
http://lalanurmala-lalanurmala.blogspot.com/2013/04/makalah-akuntansi-Asset -tetap.html
http://widyasachi.blogspot.com/2013/11/pengertian-dan-karakteristik-Asset _27.html
http://riqikudanzi.blogspot.com/2012/07/Asset -tetap-tidak-berwujud.html
http://losiqjasunta.blogspot.com/2012/11/pelepasan-Asset -tetap.html
http://www.slideshare.net/alifasya/laporan-Asset -tetap