Anda di halaman 1dari 10

I.

DEFINISI
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yg disebabkan
kontak dgn sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi

II. EPIDEMIOLOGI
Di USA 2 juta orang/thn butuh pelayanan medis
70000 rawat, 5000 meninggal.
Kelompok usia: anak dan dewasa muda
Menimbulkan biaya tinggi penanganan rumah sakit dan sosial
Keberhasilan derajat keparahan, karakteristik fisik pasien, motivasi,
dan kualitas penanganan.

III. ETIOLOGI
1. Air panas tergantung suhu cairan, jenis cairan, lama kontak dan
ketebalan kulit yang terkena
2. Api nomor dua paling sering
3. Flash burns ledakan gas, bensin, cairan yang dapat terbakar lainnya
dalam waktu sangat singkat.
4. Kontak dengan benda panas
5. Bahan Kimia/Radiasi
6. Listrik/Petir
7. Frost Bite

IV. PENAMPANG KULIT

V. MEKANISME LUKA BAKAR


1. Capillary Pemeability
Kebocoran cairan dan protein dari ruang intravaskuler
2. Plasma Onkotik Pressure
Oleh karena hipoproteinemia o.k kehilangan protein dari ruang
intravaskuler
3. Capillary hydrostatic pressure
Oleh karena vasokonstriksi atau blokade parsial karena terjadi
aggregasi sel dan trombosit
4. Clearance cairan dan protein
Oleh karena blokade ductus lymph oleh aggregate platlet dan fibrin
clots
5. Cairan intravascular
Oleh karena fx membran sel yg menurun
6. Tekanan osmotik tissue yg terbakar
Menyebabkan peningkatan cairan intravaskular
7. Cairan yang menguap
8. Fungsi myokard

VI. PATOFISIOLOGI
VII. KLASIFIKASI LUKA BAKAR
(American burn association and American college of
surgeons committee on trauma)

CLASSIFICATION CRITERIA
MINOR 2 < 15% BSA
2 < 10% BSA IN CHILDREN
3 < 2% BSA

MODERATE 2 = 15% - 25% BSA


2 = 10% - 20% BSA IN CHILDREN
3 = 2% - 10% BSA

CRITICAL 2 > 25% BSA


2 > 20% BSA IN CHILDREN
3 > 10% BSA
BURNS OF FACE,FEET,EYES,EARS,PERINEUM
BURNS IN POOR RISK PATIENT ( AGE, CURRENT
DISEASE)
BURNS ASSOCIATED WITH
INHALATION,ELECTRICAL INJURY,FRACTURES OR
OTHER MAJOR TRAUMA

IX. DERAJAT LUKA BAKAR


Derajat I
Lapisan epidermis
Bulae (-)
Kering, hiperemik
Nyeri
Sembuh spontan 2-10 hari

Derajat II

Derajat IIa
Dangkal : superfisial dermis, adnexa kulit utuh, sembuh 10-14 hari,
bulae (+/-)
Derajat IIb
Dalam : sebagian besar dermis, sedikit adnexa kulit, sembuh 3
9mgg, bulae (+)
Derajat III
Seluruh dermis & lapisan di bawahnya
Adnexa kulit (-)
Abu-abu pucat
Koagulasi protein (eschar)
Anestesi
Penyembuhan(-)

Derajat IV :
Seluruh lemak subkutan & lapisan di bawahnya
Adnexa kulit (-)
Gambaran seperti arang
Koagulasi protein (eschar)
Anestesi

VIII. ZONA KERUSAKAN JARINGAN


1. Zona koagulasi
Terjadi koagulasi protein (langsung)
2. Zona statis
Kerusakan endotel,trombosit & lekosit ggn perfusi, permeabilitas
kapiler dan respons inflamasi lokal. Pada 12 24 jam pasca trauma,
mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.
3. Zona hiperemi
Terjadi reaksi vasodilatasi tanpa reaksi seluler
IX. LUAS LUKA BAKAR
Berdasarkan Rule of Nines (%TBSA).
Child Adult
Head/ neck 18 9
Arm 9 9
Anterior trunk 18 18
Posterior trunk 18 18
Leg (groin to toe) 14 18
Perineum 5 1

X. PERHITUNGAN LUAS LUKA BAKAR


XI. PENATALAKSANAAN DI UGD
Primary assessment
Secondary assessment
evaluasi luka
resusitasi cairan
monitoring lain-lain : Dekompresi lambung pain control, Tetanus
Profilaktif

XII. PRIMARY SURVEY


Identify immediate life-threatening conditions :
Airway :
oksigen,
observasi edema jalan nafas : progressive hoarseness, LB kepala & leher,
pasang ETT
Breathing
Melihat frekewensi nafas dan expansi dada
Circulation
Frekuensi nadi lebih baik daripada Tekanan Darah
C-spine immobilization
Terutama pd korban ledakan atau KLL

XIII. SECONDARY SURVEY


A thorough head-to-toe evaluation
anamnesis riwayat trauma,mekanisme,ruang tertutup, gas kimia,trauma
inhalasi,dan lain lain.
Adanya trauma penyerta lain
Evaluasi luka
Resusitasi cairan
Monitoring lain-lain : dekompresi lambung,laboratorium, Pain control,
Tetanus Profilaktif

XIV. RESUSITASI CAIRAN


Pasien dengan luka bakar > 20% memerlukan resusitasi cairan intra vena.
Pasien dengan luka bakar > 50% atau mempunyai masalah medis lainnya
seperti sangat muda atau sangat tua atau mengalami inhalasi asap harus
mendapatkan monitoring tekanan vena sentral.
Formula Evans
Formula Brooke
Formula Baxter (Parkland)

8 jam pertama : jumlah cairan


16 jam berikut : sisanya
Evans
1ml/kgBB/%LB koloid
1ml/kgBB/%LB elektrolit
2000 ml glukosa
Monitor :
Diuresis > 50 ml/jam
CVP >+2
Hb
Ht
Brooke
0,5ml/kgBB/%LB koloid
1,5ml/kgBB/%LB elektrolit
2000ml glukosa
Monitor :
Diuresis 30-50 ml/jam
CVP >+2
Hb
Ht
Baxter (Parkland)
- 4ml/kgBB/%LB ringer lactate

Monitor :
Diuresis 50-100 ml/jam
CVP >+2
Hb
Ht

XV. TETANUS PROFILAKTIF


Apabila dalam 5 tahun terakhir mendapatkan booster tidak perlu
profilaksis.
Dalam 10 tahun terakhir cukup tetanus toksoid booster.
Apabila tidak diketahui statusnya diberikan serum hiperimun.

XIX. PERAWATAN LUKA


Aseptik
Nekrotomi, debridement
AB topikal
AgNO3 0,5%
Mafenide acetate
SSD 1%
Gentamycin SO4
Posisi sendi ekstensi, abduksi
Eksisi tangensial
Escharotomy
Fasciotomy
Skin graft
STSG = Split Thickness Skin Graft
FTSG = Full Thickness Skin Graft

XVI. Escharotomy dan Fasciotomy


Escharotomy pada dada
Diperlukan pada pasien dengan luka bakar sirkumferensial pada dinding
dada. Dilakukan pada linea axillaris anterior bilateral, apabila dinding
abdomen ikut terkena incisi transversal costal margin.
Escharotomy pada ekstremitas
Dilakukan pada luka bakar sirkumferensial pada ekstremitas yang
menyebabkan gangguan perfusi yang signifikan. Batas tekanan untuk
dilakukan escharotomy adalah 30 mmHg dan dilakukan sepanjang garis
midmedial atau mindlateral.

GAMBARAN ESCHAROTOMY
XVII. NUTRISI SUPORTIF
Dapat dilakukan sedini mungkin, walaupun pada luka bakar luas
terjadi gastroparesis menggunakan NGT pada distal ligamentum
Treitz meningkatkan sintesis protein, menurunkan translokasi
bakteri, meningkatkan hormon anabolisme (insulin) dan
menurunkan stress hormon stress respon menurun.
Sangat bermanfaat pemberian kalori dan protein untuk
anabolisme dan katabolisme
XVIII. INFEKSI DAN ANTIBIOTIKA PADA
LUKA BAKAR
Mengatasi infeksi tindakan aseptik, pencucian dan perawatan
luka, nekrotomi dan debridement, pemberian antibiotika topikal
dan sistemik.
Prinsip tindakan : dilution is solution for pollution
Pemberian antibiotik dibedakan sebagai profilaksis topikal dan
sistemik

Antibiotik
Terapetik diberikan untuk mengatasi infeksi yang terjadi dan
telah dilakukan kultur.
Profilaksis diberikan sesuai pola kuman rumah sakit, diberikan
intravena 30 menit sebelum tindakan dan 24 jam pasca tindakan,
dapat juga diberikan peroral selama 5 hari berupa antibiotik yang
tidak diserap usus untuk mencegah kontaminasi dari saluran cerna.

XIX. PROBLEM REKONSTRUKSI


Ggn fungsi & estetik:
Kontraktur
Parut hipertrofik
Keloid
Bila kesulitan seperti ditemukan, tindakan operasi adalah yang paling
memungkinkan

XX. JENIS OPERASI


Release contracture
Skin graft
Z plasty
Distant Flap
Free Flap

Anda mungkin juga menyukai