Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN ARSITEKTUR SIMBOLISME PADA ORNAMEN GEREJA

PROTESTAN
Disusun oleh :
Andro A pangaila
110212028
Dibimbing oleh :
Ir. Julianus A.R Sondakh, MT
ABSTRAK

Dalam arsitektur ornament (penghias) merupakan aspek yang perlu


diperhitungkan untuk menghadirkan karya aritektur bukan hanya sebagai untuk
estetika, tetapi sebagai alat komunikasi antara bangunan dan pengguna. ada banyak
upaya yang dapat dilakukan untuk menghadirkan Ornament diantranya pada kolom
struktur, dinding, pintu dan lain-lain. Pada arsitektur modern telah terjadi pengahapusan
ornament karna ornament dianggap criminal, tetapi hal ini ornament Gereja khusunya
Gereja Protestan ada yang tidak menggunakan ornament dan ada juga menggunakan
ornament identik dengan gaya dan ukiran yang menggambarkan gaya arsitektur pada
masanya misalnya renaise,gotik, atau gaya zaman kuno. Penulisan ini secara khusus
menjelaskan tentang langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam mengaplikasikan
penerapan arsitektur simbolisme pada Ornament gereja protestan. Bagaimana
pengaplikasian yang benar menjadi salah satu pokok permasalahan dalam penulisan
ini. Ada beberapa langkah yang dijelaskan, yaitu (1) Ornament harus menggambarkan
Simbol dan makna dari Gereja Protestan itu sendiri (2) pendekatan secara non-
arsitektural, dengan pendekatan Seni Rupa. Dengan penulisan ini penulis berharap
dapat membantu para pembaca yang sedang merancangkan suatu bangunan yang
bisa menggabarkan makna dari bangunan tersebut melelui ornament

Kata kunci : ornament, simbol, arsitektur


I. PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Dalam arsitektur dan seni dekoratif, ornament merupakan dekorasi yang
digunakan untuk memperindah bangunan atau objek bukan hanya memeperindah
menjadi salah satu poin penting pada bangunan, jadi Ornament Gereja Protestan
merupakan dekorasi atau hiasan yang berkaitan dengan simbol-simbol Gereja
Protestan.simbol adalah tanda buatan manusia yang digunakan tidak hanya untuk
mengenalkan suatu objek tetapi sakligus menghadirkannya(langer,1942).

Dekorasi dan Ornament telah menjadi saksi dalam peradaban sejak awal sejarah mulai
dari arsitektur Mesir Kuno hingga berkurangnya ornament secara nyata dari arsitektur
modern abad ke-20.Arsitektur modern dipahami sebagai penghapusan ornament yang
mendukung fungsional,melupakan pekerjaan arsitek tentang bagaimana menghias
struktur dengan benar.

Karya arsitektur seharusnya mampu menghadirkan ornament-ornament sebagai


penghias bangunan (Gereja,Museum,Dll). Karna ornamen salah salah komunikasi
terhadap karya aritektur dan sebagai gambaran perkebangan arsitektur pada saat itu

Ada banyak usaha yang dapat dilakukan untuk menghadirkan Ornament dalam
bangunan yaitu, pada struktur bangunan (kolom,pafon,dinding,atap,dll), dan pada
material bangunan misalnya kaca. Ini penting dalam perancangan Ornament sebagai
simbol arsitektur

Ornamen dan simbol merupakan 2 hal yang selalu berhubungan karena ornamen
menampilakan simbol perkembangan arsitktur dan seni.Ketika suatu bangunan tidak
memiliki ornamen maka bngunan tersebut tidak bisa dikatakan indah karena itu
perencanaan yang baik harus menyajikan ornamen sebagai penghias, tetapi juga
sebagai simbol, karna itu digunakan tema arsitektur simbolis pada perencanaan
bangunan gereja dimana ornamen sebagai simbol arsitektural.

I.2 Tujuan Pembahasan

Dalam hal ini yang mendasari kita menerapakan arsitektur simbol (symbolism) sebagai
ornament gereja protestan agar bukan hanya simbol-simbol gereja dominan tapi simbol
arsitektur juga berperan dalam komunikasi antara bangunan dan pengguna
1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan yang timbul dari pembahasan ini adalah :


Bagaimana menghadirkan Ornament gereja sebagai simbol arsitektur?
Bagaimana penerapannya pada bangunan gereja protestan?

II. PEMBAHASAN
2.1 ARSITEKTUR SIMBOLIS,ORNAMEN DAN SIMBOL GEREJA

TEORI SYMBOLISM
Dalam Sign, Symbol and Architecture, Charles Sanders Peirce menjelaskan :Symbol
adalah suatu tanda atau gambar yang mengingatkan kita kepada penyerupaan benda
yang kompleks yang diartikan sebagai sesuatu yang dipelajari dalam konteks budaya
yang lebih spesifik atau lebih khusus

Ungkapan dalam arsitektur erat kaitannya dengan fungsi arsitektur itu sendiri yang
melayani dan memberikan suatu arti khusus dalam interaksi manusia dengan
lingkungannya.

Sedangkan menurut Charles Jenks ,dalam arsitektur ,ketika melihat suatu bangunan
dan mengeksperiskan bentuknya , dan menebak maksud apa yang diingin
diekspresikan atau dikomunikasikan oleh bentuk tersebut . segitiga semiotik Charles
Jenks;

Charles Jencks dalam Sign, Symbols and Architecture memberi beberapa contoh
tentang unsur-unsur penanda (signifier) dan petanda (signified) sebagai berikut:

1. Codes of Content (Signified)


Unsur-unsur penanda lebih mengutamakan fungsi dan hal apapun yang berhubungan
dengan pemakai, dalam hal ini arsitektur berperan sebagai:
A way of life sign

Etnis, asal-usul pengguna, serta kenyamanannya ditandai dalam karya arsitektur.


Sehingga mampu mencerminkan kebiasaan pemakainya
A sign of building activity

Karya arsitektur hadir sebagai proses terhadap terjadinya perubahan, keterlibatan


individu, pembelian-penjualan.
A sign of tradisional ideas and beliefs

Karya arsitektur dikenal sebagai ikon dan dikenal dalam sejarah tradisional. Tanda-
tanda yang dihadirkan mampu mengungkap daerah tersebut secara spesifik.
A sign of various function

Menandakan beragam fungsi dalam arsitektur. Hal ini berkaitan dengan kegunaan,
aktivitas, struktur, serta lingkungan sekitar.
A sign of socio-anthropological meaning

Hal ini berhubungan dengan studi ruang dan tempat, serta menyatakan jarak secara
konvensional antara orang dan kelompok.

Any city can be read as an economic class and social icon


Suatu karya arsitektur dihadirkan sebagai cermin sosial dan tingkat ekonomi suatu
wilayah.
A sign of psychological motivation

Kehadiran karya arsitektur mampu mencerminkan dan mempengaruhi rasa atau kesan
tertentu. Hal ini dapat diperlihatkan dengan jelas maupun tidak.
2. Codes of Expression (Signifier)
Unsur-unsur pertanda, lebih kepada ekspresi bentuk, massa dan permainan simbol
yang diungkapkan melalui gubahan. Dalam hal ini arsitektur berperan sebagai :
A sign of spatial manipulation

Karya arsitektur hadir sebagai penanda yang berkaitan dengan ruang dan tempat.
Ruang yang dihadirkan sebagai jarak antara dinding dan elemen arsitektural. Selain itu
dengan permainan elemen arsitektur dalam ruang untuk menunjukkan identitas suatu
ruang.
A sign of surface covering

Fasade karya arsitektur hadir sebagai penanda dari simbol yang diusung. Hal ini
berkaitan dengan material, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan simbol.
A sign of formal articulation
Wujud dimensional duatu karya arsitektur, seperti: volume maupun massa hadir dengan
memperhatikan proporsi, skala, maupun sifat akustik. Sehingga tercipta
Dalam perkembangannya ornamen menjadi salah satu alat komunikasi dalam
mengeksperiskan karya arsitektur. Dalam pembuatan dapat diukir dari batu,
dibentuk dengan plester atau tanah liat atau terkesan kepermukaan sebagai
ornamen terapapan. Budaya mesir kuno adalah peradaban pertama yang tercatat
menambah dekorasi untuk bangunan mereka. Ornamen mereka mengambil bentuk
dunia alam dalam suasanya, menghiasi kepala pilar dan dinding dengan gambar
papirus dan pohon palem peradaban yunani kuno membuat banyak bentuk baru
dari ornamen, dengan variasi regional dari kelompok doric, ionic, dan Corinthian.

Pada arsitektur modern telah terjadi pengahapusan ornamen yang mendukung


fungsional murni. ornament and crime (ornamen dan kejahatan) kekurangan dekorasi
adalah simbol dari masyarakat maju. Dan arugumennya adalah bahwa ornamen adalah
secara ekonomis tidak efisien dan kemunduran moral (Adolf Loos,1913).

The Grammer of ornament

ilustrasi dari Meyers orname


Tabel di bawah ini menjelaskan simbol-simbol(ornamen) dan makna, gereja
protestan

Simbol Makna
Alfa dan omega Alpha dan omega merupakan huruf awal dan
akhir dalam alpahabet yunani.makna alfa dan
omega merupakan kekekalan dari kuasa allah
sebagai yang pertama dan terakhir

Domba Dalam agama Kristen domba atau anak


domba menjadi simbol untuk Tuhan Yesus
Kristus yang telah berkorban diatas kayu
salib untuk keselamatam manusia dan
perdamaian hubungan manusia dengan Allah
Domba juga diibaratkan sebagai umat
manusia dan Yesus berperan sebagai
gembalanya
Lilin Lilin dijadikan simbol Kristus yang hidup
dan menjadi Terang Dunialilin juga dapat
disimbolkan kehidupan manusia
mengorbankan dirinya demi menjalankan
panaggilan untuk menerangi kegelapan
Merpati Brung merpati berperan sebagai kehadiran
roh kudus yang dikaitkan pada waktu yesus
dibaptis ,seekor burung merpati yang
membawa ranting zaitun yang menjadi
simbol universal untuk perdamaian
Perjamuan Roti dan anggur mengingatkan tentang
peristiwa perjamuan kudus yang dilakukan
Tuhan Yesus dan kedua belas murid-
Nya.Roti digambarkan sebagai tubuhnya-Nya
dan anggur sebagai darah-Nya
Salib Salib merupakan simbol kematian dan
kehidupan.didalam Agama Kristen ,salib
adalah karya pembebasan dan keselamatan
Allah yang merupakan kemenangan untuk
semua orang yang percaya padanya
2.2 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN SIMBOLISME

Menurut Egon Schirmbeck dalam buku Form, Idea and Architecture , prinsip-prinsip
perancangan simbolisme dalam arsitektur adalah sebagai berikut :

a. sambil orang berjalan melalui ruang.Karakteristik arsitektural :Kombinasi dari unit-unit


denah yang sama atau serupa dalam pengaturan yang beda. Pengorganisasian
ruang-ruang sempit (jalan dan jalan kecil) dengan ruang-ruang lebar (lapangan).
b. Pencampuran fungsi-fungsi yang berbeda guna meningkatkan kontak sosial, berbeda
dengan pemisahan akan fungsi oleh gerakan modern di tahun 1920an dan 1930an.
Karakteristik arsitektural :Pengaturan tata guna yang berbeda dalam batas sebuah
bangunan dan perhubungan langsung dari zona-zona ini contohnya di sepanjang
suatu jaringan jalan public.
c. Arsitektur sebagai media komunikasi. Penerimaan Arsitektur melalui banyak lapisan.
Arsitektur sebagai pembawa simbolisme dan informasi.Karakteristik arsitektural
:Perlengkapan akan kebutuhan fungsional, structural dan lainnya untuk penggunaan
khusus oleh elemen-elemen ikonografik, metaforik dan elemen-elemen yang
berhubungan.
d. Penekananan pada artifisialitas dari arsitektur. Pemisahan dari kawasan lahan
alamiah dan volume ruang buatan. Pemisahan ruang luar alamiah dari ruang interior
buatan.Karakteristik arsitektural :Pembatasan terhadap elemen-elemen rancangan
geometris yang jelas dan lazim menonjolkan mutu sintetik dari arsitektur pada suatu
kawasan lahan.
e. Rancangan bentuk dari suatu ruang sesuai dengan mutu dasarnya contoh :
merancang ruang menurut bayangan yang terbentuk oleh bangunan dan
mengorientasikan bangunan sesuai dengan arah angin.Karakteristik arsitektural
:Alokasi dan orientasi dari elemen-elemen suatu ruang sesuai dengan kondisi-kondisi
sosial dan fisik yang ditentukan.
f. Pembedaan dan penentuan dari identitas suatu ruang melalui penerangan (alami).
Karakteristik arsitektural :Alokasi yang tegas dari zona-zona gelap dan terang atau
elemen-elemen ruang pada denah dan potongan.
g. Peralihan langsung dari satu volume ke volume yang lain. Integrasi dari ruang-ruang
interior dan eksterior. Karakteristik arsitektural :Penciptaan zona-zona ruang yang
mengalir dan pengaturan yang bebas (dari kolom dan dinding) pada elemen yang
mengikat ruang.
h. Pemisahan muka bangunan dan badan bangunan (ruang). Muka bangunan sebagai
suatu sumber informasi dua dimensi, bebas dari kelompok ruang.Karakteristik
arsitektural :Zona ruang dan daerah lantai adalah bebas dari kebutuhan formalnya
sendiri dan dari muka bangunan utama tempelan.
i. Pertalian ruang atau bangunan melalui suatu rantai kejadian, sebagai suatu
pengingat akan tempat dan pengenalan akan karakteristik ruang yang
khas.Karakteristik arsitektural :Urut-urutan artifak yang khas berbeda untuk
menegaskan ruang. Urut-urutan bentuk ruang atau perbatasan ruang yang khusus
berbeda.
2.3 STARATEGI PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR SIMBOLISME PADA
ORANMENT GEREJA PROTESTAN

denah plafon atap kaca Kolom Lukisan


struktur

-salib -merpati alfa omega -baptisan -lilin perjamuan

- perjamuan
-merpati
2.4 STUDI KASUS

Musee du Louvre

Desain piramida Pei sangat kontroversial dan mungkin 90 persen warga


Paris menolak pada awalnya, meski demikian semua orang menyukainya.
Bahkan, faktanya, Louvre menjadi salah satu tetenger (landmark) Paris selain
Eiffel. Piramida kaca adalah simbol yang mempertegas pintu masuk ke Louvre.
Ia ditempatkan persis di pusat gravitasi dari tiga paviliun yang ada. Ia
diasumsikan sebagai pintu masuk simbolis untuk kompleks bangunan yang luas,
berkelok-kelok, dan tidak memiliki pusat.

Secara formal, piramida adalah bentuk yang paling cocok dengan


arsitektur Louvre. Piramida juga secara struktural merupakan bentuk yang paling
stabil. Apalagi konstruksinya dari kaca dan baja. Ini sekaligus penanda jeda
dengan tradisi lampau arsitektur.
Gereja Emmanuel Semarang

Di Semarang, Gereja Imanuel dibangun saat kebudayaan Indis berkembang di


Jawa sekitar abad XVII. Pada tahun 1753, gereja ini berbentuk rumah panggung Jawa
dengan atap arsitektur tradisional Jawa berupa tajug. Pada tahun 1787, rumah
panggung ini dirombak total dan direnovasi kembali tahun 1894 oleh H.P.A. de Wilde
dan W. Westmas, dengan bentuk seperti sekarang ini, Gereja ini disebut juga Gereja
Blenduk,artinya kubah karena atap gereja berbentuk setengah lingkar-an seperti kubah
pada masjid. Gereja Blenduk berada di tengah-tengah kawasan tersebut dan menjadi
landmark bangunan paling tinggi,untuk ornmen pada gereja ;

Pintu masuk utama Pintu dengan gaya Art and Craft menggunakan daun pintu kayu
berpanel yang diberi detail geometris,
motif ornamen zaman Byzanthium yang dipakai pada arsitektur gereja zaman kuno
atau zaman Kristus awal,
Plafon area jemaat mengikuti bentuk kubah mirip dengan kubah bangunan Eropa
dari abad ke XVII XVIII masehi.
pilar yang mengelilingi area jemaat ini adalah pilar Yunani jenis Corinthian yang
memberi kesan mewah dan megah, terdapat pengaruh Gotik yang terlihat pada
dinding lengkung yang ditopang oleh pilar dan ornamen bentuk kaca mosaic gaya
Gothic pada gevel
Mimbar pelayan firman dibuat tinggi untuk menggambarkan pendeta berhubungan
langsung dengan Tuhan dalam penyampaian firman, terletak di bagian depan
jemaat. Bentuk mimbar terkesan unik karena mempunyai atap kubah terkesan
melayang.
Denah gereja yang berbentuk salib.
III. PENUTUP

Dalam mendesain bangunan ada banyak aspek yang perlu diperhitungkan untuk
menarik pengguna diantaranya penggunaan Simbol dan Ornament (penghias) , karna
pada arsitektur modern kehadiran ornament ditiadakan karna dianggap criminal karna
secara economis tidak efisien. Namun suatu bangunan harus menghadirkan Ornament
terutama rumah ibadah salah satunya Gereja ,kiranya dapat menghadirkan Ornament
(penghias) ,dalam hal ini Ornament-Ornament Gereja khusunya Gereja Protestan
seringkali identik dengan gaya dan ukiran yang menggambarkan gaya arsitektur pada
masanya misalnya renaise,gotik, atau yang gaya zaman kuno. Yang seringkali
diterapkan di struktur,pintu,jendela dll. Tetapi Ornament harus menggambarkan Simbol
dan makna dari Gereja Protestan itu sendiri tanpa meninggalkan filosofi-filosofi Gereja
Protestan.

Selain pendekatan secara arsitektural penerapan arsitektur Symbolism juga bisa


dilakukan dengan pendekatan secara non-arsitektural, juga bisa dilakukan dengan
pendekatan Seni Rupa yaitu gambar, lukis, patung, kerajinan tangan kriya dan dan
multimedia. Juga seni ukir dan pahat, yang seringkali diterapkan pada plafon, mimbar,
pintu, jendela, kaca, dinding dan lain-lain. Selain bertujuan untuk menciptakan suasana,
juga berfungsi untuk kepentingan estetika.
DAFTAR PUSTAKA

Egon Schirmbeck, Van Nostrand Reinhold, 1987. Idea, Form, and Architecture.
Universitas Michigan.
Geoffrey Broadbent, Richard Bunt dan Charles Jencks, Wiley, 1980. signs,
symbols, and architecture. Universitas Michigan.
http://en.wikipedia.org
Ebook. Pei, Arsitek di Balik Musee du Louvre _ Rooang.com.htm
Teori Semiotika. Yogyakarta: Kreasi Wacana, Eco, Umberto. (1976
Penuntun Simbol-Simbol Ibadah Kristen, Sebuah Ensiklopedia Dasar, M.H
Rambe (2004)

Anda mungkin juga menyukai