Anda di halaman 1dari 8

BAB.

IV KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)

STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JEMBATAN


MADONG SEI NYIRIH

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 menjelaskan bahwa jalan/ jembatan


sebagai bagian sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam bidang ekonomi,
sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan. Dengan demikian
jalan/ jembatan menduduki posisi penting yang strategis di dalam kegiatan pembangunan
terutama untuk pembangunan pengembangan wilayah dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Salah satu penjabaran Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota
Tanjungpinang Tahun 2013 adalah peningkatan kondisi jaringan jalan/ jembatan, jumlah
prasarana jalan/ jembatan yang terpelihara dan berfungsi, jumlah jaringan jalan/
jembatan, akses ke kawasan baru serta jumlah kapasitas angkut dengan program
pembangunan jalan dan jembatan, dan program rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan
jembatan.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008 tentang
Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum,
pembangunan jembatan (di atas sungai/ badan air) dengan panjang 100 m s.d < 500 m
merupakan jenis rencana usaha dan/ atau kegiatan bidang pekerjaan umum yang wajib
dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan hidup (UKL) dan upaya pemantauan
lingkungan hidup (UPL). Dinas Pekerjaan Umum Kota Tanjungpinang Bidang Bina Marga
memandang perlu adanya studi kelayakan rencana pembangunan Jembatan Madong
Sei Nyirih yang dituangkan dalam sebuah kerangka acuan kerja.

2. Maksud dan Tujuan serta Sasaran

Maksud dari pembuatan kerangka acuan kerja adalah sebagai pedoman dalam
proses penyusunan rencana pembangunan jembatan.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan suatu studi kelayakan jalan/ jembatan dan
pra rencana teknis yang nantinya dapat dipergunakan dalam perencanaan teknis
pembangunan Jembatan Madong Sei Nyirih.
Sasaran dari penelitian ini adalah selain melakukan kajian kelayakan atas
pembangunan jembatan juga sebagai dasar untuk penyusunan pra rencana teknis yang
optimum dari segi teknis dan ekonomi sebagai bahan untuk perencanaan dan
pembangunan Jembatan Madong Sei Nyirih.
Dengan adanya Kerangka Acuan Kerja ini diharapkan dapat menghasilkan proses
konstruksi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan serta dapat dirasakan
manfaatnya bagi masyarakat khususnya masyarakat Kota Tanjungpinang.

3. Nama dan Organisasi Pengguna Jasa

Pengguna jasa adalah Dinas Pekerjaan Umum Kota Tanjungpinang melalui Bidang
Bina Marga.
4. Sumber Pendanaan

Untuk pelaksanaan penelitian ini diperlukan dana kurang lebih Rp. 450.000.000,00-
(empat ratus lima puluh juta rupiah) termasuk PPN yang dibiayai oleh APBD Kota
Tanjungpinang Tahun Anggaran 2013.

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Ruang Lingkup dan Hasil Studi Kelayakan


a. Lingkup kegiatan studi kelayakan, meliputi :
1) Formulasi kebijakan perencanaan yang meliputi kajian terhadap kebijakan dan
sasaran perencanaan, lingkungan dan penataan ruang, serta pengadaan tanah;
2) Kajian terhadap kondisi eksisting pada wilayah studi;
3) Pengambilan data fisik, ekonomi dan lingkungan;
4) Prediksi hasil analisis kuantitatif untuk setiap alternatif solusi;
5) Kajian penggunaan alternatif teknologi dan standar yang berkaitan dengan
kebutuhan proyek;
6) Studi komparasi alternatif solusi pada koridor yang terpilih dalam pra studi
kelayakan.
b. Hasil kegiatan studi kelayakan, meliputi :
1) Formulasi sasaran proyek;
2) Merupakan urutan unggulan, atas dasar indikator kelayakan yang teliti dari
alternatif solusi yang di studi, sebagai masukan bagi pihak pengambil keputusan;
3) Penajaman rencana dan rekomendasi alinyemen yang cocok, serta standar-
standar yang akan digunakan;
4) Rekomendasi waktu optimum (timing optimum) dan program konstruksi;
5) Rekomendasi investigasi lingkungan dan sosial;
6) Kerangka acuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan hidup (AMDAL), jika
dibutuhkan atau Upaya Pengelolaan Lingkungan hidup (UKL) - Upaya Pemantauan
Lingkungan hidup (UPL);
7) Kebutuhan survai untuk Detailed Engineering Design (DED);
8) Estimasi biaya.

3. Periode Analisis dan Aspek yang Ditinjau

Periode analisis yang digunakan dalam studi kelayakan adalah 10 tahun, atau
sesuai dengan rencana tata ruang dari wilayah studi, dengan aspek yang ditinjau meliputi
:
a. Aspek teknis;
b. Aspek lingkungan dan keselamatan;
c. Aspek ekonomi;
d. Aspek lain-lain.

5. Kedudukan dan fungsi studi kelayakan

a. Kedudukan studi kelayakan


Studi kelayakan merupakan bagian akhir dari tahapan evaluasi kelayakan proyek,
untuk menindaklanjuti hasil proses seleksi proyek jalan dan jembatan dengan indikasi
kelayakan yang tinggi.
b. Fungsi studi kelayakan
Fungsi kegiatan studi kelayakan adalah untuk menilai tingkat kelayakan suatu
alinyemen pada koridor yang terpilih pada pra studi kelayakan, dan untuk
menajamkan analisis kelayakan bagi satu atau lebih alternatif solusi yang unggul.
Apabila tahapan pra studi kelayakan belum dilaksanakan, maka fungsi kegiatan untuk
mengidentifikasi alternatif solusi dengan menilai tingkat kelayakan, dan
membandingkan kinerja ekonomis suatu alternatif terhadap alternatif yang lain tetap
dilakukan.

III. Ketentuan Teknis

1. Formulasi Kebijakan Perencanaan

a. Kajian tentang kebijakan dan sasaran perencanaan


1) Kebijakan dan sasaran perencanaan umum dari proyek perlu diformulasikan
kembali.
2) Atas dasar kebijakan dan sasaran perencanaan perlu ditetapkan fungsi dan kelas
jalan, serta ketentuan parameter perencanaan jalan, seperti kecepatan rencana,
tingkat kinerja (level of performance) arus lalu-lintas, dan pembebanan jembatan.
3) Dengan adanya ketidakpastian dan resiko yang tinggi, dapat diusulkan untuk
melaksanakan pembangunan secara bertahap, dengan demikian ada peluang
untuk memodifikasi ketentuan perencanaan di paruh waktu.
4) Awal suatu proyek tidak harus berlangsung secepat mungkin, karena penundaan
dari awal suatu proyek biasanya dapat meningkatkan suatu manfaat proyek dalam
perhitungan kelayakan ekonomi.
b. Kajian tentang lingkungan dan tata ruang
1) Jalan dan lalu-lintas yang melewatinya, harus dapat diterima oleh lingkungan di
sekitarnya, baik pada waktu pengoperasian, maupun pada waktu pembangunan
dan pemeliharaan, misalnya :
a) Alternatif rute tidak melalui daerah konservasi;
b) Alternatif rute tidak menimbulkan dampak yang besar pada lingkungan sekitarnya;
c) Dampak sosial dan pengadaan tanah perlu untuk diantisipasi;
d) Identifikasi keperluan penyusunan UKL-UPL;
e) Mendukung tata ruang dari wilayah studi.
2) Berbagai aspek lingkungan akibat pelaksanaan jalan dan jembatan telah
teridentifikasi pada studi kelayakan, hasilnya perlu diformulasikan secara lebih
teliti atas dasar analisis data primer yang lebih rinci.
3) Biaya yang diperlukan untuk menanggulangi masalah lingkungan perlu
diidentifikasi dan dirinci, karena akan menjadi salah satu komponen biaya pada
analisis ekonomi.
4) Penilaian atas kesesuaian lahan/tanah dan tata guna lahan/tanah, serta rencana
pengembangan wilayah, harus dipenuhi dalam upaya menghasilkan rekomendasi
dan keputusan pembangunan jalan dan jembatan, selain itu, kaitannya dengan
pengadaan tanah yang tidak dapat terlepas dari adanya pertimbangan kesesuaian
lahan/tanah dan tata guna lahan/tanah yang telah dituangkan dan ditetapkan
dalam rencana umum tata ruang (RUTR).
5) Peran dari jalan harus mendukung tata guna lahan/tanah dari kawasan studi
secara efisien, di mana :
a) Jalan merupakan bagian dari sistem jaringan jalan yang tersusun dalam suatu
tingkatan hirarki;
b) Sistem jaringan jalan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem
transportasi di wilayah studi;
c) Sistem jaringan jalan dan tata guna lahan/tanah dari wilayah studi membentuk satu
sistem transportasi dan tata guna lahan/tanah yang efisien.
c. Kajian tentang pengadaan tanah
1) Pengadaan tanah merupakan langkah awal kegiatan pelaksanaan konstruksi jalan
dan jembatan, dalam pelaksanaannya tidak mudah dan membutuhkan waktu, serta
pelaksanaannya seringkali sangat merugikan masyarakat.
2) Lahan/tanah harus dapat dibebaskan sesuai dengan kebutuhan akan Rumija pada
alternatif solusi yang terpilih. Dalam pelaksanaannya, pengadaan tanah seringkali
melebihi Rumija yang direncanakan, karena adanya sedikit sisa lahan/tanah yang
terpaksa harus dibebaskan juga.
3) Luas Rumija yang dibutuhkan dan estimasi biaya pengadaan tanah menurut
klasifikasi lahan/tanah dan bangunan perlu dihitung, karena akan menjadi salah
satu komponen bagi perhitungan biaya proyek.
4) Pengadaan tanah harus sudah selesai pada tahap awal pelaksanaan konstruksi,
sehingga serah terima lapangan (site handover) kepada pihak kontraktor dapat
dilaksanakan.
5) Tanah yang diperuntukkan bagi proyek jalan dan jembatan dibebaskan melalui
mekanisme yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku dengan
mempertimbangkan kriteria/ faktor tata guna lahan/ tanah dan kesesuaian lahan/
tanah.
6) Kegiatan yang berpengaruh besar terhadap pengadaan tanah.
d. Formulasi alternatif solusi
1) Beberapa alternatif solusi yang potensial dari hasil studi kelayakan diformulasikan,
untuk dilakukan studi secara lebih teliti.
2) Alternatif solusi harus sudah memperhatikan karakteristik rancangan geometri,
sesuai dengan fungsi dan kelas jalan.
3) Alternatif solusi yang baik secara ekonomi adalah yang mempunyai biaya
transportasi total yang minimal.

2. Aspek teknis

a. Lalu-lintas
b. Topografi
c. Geometri
d. Perkembangan wilayah

3. Aspek lingkungan dan keselamatan

a. Lingkungan biologi
1) Pengaruh terhadap flora
2) Pengaruh terhadap fauna
b. Lingkungan fisika kimia
1) Tanah
2) Kualitas air
3) Polusi udara
4) Kebisingan dan vibrasi
c. Lingkungan sosial, ekonomi dan budaya
1) Kependudukan
2) Perubahan mata pencaharian;
3) Pengaruh terhadap kekerabatan;
4) Ganti kerugian dalam pengadaan tanah;
5) Keamanan;
6) Kesehatan masyarakat;
7) Pendidikan;
8) Cagar budaya dan peninggalan sejarah;
9) Estetika visual;
10) Perubahan pola interaksi.
d. Keselamatan jalan

4. Aspek ekonomi

a. Biaya-biaya proyek
1) Biaya pengadaan tanah
2) Biaya administrasi dan sertifikasi
3) Biaya Perancangan
4) Biaya konstruksi
5) Biaya supervisi
6) Komponen bukan biaya proyek
7) Nilai sisa konstruksi
b. Manfaat proyek
1) Penghematan biaya operasi kendaraan
2) Penghematan nilai waktu perjalanan
3) Penghematan biaya kecelakaan
4) Reduksi perhitungan total penghematan biaya
5) Pengembangan ekonomi (producer surplus dan consumer surplus)

5. Aspek lain-lain

Aspek lain-lain meliputi aspek non ekonomi yang dapat mempengaruhi kelayakan
proyek secara keseluruhan. Aspek-aspek ini dapat diperhitungkan pada waktu
menentukan rekomendasi akhir dari studi ini melalui suatu metoda multi kriteria.

6. Evaluasi kelayakan ekonomi

a. Gambaran umum evaluasi kelayakan ekonomi


b. Analisis benefit cost ratio (B/C-R)
c. Analisis net present value (NPV)
d. Analisis economic internal rate of return (EIRR)
e. Analisis first year rate of return (FYRR)
f. Analisis kepekaan (sensitivity analysis)

7. Pemilihan alternatif dan rekomendasi

Kelayakan proyek tidak hanya tergantung pada kelayakan ekonomi untuk


memperhitungkan aspek non ekonomi, ada beberapa metode yang dapat digunakan,
antara lain metode Multi Kriteria, metode Delphi, metode AHP (analytical hierarchy
process), dan lain-lain.

IV. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Konsultan diharuskan menyusun metodologi yang sesuai dengan kaidah teknis
dan lingkup kegiatan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran. Metodologi yang
dimaksud harus mencakup beberapa hal namun tidak terbatas pada :
1. Metodologi Pustaka dan Instansional;
2. Metodologi Survei;
3. Metodologi Analisis.

V. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini


diperkirakan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender atau 3 (tiga) bulan.

VI. STANDAR TEKNIS

Dalam hal melaksanakan Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jembatan


Madong Sei Nyirih terdapat referensi sebagai acuan, yaitu :
1. Pedoman Studi Kelayakan Proyek Jalan dan Jembatan, Pd T-19-2005-B
2. Pedoman Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Jalan, Pd T-20-2005-B
3. Pedoman Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, No. 08/BM/2005
4. Pedoman Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, No.
011/PW/2004
5. Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, No.
012/PW/2004
6. Pedoman Pemantauan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, No.
013/PW/2004
7. Pedoman Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan di Kawasan Hutan, No.
005/BTA/2006
8. Tata Cara Menyusun RPL dan RKL AMDAL Jalan Perkotaan, No. 07/T/BNKT/1991
9. Tata Cara Survey Lalu-lintas, No. 001/T/BNKT/1990
10. Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, SK-SNI T-22-1991-03
11. Standar Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan, RSNI T-14-2004
12. Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum,
Permen PU No. 10/PRT/M/2008
13. Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur, Pt T-01-2002-B
14. Petunjuk/ Tata Cara/ Standar lainnya yang berhubungan.

VII. LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan studi kelayakan berada di Kelurahan Kampung Bugis Kecamatan


Tanjungpinang Kota.

VIII. TENAGA AHLI, ASISTEN TENAGA AHLI, DAN TENAGA PENDUKUNG

1. Tenaga Ahli

Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini minimal memiliki sertifikat
sebagai tenaga Ahli Madya untuk Team Leader dan Ahli Muda untuk Tim Ahli lainnya,
yaitu :
N PENGALAMAN
POSISI PENDIDIKAN
O (Tahun)
Ahli Perencanaan Transportasi
1 S1 Teknik Sipil 9
(Team Leader)
2 Ahli Teknik Jalan S1 Teknik Sipil 5
3 Ahli Lalu-lintas S1 Teknik Sipil 5
4 Ahli Geodesi S1 Teknik Sipil/ Geodesi 5
5 Ahli Perencanaan Wilayah S1 Arsitektur 5
6 Ahli Ekonomi Transportasi S1 Teknik Sipil 5
7 Ahli Lingkungan S1 Teknik Sipil/ Lingkungan 5

Konsultan diharuskan membuat penjabaran tugas-tugas masing-masing tenaga


ahli sesuai dengan masa pelaksanaan dan biaya yang tersedia.

2. Asisten Tenaga Ahli

Dalam melakukan kegiatan, personil tenaga ahli dapat dibantu oleh asisten tenaga
ahli minimal S1 dengan pengalaman minimal 2 (dua tahun.

3. Tenaga Pendukung

a. Juru Gambar (Draftman / Drafter CAD)


Mempunyai pengalaman dalam bidang gambar teknik sipil khususnya jalan raya dan
jembatan minimal 2 tahun. Dapat bekerja dengan cepat dengan tingkat ketelitian
yang tinggi serta dapat mengoperasikan program Auto CAD (CAD profesional).
Mempunyai latar belakang pendidikan minimal Sekolah Lanjutan Atas yang
mempunyai keahlian khusus tambahan dalam bidang yang diperlukan. Draftman
bertanggung jawab atas pembuatan gambar-gambar yang dibutuhkan.
b. Surveyor
Mempunyai pengalaman dalam bidang survei teknik sipil khususnya jalan raya dan
jembatan minimal 2 tahun. Dapat bekerja dengan cepat dengan tingkat ketelitian
yang tinggi serta dapat mengoperasikan peralatan ukur digital. Mempunyai latar
belakang pendidikan minimal Sekolah Lanjutan Atas yang mempunyai keahlian
khusus tambahan dalam bidang yang diperlukan. Surveyor bertanggung jawab atas
survei dan pembuatan data-data ukur yang dibutuhkan.
c. Tenaga Kerja Lainnya
Supporting Staff adalah petugas administrasi perkantoran yang dibutuhkan dalam
menunjang pelaksanaan pekerjaan berpengalaman dalam bidang pekerjaan
masing-masing yang relevan dengan posisi bidang tugasnya minimal 2 tahun guna
mendapatkan hasil kerja yang maksimum. Supporting Staff dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Team Leader.

IX. KELUARAN

Keluaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya studi kelayakan dan pra rencana
teknis Pembangunan Jembatan Madong Sei Nyirih.

X. LAPORAN

1. Jenis Pelaporan
Jenis-jenis laporan yang harus diserahkan oleh Konsultan Kepada Pemberi Tugas
adalah :
a. Laporan pendahuluan
b. Laporan antara
c. Konsep laporan akhir
d. Laporan akhir
e. Ringkasan eksekutif.

2. Uraian Pelaporan

Contoh isi laporan Studi Kelayakan Rencana Pembangunan Jembatan Madong Sei
Nyirih sebagaimana Lampiran 1.

XI. Penutup

Demikian Kerangka Acuan Kerja Studi Kelayakan Rencana Pembangunan


Jembatan Madong Sei Nyirih ini dibuat dan disampaikan, agar dapat menjadi acuan
dalam pelaksanaan kegiatan.
Tanjungpinang, Mei 2013

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


KPA PPTK

AMRIALIS ZULKHAIRI, ST., M.Eng


NIP. 19620620 198609 1 009 NIP. 19720724 200604 1 006

Anda mungkin juga menyukai