PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gianyar merupakan salah satu kabupten di Bali yang sangat diminati oleh para
wisatawan. Tingkat kreativitas masyarakatnya yang tinggi membuat kabupaten
Gianyar dijuliki kota kreatif dan merupakan salah satu kota yang menjadi pusat
kesenian di Bali. Kreativitas yang tinggi membuat perekonomian masyarakatnya juga
meningkat seiring dengan makin bertambahnya wisatawan yang berkunjung. Hal ini
yang membuat kami ingin mengetahui apakah kratifitas yang tinggi itu juga
berdampak pada salah satu desa yaitu tepatnya desa Manukaya kecamatan Tampak
Siring kabupaten Gianyar. Desa Manukaya Gianyar ini dikenal dengan salah satu desa
yang memiliki nilai sejarah yang tinggi dengan beberapa peninggalan sejarah seperti
salah satunya adalah istana tampak siring dan beberapa peninggalan pura-pura yang
merupakan peninggalan nenek moyang yang menggambarkan bagaimana kehidupan
dimasa lampau. Istana Tampak Siring merupakan salah satu peninggalan sejarah yang
masih terawat sampai saat ini, konon katanya Istana Tampak Siring dijadikan sebagai
tempat persinggahan presiden-presiden Republik Indonesia dari masa presiden pertama
yaitu soekarno sampai saat ini. Demikian pula dengan pura-pura yang masih berdiri
kokoh sampai saat ini dan masih terawat dengan baik oleh masyarakat setempat.
Latar belakang munculnya nama desa Manukaya tidak muncul dengan serta
merta melainkan munculnya nama desa tersebut melalaui sebuah perjalanan sejarah
yang panjang. Nama Manu kaya muncul karena konon terdapat seorang raja yang
terdahulu bersembunyi didesa ini dan dengan kemampuanya beliau menyamar menjadi
ayam besar yang dikenal dengan istilah manukaya. Kemudian istilah manukaya atau
ayam besar ini dijadikan sebagai nama sebuah desa untuk mengenang sejarah yang
pernah terjadi didesa ini.
Desa Manukaya merupakan sebuah desa yang memiliki kondisi alam yang
masih alami yang sampai saat ini masih terjaga keasliannya. Desa Manukaya ini
1
memiliki tanah yang cukup subur yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian oleh
masyarakat, dengan udara yang masih segar dan pepohonan yang masih rimbun, air
sungai yang bersih dan alami tanpa terkontaminasi oleh sampah plastik. Kondisi ini
sangat berbanding terbalik dengan apa yang di pusat kota.
Bakti sosial pada kesempatan kali ini mengambil tempat di desa Manukaya,
tampaksiring Gianyar. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah observasi ke
rumah rumah penduduk. Dengan kondisi alam yang subur dan serta merupakan salah
satu tempat yang syarat akan sejarah yang membuat penulis ingin mengetahui
bagaimana keadaaan masyarakat didesa manukaya, selain itu penulis juga ingin
mengetahui bagaimana tingkat pendidikan, kondisi ekonomi, tingkat kesehatan, dan
fasilitas publik yang menunjang dalam pemenuhan kebutuhan serta mengetahui kondisi
kesehatan masyarakat yang ada di desa Manukaya. Untuk memenuhi hasrat
keingintahuan penulis serta memperoleh data seperti yang diinginnkan maka kami
melakukan observasi secara langsung kerumah-rumah penduduk di desa Manukaya
kecamatan Tampak Siring kabupaten Gianyar Bali.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimanakah sejarah dan profil dari desa Manukaya, Tampaksiring Gianyar?
2. Kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan selama Baksos di desa Manukaya,
Tampaksiring Gianyar?
3. Bagaimana kondisi masyarakat yang ada di desa Manukaya khususnya di Br.
Belahan, Br. Keranjangan, Br. Temen?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan laporan ini adalah untuk :
1. Mengetahui sejarah dan profil dari desa Manukaya, Tampaksiring Gianyar
2. Melaporkan Kegiatan yang telah dilaksanakan selama Baksos di desa Manukaya,
Tampaksiring Gianyar
2
3. Mengetahui kondisi masyarakat yang ada di desa Manukaya khususnya di Br.
Belahan, Br. Keranjangan, Br. Temen?
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang di peroleh dari pelaksanaan kegiatan baksos dan
penulisan laporan ini adalah.
1. Bagi Mahasiswa
a Mengembangkan pengetahuan mahasiswa mengenai penulisan karya ilmiah
berupa laporan kegiatan.
3
BAB II
LOKASI BAKSOS DAN JENIS KEGIATAN
A Lokasi Baksos
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bakti sosial (baksos) yang diadakan
oleh IKIP PGRI Bali pada tahun ini mengambil lokasi di desa Manukaya, Tampak
Siring Gianyar. Untuk itu perlu kita mengenal sejarah dan profil dari desa tersebut.
Berikut beberapa keterangan mengenai desa Manukaya, Tampak Siring Gianyar.
1. Letak Geografis
Desa Manukaya terdiri dari 12 dusun (dinas) dan sepuluh Desa Adat. Ke 13
dusun tersebut adalah : Dusun Manukaya Let, Dusun Manukaya Anyar, Dusun Tatag,
Dusun Bantas, Dusun Malet, Dusun Penempahan, Dusun Mancingan, Dusun
Penedengan, Dusun Basangambu, Dusun Belahan, Dusun Keranjangan dan Dusun
Temen. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut.
Sebelah utara : Dusun Susut (Kabupaten Bangli), sebelah timur : Desa Tiga
(Kabupaten Bangli), sebelah selatan : Desa Tampaksiring (Kabupaten Gianyar) dan
sebelah barat : Dusun Pupuan Tegalalang (Kabupaten Gianyar).
Desa Manukaya berlokasi satu kilometer dari ibu kota kecamatan, 18 kilometer
ke ibu kota kabupaten dan 35 kilometer ibukota propinsi. Waktu tempuh dari ibukota
kabupaten adalah 60 menit dan dari ibukota propinsi lebih kurang 1,5 jam.
Luas wilayah Desa Manukaya adalah 14,96 km2, yang terdiri atas 141,00
sawah, 871,75 tegalan (kebun), 6,97 pekarangan, keadaan fotografi Desa Manukaya
termasuk dataran tinggi 700-800 meter dari permukaan laut. Desa Manukaya memiliki
curah hujan 280 mm/tahun dengan suhu yang sedang.
Jalan-jalan yang menghubungkan banjar satu ke banjar yang lain tergolong baik
dan teraspal (pengerasan). Desa Manukaya dilalui oleh jalan negara khususnya Banjar
Basangambu sampai dengan Bajar Temen yang yang berbatasan dengan Kabupaten
4
Bangli. Desa Tampaksiring ke Desa Manukaya juga dihubungkan oleh jalan negara
yaitu menuju Istana Negara Tampaksiring, sehingga transportasi menjadi lancar.
5
rakyat di wilayah kekuasaannya untuk bersembahyang menyembah kepadanya. Atas
kelakuannya itu Bhatara Indra sangat marah. Beliau selanjutnya mengirim pasukannya
utuk membunuh Raja Mayadanawa.
Pada zaman itu, ada seorang pendeta bernama Mpu Sangkul Putih yang
memiliki kekuatan magis sangat sedih melihat keadaan ini. Kemudian Sang Empu
bersemadi di Pura Besakih untuk memohon kehadapan Tuhan agar mampu mengatasi
kekacauan dalam kehidupan masyarakat Bali, yang diakibatkan oleh
keangkuhan/kesombongan rajanya. Empu Sangkul Putih kemudian mendapat tuntunan
dari Hyang Mahadewa untuk pergi ke Jambu Dwipa (India) untuk minta bantuan
kepada Dewa Pasupati.
Diceritakan bahwa Dewa Indralah yang memimpin pasukan dari surga, dengan
persenjataan yang lengkap datang ke Bali. Dalam penyerangan itu, Citrasena dan
Citragada memimpin pasukan pada sayap kanan, dan Sang Jayantaka memimpin sayap
kiri sedangkan Gandarwa memimpin pasukan utama. Bhagawan Narada dikirim untuk
memata-matai istana Mayadanawa. Mayadenawa mengetahui krajaannya akan
diserang oleh pasukan Bhatara Indra melalui beberapa mata-mata yang disebarnya,
maka Mayadenawa mempersiapkan pasukannya untuk menghadapi serangan pasukan
dari surga. Perang yang mengerikan tidak terelakkan yang menyebabkan beberapa
korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Namun, karena pasukan Bhatara Indra lebih
kuat, akhirnya pasukan Mayadanawa melarikan diri dan meninggalkan rajanya dan
pembantunya yang bernama Sri Kala Wong. Karena menjelang petang perangpun
dihentikan.
Pada malam hari, saat pasukan dari surga tertidur lelap, Mayadanawa membuat
air beracun dekat tempat tidur tentara Dewa Indra. Ia meninggalkan tempat itu, dengan
berjalan dengan sisi kaki miring untuk menghilangkan jejak. Tempat itu akhirnya
disebut dengan Tampaksiring, yang berasal dari kata bahasa Bali yaitu Tampak yang
berarti Jejak dan siring yang berarti Miring / condong.
Pada keesokan harinya, pasukan dari surga bangun dari tidurnya dan minum air
yang dibuat oleh Mayadanawa. Akibatnya semua pasukan Dewa Indra itu
mati. Melihat semua pasukannya meninggal, Dewa Indra segera mencipta air dengan
6
menancapkan tombak ke tanah. Selanjutnya keluarlah air yang amat besar.
Para apsara minum dan mandi dengan senangnya. Bhatara Indra menggunakan air
ciptaannya itu untuk memerciki pasukannya yang telah meninggal. Merekapun hidup
kembali untuk melanjutkan peperangan dengan Mayadanawa. Bhatara Indra dan
pasukannya terus memburu Mayadanawa yang telah melarikan diri dengan
pembantunya. Dalam pelariannya itu ia mengubah dirinya menjadi Manuk
Raya (burung besar). Tempat itu sekarang dikenal dengan Desa Manukaya.
Mayadanawa tidak dapat mengatasi kesaktian Bhatara Indra. Ia mengubah
dirinya berkali-kali seperti menjadi buah timbul (sejenis sukun),
busung (janur), susuh, bidadari dan akhirnya menjadi batu. Tempat-tempat
Mayadanawa mengubah dirinya menjadi buah timbul sekarang disebut Desa Timbul.
Tempat ia mengubah dirinya menjadi busung (janur) disebut Desa Blusung. Desa
tempat ia merubah diri manjadi bidadari (mahluk kahyangan) disebut Desa Kendran.
Akhirnya Bhatara Indra dapat membunuh Mayadanawa darahnya mengaliri sungai
Petanu. Sungai itu dikutuknya jika airnya dipakai mengaliri sawah, padinya akan
tumbuh cepat tetapi saat dipanen, bulir-bulir padi itu mengeluarkan darah yang berbau
busuk. Kutukan itu akan berakhir dalam jangka waktu seribu tahun. Air sungai Petanu
tidak diperbolehkan untuk diminum, mandi dan irigasi, karena tercemar oleh darah
Mayadanawa
Kematian Raja Mayadanawa merupakan kemenangan kebaikan
(dharma) melawan kejahatan (adharma). Hari kemenangan itu dirayakan setiap enam
bulan (210 hari) sekali sebagai Hari Raya Galungan. Dengan kesaktian yang dimiliki
oleh Mayadanawa yang dapat mengubah dirinya menjadi berbagai benda, masyarakat
tidak gampang percaya bahwa Raja Mayadanawa itu benar-benar mati. Untuk
mengatasi rasa takut masyarakat, pernyataan resmi dibuat sepuluh hari kemudian yakni
pada Hari Raya Kuningan. Istilah Kuningan kemungkinan etimologinya dari kata
Nguningang yang berarti mengumumkan suatu agar diketahui oleh masyarakat luar.
Versi lain dari Galungan adalah penghormatan kepada roh leluhur yang turun
dari kahyangan ke mercapada (dunia ini). Kuningan adalah upacara penghormatan
untuk Mewali (kembali ke kahyangan). Masyarakat di Tampaksiring percaya
7
bahwa Tirtha Empul merupakan kemurahan khusus atau Paica yang diberikan oleh
Dewa Indra. Airnya dipercaya memiliki khasyat dapat menyembuhkan beberapa
penyakit baik medis (terutama penyakit kulit), yang digunakan dalam berbagai upacara
karena itu banyak masyarakat dari luar daerah itu memohon keselamatan.
Air Empul mengaliri Sungai Pakerisan. Sepajang aliran sungai itu, banyak ditemukan
peninggalan arkeologi (Purbakala).
B. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang dilaksanakan adalah berupa kegiatan bakti sosial. Bakti
sosial atau lebih dikenal dengan baksos ini merupakan, suatu kegiatan wujud dari
kepedulian atau rasa kemanusiaan terhadap sesama manusia. Dimana dengan adanya
kegiatan ini kita dapat merekatkan rasa kekerabatan kita terhadap orang lain. Pada
tahun ini kegiatan Baksos Mahasiswa FPMIPA IKIP PGRI Bali dilaksanakan di
lingkungan Br. Belahan, Br Keranjangan dan Br. Temen desa Manukaya, Tampak
Siring Gianyar.
Adapun rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan Baksos
Mahasiswa FPMIPA IKIP PGRI Bali adalah sebagai berikut
8
Tabel 2.1
Tabel Kegiatan Baksos
TANGGAL KEGIATAN
Persembahyangan Bersama Seluruh Peserta Baksos IKIP PGRI
BALI di Pura Tirta Empul
Pembukaan Bakti Sosial Di Wantilan Pura Tirta Empul
25 Juni 2015 Persiapan di SDN 6 Manukaya Dan Persembahyangan Bersama Di
Pura Jati Desa Manukaya Gianyar.
Penyuluhan Tentang Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Sekaa
Teruna Di Banjar Temen Desa Manukaya Gianyar
Penyerahan Bantuan Berupa Tempat Sampah, Alat Peraga
Pembelajaran dan Penyerahan Bingkisan Kepada Siswa Siswi SDN
6 Manukaya Gianyar.
Kerjabakti, Penanaman Pohon Upakara Perindangan Di Pura
26 Juni 2015 Peninjoan Br. Temen, Pura Jati, Lingkungan SD N 6 Manukaya,
Lingkungan Br. Keranjangan dan Br. Belahan
Observasi Dan Survey Di Lingkungan Br. Belahan, Br. Keranjangan
Dan Br. Temen Mengenai Kondisi Masyarakat Yang Ada Di Sana
Acara Spontanitas Mahasiswa dan Makan malam bersama
Persembahyangan dan Pembersihan Areal SDN 6 Manukaya
27 Juni 2015 Gianyar
Penutupan Baksos
BAB III
PEMBAHASAN
9
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Baksos Mahasiswa FPMIPA IKIP
PGRI Bali pada tahun ini dilaksanakan di lingkungan Desa Petang, Kabupaten Badung.
Selama kegiatan baksos tempat pemondokan bagi mahasiswa ditetapkan di SMA
Negeri 1 Petang yang berdekatan dengan Pura Desa dan Pura Puseh Desa Adat Petang.
Adapun kegiatan bakti sosial yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa di Desa Petang
Kabupaten Badung adalah sebagai berikut.
Persembahyangan bersama di Pura Desa dan Puseh di pimpin oleh Jero Mangku
Pura Desa dan Puseh.
10
ini mengambil tema Melalui Baksos Mahasiswa IKIP PGRI Bali, Kita Tingkatkan
Peduli Lingkungan Desa Menuju Desa Shanti lan Jagadhita.
Gambar 3.3
Acara Pembukaan Baksos Mahasiswa IKIP PGRI Bali 2015
Acara pembukaan Baksos Mahasiswa IKIP PGRI Bali diawali dengan laporan
Ketua Panitia Baksos Mahasiswa IKIP PGRI Bali tahun 2016. Dalam laporan tersebut
tercantumkan bahwa kegiatan baksos pada tahun 2016 kembali diadakan bedah rumah
sebanyak 2 rumah dan 2 renovasi rumah. Selain itu dalam kesempatan ini juga
dilaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan mata dan pembagian
kacamata plus dan minus gratis di SMP Negeri 1 Petang.
11
Desa Petang, dilaksanakan kegiatan penanaman pohon yang dilakukan di sekitar areal
Pura Desa Petang.
Gambar 3.4
Penyematan Name Tag dalam acara Pembukaan Baksos
Gambar 3.5
Penyerahan Bantuan Bedah Rumah
12
Gambar 3.6
Penanaman Pohon Oleh Rektor IKIP PGRI Bali
13
Setelah kegiatan pembukaan mahasiswa dipersilahkan untuk menikmati snack
yang telah disediakan panitia sebelum menuju lokasi baksos yang telah di tentukan.
Acara pembukaan dihadiri oleh beberapa perangkat desa/dusun di wilayah Petang.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada Baksos tahun ini FPMIPA IKIP
PGRI Bali mendapat tempat di SMAN 1 Petang. SMAN 1 Petang merupakan lokasi
pemondokan mahasiswa selama kegiatan baksos berlangsung. Lokasi dari SMAN 1
Petang cukup strategis yaitu terletak di Lingkungan yang berdekatan dengan Pura Desa
dan tidak terlalu jauh dari lokasi baksos lainnya
Gambar 3.7
Mahasiswa berkumpul setibanya di SD No. 6 untuk melakukan persiapan
14
4. Penanaman Pohon Manggis dan Tanaman Upakara Di SMA Negeri 1 Petang
Pada hari kedua di Desa Petang tepatnya di SMA Negeri 1 Petang, kegiatan
dilanjutkan dengan penanaman pohon manggis dan tanaman upakara di areal sekolah.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa FPMIPA IKIP PGRI Bali. Dengan kegiatan
penanaman pohon ini mempererat tali persaudaraan mahasiswa antara civitas FPMIPA
Gambar 3.9
Penyuluhan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba oleh KPA Provinsi Bali
Pada tanggal 18 Juni 2016, kegiatan bakti sosial dilakukan dengan persiapan di
lapangan upacara SMAN 1 Petang. Kegiatan bakti sosial yang pertama pada hari
tersebut adalah melaksanakan bakti sosial berupa penyerahan bantuan berupa alat
peraga pembelajaran dan penyerahan bingkisan berupa alat tulis dan buku kepada
siswa-siswi SDN 1 Petang. Penyerahan Bantuan ini diwakilkan oleh kelompok 7 dan
17
Gambar 3.10
15
Pembukaan Bakti Sosial di SDN 6 Manukaya
Acara tersebut dipandu oleh Dr. I Wayan Eka Mahendra, S.Pd., M.Pd., dan di
buka dengan sambutan dari ibu Dra. Ni Nyoman Parmithi, M.M. selaku Dekan
FPMIPA IKIP PGRI Bali. Pada puncak acara tersebut dilaksanakan penyerahan
bantuan berupa alat peraga untuk media penunjang pembelajaran di SDN 1 Petang.
Alat peraga diserahkan secara langsung dari pihak Fakultas kepada Pihak SDN 1
Petang. Penyerahan bantuan kepada perwakilan siswa dan siswi SDN 1 Petang berupa
alat tulis dan buku diserahkan secara langsung juga kepada siswa dan siswi yang hadir.
Gambar 3.11
Penyerahan Bantuan Alat Peraga Pembelajaran Kepada Pihak SD No. 6
16
Gambar 3.12
Penyerahan Bantuan Alat Tulis dan Buku kepada Siswa dan Siswi SD No. 6
17
Kegiatan bakti sosial kembali dilanjutkan dengan mengadakan kerja bakti di
SMAN 1 Petang. Kelompok baksos dibentuk menjadi beberapa kelompok besar yang
nantinya akan bertugas di masing masing wilayah yang telah ditentukan. Untuk
kelompok kami, Kelompok 2 Pendidikan Matematika mendapat tugas melaksanakan
kerja bakti di lingkungan Br. Keranjangan, tepatnya di SDN 6 Manukaya dan areal
Pura Jati.
Untuk kegiatan awal kerja bakti kami, bersama kelompok yang lainnya bersama
sama melakukan peghijauan di areal sekolah, dengan menanam beberapa jenis
tanaman. Selain itu kegiatan juga dilanjutkan dengan merapikan areal bekas
pembangunan gedung sekolah baru dengan merapikan batu bata yang berserakan.
18
Setelah selesai melakukan kerja bakti di areal SD No. 6, kerja bakti dilanjutkan
dengan melakukan pembersihan di sekitar areal Pura Jati. Disana kita melakukan
pembersihan berupa memangkas rumput liar, menyapu dan kembali melakukan
penanaman pohon.
Gambar 3.15
Kerja Bakti Di Lingkungan Sekitar Pura Jati
19
7. Observasi Di Lingkungan Br. Belahan, Br. Keranjangan dan Br. Temen
Mengenai Kondisi Penduduk Di Masing-Masing Wilayah Banjar
a. Persiapan
Sebelum pelaksanaan observasi, dilaksanakan persiapan dalam bentuk diskusi
kelompok untuk menyiapkan alat / instrumen observasi. Untuk instrumen observasi
Kelompok II Pendidikan Matematika terlampir pada lampiran 2 nomor A.
Gambar 3.16
Diskusi Kelompok Sebelum Pelaksanaan Organisasi
20
b. Pelaksanaan
Kegiatan observasi di Lingkungan Br. Temen Desa Manukaya dilaksanakan
oleh 5 Kelompok yang berasal dari Jurusan Pendidikan Matematika IKIP PGRI Bali.
Berdasarkan keterangan dari kelian adat Br. Temen, terdapat 115 rumah dengan
berbagai variasi jumlah KK dalam satu rumah. Observasi dilakukan dengan membagi
wilayang Br. Taman menjadi 2 wilayah tugas. Untuk wilayah 1 yaitu di sekitar Br.
Temen dimulai dari batas Pura Peninjoan Hingga perbatasan di sebelah Selatan. Dan
untuk wilayah 2 dimulai dari perbatasan Kabupaten Gianyar dengan Kabupaten Bangli
hingga batas Br. Temen dengan Br. Keranjangan.
Gambar 3.17
Observasi di Br. Temen Desa Manukaya Gianyar
21
Kegiatan observasi dilaksanakan secara langsung yaitu dengan mendatangi tiap
rumah di wilayah observasi dan melaksanakan pendataan terhadap kepala keluarga
dalam 1 rumah menggunakan bantuan instrumen observasi sehingga diperoleh
informasi yang diperlukan.
c. Hasil Kegiatan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Br. Temen Desa Manukaya
Gianyar, diperoleh data sebanyak 54 rumah dengan 63 kepala keluarga (lampiran 2
poin B). Berikut akan disajikan hasil perolehan data observasi di Br. Temen Desa
Manukaya Gianyar.
22
Jumlah Anggota Dalam 1
No Frekuensi
KK
1 2 orang 3
2 3 orang 17
3 4 orang 23
4 5 orang 15
5 6 orang 5
Total 63
Dari Tabel tersebut dapat kita gambarkan kembali kedalam bentuk Diagram
Batang yaitu sebagai berikut
25
20
15
Frekuensi
10
0
2 orang 3 orang 4 orang 5 orang 6 orang
Gambar 3.18 Diagram Batang Jumlah Anggota Keluarga dalam Satu Keluarga
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa dari data 63 KK yang telah diobservasi:
23
Tabel 3.2 Usia Penduduk
Br. Temen Desa Manukaya Gianyar tahun 2015
Dari Data tersebut dapat kita gambarkan kembali kedalam bentuk Histogram
yaitu sebagai berikut
50
0-8
45
40 9 - 17
35 18 - 26
30 27 - 35
25
36 - 44
20
45 - 53
15
10 54 - 62
5 63 - 71
0 72 - 80
0 8, 17, 26, 35, 44, 53, 62, 71, 80, 89,
24
b) sebanyak 56,4% penduduk merupakan penduduk usia produktif, 32,8%
merupakan usia sekolah dan sisanya merupakan usia lanjut.
2) Karakteristik Rumah
Hal yang diperhatikan dalam aspek ini adalah kondisi atau keadaan rumah
dengan mempertimbangkan kelayakan tempat tinggal berdasarkan pengamatan.
Untuk kategori kelayakan dibagi menjadi 4 bagian yaitu Tidak Layak Huni (TLH),
Cukup Layak Huni (CLH), Layak Huni (LH), Sangat Layak Huni (SLH). Berikut
ditampilkan perolehan data kondisi rumah penduduk.
Kondisi
No Jumlah KK
Rumah
1 TLH 8
2 CLH 12
3 LH 37
4 SLH 6
Total 63
Dari Tabel tersebut dapat kita gambarkan kembali kedalam bentuk Diagram
Batang yaitu sebagai berikut
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Tidak Layak Cukup Layak Sangat Layak
Layak Huni
Huni Huni Huni
JUMLAH 8 12 37 6
25
Berdasarkan Diagram Batang tersebut, diperoleh beberapa keterangan
mengenai kondisi rumah penduduk Br. Temen, Desa Manukaya Gianyar yaitu sebagai
berikut.
1) Dari 63 KK yang diobservasi sebanyak 8 Keluarga memiliki kondisi bangunan
yang tidak layakhuni, 12 keluarga memiliki rumah yang cukup layak huni,
sebanyak 37 keluarga layak huni ,dan hanya sekitar 6 Keluarga yg memiliki rumah
dengan kondisi yang sangat baik.
2) Ada sekitar 87,03% Kepala Keluarga yang telah memiliki tempat tinggal yang
dapat dihuni dengan layak.
3) Terdapat sekitar 12,07% penduduk yang telah diobservasi tinggal di kondisi rumah
yang tidak layak huni.
3) Akses ke fasilitas
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dalam segi keterjangkauan
fasilitas pemerintah seperti SPBU dan Pasar Tradisional, menurut penduduk dirasa
masih kurang terjangkau. Jarak yang di tempuh untuk menuju fasilitas tersebut
dirasa begitu jauh. Sehingga dalam memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan bakar
kendaraan penduduk lebih dominan untuk membelinya di warung-warung terdekat
dan pengecer bensin. Namun dalam kondisi tertentu penduduk juga sangat
memerlukan adanya Pasar Tradisional dan SPBU yang dapat dijangkau dengan
mudah.
Dalam menjangkau fasilitas fasilitas umum yang terdapat di desa manukaya,
alat transportasi yang digunakan penduduk Br. Temen cukup bervariasi.
Diantaranya adalah sepeda, sepeda motor dan mobil. Ada juga yang menggunakan
sepeda dan sepeda motor, sepeda motor dan mobil serta ada yang tidak
menggunakan atau tidak memiliki alat transportasi. Untuk alat transportasi warga
Br Temen yang telah diobservasi akan di tampilkan dalam tabel berikut.
26
Jumlah
No Kendaraan
KK
Tidak
1 6
menggunakan
2 Sepeda 3
3 Sepeda Motor 57
4 Mobil 5
Total 71
50
40
30
20
10
0
Tidak
Sepeda Sepeda Motor Mobil
menggunakan
Jumlah KK 6 3 57 5
27
4) Pengeluaran atau Konsumsi
Observasi mengenai pengeluaran atau konsumsi selama sebulan dinyatakan
dalam tabel berikut
Penghasilan
No Frekuensi
dalam Ribu
1 450 - 975 30
2 976 - 1501 20
3 1502 - 2027 6
4 2028 - 2553 3
5 2554 - 3080 3
6 3081 - 3606 0
7 3607 - 4132 1
JML 63
Frekuensi
35 450 - 975
30 976 - 1501
25 1502 - 2027
20
2028 - 2553
15
2554 - 3080
10
3081 - 3606
5
3607 - 4132
0
449,5 975,5 1501,5 2027,5 2553,5 3080,5 3606,5 4132,5
28
Berdasarkan Histogram tersebut, diperoleh beberapa keterangan mengenai
pengeluaran dalam satu bulan warga Br. Temen, Desa Manukaya Gianyar yaitu sebagai
berikut.
1) Rata-rata pengeluarah atau konsumsi penduduk sebesar Rp 1.190.079,37
2) Pengeluaran terbesar dalam sebulan sebesar Rp. 4.100.000,00 dan terendah
sebesar Rp. 450.000,00
5) Pendidikan
Berdasarkan hasil observasi mengenai tingkat pendidikan terakhir penduduk,
diperoleh data sebagai berikut.
N0 PENDIDIKAN FREKUENSI
1 Tidak Sekolah 22
2 TK 3
3 SD 89
4 SMP 49
5 SMA 50
TOTAL 213
29
Dari Tabel tersebut Kemudian digambarkan kembali kedalam bentuk Diagram
Batang yaitu sebagai berikut
90
80
70
60
50
40 FREKUENSI
30
20
10
0
Tidak TK SD SMP SMA
Sekolah
30
Pada kesuburan kami memberikan suatu penilaian berdasarkan atas jumlah
anak dengan kategori keluarga yang tidak memiliki anak atau paling sedikit satu
dikatekorikan sebagai keluarga dengan tingkat kesuburan rendah (R), keluarga yang
memiliki 2 anak dikatekorikan sebagai keluarga dengan tingkat kesuburan sedang (SD)
dan keluarga yang memiliki 3 anak atau lebih dikatekorikan sebagai keluarga dengan
tingkat kesuburan tinggi (T). Berikut ditampilkan data tingkat kesuburan warga Br.
Temen Desa Manukaya Gianyar pada tahun 2015.
Tingkat
No Jumlah KK
Kesuburan
1 Rendah 20
2 Sedang 26
3 Tinggi 17
Total 63
30
25
20
15
10
0
Rendah Sedang Tinggi
Jumlah KK 20 26 17
31
Sekitar 20 responden memiliki tingkat keruburan rendah, 26 responden
memiliki tingkat kesuburan sedang, dan 17 responden memiliki kesuburan yang
tinggi.
Untuk kelahiran yang kami jadikan sebagai standar penilaian adalah kondisi
anak ketika lahir. Dari hasil yang diperoleh hanya 1 orang responden yang memiliki
kelahiran yang tidak normal yaitu dari keluarga I Made Mare. Sedangkan 62
responden lainnya mengaku memiliki kelahiran yang normal.
7) Pekerjaan Penduduk
Hasil observasi menunjukan jenis pekerjaan yang menjadi mata pencaharian
warga Br. Temen Desa Manukaya Gianyar adalah Pengrajin, Buruh, Pedagang,
Wiraswasta, Pegawai, Guru, Petani, Berkebun, Kadus, Agro Wisata, dan Peternak.
Berikut disajikan data hasil observasi dalam bentuk tabel.
32
Total 125
33
35
30 25
25
20 14 15
13
15 10
10 5 4
2 3
5 1
0
Jumlah
33
Gianyar adalah kopi, pisang, cengkeh, kelapa, pepaya dan durian. Berikut ditampilkan
data perkebunan di Br. Temen Desa Manukaya Gianyar
14
12
10
8
Jumlah KK
6
0
Kopi Pisang Cengkeh Kelapa Pepaya Durian
34
a) Perkebunan pisang merupakan perkebunan yang paling banyak di Br. Temen
b) Dari 63 KK yang disurvei sekitar 17,7% berkebun kopi, 20,6% berkebun pisang,
4,8% berkebun cengkeh, 15,9% berkebun kelapa, 1,6% berkebun pepaya dan 6,3%
berkebun durian.
25
20
15
Jumlah KK
10
0
Ayam Babi Sapi Banteng
35
a) Beternak ayam merupakan jenis peternakan yang paling banyak di Br. Temen.
b) Dari 63 KK yang disurvei sekitar 33,3% beternak Ayam, 28,6% beternak babi,
31,7% beternak sapi, dan 1,6% beternak banteng.
No Jenis Jumlah KK
1 Transfer 0
2 Pinjaman 41
3 Tabungan 15
Total 56
36
45
40
35
30
25
20 Jumlah KK
15
10
0
Transfer Pinjaman Tabungan
Gambar 3.29
Acara Spontanitas Mahasiswa
37
Berbagai kritikan dan saran yang membangun menambah suasana diskusi
semakin hangat. Beberapa kritik tajam seperti masalah nilai dan pelaksanaan
perkuliahan menjadi topik dalam acara tersebut. Salah satu mahasiswa yang
berpartisipasi adalah Pande Ketut Agus Dharma Suta. Mahasiswa pendidikan
matematika ini mengkritik berbagai permasalahan perkuliahan yang terjadi di IKIP
PGRI Bali khususnya di FPMIPA. Perkuliahan yang tidak efektif ketika
menggabungkan 2 kelompok kelas dengan anggota yang banyak dalam satu
perkuliahan, penulisan kartu rencana studi yang masih dinilai primitif karena masih
menulis di lembaran kertas yang menyusahkan mahasiswa. Namun selain kritik Pande
juga menyampaikan saran yang membangun untuk peningkatan kualitas pelayanan di
FPMIPA IKIP PGRI Bali. Seperti meminta agar di berlakukannya KRS online sesegera
mungkin. Ini akan lebih memudahkan mahasiswa dalam merencanakan studinya
kemudian masalah keterlambatan nilai dan masalah IP kumulatif dapat diatasi. Selain
itu Pande menyarankan agar peningkatan kualitas di dalam pembelajaran
Microteaching. Hal itu dirasa penting mengingat Microteaching merupakan suatu mata
kuliah yang mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun langsung ke dunia pendidikan
yang sebenarnya.
Gambar 3.30
Kegiatan Berkumpul Bersama dan Makan Malam
38
9. Persembahyangan dan Pembersihan Areal SDN 6 Manukaya Gianyar
Pada hari terakhir di Desa Manukaya, Sebelum penutupan baksos para peserta
baksos melaksanakan pembersihan areal SDN 6 Manukaya. Dimulai dari ruangan
tempat beristirahat, membersihkan areal lapangan upacara bendera hingga
mengumpulkan perlengkapan baksos yang hendak di bawa kembali dan yang akan di
sumbangkan. Beberapa perlengkapan baksos seperti ember, sapu dan kantong sampah
disumbangkan kepada pihak SDN 6 Manukaya yang diharapkan nantinya dapat
membantu di dalam menjaga kebersiha areal sekolah.
Setelah selesai, mahasiswa diperkenankan untuk melaksanakan
persembahyangan sebelum kembali lagi ke rumah masing masing.
39
B. Manfaat Kegiatan Bakti Sosial FPMIPA IKIP PGRI Bali
Bakti Sosial Mahasiswa IKIP PGRI Bali merupakan kegiatan rutin yang
dilaksanakan tiap tahunnya. Bahkan sudah menjadi salah satu mata kuliah yang wajib
diikuti oleh mahasiswa semester 6. Bakti sosial juga merupakan suatu media bagi
institut untuk melaksanakan pengabdian terhadap masyarakat disamping
memperkenalkan institut ke luar daerah.
Sesuai dengan namanya, secara umum Bakti Sosial Mahasiswa IKIP PGRI Bali
bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai sarana
aktualisasi diri mahasiswa untuk membantu sesama, memberi motivasi kepada
masyarakat tentang pentingnya kesadaran dalam meningkatkan wawasan dan
mempererat hubungan kekeluargaan antara mahasiswa dengan masyarakat.
40
Manfaat Untuk Mahasiswa
C. Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan Bakti Sosial FPMIPA IKIP PGRI Bali
Adapun kelebihan dan kekurangan kegiatan bakti sosial FPMIPA IKIP PGRI
Bali adalah sebagai berikut.
1. Kebihan
Lokasi Baksos cukup terjangkau oleh mahasiswa sehingga memungkinkan
mahasiswa untuk menggunakan kendaraan pribadi.
Untuk MCK, warga setempat dengan tangan terbuka memberikan ijin kepda
mahasiswa untuk mempergunakan kamar mandinya.
Untuk konsumsi cukup terorganisir dengan baik, tidak ada mahasiswa yang
kelaparan.
Kegiatan baksos mengambil cukup banyak wilayah yaitu meliputi lingkungan
Br. Belahan, Keranjangan dan Temen.
Pada Baksos kali ini sudah melaksanakan bedah rumah pada 3 KK dan
pelayanan kesehatan mata gratis di Puskesmas Tampaksiring beserta
pelaksanaan Workshop PTK/PTBK di SDN 5 Manukaya
2. Kekurangan
a Dari segi waktu pelaksanaan
41
Kegiatan yang direncanakan masih tidak tepat waktu atau tudak sesuai
rencana
Kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan selama tiga hari dua malam dirasa
masih terlalu singkat.
b Dari segi rancangan kegiatan,
Kegiatan masih belum menekankan pada kemampuan mahasiswa dalam
mengajar
Kurangnya persiapan dari pihak panitia menyebabkan lembar susunan acara
yang diberikan sebagai pegangan mahasiswa tidak tersusun dengan baik dan
terjadi banyak kesalahan pengetikan sehingga membingungkan mahasiswa
Kegiatan observasi yang dilakukan masih kurang pengarahan mengenai
sistem pelaksanaannya.
Beberapa kegiatan kurang terlaksana dengan baik seperti kegiatan spontanitas
mahasiswa yang masih perlu ditingkatkan lagi kualitasnya.
42
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah di sampaikan pada bab sebelumnya maka
dapat disimpulkan bahwa.
1. Lokasi Baksos Mahasiswa IKIP PGRI Bali adalah Desa Manukaya kecamatan
Tampaksiring Gianyar, untuk pembagian lokasi baksos FPMIPA adalah
Lingkungan Br. Belahan, Br. Keranjangan dan Br. Temen.
2. Desa Manukaya berlokasi satu kilometer dari ibu kota kecamatan, 18 kilometer ke
ibu kota kabupaten dan 35 kilometer ibukota propinsi. Waktu tempuh dari ibukota
kabupaten adalah 60 menit dan dari ibukota propinsi lebih kurang 1,5 jam.
3. Menurut sejarah, Nama Manu kaya muncul karena konon terdapat seorang raja
yang terdahulu bersembunyi didesa ini dan dengan kemampuanya beliau
menyamar menjadi ayam besar yang dikenal dengan istilah manukaya. Kemudian
istilah manukaya atau ayam besar ini dijadikan sebagai nama sebuah desa untuk
mengenang sejarah yang pernah terjadi didesa ini
4. Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Kelompok 2 Pendidikan Matematika pada
Baksos FPMIPA IKIP PGRI Bali adalah
a. Persembahyangan bersama di pura tirta empul
b. Pembukaan bakti sosial di wantilan pura tirta empul
c. Persiapan di SDN 6 Manukaya dan persembahyangan bersama di Pura Jati.
d. Mengikuti penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba bagi Sekaa
Teruna Di Banjar Temen
e. Penyerahan bantuan berupa alat peraga pembelajaran dan penyerahan
bingkisan kepada siswa siswi SDN 6 Manukaya Gianyar.
f. Kerjabakti di lingkungan Br. Keranjangan khususnya di SD No.6 Manukaya
dan sekitar areal Pura Jati
g. Observasi dan Survey di lingkungan Br. Temen mengenai kondisi masyarakat
yang ada di sana
43
h. Acara spontanitas mahasiswa dan makan malam bersama
i. Persembahyangan dan Pembersihan Areal SDN 6 Manukaya Gianyar
j. Penutupan Baksos
5. Pada hasil observasi yang di lakukan dapat disimpulkan beberapa hal mengenai
kondisi atau keadaan penduduk di Desa Manukaya khususnya di Lingkungan Br.
Temen, yaitu sebagai berikut.
a. Informasi rumah tangga
1) Rata-rata setiap kk beranggotakan 4 orang anggota keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu dan 2 orang anak
2) Paling banyak 1 KK beranggotakan 6 orang anggota keluarga dan paling
sedikit 1 KK beranggotakan 2 orang anggota keluarga.
3) Dari 250 orang yang telah diobservasi atau didata terlihat bahwa sebanyak
56,4% penduduk merupakan penduduk usia produktif, 32,8% merupakan
usia sekolah dan sisanya merupakan usia lanjut.
b. Karakteristik rumah
1) Dari 63 KK yang diobservasi sebanyak 8 Keluarga memiliki kondisi
bangunan yang tidak layakhuni, 12 keluarga memiliki rumah yang cukup
layak huni, sebanyak 37 keluarga layak huni ,dan hanya sekitar 6 Keluarga
yg memiliki rumah dengan kondisi yang sangat baik.
2) Ada sekitar 87,03% Kepala Keluarga yang telah memiliki tempat tinggal
yang dapat dihuni dengan layak.
3) Terdapat sekitar 12,07% penduduk yang telah diobservasi tinggal di
kondisi rumah yang tidak layak huni.
c. Akses ke fasilitas
1) SPBU dan Pasar tradisional kurang terjangkau warga Br. Temen Desa
Manukaya Gianyar
2) Dari 63 Kepala Keluarga yang diobservasi, terdapat 3 keluarga yang
menggunakan alat transportasi berupa sepeda, 57 keluarga menggunakan
sepeda motor dan 5 keluarga menggunakan mobil.
44
3) Jenis Alat transportasi yang paling banyak dimiliki warga adalah sepeda
motor dengan jumlah KK sebanyak 57 keluarga dan yang paling sedikit
adalah sepeda.
4) Sekitar 9,52% warga tidak menggunakan atau tidak memiliki alat
transportasi
5) Hanya sekitar 7,94% warga yang memiliki kendaraan mobil.
d. Konsimsi atau pengeluaran
1) Rata-rata pengeluarah atau konsumsi penduduk sebesar Rp 1.190.079,37
2) Pengeluaran terbesar dalam sebulan sebesar Rp. 4.100.000,00 dan
terendah sebesar Rp. 450.000,00
e. Pendidikan
1) Sekitar 22 penduduk atau sekitar 10% responden mengaku tidak pernah
mengenyam pendidikan.
2) Sebanyak 1% masih mengenyam pendidikan anak usia dini (TK)
3) Sekitar 42% merupakan responden yang masih bersekolah di tingkat SD
dan tamatan SD yang tidak melanjutkan ketingkat selanjutnya
4) Kemudian sisanya adalah sekitar 23% dan 23,47% mengenyam
pendidikan SMP dan SMA.
5) Tingkat pendidikan tertinggi warga yang telah diobservasi adalah tingkat
SMA dan terendah adalah TK
f. Kesuburan dan kelahiran
1) Sekitar 20 responden memiliki tingkat keruburan rendah, 26 responden
memiliki tingkat kesuburan sedang, dan 17 responden memiliki
kesuburan yang tinggi.
2) Untuk kelahiran yang kami jadikan sebagai standar penilaian adalah
kondisi anak ketika lahir. Dari hasil yang diperoleh hanya 1 orang
responden yang memiliki kelahiran yang tidak normal yaitu dari keluarga
I Made Mare. Sedangkan 62 responden lainnya mengaku memiliki
kelahiran yang normal.
g. Pekerjaan
45
1) Dari 125 penduduk yang bekerja, 30 orang bekerja sebagai Pengrajin, 14
orang berprofesi sebagai Buruh, 15 orang menjadi Pedagang, 13 orang
sebagai Wiraswasta, 10 orang sebagai Pegawai, 2 orang sebagai Guru, 25
Petani, 5 orang Berkebun, 3 orang sebagai karyawan Agro Wisata, 4
orang sebagai Peternak dan sisanya Kadus,
2) Jenis profesi yang paling banyak digeluti penduduk adalah sebagai
pengrajin yaitu sebesar 26,4%.
h. Perkebunan dan Peternakan
1) Perkebunan pisang merupakan perkebunan yang paling banyak di Br.
Temen
2) Dari 63 KK yang disurvei sekitar 17,7% berkebun kopi, 20,6% berkebun
pisang, 4,8% berkebun cengkeh, 15,9% berkebun kelapa, 1,6% berkebun
pepaya dan 6,3% berkebun durian.
3) Beternak ayam merupakan jenis peternakan yang paling banyak di Br.
Temen.
4) Dari 63 KK yang disurvei sekitar 33,3% beternak Ayam, 28,6% beternak
babi, 31,7% beternak sapi, dan 1,6% beternak banteng.
i. Sehingga diperoleh keterangan sebagai berikut.
1) Tidak ada penduduk yang menggunakan jasa layanan trasfer
2) Sebanyak 41 penduduk memiliki pinjaman.
3) Sebanyak 15 penduduk memiliki rekening tabungan.
B. Saran
Baksos merupakan, suatu kegiatan wujud dari kepedulian atau rasa
kemanusiaan terhadap sesama manusia. Dimana dengan adanya kegiatan ini kita dapat
merekatkan rasa kekerabatan kita terhadap orang lain. Untuk itu kegiatan ini perlu
ditingkatkan lagi agar pelaksanaannya dapat terealisasikan dengan baik. Berikut adalah
beberapa saran atau masukan yang membangun agar pelaksanaan Baksos Mahasiswa
IKIP PGRI Bali dapat lebih di tingkatkan lagi.
46
Ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan sebaiknya ditingkatkan lagi mengingat
banyak acara yang tidak berjalan sesuai dengan rencana kegiatan
Penambahan rentang waktu baksos sebaiknya segera direalisasikan agar
kegiatan baksos dirasa berkesan sehingga baksos tidak dipandang sebagai
kegiatan untuk mencari sertifikat sebagai syarat kelulusan semata.
Kegiatan kegiatan yang menekankan keahlian mahasiswa dalam mengajar
perlu diadakan semisalnya mengajar membaca untuk yang mengalami buta
aksara, dan berhitung,
Dari segi persiapan pelaksanaan baik dari para mahasiswa dan pihak panitia
perlu ditingkatkan agar kedepannya kegiatan baksos menjadi lebih baik lagi
Kegiatan juga perlu lebih diorientasikan pada kegiatan yang mendidik
masyarakat agar secara mandiri mampu meningkatkan kualitas kesehatan,
perekonomian dan pendidikan yang ada di desanya.
Penghasilan
No Frekuensi
dalam Juta
1 1-2 2
2 2,1 3,1 5
3 3,2 4,2 3
4 4,3 5,3 1
5 5,4 6,4 3
Jumlah 15
47
Chart Title
6
1,0-2,0 2
Frekuensi
35 450 - 975
30 976 - 1501
25 1502 - 2027
20
2028 - 2553
15
2554 - 3080
10
3081 - 3606
5
3607 - 4132
0
449,5 975,5 1501,5 2027,5 2553,5 3080,5 3606,5 4132,5
48
4) Pengeluaran terbesar dalam sebulan sebesar Rp. 4.100.000,00 dan terendah
sebesar Rp. 450.000,00
49