Anda di halaman 1dari 2

A.

Patogenesis
Candida adalah patogen oportunistik yang dapat menyebabkan infeksi diseminata pada tuan rumah
dengan pertahanan imunitas yang lemah. Tidak ada faktor patogenik pasti untuk Candida, namun
terdapat beberapa faktor virulensi yang mempengaruhi kemampuannya dalam menginfeksi.
Kombinasi dari faktor ini akan mempengaruhi sistem pertahanan tuan rumah. Dipostulasikan
bahwa patogenesis dari KVV/KVVR adalah interaksi kompleks antara virulensi Candida dan
faktor imunologi.
1. Germ tube formation sebagai faktor virulensi
Beberapa faktor virulensi untuk KVVR antara lain :Germ tube formation (GTF) dianggap
sebagai faktor patogenikutama dari KVV/KVVR, merupakan hal yang penting dalam
perlekatan Candida ke permukaan mukosa dan kemampuannya dalam
menginvasi. C.albicans mempunyai kemampuan lebih hebat dalam berlekat dengan sel epitel
dibandingkan strain non-albicans seperti C.tropicalis, C.krusei dan C.parapsilosis. Ini dapat
menjelaskan mengapa strain non-albicans jarang menyebabkan KVVR. Pada pemeriksaan
mikroskop elektron secara in vivo dan in vitro terlihat bahwa C.albicans setelah pembentukan
hifa dan GTF akan berpenetrasi ke dalam lapisan yang dalam dari stratum dan stroma sel epitel.
Setelah organisme menginvasi mukosa, ia akan dilindungi dari terjadinya fagositosis dan dari
mekanisme pertahanan imunitasserta aktivitas agen antijamur. Pada beberapa lokasi, yeast akan
membentuk tempat untuk terjadinya rekurensi.
Fagositosis dianggap sebagai faktor pertahanan penting dalam infeksi Candida. Uji in
vitro menyatakan bahwa GTF dapat mengubah hidrofobisitas dari sel yeast dan karenanya
menurunkan atau menghambat fagositosis. Ini juga yang menyebabkan persistensi organisme
pada ekosistem genital.
2. Perlekatan pada garis mukosa
Permukaan blastokonidia mannoprotein mungkin memperantarai perlekatan Candida ke sel
epitel. Reseptor sitosol untuk estrogen juga terdapat pada C.albicans. Ekspresi sel reseptor dan
antigen permukaan dengan membentuk filamen dari sel Candida berkontribusi sebagai faktor
virulensi. Fibrin dapat bekerja sebagai reseptor C.albicans. Namun tidak jelas reseptor mana
yang berperan untuk perlekatan Candida dengan garis mukosa. Tidak terdapat hubungan antara
ekspresi reseptor dan/atau aktivasinya dan manifestasi klinis pada kasus KVVR.
2. Enzim sebagai faktor virulensi
Sedikitnya terdapat tiga proteinase yang berhubungan dengan kompartemen
intraseluler C.albicans. pH yang optimal adalah 5 untuk intraselular dan 2.2 sampai
dengan 4.5 dalam bentuk sekret, pH lebih rendah dari sekret vagina ditemukan pada
kasus KVVR. Proteinase asam yang disekresikan akan inaktif pada pH netral. Pada
pH 7,5 terjadi denaturasi enzim ireversibel. Efek patogenik dari proteinase ini terbatas
pada
kasus untuk inflamasi akut pada vagina, pada pasien dengan
pH vagina yang meningkat dan pada glikolisis neutrofil.
Sekresi proteinase in vitro adalah bahan yang ditemukan pada
C.albicans, C.tropicalis, sedangkan hanya beberapa ditemukan
pada C.parapsilosis. Untuk spesies Candida lainnya proteinase
jarang atau absen. Ini dapat menjelaskan mengapa hanya tiga
spesies Candida saja yang menjadi patogen umum pada
manusia. Walaupun C.albicans diisolasi dari kasus KVV
mempunyai aktivitas proteolisis yang meningkat invitro,
peranan enzim ini pada KVVR masih belum jelas. Proteinase
mungkin meningkatkan kapasitas GTF pada C.albicans dan
karenanya meningkatkan penetrasi pada garis mukosa.

Anda mungkin juga menyukai