BAB I
PENDAHULUAN
sosial yang utuh dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya
(Romalili S.2009).
vulvovaginitis, gonore, kramida, sivilis, ulkus motel chacroid. Salah satu gejala
dan tanda infeksi organ reproduksi wanita adalah terjadinya flour albus (Dwiana,
timbulnya rasa takut atau khawatir. Sehingga wanita berusaha untuk menarik diri
Keputihan merupakan salah satu masalah yang sejak lama menjadi persoalan
bagi kaum wanita. Keputihan merupakan gejala yang sering dialami sebagian
besar kaum wanita. Ganguan ini merupakan masalah kedua sesudah gangguan
haid. Keputihan sering kali tidak ditangani dengan serius oleh para remaja. Pada
umumnya orang menganggap keputihan pada wanita hal yang normal. Pendapat
ini tidak sepenuhnya benar karena ada bebagai sebab yang dapat mengakibatkan
keputihan. Keputihan yang normal memang merupakan hal yang wajar terutama
2010). Akan tetapi jika keputihan tidak ditangani dapat mengakibatkan infeksi
kelamin wanita (Manuaba, 1999). Serta dapat menimbulkan sebagai gejala kanker
minimal satu kali dalam hidupnya. Angka ini berbeda tajam dengan Eropa yang
hanya 25% saja. Kondisi cuaca Indonesia yang lembab menjadi salah satu
penyebab banyaknya wanita Indonesia yang mengalami keputihan, hal ini berbeda
dengan Eropa yang hawanya kering sehingga wanita dapat tidak mudah terinfeksi
Kejadian keputihan ini rata-rata sudah dialami oleh semua remaja putri
leukorea atau flour albus atau keputihan adalah cairan yang keluar dari saluran
genetalia wanita yang bersifat berlebihan dan bukan darah. Menurut kamus
kedokteran Dorlan leukorea adalah secret putih yang kental keluar dari vagina
maupun rongga uterus. Walaupun arti dari leukorea adalah sekret yang berwarna
Leukorea bukan penyakit tetapi gejala dan merupakan gejala yang sering dijumpai
kuesioner pada remaja putri kelas II SMA 1 Bangkalan sebanyak 25 orang siswi
ditemukan 24 (96%) yang pernah mengalami keputihan dan 1 (4%) orang tidak
pernah mengalami keputihan, dari 24 orang ada 2 orang (8,33%) yang mengalami
keputihan dengan ciri keluar cairan dengan jumlah banyak, kental, dan gatal
disekitar vagina, dan keputihan keluar bukan pada saat menjelang dan sesudah
menstruasi.
orang-orang tedekat seperti orang tua, atau saudara kandung. Mereka lebih
memilih untuk membicarakannya dengan rekan sebaya yang belum tentu bisa
memberikan pemahaman secara benar. Informasi dari orang tua juga memegang
mengenai keputihan. Akan tetapi tidak semua ibu atau orang tua memberikan
informasi yang memadai kepada putrinya dan sebagian bahkan beranggapan tabu
dan berkeyakinan bahwa keputihan adalah suatu hal yang tidak menyenangkan
Keputihan apabila tidak segera diobati dapat berakibat lebih parah dan bukan
terkait dengan cara kita merawat organ reproduksi, misalnya mencucinya dengan
10 januari 2010).
Para remaja harus waspada terhadap gejala keputihan. Keputihan yang lama
walau dengan gejala biasa saja, lama kelamaan dapat merusak selaput dara.
Sebagian besar cairan itu mengadung kuman penyakit dapat merusak selaput dara
sampai habis. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi keputihan
dilakukan oleh tenaga kesehatan pada remaja di sekolah terdekat, dan cara
Salah satunya produk pembersih yang terbuat dari bahan alami atau herbal, seperti
ekstrak sirih dan Sambiloto. Produk seperti ini mampu menjaga keseimbangan pH
bakteri yang tidak bersahabat. Sabun antiseptik biasa umumnya bersifat keras dan
dapat flora normal di vagina. Ini tidak menguntungkan bagi kesehatan vagina
dengan tujuan agar vagina harum dan kering sepanjang hari. Selalu keringkan
Pakaian luar juga perlu diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan karena pori-
vagina secara rutin dan berlebihan hal ini dapat menyebabkan hilangnya flora
normal yang ada di vagina yang bertugas melindungi terhadap kuman dari luar,
2010)
6
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian pada bab ini akan disajikan : Desain Penelitian, Kerangka Kerja
Tempat Penelitian.
Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
dilihat dari waktu penelitian, desain penelitian adalah Cross Sectional dimana
Variabel
Perilaku Remaja dalam
menangani Keputihan
Populasi
Semua Siswi yang pernah mengalami Keputihan di
SMA 1 BANGKALAN
Siswi kelas II sejumlah 109
Teknik, Total populasi
Pengumpulan Data
Kuesioner
Pengolahan Data
Editing
Coding
Analisis Data
Univariat : Distribusi Frekuensi
Kesimpulan
Penyajian Hasil
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian
Menangani
Keputihan)
Independen
Perilaku
remaja dalam
menangani
keputihan
2. Cukup bila %
responden 2 Skor 1=
menjawab Cukup
9
74% responden
menjawab 74%
% Kurang
jika
responden
menjawab
benar56%
berlebihan 1.Setuju T.
bila
jawaban
responden
mendapat
skor dari
mean T.
2.Tidak
setuju
bila
jawaban
secara dalam
berlebihan. sehari
3.Menjaga 2 kali
kebersihan 2.Tidak
alat melakukan
kelaminnya, penanganan
misalnya keputihan
haid, jarang
menggunakan mengganti
menyerap jarang
keringat. mengganti
12
pembalut
saat haid.
(Notoatmodjo, 2005). Jadi populasi pada penelitian ini adalah semua siswi kelas II
dengan total populasi sejumlah 109 siswi yang pernah mengalami keputihan di
mendapat izin dari pihak yang akan diteliti untuk itu harus dengan persetujuan
3. Pengumpulan Data
siswi kelas II sejumlah 109 di SMA Negeri 1 Bangkalan pada tahun 2011.
choise yaitu pertanyaan yang menyediakan beberapa jawaban atau alternatif dan
responden hanya memilih satu diantara yang sesuai dengan pendapat responden
4. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan dari kuesioner yang telah diisi kemudian diolah
a. Editing
mengantisipasi kesalahan dari data yang dikumpulkan dan juga memonitor jangan
b. Coding
1). Pengetahuan
2) Sikap
3) Tindakan
5. Analisa data
14
a. Pengetahuan
b. Sikap
T = 50 + 10 XX
Keterangan :
S : Standar deviasi
C. Tindakan
responden di interpretasikan :
responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti
16
selama pengumpulan data, jika calon responden bersedia diteliti maka harus
3) Kerahasiaan (Confidentiality)
keputihan
menghambat
kueioner
sehingga data yang terkumpul tidak valid atau tidak dijamin kebenarannya.
1. Waktu Penelitian
17
2. Tempat Penelitian
Setelah mengetahui dan mempelajari hasil penelitian melalui analisis dan mengenai
variabel yang diteliti dalam pembahasan, maka dalam bab ini akan di uraikan tentang
kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang berjudul Gambaran perilaku remaja
putri usia 16-18 tahun dalam menangani keputihan di SMA negeri 1 Bangkalan .
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan melalui analisa perilaku remaja putri
b. Sikap remaja putri dalam menangani keputihan di SMA Negeri 1 Bangkalan sebagian
B . Saran
1. Bagi Peneliti
Sebagai bahan acuan bagi karya tulis ilmiah selanjutnya sehingga dapat menjadi
lebih baik dan dapat menyempurnakan kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Agar dapat menyediakan literatur yang lebih lengkap yang berhubungan dengan
kesehatan reproduksi.
Para siswi hendaknya dapat mengaplikasikan ilmu yang diberikan mengenai tata