PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Landasan pemikiran sebagai dasar hukum penyusunan program bimbingan dan konseling
SMK Assubandiyah:
1. Undang undang Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling
2. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Butir
6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik, Pasal 3 bahwa pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa
pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, dan pasal 12 ayat (1b)
yang menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan.
3. Peraturan Pemerintah Tahun 2005 tentang Standar nasional pendidikan, Pasal 5 s.d Pasal 18
tentang standar isi untuk ssatuan pendidikan dasar dan menengah.
4. Peraturan Mentri Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi unuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat pengembangan diri peserta didik dalam
struktur kurikulum setiap satuan pendidikan difasilitasi dan/atau bimbingan oleh konselor,
guru, atau tenaga kependidikan.
5. Permen Diknas No. 27 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor.
6. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Strukur Kurikulum Sekolah Menegah Atas/Madrasah Aliah.
7. Peraturan mentri pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi
kurikulum.
8. Surat Edaran dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-
Disdik, tanggal 26 maret 2013 diterima pada tanggal 27 Agustus 2013 perihal Pebelajaran
Muatan Lokal Bahasa Daerah Pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA.
9. Pedoman Layanan Akademik (ABKIN)
10. Rambu Rambu Analisis Potensi Siswa (ABKIN)
11. Rambu Rambu Program Pengembangan Diri dalam konteks Bimbingan Konseling
(ABKIN).
12. Rambu Rambu penyelenggaraan bimbingan dan Knseling dalam Jalur Pendidikan Format
Ditjen PMTK Depdinas.
13. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah.
14. Standar ISO : 9001 : 2008 Klausal 8.2.1 Tentang Kepuasan Pelanggan.
15. Standar ISO : 9001 : 2008 Klausal 5.2 Tentang Fokus Pelanggan
16. Dasar Standarisasi Propesi konseling yang di Keluarkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Tahun 2004 Untuk memberi arah pengembangan profesi konseling di sekolah dan
diluar sekolah.
17. Program Kerja SMK Assubandiyah.
1
18. Strategi dalam visi dan misi SMK Assubandiyah.
19. Buku Kurikulum 2013 SMK Assubandiyah.
20. Perbup No. 33 Tahun 2008 tentang 10 Pembiasasaan Ahlaq Mulia
Proses pengembangan siswadapat di capai melalui proses pembelanjaran secara efektif yang
disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuha siswa yang salah satunya adalah melalui
pelayanan bimbingan dan konseling dengan berbagai jenis layanan serta kegiatan pendukung
lainnya. Oleh karena itu pihak sekolah berkewajiban memberi pelayanan dan menciptakan
lingkungan yang kondusif dan penyeleng garaan pendidikannya, salah satunya adalah layana
bimbingan dan konseling yang ter program secara profesional dalam upayamemfasilitasi siswa
untuk mengembangkan dan menekspresikan didi dengan memperhatikan kondisi lingkingan
sekolah. Dalam proses layanan tersebut berorientasi kepada visi dan misi SMK Assubandiyah
sebagai berikut:
VISI :
Sekolah unggul yang berdaya saing tinggi, Berpijak Pada Agama, Budaya dan Iptek.
MISI :
Berdasarkan hasil inventarisasi gambaran pribadi, sosial, belajar dan karir seta alat ungkap
pengenalan dan pemahaman dari siswa, maka dapat disimpulakan bahwa dalam proses pelayanan
bimbingan dan konseling siswa perlu dibantu dalam proses pengembangan diri yang meliputi:
2
1. Pribadi : -Meningkatkan kekuatan religi
-Meningkatkan kemantapan emosional
-Tanggung jawab
2. Sosial : -Penyesuaian diri
-Empati
3. Belajar : -Meningkatkan konsentrasi
-Motivasi
-Sikap dan kebiasaan belajar yang efektif (menetukan strategi pembelajaran
-Pembagian waktu belajar
4. Karir : -Pendalaman dan pemahaman mata pelajaran serta pencapaian
hasil belajar yang mendukung pilihan penetapan peminatan dan
kelanjutan setudi serta dunia kerja, khususnya yang berkaitan
dengan proses pemilihan kelompok mata pelajaran peminatan
tertentu, lintas minat dan atau pendalaman minat.
1. Visi:
Terwujudnya kehidupan yang bahagia, mandiri, dan pengembangan potensi diri secara
optimal, melalui pelayanan, pemberian dukungan, serta pengentasan masalah.
2. Misi:
1) misi pendidikan, yaitu mempasilitasi pengembangan peserta didik melalui
pembentukan prilaku efektif non efektif dalam kehidupan keseharian dan masa
depan;
D. Tujuan
Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling di SMK Assubandiyah ialah agar peserta didik
dapat : (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya
dimasa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
3
Untuk itu sekolah mempasilitasi dengan program yang tepat dan sesuai agar mereka
mendapat kesempatan untuk : (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas tugas
perkembangan nya, (2) mengenal dan memahami potensi, atau peluang yang ada di lingkungannya,
(3) mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan
tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan kesulitan sendiri, (5) menggunakan kemampuan
untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan
diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala potensi dan
kekuatan yang dimilikinya secara optimal.
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat
mencapai tugas tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadisosial, belajar (akademik),
dan karir.
4
1) Jumlah peserta didik yang di asuh oleh konselor 150 orang. Konselor wajib memberi
pelayanan konseling kepada seluruh peserta didik yang di asuhnya sesuai kebutuhan
dan masalah masing masing.
2) Program tahunan, sementara, bulanan, mingguan, dan kegiatan harian pelayanan
konseling. Program program ini disusun scara proporsional dan berkesinambungan
antar kelas dan antar jenjang kelas di SMK Assubandiyah.
3) Seluruh program direncanakan, dilaksanakan, dilaporkan scara tertulis dan
didokumentasikan.
4) Pelayanan setiap masing masing peseta didik yang di asuh sebanyak minimal 10
(sepuluh) kali kegiatan pelayanan konseling setiap semester melalui strategi
pelayanan konseling tanpa kecuali.
5) Jumlah jam pembelanjaran wajib pelayanan konseling seminggu ekuivalen dengan
jam pembelajaran wajib guru.
b. Tugas unsur unsur pokok sebagai mana tersebut diatas dengan perjanjian kerja
yang wajib dilaksanakan oleh guru BK/konselor dan secara berkala dipertanggung
jawabkan kepada pimpinan sekolah.
4. Mewaspadai hal hal negatif
a. Hal hal yang perlu dicegah untuk tidak terjadi atau tidak dilakukan oleh konselor:
1. Tercerderainya asas kerahasiaan, karena konselor secara langsung ataupun tidak
langsung mengemukakan hal hal berkenaan dengan diri peserta didik yang tidak
boleh atau tidak layak diketahui oleh orang lain;
2. Memberikan label kepada peserta didik, baik perorangan maupun kelompok, dengan
cara apapun, yang berkonotatif negatif terhadap peserta didik yang bersangkutan;
3. Bertindak laksana polisi sekolah yang memata matai ataupun mencari cari
kesalahan peseta didik, seperti bertindak sebagai piket keamana, parazzia, pencari
pencuri, dalam hal ini konselor dapat menerima peseta didik yang terjaring dalam
kegiatan kepolisian sekolah yang dilakuka oleh pihak lain, untuk mendapatkan
pelayana konseling;
4. Membuat ataupun meyetujui dibuatnya surat perjanjian dengan peserta didik yang
berkonotasi atau berakhir pada saksi ataupun hukuman tertentu. Dalam hal ini,
konselor dapat menerima peserta didik yang telah membuat perjanjian dengan pihak
lain untuk mendapatkan pelayanan konseling agar terhindar dari saksi ataupun
hukuman sebagai mana dinyatakan dalam surat perjanjian.
5. Kondisi tempat ataupun ruang kerja konselor yang dapat mengganggu kesukarelaan,
ketenangan, dan terjaminnya kerahasiaan peserta didik yang datang kepada konselor
untuk mendapatkan pelayanan konseling.
b. Hal hal sebagai mana tersebut pada butir a sejak awal disampaikan oleh guru
BK/Konselor kepada pihak pihak terkait, terutama peserta didik, sejawat
pendidik/rekan guru dan walikelas, serta pimpinan sekolah untuk mendapatkan dukunga
dan fasilitas dalam mewujudkannya melalui kegiatan kegiatan profesional di sekolah.
5. Mengembangkan kemampuan profesional konseling secara berkelanjutan
a. Pengembangan kemampuan profesional melalui:
5
1. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling di sekolah, baik dan dilaksanakan secara
intelen oleh pimpinan sekolah, maupun oleh pengawas sekolah bidang konseling;
2. Diskusi prrofesional dengan teman sejawat di SMK Assubandiyah dan antar sekolah
melalui MGBK untuk membahas kasus kasus peserta didik;
3. Partisipasi dalam kegiatan keorganisasian profesi konseling (ABKIN);
4. Pendidikan dalam jabatan (seperti penataran, seminar, lokakarya, pendidikan dan
pelatihan dan lain lain) dan pendidikan lanjutan dalam bidang konseling;
5. Kegiatan dalam rangka kredensialisi untuk sertifikasi, akreditasi, dan atau silensi
dalam bidang konseling.
b. Untuk terlaksananya hal hal sebagai mana telah pada butir a konselor membicarakan
dengan pimpinan sekolah dan pihak pihak lain berkenaan dengan perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan pelopornya.
1. Pendekatan
1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang
maha esa;
2. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif seta dinamis dalam perubahan pisik
yang terjadi pada dirisendiri;
3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman;
4. Mengarahkan diri pada peranan sosial sebagai pia dan wanita;
5. Memantapkan cara cara bertingkah laku yang dapat diteriman dalam kehidupan sosial;
6. Mengenal kemampuan, bakat dan minat, serta arah kecendrungan karir;
7. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk
melanjutkan pendidikan dan atau berperanserta dalam kehidupan masyarakat;
8. Mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan madiri, baik secara emosional maupun
secara ekonomis;
6
9. Mengenal seperangkat sistem dan etika dan nilai nilai bagi pedoman hidup sebagia
pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia.
Oleh karena itu maka implemantasi bimbingan dan konseling di SMK Al-fajar Palabuhantu
di orientasika kepada upaya mempasilitasi perkembangan potensi peserta didik, dan meliputi
aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir; atau terkait dengan pengembangan pribadi perserta didik
sebagai mahluk berdimensi biopsikososiospiritual (biologis, psikis, sosial dan spiritual).
7
h. Fungsi advokasi, yaitu fungsi bimbingan dalam memberikan perlindungan peserta didik
tentang haknya sebagai siswa.
8
informasi, bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, dan pelayanan pengumpulan data
menulis : (1) orientasi dan informasi sekolah pada kegiatan MPLS di awal tahun pelajaran untuk
kelas X; (2) bimbingan klasikal di kelas secara terjadwal diberikan kepada siswa kelas X
semester 2 (dua) (3) konsultasi psikotes secara kelompok untuk semua jenjang kelas ; (4)
inforamsi memperolerh beasiswa dari berbagai instansi (5) informasi pendidikan lanjutan
(PMDK, UM, USM, Ujian Bersama, SNMPTN, SBMPTN, dan lain-lain); (6) informasi dunia
kerja, (7) pemberian pelayanan dasar lainnya yang berkaitan dengan pengembangan diri.
b. Layanan Renponsif
Layana responsive membantu pemecahan masalah dan remediasi saat ini (sifatnya
mendesak). Layanan ini diberikan kepada siswa atau kelompok siswa tertentu yang memiliki
persoalan-persoalan (termasuk rajukan dari guru, orang tua, teman-teman, dan staf sekolah
lainnya) yang membutuhkan penanganan dengan segera. Strategi yang diberikan meliputi
konseling individual, konseling kelompok, reveral (rajukan), kolaborasi dengan guru mata
pelajaran dan wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak yang lain yang
implementasi program adalah membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan
dirinya berdasarkan data atau informasi yang di peroleh, yaitu yang menyangkut pencapa ian
tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui
kegiatan penilaian diri ini, peserta didik diarahkan untuk memiliki pemahaman, penerimaan, dan
pengarahan dirinya secara positif dan penyaluran/penempatan, penjururusan, studi lanjutan, hari
karir, kunjungan karir yaitu : (1) membantu menempatkan siswa dalam pembagian kelas : (2)
membantu menempatkan siswa dalam kelompok belajar kerja sama dengan wali kelas dan guru
mata pelajaran ; (3) pemililihan program peminatan, lintas minat, dan atau pendalaman minat di
SMK sesuai bakat, minat, dan kemmpuan ; (4) pemilihan jurusan/program studi/fakultas di
perguruan tinggi termasuk pemilihan jenis perguruan tinggi yang dikehendaki serta jalur
masuk yang dipilih sesuai bakat, minat, dan kemampuan ; (5) membantu dan memfasilitasi
dalam seleksi perolehan beasiswa ; (6) membantu dan memfasilitasi dan seleksi pemilihan siswa
teladan (berprestasi), keikutsertaan siswa dalam ikut olimpiade dan berbagai perlombaan ; (7)
9
keseluruhan termasuk peningkatan profesionalisme konsoler. Upaya yang dilakukan diantaranya
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, melakukan penelitian, aktif di organisasi asosiasi
profesi (MGBK), konsultasi dengan pihak lain, partneting dengan staf, community outreach,
dan sebagainya
10