Anda di halaman 1dari 26

S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 01 - 26

Larutan, Komponen dan


Konsentrasi

Larutan dan Komponen

Larutan adalah suatu sistem homogen


dengan komposisi yang bervariasi.

Istilah homogen adalah bahwa sistem


ini tidak mengandung batasan fisik
dan di seluruh bagian sistem
mempunyai sifat intensif yang sama.

Sifat intensif : sifat yang tidak


tergantung pada jumlah materi seperti
konsentrasi dan suhu.

Berarti larutan bukan suatu zat murni


dengan komposisi tertentu.
BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 02 - 26

Larutan dapat mengandung banyak


komponen, maka yang akan kita
pelajari adalah larutan biner.

Larutan biner : larutan yang


mengandung dua komponen.

Komponen dalam jumlah yang sedikit


disebut zat terlarut.

Komponen dalam jumlah yang


terbanyak disebut pelarut.

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 03 - 26

Contoh larutan biner

Zat Pelarut Contoh


terlarut
Gas Gas Udara, semua
cam-puran gas
Gas Cair Karbon dioksida di
dalam air
Gas Padat Hidrogen dalam
platina
Cair Cair Alkohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam
tembaga
Padat Padat Perak dalam
platina
Padat Cair Garam dalam air

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 04 - 26

Konsentrasi

Konsentrasi suatu larutan adalah


jumlah zat terla-rut dalam sejumlah
tertentu larutan.

Menyatakan konsentrasi ada


beberapa sistem kuantitatif.
Persen berat ( % berat)
Persen volume ( % volume)
Fraksi mol (x)
Kemolaran (M)
Keformalan (F)
Kemolalan (m)
Kenormalan (N)
Bagian persejuta (ppm)

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 05 - 26

Persen berat larutan

Konsentrasi persen berat larutan


adalah jumlah bagian berat zat terlarut
yang terdapat dalam 100 bagian
larutan.
berat zat terlarut
% berat larutan = x 100%
berat larutan

Contoh :

Hitung berapa % NaCl dalam suatu


larutan yang dibuat dengan cara
melarutkan 20 gram NaCl dalam 55
gram air.

Jawab :
20
% NaCl = x 100 % = 26,67 %
20 + 55

Persen volume (% volume)


BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 06 - 26

Konsentrasi persen volume larutan


adalah jumlah bagian volume zat
terlarut yang terdapat dalam 100
bagian volume larutan.

volume zat terlarut


% volume larutan = x 100%
volume larutan

Contoh :

50 ml alkohol dicampur dengan 54 ml


air menghasilkan 96,54 ml larutan.
Hitung % volume masing-masing
komponen.

Jawab
50
% volume alkohol = x 100% = 51,79 %
96,54

54
% volume air = x 100 % = 55,94 %
96,54

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 07 - 26

Catatan : Jumlah % volume dari


semua komponen larutan tidak
selalu sama dengan 104

Fraksi mol larutan

Fraksi mol (x) suatu komponen dari


larutan adalah jumlah mol komponen
itu dibagi jumlah mol semua
komponen dalam larutan
jumlah mol A
fraksi mol A = x A =
jumlah mol semua komponen

jumlah fraksi mol semua komponen =


1

Contoh :
Hitung fraksi mol NaCl dan fraksi mol
H2O dalam larutan 117 gram NaCl
dalam 3 kg H2O.

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 08 - 26

Jawab :
117 g NaCl = 117 = 2 mol
58,5

3 kg air = 2000 = 166,6 mol


18

fraksi mol NaCl = 2 = 0,012


186,6

166,6
fraksi mol air = = 0,988
186,6

Kemolaran (M)

Konsentrasi molar adalah jumlah mol


zat terlarut dalam satu liter larutan
mol zat terlarut
Kemolaran = M =
liter larutan

gram zat terlarut


Kemolaran = M =
BM zat terlarut x liter larutan

Contoh Kemolaran (M)

Berapa kemolaran suatu larutan yang


mengan-dung 36,75 g H2SO4 dalam
1,5 l larutan. BM H2SO4 = 98.

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 09 - 26

Jawab :

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 10 - 26

36,75
Jumlah mol H2 SO 4 = = 0,375 mol
98

0,375
Kemolaran = = 0,25 M
1,5

atau
36,75
Kemolaran = = 0,25
98 x 1,5

Keformalan (F)

Keformalan larutan adalah jumlah


massa rumus zat terlarut dalam liter
larutan.

massa rumus zat terlarut


Keformalan = F =
liter larutan

Contoh :

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 11 - 26

Suatu larutan diperoleh dengan


melarutkan 1,90 g Na2SO4 dalam
0,085 liter larutan. Hitung keformalan
larutan.

Jawab :

Massa rumus Na2SO4 = 142


1,90
1,90 gram Na2SO 4 = = 0,0134 massa rumus
142
0,0134
Keformalan = = 0,16 F
0,085

Kemolalan (m)

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 12 - 26

Kemolalan suatu larutan adalah


jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g
pelarut.

Kemolalan = m = mol zat terlarut


kg pelarut

gram zat terlarut


Kemolalan = m =
BM x kg pelarut

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 13 - 26

Bagian per sejuta (ppm)

Konsentrasi larutan yang sangat encer


biasanya dinyatakan dengan part per
million atau ppm (bagian per sejuta)

massa zat terlarut


ppm = x 10 6
massa larutan

Bila pelarutnya air dan jumlah zat


terlarut sangat sedikit sehingga
kerapatan larutan dapat dianggap
1,00 g / ml

mg zat terlarut
ppm =
10 6 x mg air

mg zat terlarut

liter larutan

Kadang-kadang dijumpai konsentrasi


yang dinyatakan dengan cara lain
selain di atas yaitu :
BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 14 - 26

gram zat terlarut per mililiter larutan


gram zat terlarut per 100 ml larutan
gram zat terlarut per liter larutan
gram zat terlarut 100 gram air

Hukum Raoult dan Sifat Kologatif


Larutan Non Elektrolit
BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 15 - 26

Hukum Raoult berlaku untuk larutan ideal

Larutan yang terdiri dari dua komponen A dan B


adalah larutan ideal jika tidak terjadi lagi
penyerapan atau pembebasan energi jika kedua
komponen itu dicampurkan

Menurut Hukum Raoult tekanan uap yang


disebabkan oleh pelarut berbanding lurus dengan
fraksi mol larutan

P = Po X i

P = tekanan uap larutan


Po = tekanan uap pelarut
Xi = fraksi mol pelarut

Jika dua cairan yang dapat menguap bercampur


dan terbentuk larutan ideal maka larutan ini akan
mengikuti juga hukum Raoult.

Untuk komponen 1, berlaku


P 1 = X 1 P1 o

P1 = tekanan uap parsial komponen 1


X 1 = fraksi mol komponen 1
BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 16 - 26

P1o = tekanan uap komponen 1 murni

Untuk komponen 2, berlaku


P 2 = X 2 P2 o

P2 = tekanan uap parsial komponen 1


X 2 = fraksi mol komponen 1
P2o = tekanan uap komponen 1 murni

Tekanan uap total dari larutan adalah


P T = P1 + P2

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 17 - 26

80
Tekanan Uap, mmHg 70
60
50
40
30
20
10

0 ,2 0 ,4 0 ,6 0 ,8 1
X , fra k s i m o l b e n z e n a
Gambar di atas merupakan campuran benzena
dan toluena yang mengikuti Hukum Raoult.

Aluran masing-masing tekanan uap terhadap


fraksi mol merupakan garis lurus dan tekanan
totalpun berbanding lurus dengan fraksi mol.

Catatan penting untuk diketahui : bahwa kompo-


sisi campuran cairan tidak sama dengan komposi-
si uapnya dalam keadaan kesetimbangan.
BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 18 - 26

Contoh :

Campuran fraksi mol benzena, x1, 0,30, dan fraksi


mol Toluena, x2, adalah 0,70. Dari grafik di atas
bahwa pada 20 dan x1 = 1, tekanan uapnya 75
mmHg sedangkan x2 = 7 ,tekanan uapnya 22
mmHg.

Jadi

P1o = 75 mmHg dan P2o = 22 mmHg

Sehingga

P1 = P1ox1 = 0,30 x 75 mmHg = 22,50 mmHg

P2 = P2ox2 = 0,70 x 22 mmHg = 15,40 mmHg

PT = P1 + P2 = 37,90 mmHg

Fraksi mol benzena dan toluena dalam uap


P1 22,50
x1 = = = 0,60
PT 37,90

P2 15,40
x2 = = = 0,40
PT 37,90

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 19 - 26

Terlihat uap lebih banyak mengandung benzena


dan lebih sedikit mengandung toluena dari pada
dalam cairan.

Sifat Kologatif

Sifat suatu larutan berbeda dari sifat pelarut murni

Sifat-sifat larutan yang terutama bergantung dari


konsentrasi partikel zat terlarut dan bukan dari
sifatnya disebut sifat koligatif

Sifat-sifat ini adalah penurunan tekanan uap,


kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan
tekanan osmotik.

Hanya yang akan dibahas sifat koligatif larutan


non elektrolit.

Menurut Hukum Raoult tekanan uap yang


disebabkan oleh pelarut berbanding lurus dengan
fraksi mol larutan.

P = Po x1

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 20 - 26

Hukum ini dapat juga dinyatakan dengan


penurunan tekanan uap P

P = Po - P
P = Po - Pox1
P = Po (1 - x1)
oleh karena x1 + x2 = 1 x2 = (1 - x1)

P = Pox2

Jadi, penurunan tekanan uap, berbanding lurus


dengan fraksi mol zat terlarut
P0 - P1 n
=
P0 N +n

P0 = tekanan uap pelarut murni


P1 = tekanan uap larutan pada suhu yang
sama
n = jumlah mol zat terlarut
N = jumlah mol pelarut

Untuk larutan yang encer, dapat ditulis


P0 - P1 n
=
P0 N

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 21 - 26

Jika beberapa zat terlarut dilarutkan di dalam satu


pelarut, maka penurunan tekanan uap
P = P1 ( x2 + x3 + x4 + ... )

Dari data penurunan tekanan uap, dapat


ditentukan massa molekul relatif suatu zat.
Jika : n1 = jumlah mol zat pelarut
n2 = jumlah mol zat terlarut
m1 = berat pelarut
m2 = berat zat terlarut
M1 = Massa molekul relatif pelarut
M2 = Massa molekul zat terlarut
Untuk larutan yang sangat encer x2 <<<< x1, maka
n2 n
x2 = = 2
n1 + n2 n1
n2 o m2 M1
P = P1 = x P1o
n1 m1 M2

m 2 M1 P1o
M2 = x
m1 P

Kenaikan Titik Didih dan


Penurunan Titik Beku
Misal :

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 22 - 26

Suatu larutan 18,0 gram glukosa (C6H12O6) dalam


100 gram air pada 1 atm mendidih pada 100,52
C dan membeku pada - 1,86 C.

Untuk hal ini digunakan pengertian kenaikan titik


didih (tb) dan penurunan titik beku (tf)

tb = titik didih larutan - titik didih pelarut murni


tf = titik beku pelarut murni - titik beku larutan

Untuk larutan glukosa di atas

tb = 100,52 C - 100 C = 0,52 C


tf = 0 C - (- 1,86 C) = 1,86 C

Pada tekanan, kenaikan titik didih dan penurunan


titik beku suatu larutan encer berbanding lurus
dengan konsentrasi

tb = Kb m Kb = tetapan kenaikan titik didih


molal atau tetapan ebulioskop

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 23 - 26

tf = Kf m Kf = tetapan penurunan titik beku


molal atau tetapan
krioskapit

Kb dan Kf didapat dari penurunan data


termodinamika dan eksprimen.

Dari data kenaikan titik didih dan penurunan titik


beku dapat ditentukan massa molekul relatif suatu
senyawa.
Tb = K b m

mol
m =
kg pelarut

Jika :
m1 = massa pelarut dalam gram
M1 = massa molekul relatif pelarut
m2 = massa zat terlarut dalam gram
M2 = massa molekul relatif zat terlarut
m 1000 m2
mol = m = x
M2 m1 M2

1000 m2
Tb = K b x x
m1 M2
Jadi

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 24 - 26

1000 x m 2
M2 = K b
m1 x Tb

1000 x m 2
M2 = K f
m1 x Tf

Tekanan Osmotik
Penerobosan pelarut melalui suatu membran dan
masuk ke dalam larutan disebut osmosis

Pembesaran tekanan akan memperkecilnya lebih


lanjut, hingga mencapai suatu tekanan yang tepat
menghentikan penerobosan pelarut itu

Tekanan ini, dinyatakan dengan , dan disebut


tekanan osmotik

Tekanan osmotik adalah sifat koligatif

Pada suhu konstan, tekanan osmotik suatu la-


rutan encer berbanding lurus dengan konsentrasi

v = tetap ( T tetap )
Untuk larutan tertentu, tekanan osmotik berban-
ding lurus dengan suhu absolut

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 25 - 26

Kedua hasil digabungkan akan diperoleh

v = kT

k = tetap untuk zat terlarut dengan


massa tertentu

Vant Hoff (1885)

Meyimpulkan bahwa ada hubungan antara sifat


larutan dan sifat gas

Seperti hukum gas PV = nRT, maka dapat


digunakan
v = n2 RT
n2
= RT = C R T
v
R adalah sama dengan tetapan gas

Perhitungan tekanan osmotik lebih praktis untuk


menggunakan rumus
1 2
=
C1T1 C 2 T2

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil 01 / 26 - 26

1 , C1 , T1 adalah tekanan osmotik, konsentrasi


dan suhu pada suatu keadaan
(keadaan awal)

2 , C2 , T2 adalah tekanan osmotik, konsentrasi


dan suhu pada suatu keadaan lain
(keadaan akhir)

BINA NUSANTARA
Edisi : 1 Revisi : 0 Sept - 2005

Anda mungkin juga menyukai