PENDAHULUAN
1
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Kelurahan, Rukun
Warga dan Rukun Tetangga Tahun 2016
2
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Menteng Tahun 2016
Kelurahan Luas Wilayah Laki-Laki Perempuan Total
(Km2)
Menteng 2,44 14.463 14.589 29.052
Pegangsaan 0,98 13.530 13.376 26.906
Cikini 0,82 4.823 4.868 9.691
Gondangdia 1,46 2.171 2.389 4.560
Kebon Sirih 0,83 7.948 7.683 15.631
Total 6,53 42.935 42.905 85.840
Sumber: Profil Puskesmas Kec. Menteng tahun 2016
3
13 60 64 1.077 1.757 2.834 61.30
14 65 69 668 729 1.397 91.63
15 70 74 475 713 1.188 66.62
16 75 + 442 1.485 1.927 29.76
JUMLAH 42.808 42.886 85.694 99.82
4
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes No. 75 tahun
2014).
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh
puskesmas kepada masyarakat mencakup perencanaan, pelaksanaaan,
evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem
(Permenkes No.75 tahun 2014). Pelayanan tersebut ditujukan kepada
semua penduduk dengan tidak membedakan-bedakan.
Di Indonesia, puskesmas merupakan tulang punggung
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan
tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional
(Rakerkesnas) I di Jakarta, dimana dibicarakan upaya pengorganisasian
system pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan
tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan
dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M dan sebagiannya
masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak berhubungan. Melalui
Rekerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua
pelayanan tingkat pertama kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan
diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan
konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara
lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif
5
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-
pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu
(integrated)
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak
dari masyarakat
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang
semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif
menjadi investasi
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh
pemerintah akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat
sebagai mitra pemerintah (partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat
(centralization) menjadi otonomi daerah (decentralization)
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up
seiring dengan era desentralisasi
6
a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya
pada sektor non agraris, terutama industri, perdagangan dan
jasa
b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km,
pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5
km, bioskop, atau hotel
c. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga
memiliki listrik
d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas
perkotaan
7
b. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km,
pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius
lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau
hotel
c. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh
persen)
d. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas
8
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas
kawasan terpencil dan sangat terpencil memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan
kompetensi tenaga kesehatan
b. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan
kompetensi dan kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan
bidan
c. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan
kearifan lokal
d. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan
pola kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat
terpencil
e. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
f. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola
gugus pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak
untuk meningkatkan aksesibilitas.
9
1.1.2.3 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan)
3. Kuratif (pengobatan)
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
10
1.1.2.5 Misi Puskesmas
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan
sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar
memperhatikan aspek kesehatan, yaitupembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-
tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya
agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui
peningkatan pengetahuan dan kemampuan, menuju kemandirian
hidup.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan
masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan
serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat
dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu
berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan
bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan
dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang
sesuai.
11
1.1.2.6 Strategi Puskesmas
a. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan
b. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta
pemberdayaan masyarakat dan keluarga
c. Meningkatkan profesionalisme petugas
d. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan
kewenangan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
12
g) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan
h) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan
i) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
13
3. Wahana pendidikan tenaga kesehatan
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
a) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri
b) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien
c) Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan
d) Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
e) Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanankan program puskesmas.
14
2. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya
yangsifatnya inovatifdan/atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan, disesuaikandengan prioritas masalah
kesehatan,kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di masing-masing Puskesmas.
3. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam
bentuk:
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (one daycare)
d. Home care
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan. (Permenkes No. 75 tahun 2014).
15
memelihara kesehatan, tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan. Dengan Paradigma Sehat maka orang-
orang yang sehat akan diupayakan agar tetap sehat dengan
menerapkan pendekatan yang holistik.
16
3. Prinsip Kemandirian Masyarakat
Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat, Puskesmas
mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, dan
kelompok/masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non-
instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
individu, keluarga, dan kelompok/masyarakat agar dapat
mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki,
serta merencanakan dan melakukan pemecahan masalah tersebut
dengan memanfaatkan potensi yang ada.
Pemberdayaan mencakup pemberdayaan perorangan,
keluarga, dan kelompok/masyarakat. Pemberdayaan perorangan
merupakan upaya memfasilitasi proses pemecahan masalah guna
meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan perorangan dalam
membuat keputusan untuk memelihara kesehatannya. Pemberdayaan
keluarga merupakan upaya memfasilitasi proses pemecahan masalah
guna meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan keluarga dalam
membuat keputusan untuk memelihara kesehatan keluarga tersebut.
Pemberdayaan kelompok/masyarakat merupakan upaya
memfasilitasi proses pemecahan masalah guna meningkatkan peran,
fungsi, dan kemampuan kelompok/masyarakat dalam membuat
keputusan untuk memelihara kesehatan kelompok/masyarakat
tersebut.
Pemberdayaan dilaksanakan dengan berbasis pada tata nilai
perorangan, keluarga, dan kelompok/masyarakat sesuai dengan
kebutuhan, potensi, dan sosial budaya setempat. Pemberdayaan
dilakukan melalui pendekatan edukatif untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat, serta kepedulian
dan peran aktif dalam berbagai upaya kesehatan.
17
4. Prinsip Pemerataan
Berdasarkan prinsip pemerataan, Puskesmas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status
sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan. Puskesmas harus
dapat membina jejaring/kerjasama dengan fasilitas kesehatan tingkat
pertama lainnya seperti klinik, dokter layanan primer (DLP), dan
lain- lain yang ada di wilayah kerjanya.
Misi
Menyiapkan SDM yang professional, menyediakan sarana
dan prasarana yang berstandar nasional dan internasional.
18
Meningkatkan akses layanan kesehatan untuk seluruh lapisan
masyarakat, menyelenggarakan UKP dan UKM secara bersamaan
dan berkesinambungan.
19
- 1 unit mobil puskesmas keliling (berupa suzuki APV yang
diadakan oleh puskesmas pada tahun 2010)
2. Alat Komunikasi
Telepon ada 6 buah, yaitu :
- Puskesmas Kecamatan Menteng dengan nomor : 31935836,
3157164, 3103439, Fax 31904965
- Puskesmas Kelurahan Pegangsaan dengan nomor : 31934355
20
Tabel 1.4 Prasarana Gedung Puskesmas di Kecamatan Menteng
Tembok Tembok
WC 7 2
21
1.1.3.3 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Menteng
Puskesmas Kecamatan Menteng dipimpin oleh drg.
Alamas Hidayati dan membawahi 119 karyawannya.
22
Tabel 1.5 Jumlah Pegawai Puskesmas Kecamatan Menteng
23
1.1.3.5 Jenis Layanan di BLUD Puskesmas Kecamatan Menteng
1. Layanan Medis Umum
2. Layanan Kesehatan Gigi
3. Layanan Kesehatan Ibu dan Anak
4. Layanan Kesehatan Gizi
5. Layanan Kegawatdaruratan
6. Layanan Rumah Bersalin
7. Layanan Kesehatan TB Paru
8. Layanan TB Farmasi
9. Layanan Laboratorium
10. Layanan MTBS
11. Layanan Pemeriksaan Jenazah
12. Layanan Radiologi
13. Layanan Kesehatan Jiwa
14. Layanan Kesehatan Haji
15. Layanan Puskesmas Keliling
16. Layanan Tindakan
17. Layanan 24 Jam
24
1.1.3.6 Daftar Penyakit Terbanyak di Kecamatan Menteng
Tabel 1.6 Sepuluh Penyakit Terbanyak Tahun 2016
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH
25
1.1.4.1 Tujuan
Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan,
sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan.
Tujuannya agar :
1. Tujuan umum berupa menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga mewujudkan Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) melalui pengendalian
pertumbuhan, meningkatkan keikut sertaan kelestrarian ber-KB
seluruh pelosok sehingga akan menurunkan angka fertilitas yang
bermakna.
2. Tujuan khusus berupa; Meningkatkan pemerataan pemakaian MKJP
baik terhadap peserta baru maupun kb aktif, meningkatkan dan
semakin meratanya penggarapan terhadap generasi muda dalam
kaitannya dengan pendewasaan usia kawin dan sebagai bantuan
mendukung gerakan KB nasional di daerah, Semakin meratanya
kemandirian masyarakat dalam ikut serta memberikan pelayanan
atau mendapatkan pelayanan KB (BKKBN,2014).
26
akhirnya dapat mencegah kematian ibu. Selain itu, Keluarga Berencana
merupakan hal yang sangat strategis untuk mencegah kehamilan Empat
Terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak).
1.1.4.2 Sasaran
Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia
Subur (PUS) dan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah
pasangan usia subur yang menjadi 24 sasaran program ditetapkan
berdasarkan survei pasangan usia subur yang dilaksanakan sekali setiap
tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh PLKB (Petugas
Lapangan Keluarga Berencana) di masing-masing kelurahan atau dari
BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
(BKKBN,2014). Sasaran program Keluarga Berencana mempunyai tiga
sasaran diantaranya :
1. Sasaran Primer; Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran
langsung segala upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai
dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat
dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan
umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu
dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya.
Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan
dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).
2. Sasaran Sekunder; Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat,
dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder karena dengan
memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini diharapkan
untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan
kesehatan pada masyarakat disekitarnya. Disamping itu dengan
perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan
kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan
memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat
27
sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran
sekunder ini adalah sejalan dengan strategi dukungan sosial (social
support).
3. Sasaran Tersier; Para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan
baik ditingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tersier
pendidikan kesehatan dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan
yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak
terhadap perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan
juga kepada masyarakat umum (sasaran primer). Upaya promosi
kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan
strategi advokasi (BKKBN,2014).
28
1.1.4.4 Ruang Lingkup
Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di
masyarakat (pada saat kunjungan, posyandu, pertemuan dengan
kelompok PKK, dasa wisma dan sebagainya). Termasuk dalam kegiatan
penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS (BKKBN dan Kemenkes
R.I. 2012). Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi,
meliputi :
1. IUD
2. Pil KB
3. Implant (susuk KB)
4. Suntik
5. Kondom
29
pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang
dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan
dengan menerapkan kemitraan sejajar.
3. Pendekatan integrative (integrative approach) Memadukan
pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan
menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat
sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat pada semua
pihak.
4. Pendekatan kualitas (quality approach) Meningkatkan kualitas
pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima
pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach) Memberikan peluang
kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah
mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab
dalam pelaksanaan program KB nasional.
6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach) Strategi tiga
dimensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional,
dibagi dalam tiga tahap pengelolaan program KB sebagai berikut :
30
a) Coverage khalayak
Mengarah kepada upaya menjadi akseptor KB sebanyak-
banyaknya. Pada tahap ini pendekatan pelayanan KB didasarkan
pada pendekatan klinik.
b. Tahap pelembagaan
Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu
tahap perluasan jangkauan. Tahap coveragewilayah diperluas
jangkauan propinsi luar Jawa Bali. Tahap ini inkator kuantitatif
kesertaan ber- KB pada kisaran 45-65 % dengan prioritas pelayanan
kontrasepsi dengan metode jangka panjang, dengan memanfaatkan
momentum-momentum besar.
31
b) Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB
Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita
baik sebagai calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang
paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan
KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan
fungsi reproduksi. Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat,
dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB yang
makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan
keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program ASKABI
(Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman
dan terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
c) Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah PSM ditonjolkan
(pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas
Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
d) Pendidikan KB Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan,
baik petugas KB, bidan, dokter berupa pelatihan konseling dan
keterampilan (Saifuddin A B, 2003).
32
Laktasi (MAL), Coitus Interuptus, metode Kalender, Metode Lendir
Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu
perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan metode
kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, dan
spermisida.
33
5. Metode Kontrasepsi Darurat
Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam
yaitu pil dan AKDR
34
1.1.4.8 Hasil Kegiatan Program Keluarga Berencana di Puskesmas
Wilayah Kecamatan Menteng
Akseptor KB terdiri dari :
1) Akseptor KB baru
Akseptor KB baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang pertama
kali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang
berakhir dengan keguguran atau kelahiran.
2) Akseptor KB lama
Akseptor KB lama adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
melakukan kunjungan ulang termasuk pasangan usia subur yang
menggunakan alat kontrasepsi kemudian pindah atau ganti ke cara
atau alat yang lain atau mereka yang pindah klinik baik menggunakan
cara yang sama atau cara (alat) yang berbeda.
3) Akseptor KB aktif
Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang pada saat
ini masih menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi.
4) Akseptor Dropout
Akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3
bulan.
35
Sedangkan untuk Puskesmas Kecamatan Menteng target pencapaian
selama empat bulan pada KB Aktif adalah 80%, KB lama 20%, KB baru
20% dan drop out 100%.
36
Tabel 1.10 Cakupan Peserta Suntik dengan KB Aktif di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017
No. Puskesmas KB Suntik Pencapaian Target
AKTIF (b) (b/a x 100 (%)
(a) %)
1 KEL. MENTENG 2.633 1.858 70,5 20,0
2 KEL. CIKINI 1.017 808 79,4 20,0
3 KEL. PEGANGSAAN 2.396 1.760 73,4 20,0
4 KEL. KEBON SIRIH 1.816 1.278 70,3 20,0
5 KEL. GONDANGDIA 555 409 73,6 20,0
JUMLAH 8.417 6113 72,6 20,0
37
Tabel 1.12 Cakupan Peserta Implan dengan KB Aktif di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017
No. Puskesmas KB Implan Pencapaian Target
AKTIF (b) (b/a x 100 (%)
(a) %)
1 KEL. MENTENG 2.633 70 2,6 20,0
2 KEL. CIKINI 1.017 16 1,5 20,0
3 KEL. PEGANGSAAN 2.396 52 2,1 20,0
4 KEL. KEBON SIRIH 1.816 49 2,6 20,0
5 KEL. GONDANGDIA 555 4 0,7 20,0
JUMLAH 8.417 191 2,2 20,0
38
Tabel 1.14 Cakupan Peserta MOP dengan KB Aktif di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017
No. Puskesmas KB Implan Pencapaian Target
AKTIF (b) (b/a x 100 (%)
(a) %)
1 KEL. MENTENG 2.633 4 0,1 20,0
2 KEL. CIKINI 1.017 0 0 20,0
3 KEL. PEGANGSAAN 2.396 2 0,08 20,0
4 KEL. KEBON SIRIH 1.816 1 0,05 20,0
5 KEL. GONDANGDIA 555 0 0 20,0
JUMLAH 8.417 7 0,08 20,0
39
Tabel 1.16 Cakupan Peserta KB Baru di Puskesmas Kecamatan Menteng
Periode Januari April 2017
No. Puskesmas PUS KB BARU Pencapaian Target
(a) (b) (b/a x 100 (%)
%)
1 KEL. MENTENG 3.668 16 0,4 20,0
2 KEL. CIKINI 2.309 3 0,1 20,0
3 KEL. PEGANGSAAN 2.180 17 0,7 20,0
4 KEL. KEBON SIRIH 2.237 9 0,4 20,0
5 KEL. GONDANGDIA 753 2 0,2 20,0
JUMLAH 11. 147 47 0,4 20,0
40
Tabel 1.18 Cakupan Peserta Suntik dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017
No. Puskesmas KB Baru Suntik (b) Pencapaian Target
(a) (b/a x 100 (%)
%)
1 KEL. MENTENG 16 6 37,5 20,0
2 KEL. CIKINI 3 1 33 20,0
3 KEL. PEGANGSAAN 17 8 47 20,0
4 KEL. KEBON SIRIH 9 4 44 20,0
5 KEL. GONDANGDIA 2 1 50 20,0
JUMLAH 47 20 42 20,0
41
Tabel 1.19 Cakupan Peserta Implan dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017
No. Puskesmas KB Baru Implan (b) Pencapaian Target
(a) (b/a x 100 (%)
%)
1 KEL. MENTENG 16 1 6,25 20,0
2 KEL. CIKINI 3 0 0 20,0
3 KEL. PEGANGSAAN 17 1 5,88 20,0
4 KEL. KEBON SIRIH 9 2 22,2 20,0
5 KEL. GONDANGDIA 2 0 0 20,0
JUMLAH 47 4 8,5 20,0
42
Tabel 1.20 Cakupan Peserta Kondom dengan KB Baru di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017
No. Puskesmas KB Baru Kondom Pencapaian Target
(a) (b) (b/a x 100 (%)
%)
1 KEL. MENTENG 16 1 6,2 20,0
2 KEL. CIKINI 3 0 0 20,0
3 KEL. PEGANGSAAN 17 1 5,8 20,0
4 KEL. KEBON SIRIH 9 0 0 20,0
5 KEL. GONDANGDIA 2 0 0 20,0
JUMLAH 47 2 4,2 20,0
43
Tabel 1.21 Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017
No. Puskesmas Sasaran KB Pasca Pencapaian Target
Bulin Persalinan (b/a x 100 (%)
(a) (b) %)
1 KEL. MENTENG 325 1 0,3 20,0
2 KEL. CIKINI 100 0 0 20,0
3 KEL. PEGANGSAAN 277 1 0,3 20,0
4 KEL. KEBON SIRIH 197 0 0 20,0
5 KEL. GONDANGDIA 46 0 0 20,0
JUMLAH 945 2 0,21 20,0
44
Tabel 1.23 Cakupan Peserta Pil dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017
No. Puskesmas Sasaran Pil (b) Pencapaian Target
Bulin (a) (b/a x 100 (%)
%)
1 KEL. MENTENG 325 0 0 20,0
2 KEL. CIKINI 100 0 0 20,0
3 KEL. PEGANGSAAN 277 0 0 20,0
4 KEL. KEBON SIRIH 197 0 0 20,0
5 KEL. GONDANGDIA 46 0 0 20,0
JUMLAH 945 0 0 20,0
45
Tabel 1.25 Cakupan Peserta IUD dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017
No. Puskesmas Sasaran IUD (b) Pencapaian Target
Bulin (a) (b/a x 100 (%)
%)
1 KEL. MENTENG 325 5 1,5 20,0
2 KEL. CIKINI 100 1 1 20,0
3 KEL. PEGANGSAAN 277 2 0,7 20,0
4 KEL. KEBON SIRIH 197 1 0,5 20,0
5 KEL. GONDANGDIA 46 0 0 20,0
JUMLAH 945 9 0,9 20,0
46
Tabel 1.27 Cakupan Peserta MOW dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017
No. Puskesmas Sasaran MOW (b) Pencapaian Target
Bulin (a) (b/a x 100 (%)
%)
1 KEL. MENTENG 325 1 0,02 20,0
2 KEL. CIKINI 100 1 1 20,0
3 KEL. PEGANGSAAN 277 0 0 20,0
4 KEL. KEBON SIRIH 197 0 0 20,0
5 KEL. GONDANGDIA 46 0 0 20,0
JUMLAH 945 2 0,2 20,0
47
Tabel 1.29 Cakupan Peserta KB Lama di Puskesmas Kecamatan Menteng
Periode Januari April 2017
No. Puskesmas PUS KB Pencapaian Target
(a) LAMA(b) (b/a x 100 (%)
%)
1 KEL. MENTENG 3.668 74 2,0 20,0
2 KEL. CIKINI 2.309 13 0,5 20,0
3 KEL. PEGANGSAAN 2.180 86 3,9 20,0
4 KEL. KEBON SIRIH 2.237 27 1,2 20,0
5 KEL. GONDANGDIA 753 9 1,1 20,0
JUMLAH 11. 147 209 1,8 20,0
48
kemudahan dalam mengakses data serta pencatatan dan pelaporan yang lengkap.
Adapun identifikasi masalah yang didapatkan antara lain:
1. Cakupan Peserta KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Menteng Periode
Januari April 2017 adalah sebesar 75,5%
2. Cakupan Peserta KB Aktif di Puskesmas Kelurahan Menteng Periode
Januari April 2017 adalah sebesar 71, 3 %
3. Cakupan Peserta KB Aktif di Puskesmas Kelurahan Cikini Periode Januari
April 2017 adalah sebesar 44 %
4. Cakupan Peserta KB Aktif di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Periode
Januari April 2017 adalah sebesar 109 %
5. Cakupan Peserta KB Aktif di Puskesmas Kelurahan Kebon Sirih Periode
Januari April 2017 adalah sebesar 81 %
6. Cakupan Peserta KB Aktif di Puskesmas Kelurahan Gondangdia Periode
Januari April 2017 adalah sebesar 73 %
7. Cakupan Peserta Pil dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Menteng
Periode Januari April 2017 adalah sebesar 7,4 %
8. Cakupan Peserta Suntik dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 72,6%
9. Cakupan Peserta IUD dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Menteng
Periode Januari April 2017 adalah sebesar 15,1 %
10. Cakupan Peserta Implan dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 2,2 %
11. Cakupan Peserta MOW dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 1,6 %
12. Cakupan Peserta MOP dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0.08 %
13. Cakupan Peserta Kondom dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 3,1 %
14. Cakupan Peserta KB Baru di Puskesmas Sekecamatan Menteng Periode
Januari April 2017 adalah sebesar 0,4 %
49
15. Cakupan Peserta Pil dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan Menteng
Periode Januari April 2017 adalah sebesar 6,38%
16. Cakupan Peserta Suntik dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 42%
17. Cakupan Peserta IUD dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan Menteng
Periode Januari April 2017 adalah sebesar 25%
18. Cakupan Peserta Implan dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 8,5%
19. Cakupan Peserta MOW dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 4,2%
20. Cakupan Peserta Kondom dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 4,2%
21. Cakupan Peserta MOP dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan Menteng
Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0%
22. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan di Puskesmas Kecamatan Menteng
Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0,21%
23. Cakupan Peserta Kondom dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0,1%
24. Cakupan Peserta Pil dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0%
25. Cakupan Peserta Suntik dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0,31%
26. Cakupan Peserta IUD dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0,9%
27. Cakupan Peserta Implan dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0,02%
28. Cakupan Peserta MOW dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0,2%
29. Cakupan Peserta MOP dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0%
50
30. Cakupan Peserta KB Lama di Puskesmas Sekecamatan Menteng Periode
Januari April 2017 adalah sebesar 5,17 %
31. Cakupan Peserta Drop Out di Puskesmas Sekecamatan Menteng Periode
Januari April 2017 adalah sebesar 0,025%
51
9. Cakupan Peserta IUD dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan Menteng
Periode Januari April 2017 adalah sebesar 15,1 % di bawah target yaitu
20%
10. Cakupan Peserta Implan dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 2,2 % di bawah target
yaitu 20%
11. Cakupan Peserta MOW dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 1,6 % di bawah target
yaitu 20%
12. Cakupan Peserta MOP dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0.08 % di bawah
target yaitu 20%
13. Cakupan Peserta Kondom dengan KB Aktif di Puskesmas Sekecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 3,1 % di bawah target
yaitu 20%
14. Cakupan Peserta KB Baru di Puskesmas Sekecamatan Menteng Periode
Januari April 2017 adalah sebesar 0,4 % di bawah target yaitu 20%
15. Cakupan Peserta Pil dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan Menteng
Periode Januari April 2017 adalah sebesar 6,38% di bawah target yaitu
20%
16. Cakupan Peserta Suntik dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan Menteng
Periode Januari April 2017 adalah sebesar 42% di atas target yaitu 20%
17. Cakupan Peserta IUD dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan Menteng
Periode Januari April 2017 adalah sebesar 25% di atas target yaitu 20%
18. Cakupan Peserta Implan dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 8,5% di bawah target
yaitu 20%
19. Cakupan Peserta MOW dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan Menteng
Periode Januari April 2017 adalah sebesar 4,2% di bawah target yaitu 20%
52
20. Cakupan Peserta Kondom dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 4,2% di bawah target
yaitu 20%
21. Cakupan Peserta MOP dengan KB Baru di Puskesmas Kecamatan Menteng
Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0% di bawah target yaitu 20%
22. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan di Puskesmas Kecamatan Menteng
Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0,21% di bawah target yaitu
20%
23. Cakupan Peserta Kondom dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0,1% di
bawah target yaitu 20%
24. Cakupan Peserta Pil dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0% di bawah target
yaitu 20%
25. Cakupan Peserta Suntik dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0,31% di
bawah target yaitu 20%
26. Cakupan Peserta IUD dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0,9% di bawah target
yaitu 20%
27. Cakupan Peserta Implan dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0,02% di
bawah target yaitu 20%
28. Cakupan Peserta MOW dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0,2% di
bawah target yaitu 20%
29. Cakupan Peserta MOP dengan KB Pasca Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Menteng Periode Januari April 2017 adalah sebesar 0% di
bawah target yaitu 20%
53
30. Cakupan Peserta KB Lama di Puskesmas Sekecamatan Menteng Periode
Januari April 2017 adalah sebesar 5,17 % di bawah target yaitu 20%
31. Cakupan Peserta Drop Out di Puskesmas Sekecamatan Menteng Periode
Januari April 2017 adalah sebesar 0,025% di atas target yaitu 0%
54