5
B. Macam-Macam Proyek
Menurut R.D. Achibald (1976) macam proyek adalah sebagai beikut :
1. Proyek Kapital (Modal)
Meliputi : Pembebasan tanah, pembelian material dan peralatan dan
konstruksi.
2. Proyek Pengembangan adalah proyek dimana perencana hanya
mengembangkan proyek yang telah ada.
3. Proyek Pengembangan dan penelitian.
4. Proyek Sistem Informasi.
5. Proyek yang berkaitan dengan manajemen perusahan
C. Sumber Proyek
Ditinjau dari asal proyek, terdapat dua sumber proyek yang berbeda
keadaanya, antara lain:
1) Proyek Pemerintah:
Syarat resmi untuk menangani projek pemerintah adalah harus
berbadan hukum. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur agar kontraktor
selalu mematuhi segala peraturan yang ditetapkan.
6
SUMBER
PROYEK
PEMERINTA SWASTA
H
Diagram 2.1
Perolehan sumber proyek
2) Proyek Swasta
Bila owner berbentuk perusahaan pada umumnya direktur perusahaan
mengangkat seorang pemimpin projek tidak jarang perusahaan swasta
menggunakan jasa konsultan untuk mengawasi pekerjaan proyek.
7
1. Konsep perencanaan.
2. Design awal (denah, tampak).
3. Usulan penawaran biaya (fee) perencanaan.
8
c. Berdasarkan Pada Lelang Terbatas
Pada prinsipnya hampir sama dengan lelang terbuka hanya saja di
undang beberapa konsultan perencana saja. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan proses penentuan konsultan dengan catatan rekanan yang
diundang sudah diketahui reputasinya.
1. Design as Building
Istilah Design and Build merupakan pengertian tentang tatacara
penyelenggaraan proyek dimana proses perencanaan dan proses
pelaksanaan konstruksi proyek dilakukan oleh satu pihak tertentu dan
diikat secara hukum melalui kontrak dengan Pemberi Tugas. Secara
umum, untuk proyek-proyek yang dilaksanakan dengan pola Design
and Build, terdapat 2 (pihak) yang mengikatkan diri dengan kontrak
kerja yaitu Pihak Pemberi Tugas dan Pihak Pelaksana Pekerjaan.
Walaupun demikian, kadangkala diperlukan keahlian lain yaitu
Konsultan Pengawas/Manajemen Proyek/Manajemen Konstruksi yang
bekerja untuk dan diikat kontrak dengan Pihak Pemberi Tugas.
Tugasnya adalah melakukan dan melaporkan hasil pengawasan
pekerjaan kepada Pemberi Tugas. Sementara itu, pembiayaan
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan berdasarkan prestasi pekerjaan
(dengan tahapan pembayaran), atau dibayarkan setelah pekerjaan
selesai 100% dan disetujui oleh Pemberi Tugas (turn-key project).
9
2. Turn Key Project.
3. Fast Track
10
Kontraktor kepada Pemberi Tugas. Secara umum dikenal adanya 3
(tiga) cara penyelenggaraan proyek, yaitu:
a. Tradisional.
c. Bridging
11
menunjuk arsitek lokal untuk meneruskan pekerjaan perancangan
sampai selesai.
F. Konsultan Perencanan
12
G. Klasifikasi Konsultan Perencana
1. Konsultan swasta
2. Konsultan pemerintah
13
H. Tahapan Perancangan
a. Tahap Konseptual
Melihat keperluan
14
3) Menyusun perencanaan dan membuat keputusan strategis,
yaitu berkaitan dengan garis besar penyelenggaraan proyek
seperti jenis kontrak, filosofi desain, komposisi pendanaan, dan
lain lain.
4) Memilih peserta proyek yang terdiri dari para kontraktor calon
peserta tender.
2. Tahap Implementasi
Komponen kegiatan utama dalam tahap ini berbeda beda untuk setiap
macam proyek, tetapi secara umum kegiatan utama dalam tahap ini
dapat dibagi sebagai berikut :
a. Mengkaji lingkup kerja proyek dan membuat program
implementasi
b. Melaksanakan pekerjaan desain engineering terinci ( tahap
drawing), pengadaan material dan peralatan, pabrikasi, instalasi
(konstruksi).
c. Melakukan perencanaan dan pengendalian biaya, waktu dan
mutu.
d. Menutup proyek, termasuk kegiatan inspeksi akhir, uji coba,
starat up dan praoperasi.
e. Menyerahkan hasil proyek kepada pemilik.
f. Menyelesaikan masalah asuransi, klaim dan keuntungan proyek.
15
3. Tahap Operasi
Tahap operasi atau utilitas yang dilaksanakan setelah tahap
implementasi tidak termasuk dalam tahap siklus proyek, karena dalam
tahap ini ornasasi / owner mulai memakai, memproduksi dan
memelihara produk hasil akhir proyek. Atau dengan perkataan lain
tahap ini tidak termasuk dalam siklus proyek karena sudah merupakan
kegiatan operasional.
16
menentukan program kebutuhan ruang serta alokasi waktu
perencanaan.
2) Studi pendekatan
Langkah selanjutnya adalah melakukan pendekatan masalah
untuk melahirkan beberapa alternatif pemecahan tentang standar
ruang, pengelolaan ruang, organisasi ruang, konsep dasar tapak,
konsep dasar bentuk bangunan dan estimasi biaya.
3) Desain skematik
Berdasarkan kegiatan sebelumnya, kemudian arsitek
mengevaluasikan hasil analisa ke dalam bentuk gambar. Yang
menjadi output pada tahap ini adalah denah, tampak, potongan
dengan atau tanpa perspektif. Usulan gambar -gambar skematik
ini disampaikan kepada owner untuk dimintai persetujuannya dan
kemudian dimasukkan ke Dinas Tata Bangunan untuk
mendapatkan izin membangun.
4) Pengembangan desain
Desain yang sudah disetujui tersebut kemudian dikembangkan
lagi sampai ke gambar yang lebih detail. Pada tahap ini pula,
gambar gambar tersebut dilengkapi dengan uraian syarat dan
kualitas bahan bangunan yang dipakai yang terhimpun dalam
suatu rencana kerja dan syarta - syarat serta taksiran biaya (RAB).
Keluaran dari tahap ini gambar - gambar kerja dengan semua
syarat syaratnya yang siap untuk dilaksanakan ( bestek en voor
waarden ).
5) Pelelangan
Dengan selesainya gambar - gambar kerja tersebut, oleh pemberi
tugas kemudian dijual kepada kontraktor untuk dilaksanakan
pembangunannya. Untuk menghadapi proses pelelangan ini,
konsultan perencana wajib menyiapkan dokumen pelelangan
sebanyak jumlah kontraktor yang mengikuti pelelangan.
17
Kemudian diberikan kepada kontraktor beberapa hari sebelum
lelang dimulai.
Dokumen pelelangan yang harus dibuat tersebut, mencakup :
a) Gambar - gambar perencanaan,
b) Rencana kerja dan syarat syarat,
c) Alokasi waktu pelaksanaan,
d) Volume pekerjaan (bill of quantity),
e) Formulir penawaran dan aturan-aturan tentang pemasukannya,
f) Aturan main lainnya yang dibutuhkan untuk mengikuti
pelelangan,
18
7) Penyerahan
Akhir dari semua proses perencanaan adalah penyerahan proyek
oleh kontraktor pelaksana kepada pemberi tugas. Penyerahan
pertama dilakukan setelah pekerjaan telah rampung 100%,
sedangkan penyerahan kedua dilakukan dalam kurun waktu
tertentu setelah masa pemeliharaan selesai.
Pada umumnya setelah penyerahan pertama, pembayaran termin
disisakan 5 % hingga saat penyerahan kedua.
19