Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN PROGRAM PENINGKATAN

MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN


No.
:
Dokumen
K
No. Revisi : 00
A Tanggal
: 02 Februari 2017
K Terbit
Halaman : 1/6
PEMERINTAH KABUPATEN
PASURUAN dr. Syahar Gunawan
DINAS KESEHATAN NIP. 19620829 198903 1
009
PUSKESMAS PURWOSARI

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

I. PENDAHULUAN
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses
yang berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan.
Dalam perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan
Puskesmas tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga
dari aspek keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayanannya.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara obyektif dan
sistematik untuk memantau dan menilai mutu serta kewajaran asuhan
terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan asuhan pasien
dan memecahkan masalah-masalah yang ada.
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana Puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi identifikasi risiko, analisis
insiden, dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah
setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri
dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera(KNC),
Kejadian Tidak Cedera(KTC), dan Kejadian Potensial Cedera (KPC).

II. LATAR BELAKANG


Pemberian pelayanan kesehatan harus memiliki sumber daya manusia
yang professional baik dibidang teknis medis maupun administrasi kesehatan.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan harus mempunyai suatu
ukuran yang menjamin peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sudah diawali
dengan penilaian akreditasi Puskesmas. Pada kegiatan ini Puskesmas harus
membuat standar pelayanan/prosedur.
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
a. Tujuan Umum
Mendorong pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada pasien yang
memenuhi standar pelayanan keselamatan pasien dan memberikan
kepuasan kepada pasien

b. Tujuan khusus
1. Memastikan bahwa pelayanan diberikan sesuai dengan SOP
2. Menjamin pemberian pelayanan sesuai dengan standar pelayanan
medik, keselamatan pasien dan dilaksanakan secara terpadu sesuai
dengan kebutuhan
3. Mengupayakan peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
melalui peningkatan kemampuan pemberi layanan kesehatan
4. Terlaksananya program pencegahan sehingga KTD, KTC, KPC dan
KNC tidak terulang.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan tim peningkatan mutu Puskesmas dilakukan melalui pemantauan
dan peningkatan indikator klinis dan keselamatan pasien. Pemantauan
Indikator klinis adalah kegiatan pencatatan hasil sasaran mutu tiap pelayanan.
Indikator klinis yang dipantau meliputi semua sasaran mutu di Poli/Unit.
Dipantau setiap bulan, diukut tiap 6 bulan.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk pemantauan indikator klinis
tersebut adalah
1. Pencatatan setiap indikator klinis dilakukan oleh perawat dan petugas
disetiap unit pelayanan yang terkait dengan indikator klinis masing-
masing
2. Indikator klinis tersebut dicatat setiap harinya, dan direkap oleh
koordinator unit
3. Untuk pemantauan dan pelaporan insiden keselamatan pasien
dilaporkan di tim manajemen mutu
4. Ketua tim mutu bertanggung jawab mengkoordinasi pengumpulan data
indikator klinis yang sudah dicatat dan direkapitulasi oleh setiap unit
pelayanan dan dianalisa pada akhir bulan

VI. SASARAN
Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk
mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti
bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan
menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian
atas permasalahan ini. Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu
dilakukan pengukuran terhadap sasaran sasaran keselamatan pasien.
Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini :

No. INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET


1 Ketepatan Identifikasi Pasien 100%
2 Ketepatan Pemberian Obat Kepada Pasien 100%
3 Ketepatan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan 100%
4 Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas 95%
5 Tidak Terjadinya Pasien Jatuh 90%
6 Terlaksananya Komunikasi Efektif Dalam Pelayanan Klinis 100%

1) Ketepatan Identifikasi Pasien


Identifikasi pasien yang tepat dan mendetail meliputi: nama, umur, alamat, nomor
rekam medis pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
teridentifikasi tepat dibagi jumlah seluruh pasien yang dilayani.

Jumlah pasien yang teridentifikasi


tepat X 100%
Jumlah pasien yang dilayani

2) Ketepatan Pemberian Obat Kepada Pasien


Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan
identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung pemberian obat yang tepat
sesuai identifikasi pasien dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan
obat.

Jumlah pasien yang tepat teridentifikasi dalam pemberian


obat X 100%
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat

3) Ketepatan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan


Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang
akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur. Pengukuran indikator dilakukan
dengan cara menghitung pelaksanaan tindakan medis dan keperawatan yang tepat
sesuai prosedur dibagi dengan seluruh tindakan medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan sesuai


prosedur X 100%
Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan

4) Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas


Agar tidak terjadi risiko infeksi nosokomial, maka semua petugas Puskesmas
Purwosari wajib menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah
dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara
menghitung jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 7
langkah dibagi dengan jumlah semua petugas pelayanan klinis.

Jumlah petugas yang melakukan CTPS 7 langkah X 100%


Jumlah petugas pelayanan klinis

Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Purwosari wajib
menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai ketentuan yang berlaku.
Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara
menghitung jumlah petugas yang menggunakan alat pelindung diri (APD) dibagi
dengan jumlah semua petugas pelayanan klinis.

Jumlah petugas yang menggunakan alat pelindung diri (APD) X 100%


Jumlah petugas pelayanan klinis

5. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh


Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas Purwosari dilakukan pengkajian terhadap
kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan terjadinya
pasien jatuh dilakukan dengan cara :
1) Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien
yang berisiko jatuh dengan memakaikan gelang berwarna kuning.
2) Memberikan intervensi kepada pasien yang berisiko serta memberikan
lingkungan yang aman.
Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara
menghitung jumlah pasien yang jatuh dibagi dengan jumlah semua pasien yang
dirawat.
Jumlah pasien yang jatuh X 100%
Jumlah pasien yang dirawat

6. Terlaksananya Komunikasi Efektif Dalam Pelayanan Klinis


Agar pelayanan klinis berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tidak ada
pengulangan yang tidak perlu, maka dilaksanakan komunikasi efektif dalam
pelayanan klinis.
Komunikasi efektif dilakukan dalam bentuk:
a. Kepatuhan melaksanakan prosedur transfer pasien antar unit pelayanan
b. kepatuhan melaksanakan prosedur operan jaga
c. kepatuhan melaksanakan pelaporan kasus
d. kepatuhan melaksanakan instruksi dokter.
Pengukuran terhadap terlaksananya komunikasi efektif dalam pelayanan klinis
dilakukan dengan cara menghitung jumlah petugas yang melaksanakan komunikasi
efektif dibagi dengan jumlah petugas pelayanan klinis.

Jumlah petugas yang melaksanakan


komunikasi efektif X 100%
Jumlah petugas pelayanan klinis

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan
No
Kegiatan Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag Se
.
b r r i n l u p
1 Rapat Tim Mutu V
2 Penetapan Indikator Klinis V
3 Perhitungan Indikator Klinis V
4 Form Pencatatan dan Pelaporan V
5 Evaluasi/pemantauan sasaran mutu V
6 Melakukan Rapat koordinasi V

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


1. Setiap bulan Tim Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien
melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien di unit kerja
2. Setiap 6 bulan Tim Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien
membuat laporan pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien
3. Evaluasi untuk melihat pencapaian program dan rencana program
dilaksanakan setiap akhir tahun pada awal tahun

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan ini merupakan Laporan dan
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan. Pencatatan dilakukan setiap hari, dihitung
setiap bulan. Pelaporan dilaksanakan setiap 6 bulan sekali. Data kemudian
dievaluasi setiap tahun.

Anda mungkin juga menyukai