Anda di halaman 1dari 16

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak

Balita

Disusun oleh:
Prahasta Listiyaning Renny 102012144
Theonoegroho Josias Abraham M 102012243
Aba Madonna Sallao 102014013
Grevaldo Austen 102014015
Wayan Sadhira Gita Krisnayanti 102104099
Graciela Anjanette Putri Lunita 102014138
Nur Amira Amalina Binti M. Z 102014228
Adhe William Fanggidae 102014270

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM


UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA (UKRIDA)
JAKARTA
NOVEMBER 2016

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 1
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan
penelitian ilmiah mengenai faktor- faktor risiko dehidrasi pada kejadian diare pada anak balita.
Artikel ini bertujian untuk memenuhi tugas mata pelajaran metodologi penelitian. Dalam
kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih pada dr. Djap Hadi Susanto yang telah
memberikan kesempatan untuk belajar mengolah data penelitian.
Artikel ilmiah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan hubungan antara dehidrasi pada
diare dengan faktor- faktor yang dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, dehidrasi, komorbiditas,
status gizi, social ekonomi, status imunisasi, dan cairan inadekuat. Penelitian ilmiah ini dibuat
karena tingginya angka kematian balita akibat diare. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan artikel penelitian ini jauh dari sempurna sehingga sangat diharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna menjadi acuan untuk menjadi pembelajaran di masa yang akan
datang. Semoga penulisan artikel ini dapat memberikan informasi yang berguna dalam
pembangunan wawasan ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Jakarta, 3 November 2016

Grevaldo Austen

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 2
Daftar Isi

Kata Pengantar 2
Daftar isi 3
BAB I : PENDAHULUAN 6
1.1 Latar Belakang 6
1.2 Permasalahan 6
1.3 Tujuan penelitian 6
1.4 Manfaat peneltian 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 7


2.1 Kerangka teori 7
2.2 Kerangka konsep 10

BAB III : METODOLOGI PENILITIAN 11


3.1 Desain penelitian 11
3.2 Tempat dan waktu penelitian 12
3.3 Pengumpulan data 12
3.4 Analisis data 13
3.5 Populasi penelitian 14
3.6 Sampel penelitian 14
3.7 Variable penelitian 14

BAB IV : DAFTAR PUSTAKA 16

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 3
Lembar Pengesahan

Laporan eksperimen di bawah ini yang berjudul "Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian
Diare pada Anak Balita . telah disetujui baik isi maupun persyaratan formal oleh guru
pembimbing.

Dosen Pembimbing

dr. Djap Hadi Susanto, M.Kes

Mengetahui, Dekan Fakultas

Dr, dr. Mardi Santoso, DTM&H, SpPD., KEMD, FINASIM, FACE

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 4
Halaman Orsinilitas

Judul karya : Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita
Kertas Karya : Laporan penelitian
Nama penulis : Grevaldo Austen

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa memang benar karya dengan judul
yang tersebut diatas merupakan karya orisinal dan belum pernah dipublikasikan dan/atau
dilombakan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, dan apabila terbukti terdapat pelanggaran
di dalamnya, maka saya siap untuk tidak diikutsertakan dalam pengujian sebagai bentuk
tanggung jawab penulis.

Jakarta, 4 November 2016

( Grevaldo Austen)

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare didefinisikan secara klinis sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih
dari biasanya/ lebih dari biasanya/ lebih dari tiga kali dalam sehari, disertai dengan perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinis diare dibedakan menjadi
tiga macam sindroma diare yaitu diare akut, disentri dan persisten. (WHO, 2000).
Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak balita. Kasus kematian
ini terutama disebabkan oleh dehidrasi yang disebabkan oleh berbagai faktor. Di Indonesia
kematian akibat diare sendiri adalah 36,9%, dan 24,1 % pada bayi yang terutama disebabkan
oleh dehidrasi. Upaya pencegahan jangka diare jangka pendek bertujuan untuk mencegah
kematian karena dehidrasi. Dalam melaksanakan upaya tersebut perlu diketahui faktor risiko
terjadinya dehidrasi sebagai penyebab utama kematian anak Balita yang diare. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor beresiko terjadinya dehidrasi pada Balita ketika
menderita diare. Oleh karena itu penting untuk mengetahui faktor- faktor dehidrasi yang lengkap.

1.2 Rumusan Masalah


Apa saja faktor- faktor risiko dehidrasi pada kejadian diare pada anak Balita.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan umum : mengetahui faktor- faktor risiko dehidrasi pada kejadian diare pada anak
Balita
Tujuan khusus : mengetahui secara spesifik mengenai hubungan antara faktor- faktor
risiko dehidrasi pada kejadian diare pada anak Balita

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah menjadi dasar untuk menginterversi masalah
dehidrasi pada diare dan menjadi dasar bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor- faktor yang dibahas, yaitu usia, jenis kelamin,
komorbiditas, social ekonomi, status gizi, status imunisasi, dan cairan inadekuat.

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka teori

Diare didefinisikan secara klinis sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar)
lebih dari biasanya/ lebih dari biasanya/ lebih dari tiga kali dalam sehari, disertai dengan
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinis diare
dibedakan menjadi tiga macam sindroma diare yaitu diare akut, disentri dan persisten.
(WHO, 2000).
Diare akut adalah BAB (buang air besar) cair atau sengah cair dengan kandungan
air pada tinja lebih dari normal (lebih dari 200 cc/24 jam) atau BAB lebih dari 3 kali
sehari dengan jangka waktu kurang dari 14 hari.1-3 Lebih dari 90 % penyebab diare akut
adalah infeksi. Sisanya adalah akibat obat, bahan toksik, iskemia, dan lain- lain.3,4 Oleh
sebab itu penting agar mengetahui pola klinis diare akut akibat infeksi.
Pada diare akan terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan, diakibatkan oleh
beberapa faktor kekurangan laktosa yang akan menyebabkan gula pada usus menarik
keluar air berlebihan, pada infeksi maka akan terjadi ganguan pertukaran ion Na yang
akan menyebabkan keluarnya ion Na, keluarnya ion ini biasa berbarengan dengan
keluarnya air yang berlebih, pemberian serat akan membuat feces menjadi lebih pekat
sehingga akan menarik air berlebih, abnormalitas waktu transit motilitas usus yang terjadi
akibat penyakit seperti hipertiroid, diabetes mellitus, dan efek samping obat eritromisin,
inflammatory bowel disease(IBD), dan saat asupan lemak tinggi.
a. Dehidrasi
Dehidrasi adalah keadaan dimana terjadinya kekurangan cairan tubuh. Dehidrasi
dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan derajat keparahanya:
1. Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5% BB): gambaran klinisnya turgor kurang,
suara serak (Vox Cholerica), dan pasien belum tergolong dalam presyok.
2. Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8% BB): turgor buruk, suara serak, pasien
tergolong presyok,nadi cepat, napas cepat dan dalam.

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 7
3. Dehidrasi Berat (hilang cairan 8-10% BB): tanda dehidrasi sedang ditambah
kesadaran menurun( Apatis sampai koma), otot- otot kaku, dan sianosis.
b. Komorbiditas
Komorbiditas adalah penampilan bersamaan dari dua penyakit atau lebih. Anak
balita yang mengalami demam ketika diare mempunyai resiko dehidrasi yang lebih
besar. Hal ini karena ketika anak mengalami demam, ia akan berkeringat dan air
menguap keluar melalui kulitnya. Pada saat demam, anak juga biasanya bernapas
lebih cepat, dimana proses bernapas akan mengurangi cairan dalam tubuh melalui
wap air yang dikeluarkan.
c. Jenis Kelamin
Risiko diare pada golongan perempuan lebih rendah daripada laki-laki karena
aktivitas anak laki-laki dengan lingkungan lebih tinggi.
d. Status Gizi
Status gizi didefinisikan sebagai keadaan kesehatan yang berhubungan dengan
penggunaan makanan oleh tubuh (Parajanto, 1996). Penilaian status gizi dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, yang tergantung dan tingkat
kekurangan gizi. Menurut Gibson (1990) metode penilaian tersebut adalah;

1) konsumsi makanan

2) pemeriksaan laboratorium

3) pengukuran antropometri

4) pemeriksaan klinis.

Metode-metode ini dapat digunakan secara tunggal atau kombinasikan untuk


mendapatkan hasil yang lebih efektif.

Makin buruk gizi seseorang anak, ternyata makin banyak episode diare yang
dialami. Mortalitas bayi dinegara yang jarang terdapat malnutrisi protein energi
(KEP) umumnya kecil (Canada, 28,4 permil). Pada anak dengan malnutrisi, kelenjar
timusnya akan mengecil dan kekebalan sel-sel menjadi terbatas sekali sehingga

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 8
kemampuan untuk mengadakan kekebalan nonspesifik terhadap kelompok organisme
berkurang.

e. Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi yang rendah akan mempengaruhi status gizi anggota
keluarga. Hal ini nampak dari ketidakmampuan ekonomi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan gizi keluarga khususnya pada anak balita sehingga mereka cenderung
memiliki status gizi kurang bahkan status gizi buruk yang memudahkan balita
tersebut terkena diare. Mereka yang berstatus ekonomi rendah biasanya tinggal di
daerah yang tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga memudahkan seseorang
untuk terkena diare.
f. Status Imunisasi
Pada balita, 1-7% kejadian diare berhubungan dengan campak, dan diare yang
terjadi pada campak umumnya lebih berat dan lebih lama (susah diobati, cendrung
menjadi kronis) karena adanya kelainan pada epitel usus. Diare dan disentri lebih
sering terjadi atau berakibat berat pada anak-anak dengan campak atau menderita
campak dalam 4 minggu terakhir. Hal ini disebabkan karena penurunan kekebalan
pada penderita.
g. Cairan Inadekuat
Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion
natrium, klorida, kalsium dan bikarbonat. Semua komplikasi diare akut disebabkan
karena kehilangan air dan elektrolit melalui tinja. Kehilangan sejumlah air dan
elektrolit bertambah jika ada muntah, dan kehilangan air juga meningkat bila ada
panas. Kehilangan ini menyebabkan dehidrasi karena kehilangan air dan natrium
khlorida, asidosis karena kehilangan bikarbonat, dan kekurangan kalium. Dehidrasi
adalah keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan penurunan volume
darah, kolaps kardiovaskuler dan kematian apabila tidak di atasi dengan tepat. Jika
tidak diberikan cairan yang adekuat kepada anak yang diare, dehidrasi boleh
mengakibatkan kematian.

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 9
h. Usia
Sebagian besar diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insidensi tertinggi
terjadi pada kelompok umur 6 sampai 11 bulan, pada saat diberikan makanan
pendamping ASI. Hal ini dikarenakan belum terbentuknya kekebalan alami dari anak
usia dibawah satu tahun. Pola ini menggambarkan kombinasi efek penurunan kadar
antibodi ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang mungkin
terkontaminasi bakteri tinja dan kontak langsung dengan tinja manusia atau binatang
pada saat bayi mulai dapat merangkak.

2.2 Kerangka Konsep

Faktor- faktor predisposisi

1. Usia
2. Jenis kelamin Dehidrasi pada diare pada
3. Komorboditas anak Balita
4. Status gizi
5. Status imunisasi
6. Cairan inadekuat

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 10
BAB III

Metodologi Penelitian

3.1 Desain penelitian

Adapun desain penelitian ini adalah dengan menggunakan desain/pendekatan cross


sectional, kasus control atau cohort.
Studi cross sectional

Dalam penelitian seksional silang atau potong silang, variable sebab atau risiko dan akibat
atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam
waktu yang bersamaan). Misalnya penelitian tentang hubungan antara bentuk tubuh dengan
hipertensi. Pengumpulan data untuk jenis penelitian ini, baik untuk variable risiko rendah atau
sebab (independent variable) maupun variable akibat (dependent variable) dilakukan secara
bersama-sama atau sekaligus. 5

Kasus control

Penelitian ini adalah penelitian epidemiologis analitik observasional yang menelaah


hubungan antara efek ( penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu dengan faktor- faktor risiko
tertentu. Desain penelitian kasus- control dapat digunakan untuk melihat seberapa besar
pengaruh faktor pada kasus kematian akibat dehidrasi pada diare pada anak balita. Desain
penelitian kasus control dalam hal kekuatan sebab akibat berada dibawah desain eksperimental
atau studi kohort, akan tetapi berada di atas studi cross sectional karena studi kasus control
terdapat dimensi waktu sedangkan cross sectional tidak. Dilakukan dengan cara retrospektif yaitu
secara melihat ke belakang dimulai dari pasien hingga mencapai pada faktor- faktor yang
berperan.

Studi Prospektif (Cohort)

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat melihat kedepan (forward looking), artinya
penelitian dimulai dari variabel penyebab atau faktor risiko, kemudian diikuti akibatnya pada

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 11
waktu yang akan datang. Dengan kata lain, penelitian ini berangkat dari variabel independen
kemudian diikuti akibat dari independen variabel tersebut terhadap dependen variabel. Misalnya,
penelitian tentang hubungan antara merokok dan kanker paru-paru tersebut, tidak dimulai dari
kasus atau penderita, tetapi dari ornag yang merokok dan bukan perokok. Penelitian dimulai dari
mengambil sampel dari perokok dan bukan perokok, dan diikuti misalnya sampai 15 tahun
mendatang, setelah 15 tahun, maka terhadap orang-orang tersebut diadakan pemeriksaan
kesehatan khususnya paru-paru. Dari analisis hasil atau proporsi orang-orang yang merokok dan
menderita kanker paru-paru, dan bukan perokok juga menderita kanker paru-paru, serta orang
yang merokok tidak menderita kanker paru-paru, dan orang yang tidak merokok tidak menderita
kanker paru-paru, dan orang yang tidak merokok tidak menderita paru-paru, dapat disimpulkan
hubungan antara merokok dan kanker paru-paru.5

3.2 Tempat dan waktu penelitian


Penelitian dilakukan pada tanggal 4 November 2016 di Kampus Universitas Kristen
Krida Wacana.

3.3 Pengumpulan data

Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
data primer (langsung dari tangan pertama) maupun sekunder ( dari data yang sudah ada).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan metode kuisioner. Penelitian survey adalah suatu
penelitan yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (masyarakat),
sehingga sering disebut penelitan noneksperimen. Dalam survey, penelitan tidak dilakukan
terhadap seluruh objek yang diteliti atau populasi, tetapi hanya mengambil sebagian dari
populasi tersebut (sampel). Sampel adalah bagian dari popilasi yang dianggap mewakili
populasinya. Dalam penelitian survei, hasil dari penelitian tersebut merupakan hasil dari
keseluruhan. Dengan kata lain, hasil dari sampel tersebut dapat digeneralisasikan sebagai hasil
populasi. 5
Penelitaian survei digolongkan lagi menjadi dua, yaitu penelitian survey yang bersifat
deskriptif dan analitik. Dalam penelitian survey deskriptif, penelitian diarahkan untuk
mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat.
Oleh sebab itu penelitian deskriptif ini sering disebut penelitian penjelajahan (exploratory study).
Dalam survey diskriptif pada umumnya penelitian menjawab pertanyaan (how). 5

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 12
Penelitian survei analitik diarahkan yntuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi.
Misalnya mengapa penyakit menyebar di suatu masyarakat, mengapa penyakit terjadi pada
sekelompok orang. Survei analitik ini pada ymymnya berusaha menjawab pertanyaan mengapa
(why), oleh sebab itu juga disebut penelitian penjelasn (explanatory study).5

3.4 Analisis data

a. Analisis Univariant
Dilakukan untuk mengetahui gambaran setiap variable, distribusi frekuensi pada
variable dependent dan variable independent. Dengan melihat distribusi frekuensi maka
dapat diketahui deskripsi variable dependent dan variable dependent dalam penelitian.

b. Analisis Bivariant
Dilakukan untuk mengetahui hubungan antara usia dengan dehidrasi pada diare
pada anak Balita, jenis kelamin, hubungan antara status gizi dengan dehidrasi pada diare
pada anak Balita, hubungan antara status imunisasi dengan dehidrasi pada diare pada
anak Balita, hubungan antara social ekonomi dengan dehidrasi pada diare pada anak
Balita, dan Cairan inadekuat dengan dehidrasi pada diare pada anak Balita menggunakan
uji Anova dan chi square(X2). Analisis dilakukan pada tingkat kemaknaan 95% untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistic menggunakan uni
spss versi 16

c. Analisis Multivariant
Dilakukan untuk mengetahui variable independent mana yang mempunyai
pengaruh terbesar terhadap variable dependent. Mengetahui apakah variable dependent
dan independent dipengaruhi oleh faktor lain atau tidak. Untuk mengetahui apakah
variable independent dengan variable dependent memiliki hubungan langsung atau tidak
langsung.

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 13
3.5 Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak Balita di Indonesia yang terkena diare.

3.6 Sampel penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode random
sampling terhadap semua anak balita yang terkena diare. Teknik pengambilan random simple
sampling adalah pengambilan secara acak dengan beberapa syarat. Syarat meliputi kriteria
inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi yang akan dipakai pada penelitian ini adalah anak balita yang diare dan
merupakan warga pada kecamatan tertentu.
Kriteria eksklusi yang akan dipakai pada penelitian ini adalah anak balita yang tidak diare
dan atau tidak merupakan warga kecamatan tertentu.

3.7 Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan atas variable dependent dan variable
independent,. Dalam penelitian ini terdapat beberapa variable yang diteliti yaitu sebagai berikut:
1. Variabel dependent:
Variable dependent dari penelitian ini adalah dehidrasi.
2. Variabel independent:
Variable independent dari penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, status gizi,
komorbiditas, status imunisasi,dan intake cairan inadekuat.

a. Usia, hasil pengurangan dari tanggal, bulan, dan tahun Balita saat ini dengan
tanggal, bulan, dan tahun kelahiran Balita. Usia bukan Balita adalah sama atau
lebih dari lima tahun dan usia Balita adalah dibawah dari lima tahun. Hasil ukur
dikategorikan dalam 2 kategori, yaitu : (1) Balita jika usia > 5 tahun dan (2) Balita
< 5 tahun. Hasil ukur tersebut masuk dalam interval. Karena usia tidak dapat
bernilai nol.

b. Jenis kelamin, jenis kelamin laki- laki dan perempuan. Hasil ukur berskala
nominal. Dikarenakan laki- laki dan perempuan setara.

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 14
c. Komorbiditas, Demam yang diukur adalah suhu tubuh yang mencapai lebih dari
37,2 oC komorbiditas bukan demam adalah suhu tubuh dibawah 37,2 oC dan
komorbiditas demam adalah suhu tubuh lebih dari 37,2oC. Hasil ukur ini bersifat
interval. Karena tidak ada suhu badan yang bernilai nol.

d. Intake cairan, (1) berlebih, (2) cukup, (3) kurang. Kebutuhan berat badan
dilakukan berdasarkan rumus Darow: anak dengan berat <10 kg = 100ml/kgbb,
anak dengan berat 10- 20 kg = 1000 ml + 50 ml /kgbb, dan > 20kg = 1500 ml +
20 ml/kgbb. Berdasarkan luas permukaan tubuh = 1500ml/m2 luas permukaan
tubuh. Berdasarkan jumlah cairan yang dikeluarkan tubuh, jumlah urin dalam
sehari + insensible water loss , berdasarkan pengalaman klinik urin perhari sekitar
1.00ml/m2/hari + insensible water loss kira- kira500 ml/m2/hari. Berlebih berarti
lebih dari batas kebutuhan perhari, cukup sama dengan kebutuhan cairan perhari,
dan kurang berarti kurang dari kebutuhan perhari. Hasil ukur tersebut
mengunakan ordinal.

e. Sosial ekonomi, (1) berlebih, (2) cukup, (3) kurang. Pemenuhan kebutuhan sehari-
hari. Jika cukup berarti dapat memenuhi kebutuhan primer dan sekunder, berlebih
berarti dapat memenuhi kebutuhan primer dan sekunder ditambah dengan
kebutuhan tersier, dan kurang jika tidak dapat memenuhi kebutuhan primer. Hasil
ukur tersebut berdasarkan ordinal.

f. Status imunisasi, (1) lebih, (2) cukup, (3) kurang. Cukup mendapatkan imunisasi
pokok sesuai dengan usianya, lebih berarti mendapatkan imunisasi pokok sesuai
usia ditanbah imunisasi tambahan, kurang berarti tidak mendapatkan imunisasi
lengkap sesuai dengan usia. Hasil ukur tersebut berdasarkan ordinal.

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 15
Daftar Pustaka

1. Simadibrata M. Diare akut. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibarata M,


Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam . Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
IPD FKUI;2006.hlm.408-13.
2. Setiawan B. Diare akut karena infeksi. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibarata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen IPD FKUI; 2006.hlm.1772-6.
3. Ahlquist DA, Camilleri M. Diarrhea and constipation. Dalam: Kasper, Braunwald, Fauci,
Hauser, Longo, Jameson. Harrisons Principles of Internal Medicine. 16thed, New York:
McGrawHill; 2005.hlm.224-31.
4. Diare akut disebabkan bakteri. Diunduh dari : http://www.scribd.com/doc/53421135/diare
pada 22 Oktober 2015.
5. Harrison, prinsip-prinsip Ilmu penyakit dalam ed.14, penerbitan buku kedokteran EGC 2000.

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 16

Anda mungkin juga menyukai