Anda di halaman 1dari 3

KELAINAN SEPTUM

Kelainan septum yang sering ditemukan ialah deviasi septum, hematoma septum
dan abses septum.

Deviasi Septum

Bentuk septum normal ialah lurus di tengah rongga hidung tetapi pada orang
dewasa biasanya septum nasi tidak lurus sempurna di garis tengah. Deviasi
septum yang ringan tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi itu cukup
berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian dapat
mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi.

Etiologi

Penyebab yang paling sering adalah trauma. Trauma dapat terjadi sesudah lahir,
pada waktu partus atau bahkan pada masa janin intrauterine,
Penyebab lainnya ialah ketidak-keseimbangan pertumbuhan. Tulang rawan
septum nasi terus tumbuh, meskipun batas superior dan inferior telah menetap.
Dengan demikian terjadilah deviasi pada septum nasi itu.

Bentuk deformitas

Bentuk deformitas septum adalah

1. Deviasi, biasanya berbentuk huruf C atau S;


2. Dislokasi, yaitu bagian bawah kartilago septum keluar dari Krista maksila
dan masuk ke dalam rongga hidung;
3. Penonjolan tulang atau tulang rawan, bila memanjang dari depan ke
belakang disebut Krista, dan bila sangat runcing dan pipih disebut spina;
4. Bila deviasi atau Krista septum bertemu dan melekat dengan konka
dihadapannya disebut sinekia. Bentuk ini akan menambah beratnya
obstruksi.

Gejala klinis

Keluhan yang paling sering pada deviasi septum ialah sumbatan hidung.
Sumbatan bias unilateral, dapat pula bilateral, sebab pada sisi deviasi terdapat
konka hipotrofi, sedangkan pada sisi sebelahnya terjadi konka yang hipertrofi,
sebagai akibat mekanisme kompensasi.

Keluhan lainnya ialah rasa nyeri di kepala dan di sekitar mata. Selain dari itu
penciuman bias terganngu, apabila terdapat deviasi pada bagian atas septum.

Deviasi septum dapat menyumbat ostium sinus, sehingga merupakan factor


predisposi terjadinya sinusitis.

Terapi
Bila gejala tidak ada atau kelihan sangat ringan, tidak perlu dilakukan tindakan
koreksi septum. Ada 2 jenis tindakan operatif yang dapat dilakukan pada pasien
dengan keluhan yang nyata yaitu reseksi submukosa dan septoplasti.

Reseksi submoka (submucous septum resection SMR). Pada operasi ini


mukoperikondrium dan mukoperiostium kedua sini dilepaskan dari tulang
rawan dan tulang septum. Bagian tulang atau tulang rawan dari septum
kemudian diangkat, sehingga mukoperikondrium dan mukoperiostium sis kiri
dan kanan akan langsung bertemu di garis tengah.

Reseksi submukosa dapat menyebabkan komplikasi seperti terjadinya hidung


pelana (saddle nose) akibat turunnya puncak hidung, oleh karena bagian atas
tulang rawan septum terlalu banyak diangkat.

Septoplasti atau resposisi septum. Pada operasi ini tulang rawan yang bengkok
direposisi. Hanya bagian yang berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan cara
operasi ini dapat dicegah komplikasi yang mungkin timbul pada operasi reseksi
submukosa, seperti terjadinya perforasi septum dan hidung pelana.

Anda mungkin juga menyukai