Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Surabaya sebagai ibukota provinsi Jawa Timur memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Hal ini membuat banyak orang
tertarik untuk bekerja dan mencari nafkah di kota Surabaya, dan juga
menarik minat orang di luar kota Surabaya untuk menuntut ilmu di kota ini.
Pertumbuhan rata-rata penduduk kota Surabaya setiap tahunnya
semakin bertambah dikarenakan angka kelahiran melebihi angka kematian
dan angka penduduk yang datang melebihi angka penduduk yang pergi.
Peningkatan jumlah penduduk berimbas pula pada peningkatan
permintaan akan tempat tinggal. Akan tetapi, jumlah lahan yang tersedia
tidak memungkinkan lagi untuk pembangunan secara horizontal. Solusinya
adalah membangun rumah tinggal secara vertikal dan bangunan yang tepat
adalah sebuah apartemen.
Apartemen adalah suatu kompleks hunian yang berdiri sendiri
(Chiara, 1980). Apartemen merupakan salah satu variasi jenis hunian yang
diminati oleh masyarakat terutama yang tinggal di kota-kota besar. Jika
dahulu rumah biasa (landed house) menjadi primadona pilihan tempat
tinggal, kini kecenderungan itu sedikit demi sedikit mulai bergeser. Hal ini
bukan disebabkan faktor tren, melainkan timbul masalah permukiman di
perkotaan yang kian pelik. Oleh sebab itulah, apartemen yang merupakan
hunian vertikal menjadi alternatif yang layak bagi pengembang perumahan
di wilayah pusat kota untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap tempat tinggal.
Dengan lahan yang terbatas, apartemen harus didesain sedemikian
rupa agar mampu memanfaatkan lahan tersebut semaksimal mungkin. Dari
segi fisik gedung, struktur gedung apartemen juga harus direncanakan
dengan baik dan sesuai kebutuhan, sehingga gedung mampu menahan
beban-beban luar seperti beban gempa. Perencanaan struktur gedung juga

1
harus seefisien mungkin dalam artian bahwa struktur yang dibuat sesuai
dengan kebutuhan beban yang didapat.
Dari berbagai permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka akan
direncanakan sebuah struktur gedung apartemen di wilayah Surabaya.
Apartemen akan direncanakan menggunakan Sistem Rangka Pemikul
Momen Menengah (SRPMM) sebagai struktur utama yang menahan beban
gravitasi dan beban lateral. SRPMM sendiri adalah sistem struktur dengan
daktilitas menengah yang terdiri dari balok dan kolom yang disambung
menggunakan sistem sambungan kaku (rigid) atau sambungan yang
menahan momen. Perencanaan struktur ini mengacu pada peraturan SNI
mengenai tata cara perencanaan gedung menggunakan beton bertulang
(SNI-2847:2013). Untuk memenuhi kebutuhan perencanaan gedung tahan
gempa, dalam perencanaan struktur mengacu pada peraturan SNI-1726:2012
tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk gedung dan non-
gedung. Sedangkan untuk pembebanan gedung, peraturan yang dipakai
adalah SNI-1727:2013 tentang beban minimum untuk perancangan gedung
dan non-gedung.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang bisa
diambil adalah : Bagaimana merencanakan struktur gedung apartemen tahan
gempa dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) yang
sesuai dengan kriteria desain struktur yang aman dan efisien sesuai
kebutuhan berdasarkan SNI terbaru di Indonesia.
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Dapat merencanakan struktur gedung dengan sistem rangka pemikul
momen menengah (SRPMM).
2. Dapat merencanakan komponen struktur utama (balok, kolom) dan
struktur sekunder (pelat lantai, pelat atap dan tangga).
3. Dapat mengetahui beban gempa yang bekerja pada struktur beton
bertulang dan dapat merencanakan struktur beton bertulang yang mampu
menahan beban gempa rencana.

2
1.4 Batasan Masalah
Agar tidak terjadi perluasan pembahasan, maka diberikan batasan-
batasan sebagai berikut :
1. Hanya meninjau perencanaan di aspek struktur saja
2. Tidak meninjau segi arsitekturnya
3. Tidak meninjau dari analisa biaya dan pelaksanaan
1.5 Lokasi
Apartemen Avenue 88 terletak di Jl. Raya Darmo Permai III Kav 88
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai