DISUSUN OLEH
ELEKTRO S-1
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2014
ABSTRAK
1. TEORI
1.1. Mekanisme Townsend
Peluahan muatan pada gas dengan mekanisme ini berlaku untuk
tekanan dan jarak sela elektroda yang kecil (sekitar ps = 10 bar mm) dengan
medan homogen. Pada mekanisme ini elektron mula yang berada di sela dua
elektroda kehadirannya ditimbulkan oleh suatu pengaruh luar (sinar kosmis,
ultra violet dan lain-lain). Elektron mulai ini akan dipercepat oleh medan
listrik elektrostatis menuju anoda. Jika energi kinetik yang dimiliki oleh
elektron tersebut melebihi energi ionisasi dari molekul-molekul gas yang
ditimbulkan, maka akan dihasilkan suatu elektron avalans (electron avalance)
dengan arah dari kathoda ke anoda. Jika pembentukan avalans diikuti dengan
timbulnya jumlah ionion yang cukup pada permukaan kathoda maka
akhirnya akan terjadi tembus sempurna.
Disini akan ditunjukan bahwa tegangan tembus statis Ud pada medan
homogen dengan temperatur konstan, hanya tergantung pada perkalian dari
tekanan p dan jarak sela s.
Koefisien ionisasi a dari elektron dapat ditulis sebagai :
= . . (1)
= ln(1 + 1) = = (2)
= = (3)
maka, dengan memasukkan persamaan (2) dan (3) ke persamaan (1) dapat
diperoleh persamaan HUKUM PASCHEN:
= = () (4)
ln[ ]
102
101
100
10-1
10-2 -3
10 10-2 10-1 100 101 102
2,71828
() = =
( ) = () . (5)
Harga konstanta berbagai gas dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1
Ud minimum dan ps minimum untuk beberapa gas
Tabel 2
H2 N2 Udara
Alumunium 0,100 0,100 0, 035
Tembaga 0,050 0,065 0, 025
Besi 0,060 0,060 0, 020
Dari data di Tabel 1 dan Tabel 2, maka harga koefisien A dan B dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan (5).
1.2. Mekanisme Kanal (Streamer)
Pada tekanan dan jarak sela yang lebih besar, maka phenomena
peluahan muatan pada gas akan mengikuti teori dari Raether, Loeb dan Meek,
yaitu yang disebut mekanisme kanal (streamer). Mekanisme ini ditandai
dengan penyebaran sinar-sinar photon dari kepala-kepala elektron avalans
yang akan membangkitkan avalans-avalans yang baru dengan waktu yang
cepat sehingga membentuk suatu kanal. Ionisasi photon ini dapat terjadi
karena suatu avalans menjadi tidak stabil pada jarak kritis xk, dimana pada
kondisi atmosfir berlaku
20
Tekanan Ud
(bar) (kV)
0.5 10
1 12
2 15.2
3 20.2
4 24.24
3.2. Kurva Paschen Berdasarkan Data Percobaan
30 Kurva Paschen
25
20
Ud (kV)
15
Kurva
10
0
1.25 2.25 5 7.5 10
ps (bar.mm)
= ln(1 + 1) = =
2,71828
() = =
( ) = () .
Maka nilai koefisien A dan B dapat dihitung sebagai berikut:
a. Nilai koefisien A
b. Nilai koefisien B
( ) 10000
= = = 8000
() 1,25
(2,71828) ln(10,025 + 1)
= = 1261,816
0,008
b. Nilai koefisien B
( ) 327
= = = 40875
() 0,008
Tekanan Ud
(bar) (kV)
0,5 8,4
1 16,2
2 27,5
3 39,1
4 53,6
50
Ud (kV)
40
Axis Title
30
Kurva
20
10
0
1.25 2.25 5 7.5 10
ps (bar.mm)
4. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil dan analisa data, didapat adanya perbedaan nilai
koefisien A dan koefisien B antara hasil percobaan dan hasil perhitungan.
Perbedaan ini terjadi diakibatkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
a. Kurang akurat dalam menurunkan tekanan dalam.
b. Kesalahan dalam pembacaan instrument alat ukur, dikarenakan nilai
yang tertera pada alat ukur (volt meter) selalu berubah-ubah dan tidak
tepatnya melihat loncatan listrik dengan pembacaan instrument alat
ukur (volt meter).
2. Pada kurva paschen berdasarkan hasil perhitungan nilai Ud yang didapat
hampir linear.
3. Tekanan dalam suatu media isolasi sangat mempengaruhi di batas
tegangan mana loncatan listrik terjadi.
4. Semakin kecil tekananan dalam suatu media isolasi semakin kecil juga
tegangan yang dibutuhkan untuk menimbulkan loncatan listrik