Ariani Agus Widayatie 25 33
Ariani Agus Widayatie 25 33
sebagai berikut.
Tabel 4.11: Hasill Komparatif Tes Menulis Cerpen siklus 1 dengan Siklus 2
Nilai Jumlah Siklus Frekuensi Persentasi
Perubahan
Siklus1
91-100 3 +3 13,04%
81-90 3 5 +2 8,69%
75-80 2 3 +1 4,34%
61-74 6 11 +5 21,73%
51-60 7 1 -6 26,08%
41-50 3 0 -3 13,04%
31-40 2 0 -1 4,34%
21-30
11-20
0-10
Jumlah 23 23
Tabel tersebutmenunjukkan itu penliti mengganggap tidak perlu
bahwa terdapat perubahan nilai yang diadakan siklus 3.
diperoleh siswa dari siklus 1 dengan Dalam proses pembelajaran
siklus 2. Frekensi perubahannya pratindakan, peneliti menemukan
mengalami peningkatan pada siklus 2. masalah yang serius. Masalah tersebut
Pada siklus 2 siswa yang memperoleh berasal dari guru maupun siswa. Guru
nilai pada rentang tertinggi terdapat 3 masih mendominasi jalannya
siswa, pada siklus 1 tidak ada siswa pembelajaran. Siswa cenderung malas
yang memperoleh nilai tersebut. Pada dan tidur tiduran dalam mengikuti
siklus 1 hanya ada 3 siswa yang pembelajaran. Cara mengajar guru juga
mendapat nilai dalam rentangan 81-90, masih didominasi dengan teknik
sedangkan pada siklus 2 meningkat ceramah dan penugasan, belum
menjadi 5 siswa. Peningkatan juga pada menggunakan cara lain untuk
rentangan 61-74 cukup banyak siswa meningkatkan minat siswa dan kualitas
yang mendapat di nilai ini yakni pembelajaran. Peneliti mencoba
sebanyak 6 orang pada siklus 1, menawarkan media pembelajaran yang
sedangkan pada siklus 1 bertambah 11 akan membantu meningkatkan minat
siswa. Nilai terendah pada siklus 1 yakni siswa terhadap pelajaran bahasa
31-40 yang semula 1 orang, pada siklus Indonesia, khususnya materi menulis
1 tidak ada siswa yang mendapatkan cerpen. Menurut Gerlach dan Elly
nilai 21-30. Bahkan nilai terendah pada (dalam Arsyad 2003:3) mengatakan
siklus 2 ada pada rentangan nilai 51-60 bahwa media apabila dipahami secara
yakni hanya 1 siswa. Hal ini garis besar adalah manusia, materi, atau
menunjukkan bahwa pemakaian media kejadian yang membangun kondisi yang
film pendek dalam pembelajaran membuat siswa mampu memperoleh
menulis cerpen sangat membantu pengetahuan, keterampilan, atau
memotivasi dan daya imajinasi siswa. sikap.Pernyataan tersebut menunjukkan
Pada tahap ini hampir seluruh siswa bahwa media sangat penting dalam
yang memperoleh skor mengalami proses pembelajaran dengan media
peningkatan. Oleh karena peserta didik akan lebih mudah
memahami pelajaran.Gagne dan Briggs
NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 30
(dalam Arsyad 2003: 4) mengatakan dengan melihat latar yang tersedia
bahwa media pembelajaran meliputi alat dalam Film pendek. Penggunaan media
yang secara fisik digunakan untuk Film pendek ini, selain dapat
menyampaikan isi materi membangkitkan motivasi dan minat
pelajaran.Media pembelajaran Film siswa dalam pembelajaran menulis
Pendek dimaksudkan untuk cerpen, tetapi juga dapat meningkatkan
meningkatkan minat siswa dalam keterampilan menulis cerpen.
menulis cerpen, karena media Film
pendek menyajikan film yang berdurasi Pada siklus II, terdapat dua
pendek, sehingga siswa tertarik dalam judul cerita pada media Film pendek
pembelajaran menulis cerpen. Melalui yang ditayangkan, yaitu Pigura dan
media Film pendek, diharapkan siswa Untuk Bintangku. Sama halnya siklus
akan tertarik dengan gambar, isi cerita I, pada siklus II yang dilaksanakan pada
seperti tokoh,latar dan tema yang tanggal 18 mei 2015, siswa bebas untuk
disajikan dan menumbuhkan ide-ide memilih judul cerita mana yang akan
kreatif untuk menulis cerpen. mereka tulis menjadi
Media pembelajaran Film cerpen.Berdasarkan proses menyimak
pendek yang digunakan berjumlah dua Film pendek, siswa juga diberi
film yang akan diputar dalam dua siklus. kebebasan untuk mengubah judul,
Pada siklus mengembangkan cerita, penyajian alur,
I, ada dua judul cerita pada media Film penamaan tokoh, penyajian setting dan
pendek yang ditayangkan, yaitu Aku sudut pandang sekreatif mungkin.
Tidak Berbeda dan Indonesia Masih Berdasarkan pengamatan
Subuh. Pada siklus I yang dilaksanakan yang dilakukan oleh peneliti,
pada tanggal 11Mei 2015, siswa bebas kegiatan pembelajaran yang dilakukan
untuk memilih judul cerita mana yang selama penelitian sudah sesuai dengan
akan mereka tulis menjadi cerpen. rencana penelitian. Siswa dapat
Berdasarkan proses menyimak menyimak pemutaran Film pendek
Film pendek, siswa juga diberi dengan baik dan
kebebasan untuk memilih salah satu menuliskan kembali Film pendek
film pendek, mengembangkan cerita, menjadi cerpen secara utuh dengan baik.
penyajian alur, penamaan tokoh, Dalam menyampaikan tugas-tugas
penyajian setting dan sudut pandang menulis cerpen, guru berhasil
sekreatif mungkin. Berdasarkan media membuat siswa paham, sehingga siswa
Film pendek yang diputar pada siklus I dapat mengerjakan tugas menulis cerpen
ini, siswa akan melakukan proses dengan baik.
pengamatan pada setiap tayangan film Setelah digunakan media Film
pendek yang disajikan. Siswa akan pendek, siswa sangat antusias
mampu mengembangkan cerita menulis cerpen. Minat mereka
secara kreatif dengan menggabungkan meningkat dibanding sebelumnya. Hal
beberapa unsur yang terdapat dalam itu terlihat pada intensitas berpendapat
Film pendek yang diputar tersebut. dalam pembelajaran, dan konsentrasi
Siswa juga dapat menyajikan alur cerita siswa yang meningkat pada saat
yang konsisten berdasarkan proses proses pembelajaran. Banyak diantara
pengamatannya pada dalam Film mereka yang serius mengerjakan tugas
pendek. Siswa bebas memberi nama dan serius dalam menyimak Film pendek
tokoh dan pemberian dialog dengan yang ditayangkan. Hal ini dapat menjadi
proses pengamatan pada tokoh yang ada indikator tentang peningkatan minat
dalam Film pendek. Pelukisan latar juga siswa terhadap menulis cerpen dengan
mampu diciptakan siswa media Film pendek.
NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 31
Instrumen penelitian yang peningkatan keberanian siswa dalam
digunakan dalam tahapan penelitian berpendapat dari 43 % menjadi 53%,
yaitu catatan lapangan, angket, contoh keberanian siswa dalam bertanya
cerpen, lembar pengamatan, dan tes kepada guru dari 26,3% menjadi
unjuk kerja menulis cerpen. Tahap 56%, keberanian siswa menjawab
pratindakan dengan siklus I dapat pertanyaan guru dari 34,7% menjadi
dibandingkan memiliki perbedaan baik 53%, dan antusiasmemengerjakan tugas
dari minat maupun peningkatan nilai yang diberikan oleh guru dari 91,3%
rata-rata. menjadi 100%.
Pada monitoring selanjutnya, Ada berbagai saran dalam
peneliti melihat perbedaan yang cukup melakukan penelitian ini, yaitu sebagai
jelas antara proses pembelajaran siklus I berikut: pertama,bagi guru Bahasa dan
dan siklus II. Minat siswa terhadap Sastra Indonesia disarankan untuk
menulis cerpen dalam siklus I meningkat menggunakan media yang menarik
pada siklus II. Tes menulis cerpen pun seperti Film pendek dalam pembelajaran
mengalami peningkatan dari skor 62 menulis cerpen agar pembelajaran lebih
menjadi 75. Peningkatan keaktivan efektif dan menyenangkan. Guru
siswa dalam siklus II juga diperlukan menyediakan waktu untuk membimbing
untuk melihat peningkatan minat siswa para siswa dalam kegiatan penulisan
terhadap menulis cerpen. Rata-rata skor cerpen. Guru memperhatikan dan
yang diperoleh untuk keberanian memahami setiap kesulitan belajar
mengeluarkan pendapat sebesar 6,5 rata- siswa, kemudian dicari solusi
rata skor yang diperoleh untuk permasalahan yang dialami. Kedua, bagi
keberanian bertanya sebesar 6,5 rata-rata siswa, berdasarkan pembelajaran
skor yang diperoleh untuk menulis cerpen melalui media Film
pendek yang telah dilaksanakan, maka
keberanian menjawab pertanyaan siswa harus lebih meningkatkan lagi
sebesar 6 dan rata-rata skor yang aspek penyajian alur, tokoh, dan setting
diperoleh untuk antusiasme serta penggunaan diksi dan ejaan dalam
mengerjakan tugas sebesar 23. hasil tulisan mereka, lebih banyak
lagi membaca cerpen karena
SIMPULAN DAN SARAN merupakan warisan luhur budaya
Indonesia serta membiasakan diri
Hasil penelitian ini untuk menulis. Selanjutnya,
ditunjukkan sebagai berikut. diharapkan siswa dapat memanfaatkan
Pertama, sebaik mungkin kegiatan menyimak Film
penggunaan media Film Pendek dapat pendek untuk dapat menghasilkan karya
meningkatkan keterampilan menulis berupa cerpen. Oleh karena itu, kegiatan
cerpen menyimak Film pendek tidak hanya
siswa di SMK Negeri 2 Situbondo. Hal berhenti pada tahap apresiasi saja, tetapi
ini ditunjukkan dengan hasil penelitian juga dapat menghasilkan kreativitas
menulis cerpen dengan media film berupa karya tulis yaitu sebuah cerpen.
pendek pada pratindakan dengan nilai Dan ketiga, untuk sekolah, pembelajaran
rata-rata 43, meningkat pada siklus 1 ini perlu dikembangkan agar keterampilan
menjadi rata-rata 62, dan meningkat lagi menulis cerpen peserta didik terus
pada siklus 2 menjadi rata-rata 75. meningkat.
Kedua,penerapan media Film pendek
ini menjadikan pembelajaran menulis
cerpen lebih menyenangkan. Hal
tersebut dapat dilihat dari
NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 32
DAFTAR RUJUKAN