Anda di halaman 1dari 21

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK

SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 SITUBONDO


DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM PENDEK

Ariani Agus Widayatie


Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas proses


pembelajar an keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas XISMK
Negeri 2 Situbondo dengan media film pendek, dan keterampilan menulis
cerita pendek siswa kelas XISMK Negeri 2 dengan menggunakan media
film pendek. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas. Data penelitian berupa informasi tentang proses dan data
hasil tindakan dari angket, pengamatan lapangan, catatan lapangan dan tes
hasil menulis cerpen siswa. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas
XI SMK Negeri 2 Situbondo. Instrumen utama penelitian adalah peneliti
yang bertindak sebagai pengumpul data melalui angket, pengamatan
lapangan, catatan lapangan dan tes hasil menulis cerpen siswa. Analisis
data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Kriteria keberhasilan
penelitian adanya perubahan-perubahan baik yang terkait dengan guru
maupun siswa. Keberhasilan ini dilihat dari dua kriteria keberhasilan yaitu
keberhasilan proses dan keberhasilan produk. Hasil penelitian ini
ditunjukkan sebagai berikut. Pertama, penggunaan media Film Pendek
dapat meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa di SMK Negeri 2
Situbondo. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian menulis cerpen
dengan media film pendek pada pratindakan dengan nilai rata-rata 43,
meningkat pada siklus 1 menjadi rata-rata 62, dan meningkat pada siklus 2
menjadi rata-rata 75. Kedua,penerapan media Film pendek ini menjadikan
pembelajaran menulis cerpen lebih menyenangkan. Hal tersebut dapat
dilihat dari peningkatan keberanian siswa dalam berpendapat dari 43 %
menjadi 53%, keberanian siswa dalam bertanya kepada guru dari 26,3%
menjadi 56%, keberanian siswa menjawab pertanyaan guru dari 34,7%
menjadi 53%, dan antusiasmemengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
dari 91,3% menjadi 100%.

Kata-kata kunci: menulis cerita pendek, media film pendek, cerpen.


PENDAHULUAN menemu kan ide sehingga siswa kurang
Harus diakui bahwa pengajaran antusias dalam menulis cerpen, dan
sastra terutama keterampilan menulis sebagainya.
cerita pendek masih kurang menarik Fenomena serupa terjadi dala m
bagi siswa. Penyebab kurang pembelajaran sastra di kelas X SM K
menariknya antara lain guru kurang Negeri 2 Situbondo, berdasarkan
memotivasi siswa siswa, kurang wawancara dengan Guru Bahasa
akrabnya siswa dengan karya sastra, Indonesia dan beberapa siswa ,
guru kurang mengembangkan model diketahui bahwa pengajaran sastra
pembelajar-an, siswa tidak dapat kurang diminati karena dianggap sulit.
NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 25
Selain itu, dari data peminjaman buku di dan sesuai dengan pembelajaran menulis
perpustakaan dikatakan masih rendah. cerpen di kelas. Dengan melihat film,
Sudah dapat dipastikan kemampuan siswa akan lebih antusias dalam
menulis pun masih rendah. Hal ini sesuai mengikuti pembelajaran. Selain itu,
dengan pendapat Atmowiloto (2002) bahwa karena film pendek tidak memerlukan
selain minat dan ambisi, ada syarat untuk waktu yang lama, sehingga waktu
bisa menjadi penulis, yakni membaca. pembelajaran dapat disesuaikan dengan
Dengan demikian, agar dapat menulis alokasi waktu dalam pembelajaran.
seseorang harus mau dan gemar membaca. Berdasarkan latar belakang penelitian
Selain itu, beberapa guru tersebut, maka penulis melakukan
Bahasa Indonesia juga enggan penelitian yang diberi judul
untuk mengajarkan sastra karena Peningkatan Keterampilan menulis
memiliki pemikiran bahwa karya sastra Cerita Pendek Siswa kelas XI SMK
itu sulit, sebagai jalan keluarnya, guru Negeri 2 Situbondo Menggunakan
hanya mengajarkan teori sastra. Media Film Pendek
Memperhatikan informasi yang Berdasarkan latar belakang ma
disampaikan oleh guru beberapa siswa salah, dapat dirumuskan fokus
terlihat bercanda, terlihat bosan, bahkan penelitian sebagai berikut:
mengantuk, walaupun ada juga yang 1. Bagaimanakah proses peningkatan
beberapa yang memperhatikan informasi keterampilan menulis cerita pendek
yang diberikan oleh guru. siswa kelas XI SMK Negeri 2
Kemungkinan kegiatan pembelajaran Situbondo dengan media film
membosankan karena proses pendek dapat meningkatkan
pembelajaran tersebut terlihat masih kualitas pembelajaran?
konvensional, pembelajaran masih 2. Bagaimanakah peningkatan hasil
berpusat pada guru. Meskipun guru keterampilan menulis cerita pendek
juga berinisiatif menggunakan metode siswa kelas XI SMK Negeri 2
diskusi, namun proses pembelajaran Situbondo dengan menggunakan
masih kurang maksimal. media film pendek?
Media memegang peranan Penelitian tindakan kelas ini bert
penting dalam pembelajaran bahasa ujuan untuk:
Indonesia. Dengan media yang sesuai, 1. Meningkatkan kualitas proses pem
siswa dapat menangkap penjelasan dari belajaran keterampilan menulis cerit
guru dengan mudah. Begitu juga dalam a
pembelajaran menulis cerpen, yaitu pendek siswa kelas XISMK Negeri 2
dengan menggunakan film pendek Situbondo dengan media film
sebagai medianya. Dengan media film pendek.
pendek diharapkan pembelajaran 2. Meningkatkan keterampilan menulis
menulis cerpen lebih efektif dan siswa cerita pendek siswa kelas XISMK
dapat dengan mudah menuangkan ide- Negeri 2 dengan menggunakan
ide atau imajinasinya ke dalam sebuah media film pendek.
karya sastra yaitu cerpen dan dapat Kegunaan
menghasilkan tulisan cerpen yang baik. yang diperoleh dari penelitian ini
Penggunaan media film pendek adalah sebagai berikut:
belumpernahditerapkan dalam Manfaat Teoretis
pembelajaran menulis cerpen pada meliputi:(a) penelitian ini diharapkan da
siswa kelas XI SMKN 2 Situbondo. pat digunakan untuk memperkaya
Film pendek yang memiliki durasi khazanah ilmu
waktu relatif singkat diharapkan dapat pengetahuan pembelajaran sastra khus
dijadikan sebagai media yang efektif usnya pada aspek metode alternatif
NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 26
pembelajaran menulis cerpen,(b) hasil Data penelitian yang
dari penelitian ini diharapkan dapat di dikumpulk an berupa informasi
pergunakan sebagai referensi untuk tentang keterampilansiswa dalam menuli
penelitian selanjutnya yang berhubungan s serta kemampuan guru dalam melaksa
dengan hal yang senada. nakan pembelajaran di dalam kelas.
Manfaat Praktis meliputi; (a) Sumber data dalam penelitian ini melipu
bagi Siswa ti:(1)peristiwa proses pembelajaran men
diantaranyapembelajaran menuli ulis cerpen berupa pelaksanaan pembelaj
s aranmenulis cerpen di kelas XI SMK
cerpen menjadi lebih bermakna,melatih Negeri Situbondo baik sebelum tindakan
siswa untuk berpikir imajinatif dan kreat (survei awal) serta saat dikenai
if dan meningkatkan keterampilan tindakan; (2) informan yang terdiri;
menulis cer pertama data berupa pelaksanaan
pen siswa, (b) bagi guru dapat pembelajaran
bermanfaat diantaranya menulis cerpen yangdilakukan oleh guru
meningkatkan kinerja guru, di kelas XI SMK Negeri 2 Situbondo,
mendorong guru untuk melaksanakan pe hambatan-
mbelajaran yang inovatif kreatif, dan hambatan yang dihadapiserta usaha-
mengatasi permasalahan pembelajaran usaha yang ditempuh guru untuk
menulis cerpen yang dialamiolehguru, mengatasi hambatan-hambatan tersebut,
(c) bagi sekolah dapat bermanfaat untuk informan yang kedua adalah
meningkatkan kerja sama antara pihak siswa kelas XI SMK Negeri 2
pihak sekolah seperti Situbondo, data berupa proses
guru, siswa,sekolah, dan kolaborator. pembelajaran menulis cerpen serta
kesulitan yang itemui siswa saat menulis
METODE cerpen; (3) dokumen, data yang
dikumpulkan, antara lain: rencana
Penelitian ini dilakukan di kelas pelaksanaan pembelajaran (RPP), foto
XI Akuntansi 2 SMK Negeri 2 kegiatan pembelajaran menulis cerpen,
Situbondo yang beralamat di Jalan hasil yang dibuat tes siswa berupa
Talkandang No.1, Situbondo. Subjek cerpen, serta hasil angket yang terisi
penelitian adalah guru pengampu mata oleh siswa maupun guru pengampu mata
pelajaran Bahasa Indonesia yaitu Ibu pelajaran Bahasa Indonesia
Nurisyaturrahma,S.Pd. dan sis wa kelas Teknik pengumpulan data yang
XI jurusan Akuntansi 2 SMK Negeri 2 digunakan dalam penelitian ini meliputi
Situbondo. pengamatan, wawancara, angket, dan
Prosedur dalam Penelitian Tin dokumentasi. Teknik analisis data dalam
dakan Kelas inimencakup langkah penelitian ini
angkah: menggunakan teknik deskripsi
(1) persiapan, (2) studi/survei awal, kualitatif. Data yang dikumpulkan
(3) pelaksanaansiklus, dan (4) penyus berupa wawancara, catatan lapangan,
unan laporan. Pelaksanaan siklus meli dan dokumentasi tugas siswa.
puti (a)perencanaantindakan (planning), Langkahnya adalah sebagai berikut: (1)
(b) pelaksanaan tindakan (acting), (c) pe Perbandingan antar data, yaitu
ngamatan (observing),(d) refleksi (reflec membandingkan data-data dari setiap
ting). Banyaknya siklus yang direncanak informan yang diperoleh. (2) Kategorisasi,
an adalah dua mengingat dalam mengelompokkan data-data dalam
penelitian tindakan, penerapan sik lus kategori tertentu. (3) Pembuatan inferensi,
minimal dua. memaknai data-data dan menarik
kesimpulan. Teknik analisis
NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 27
data kuantitatif yang disajikan adalah (100%) belum memperoleh ketuntasan
dengan bentuk statistik deskriptif. keterampilan menulis cerpen. Oleh
Teknik analisis data statistik deskriptif sebab itu, diperlukan adanya usaha
adalah teknik statistik yang perbaikan dalam kegiatan pembelajaran
memberikan informasi hanya agar terjadi peningkatan keterampilan
mengenai data yang dimiliki dan menulis cerpen pada siswa kelas XI
tidak bermaksud untuk menguji Akuntansi 2.
hipotesis dan kemudian menarik Berdasarkan tabel penilaian
inferensi yang digeneralisasikan untuk keaktivan siswa dalam kelas pada
data yang lebih besar atau populasi. prasiklus, dapat diuraikan bahwa pada
Statistik deskriptif hanya dipergunakan tahap ini siswa yang berani berpendapat
untuk menyampaikan dan menganalisa 4 siswa (17,3%) dari jumlah siswa
data agar lebih memperjelas keadaan sebanyak 23, siswa berani bertanya
karakteristik data yang bersangkutan hanya 1 siswa (4,3%), siswa yang berani
(Nurgiyantoro, 2010: menjawab pertanyaan sebanyak 2 siswa
190). (8,6%) sedangkan antusias siswa dalam
Indikator keberhasilan proses ini mengerjakan tugas cukup banyak yakni
dilihat dari perkembangan proses 10 siswa (43,4%) dalam kegiatan
pembelajaran. Hal itu dilakukan dengan pembelajaran menulis cerpen. Oleh
cara kolaborasi dengan guru kelas dan sebab itu, diperlukan adanya usaha
dilakukan pada saat refleksi yang perbaikan dalam kegiatan pembelajaran
didasarkan pada data yang dikumpulkan agar terjadi peningkatan keterampilan
pada saat pengamatan. Analisis keaktivan siswa kelas XI Akuntansi 2
dilakukan dengan mendeskripsikan hal- dalam menulis cerpen.
hal yang terjadi selama proses tindakan.
Hasil siklus 1
Indikator keberhasilan produk Hasil yang didapat lebih baik
didasarkan atas keberhasilan praktik dibanding pratindakan. Pada siklus I,
menulis cerpen dengan menggunakan rata-rata skor yang diperoleh untuk
media Film pendek. Indikator ini dilihat keberanian berpendapat sebesar 8 rata-
dengan cara membandingkan hasil rata skor keberanian siswa berani
pembelajaran menulis cerpen sebelum bertanya kepada guru sebesar 5, rata-rata
dan sesudah tindakan. skor yang diperoleh untuk keberanian
siswa menjawab pertanyaan sebesar 6,5,
HASIL DAN PEMBAHASAN dan rata-rata skor yang diperoleh siswa
untuk antusiasme dalam mengerjakan
Hasil Pratindakan tugas sebesar 6,5.
Berdasarkan tabel hasil menulis Untuk mengetahui adanya
cerpen pada prasiklus, dapat peningkatan nilai yang diperoleh siswa
disimpulkan bahwa pada tahap ini masih dalam menulis cerpen, maka peneliti
banyak siswa yang belum tuntas dalam melakukan perbandingan hasil tes tiap
kegiatan pembelajaran menulis siklus, yaitu antara hasil pada prasiklus
cerpen.Sebanyak 21 siswa (91,3%) dari dengan siklus 1. Hasil komparatif adalah
jumlah keseluruhan yaitu 23 siswa sebagai berikut.
NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 28
Tabel 1: Hasill Komparatif Tes Menulis Cerpen Prasiklus dengan Siklus 1

Nilai Jumlah Siklus Frekuensi Persentasi


Perubahan
Prasiklus Siklus 1
91-100
81-90 3 +3 13 %
75-80 1 2 +2 8,6 %
61-74 1 6 +5 21,73%
51-60 1 7 +6 26,08%
41-50 1 3 +2 8,6%
31-40 17 2 -16 69,56%
21-30 2 -2 8,6 %
11-20
0-10
Jumlah 23 23
Tabel tersebut menunjukkan dapat diketahui bahwa 23 siswa bersikap
bahwa terdapat perubahan nilai yang antusias dalam mengerjakan tugas
diperoleh siswa dari prasiklus dengan menulis cerpen. Pada proses
siklus 1. Frekensi perubahannya pembelajaran, siswa terlihat aktif
mengalami peningkatan pada siklus 1. mengikuti langkah-langkah prosedur
Pada prasiklus hanya ada 1 siswa yang yang disarankan oleh guru. Siswa sangat
mendapat nilai dalam rentangan 75-80. sebang ketika guru menanyangkan film
Hal ini pada siklus 1 meningkat, yaitu pendek di kelas. Siswa mengamati film
terdapat 3 siswa yang mendapat nilai 81- pendek dengan sangat cermat. Setelah
90. Siswa yang mendapat nilai 75-80 mengamati film pendek, guru aktif
ada 2 orang, sedangkan pada prasiklus memperhatikan siswa, apakah siswa
hanya 1 orang. Hal ini juga pada menemui kendala dalam menulis cerpen.
rentangan 31-40 cukup banyak siswa Setelah siswa diminta untuk
yang mendapat di nilai ini yakni mempublikasikan cerpen yang
sebanyak 17 orang pada prasiklus, ditulisnya mereka dengan cepat ke
sedangkan pada siklus 1 berkurang depan kelas. Siswa aktif memberikan
hanya 1 siswa yang mendapat nilai 31- tanggapan dan komentar terhadap hasil
40. Nilai terendah pada prasiklus yakni cerpen temannya.Berkaitan dengan
21-30 yang semula 2 orang, pada siklus keaktifan siswa, siswa langsung
1 tidak ada siswa yang mendapatkan mengerjakan tugas menulis cerpen
nilai 21-30. Hal ini menunjukkan bahwa dengan media film pendek. Antusias
pemakaian media film pendek dalam siswa menjawab pertanyaan guru
pembelajaran menulis cerpen sangat tentang kelengkapan unsur struktur isi
membantu memotivasi dan daya cerpen. Jawaban siswa beraneka ragam.
imajinasi siswa. Pada tahap ini meskipun Jadi, dapat dikatakan bahwa dari segi
masih ada siswa yang memperoleh skor proses pembelajaran, kegiatan siklus 2
dengan kategori rendah tetapi terjadi dapat dikakatan sudah berhasil.
peningkatan. Untuk mengetahui adanya
peningkatan nilai yang diperoleh siswa
Hasil siklus 2 dalam menulis cerpen, maka peneliti
Dapat dijelaskan bahwa melakukan perbandingan hasil tes tiap
kegaiatan siswa dari segi proses belajar siklus, yaitu antara hasil pada siklus 1
siklus 2 sudah berhasil. Hal tersebut dengan siklus 2. Hasil komparatif adalah
NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 29
Siklus 2

sebagai berikut.

Tabel 4.11: Hasill Komparatif Tes Menulis Cerpen siklus 1 dengan Siklus 2
Nilai Jumlah Siklus Frekuensi Persentasi
Perubahan
Siklus1
91-100 3 +3 13,04%
81-90 3 5 +2 8,69%
75-80 2 3 +1 4,34%
61-74 6 11 +5 21,73%
51-60 7 1 -6 26,08%
41-50 3 0 -3 13,04%
31-40 2 0 -1 4,34%
21-30
11-20
0-10

Jumlah 23 23
Tabel tersebutmenunjukkan itu penliti mengganggap tidak perlu
bahwa terdapat perubahan nilai yang diadakan siklus 3.
diperoleh siswa dari siklus 1 dengan Dalam proses pembelajaran
siklus 2. Frekensi perubahannya pratindakan, peneliti menemukan
mengalami peningkatan pada siklus 2. masalah yang serius. Masalah tersebut
Pada siklus 2 siswa yang memperoleh berasal dari guru maupun siswa. Guru
nilai pada rentang tertinggi terdapat 3 masih mendominasi jalannya
siswa, pada siklus 1 tidak ada siswa pembelajaran. Siswa cenderung malas
yang memperoleh nilai tersebut. Pada dan tidur tiduran dalam mengikuti
siklus 1 hanya ada 3 siswa yang pembelajaran. Cara mengajar guru juga
mendapat nilai dalam rentangan 81-90, masih didominasi dengan teknik
sedangkan pada siklus 2 meningkat ceramah dan penugasan, belum
menjadi 5 siswa. Peningkatan juga pada menggunakan cara lain untuk
rentangan 61-74 cukup banyak siswa meningkatkan minat siswa dan kualitas
yang mendapat di nilai ini yakni pembelajaran. Peneliti mencoba
sebanyak 6 orang pada siklus 1, menawarkan media pembelajaran yang
sedangkan pada siklus 1 bertambah 11 akan membantu meningkatkan minat
siswa. Nilai terendah pada siklus 1 yakni siswa terhadap pelajaran bahasa
31-40 yang semula 1 orang, pada siklus Indonesia, khususnya materi menulis
1 tidak ada siswa yang mendapatkan cerpen. Menurut Gerlach dan Elly
nilai 21-30. Bahkan nilai terendah pada (dalam Arsyad 2003:3) mengatakan
siklus 2 ada pada rentangan nilai 51-60 bahwa media apabila dipahami secara
yakni hanya 1 siswa. Hal ini garis besar adalah manusia, materi, atau
menunjukkan bahwa pemakaian media kejadian yang membangun kondisi yang
film pendek dalam pembelajaran membuat siswa mampu memperoleh
menulis cerpen sangat membantu pengetahuan, keterampilan, atau
memotivasi dan daya imajinasi siswa. sikap.Pernyataan tersebut menunjukkan
Pada tahap ini hampir seluruh siswa bahwa media sangat penting dalam
yang memperoleh skor mengalami proses pembelajaran dengan media
peningkatan. Oleh karena peserta didik akan lebih mudah
memahami pelajaran.Gagne dan Briggs
NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 30
(dalam Arsyad 2003: 4) mengatakan dengan melihat latar yang tersedia
bahwa media pembelajaran meliputi alat dalam Film pendek. Penggunaan media
yang secara fisik digunakan untuk Film pendek ini, selain dapat
menyampaikan isi materi membangkitkan motivasi dan minat
pelajaran.Media pembelajaran Film siswa dalam pembelajaran menulis
Pendek dimaksudkan untuk cerpen, tetapi juga dapat meningkatkan
meningkatkan minat siswa dalam keterampilan menulis cerpen.
menulis cerpen, karena media Film
pendek menyajikan film yang berdurasi Pada siklus II, terdapat dua
pendek, sehingga siswa tertarik dalam judul cerita pada media Film pendek
pembelajaran menulis cerpen. Melalui yang ditayangkan, yaitu Pigura dan
media Film pendek, diharapkan siswa Untuk Bintangku. Sama halnya siklus
akan tertarik dengan gambar, isi cerita I, pada siklus II yang dilaksanakan pada
seperti tokoh,latar dan tema yang tanggal 18 mei 2015, siswa bebas untuk
disajikan dan menumbuhkan ide-ide memilih judul cerita mana yang akan
kreatif untuk menulis cerpen. mereka tulis menjadi
Media pembelajaran Film cerpen.Berdasarkan proses menyimak
pendek yang digunakan berjumlah dua Film pendek, siswa juga diberi
film yang akan diputar dalam dua siklus. kebebasan untuk mengubah judul,
Pada siklus mengembangkan cerita, penyajian alur,
I, ada dua judul cerita pada media Film penamaan tokoh, penyajian setting dan
pendek yang ditayangkan, yaitu Aku sudut pandang sekreatif mungkin.
Tidak Berbeda dan Indonesia Masih Berdasarkan pengamatan
Subuh. Pada siklus I yang dilaksanakan yang dilakukan oleh peneliti,
pada tanggal 11Mei 2015, siswa bebas kegiatan pembelajaran yang dilakukan
untuk memilih judul cerita mana yang selama penelitian sudah sesuai dengan
akan mereka tulis menjadi cerpen. rencana penelitian. Siswa dapat
Berdasarkan proses menyimak menyimak pemutaran Film pendek
Film pendek, siswa juga diberi dengan baik dan
kebebasan untuk memilih salah satu menuliskan kembali Film pendek
film pendek, mengembangkan cerita, menjadi cerpen secara utuh dengan baik.
penyajian alur, penamaan tokoh, Dalam menyampaikan tugas-tugas
penyajian setting dan sudut pandang menulis cerpen, guru berhasil
sekreatif mungkin. Berdasarkan media membuat siswa paham, sehingga siswa
Film pendek yang diputar pada siklus I dapat mengerjakan tugas menulis cerpen
ini, siswa akan melakukan proses dengan baik.
pengamatan pada setiap tayangan film Setelah digunakan media Film
pendek yang disajikan. Siswa akan pendek, siswa sangat antusias
mampu mengembangkan cerita menulis cerpen. Minat mereka
secara kreatif dengan menggabungkan meningkat dibanding sebelumnya. Hal
beberapa unsur yang terdapat dalam itu terlihat pada intensitas berpendapat
Film pendek yang diputar tersebut. dalam pembelajaran, dan konsentrasi
Siswa juga dapat menyajikan alur cerita siswa yang meningkat pada saat
yang konsisten berdasarkan proses proses pembelajaran. Banyak diantara
pengamatannya pada dalam Film mereka yang serius mengerjakan tugas
pendek. Siswa bebas memberi nama dan serius dalam menyimak Film pendek
tokoh dan pemberian dialog dengan yang ditayangkan. Hal ini dapat menjadi
proses pengamatan pada tokoh yang ada indikator tentang peningkatan minat
dalam Film pendek. Pelukisan latar juga siswa terhadap menulis cerpen dengan
mampu diciptakan siswa media Film pendek.
NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 31
Instrumen penelitian yang peningkatan keberanian siswa dalam
digunakan dalam tahapan penelitian berpendapat dari 43 % menjadi 53%,
yaitu catatan lapangan, angket, contoh keberanian siswa dalam bertanya
cerpen, lembar pengamatan, dan tes kepada guru dari 26,3% menjadi
unjuk kerja menulis cerpen. Tahap 56%, keberanian siswa menjawab
pratindakan dengan siklus I dapat pertanyaan guru dari 34,7% menjadi
dibandingkan memiliki perbedaan baik 53%, dan antusiasmemengerjakan tugas
dari minat maupun peningkatan nilai yang diberikan oleh guru dari 91,3%
rata-rata. menjadi 100%.
Pada monitoring selanjutnya, Ada berbagai saran dalam
peneliti melihat perbedaan yang cukup melakukan penelitian ini, yaitu sebagai
jelas antara proses pembelajaran siklus I berikut: pertama,bagi guru Bahasa dan
dan siklus II. Minat siswa terhadap Sastra Indonesia disarankan untuk
menulis cerpen dalam siklus I meningkat menggunakan media yang menarik
pada siklus II. Tes menulis cerpen pun seperti Film pendek dalam pembelajaran
mengalami peningkatan dari skor 62 menulis cerpen agar pembelajaran lebih
menjadi 75. Peningkatan keaktivan efektif dan menyenangkan. Guru
siswa dalam siklus II juga diperlukan menyediakan waktu untuk membimbing
untuk melihat peningkatan minat siswa para siswa dalam kegiatan penulisan
terhadap menulis cerpen. Rata-rata skor cerpen. Guru memperhatikan dan
yang diperoleh untuk keberanian memahami setiap kesulitan belajar
mengeluarkan pendapat sebesar 6,5 rata- siswa, kemudian dicari solusi
rata skor yang diperoleh untuk permasalahan yang dialami. Kedua, bagi
keberanian bertanya sebesar 6,5 rata-rata siswa, berdasarkan pembelajaran
skor yang diperoleh untuk menulis cerpen melalui media Film
pendek yang telah dilaksanakan, maka
keberanian menjawab pertanyaan siswa harus lebih meningkatkan lagi
sebesar 6 dan rata-rata skor yang aspek penyajian alur, tokoh, dan setting
diperoleh untuk antusiasme serta penggunaan diksi dan ejaan dalam
mengerjakan tugas sebesar 23. hasil tulisan mereka, lebih banyak
lagi membaca cerpen karena
SIMPULAN DAN SARAN merupakan warisan luhur budaya
Indonesia serta membiasakan diri
Hasil penelitian ini untuk menulis. Selanjutnya,
ditunjukkan sebagai berikut. diharapkan siswa dapat memanfaatkan
Pertama, sebaik mungkin kegiatan menyimak Film
penggunaan media Film Pendek dapat pendek untuk dapat menghasilkan karya
meningkatkan keterampilan menulis berupa cerpen. Oleh karena itu, kegiatan
cerpen menyimak Film pendek tidak hanya
siswa di SMK Negeri 2 Situbondo. Hal berhenti pada tahap apresiasi saja, tetapi
ini ditunjukkan dengan hasil penelitian juga dapat menghasilkan kreativitas
menulis cerpen dengan media film berupa karya tulis yaitu sebuah cerpen.
pendek pada pratindakan dengan nilai Dan ketiga, untuk sekolah, pembelajaran
rata-rata 43, meningkat pada siklus 1 ini perlu dikembangkan agar keterampilan
menjadi rata-rata 62, dan meningkat lagi menulis cerpen peserta didik terus
pada siklus 2 menjadi rata-rata 75. meningkat.
Kedua,penerapan media Film pendek
ini menjadikan pembelajaran menulis
cerpen lebih menyenangkan. Hal
tersebut dapat dilihat dari
NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 32
DAFTAR RUJUKAN

Akhadiah, sabarti. 1995. Pembinaan


Kemampuan Menulis berbahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga
Arikunto, Suharsimi, dkk.2009
.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. 2002. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Depdiknas. 1994. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta:BalaiPustaka
Endraswara, Suwardi. 2002. Metode
Penelitian Sastra (Epistemologi,
Model, Teori, dan
Aplikasi)Yogyakarta: Caps
Harjayanti, Eni. 2007. Peningkatan
Kemampuan Menulis Cerpen
Melalui Media Film Bagi Siswa
Kelas X SMA N 1 Bantul.Skripsi.
Yogyakarta: ProdiPendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Yogyakarta
Nurgiyantoro, B. 1994. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada
University Press
Tarigan, HG. 1994. Menulis : Sebagai
Suatu Ketrampilan Berbahasa .
Bandung:
Angkasa
NOSI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2015___________________________________Halaman | 33

Anda mungkin juga menyukai