Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN MEWARNAI DI RUANG MELATI ANAK RUMAH


SAKIT ABDUL WAHAB SYAHRANIE SAMARINDA

Disusun oleh
Kelompok 2
]
Ahmad Wisma .R. Musba
Andriani Marseni M. Nur Fadillah
.S.
Erawati Putri Nur Yuliana
Lenny Maulinda Reazka Nur
Oktavia
Kristofel Arjuna .H. Rizki Amalia Datau
Mercylinia
Pransiska

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIYATA HUSADA SAMARINDA
PROGRAM PROFESI NERS
2016/2017
LEMBAR PENGESAHAN

TERAPI BERMAIN MEWARNAI DI RUANG MELATI ANAK RUMAH


SAKIT ABDUL WAHAB SYAHRANIE SAMARINDA

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing Akademik, Pembimbing


Lahan,

(___________________) (___________________)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan
yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak
meghasilkan komoditas tertentu.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi
perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak di
rawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun
harus disesuaikan dengan kondisi anak. Tujuan bermain di rumah sakit
pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal, mengembangkan kreativitas anak, dan
anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress.
Di ruang Melati bagian anak RS Abdul Wahab Syahranie Propinsi
Kalimantan Timur terdapat 15 anak, yang 50% diantaranya atau 6
orang anak berusia pre-school (3-6 tahun). Anak-anak pada usia pre-
school senang bermain dengan warna, oleh karena itu, mewarnai bisa
menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah satu
karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-school
adalah mampu mengenali warna. Dengan permainan mewarnai
menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali
tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologis
menggambarkan bahwa selama mewarnai anak akan mengekspresikan
imajinasinya dalam goresan warna pada gambar sehingga untuk
sementara waktu anak akan merasalebih rileks. Oleh karena itu,
pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan
mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi, maka akan dilaksanakan
terapi bermain pada anak usia sekolah dengan cara mewarnai.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
2. Tujuan Khusus
a. Anak dapat lebih mengenali warna

b. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak

c. Mengembangkan imajinasi pada anak

d. Memberikan kesenangan dan kepuasan

C. Manfaat
1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan
menghilangkan kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat
bermain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Bermain
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang
dilakukan setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan
merupakan media yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi,
mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental
dan sosial anak.
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif
untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan
komunikasi pada anak (www.pediatric.com)
B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-
motorik, perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,
moral dan bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar
yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk
perkembangan pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan
manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta
mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan
masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan
dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak
tingkah lakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral
dan etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang
salah serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang
telah dilakukan.
7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.
C. Tujuan Bermain
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
pada saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan
dirawat di rumah sakit.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi /
keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktifitas Bermain


1. Perlu energi ekstra
2. Waktu yang cukup
3. Alat permainan
4. Ruang untuk bermain
5. Pengetahuan cara bermain
6. Teman bermain
F. Klasifikasi Bermain
Berdasarkan isi permainan :
1. Sosial Affective Play
2. Sense of Pleasure Play
3. Skill Play
4. Games atau Permainan
5. Unoccupied Behaviour
6. Dramatic Play
G. Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Pre-school
1. Perkembangan Biologi
a. BB meningkat 14,6 kg (3 tahun), 16,7 kg (4 tahun), 18,7 kg (5
tahun).
b. Tinggi badan rata-rata bertambah 6,75-7,5 cm.
c. Perhitungan berat badan menurut Soetjiningsih : Umur(dalam
tahun) x 2 + 8
d. Perkembangan motorik kasar
1) Usia 36 bulan
a) Pakai dan ganti baju sendiri
b) Berjalan mundur
c) Naik turun tangga berganti-ganti kaki
d) Berdiri sesaat dengan 1 kaki
2) Usia 4 tahun
a) Melompat dengan satu kaki
b) Memanjat dan melompat
c) Melempar bola cukup banyak
d) Naik tangga dengan lancer
3) Usia 5 tahun
a) Melompat-lompat dengan 1 kaki
b) Berlari tanpa kesulitan
c) Bermain lompat tali
d) Mainan tangkap
e) Naik turun tangga dengan lancer
4) Usia 6 tahun
a) Berlari dengan baik
b) Berlari dan bermain secara bersamaan
c) Naik sepeda
d) Menggambar orang lengkap
e) Menambah ciri seperti mulut, mata, hidung pada gambar
e. Perkembangan motorik halus
1) Usia 36 bulan
a) Memasang manik-manik besar
b) Melukis tanda silang dan bulat
c) Membuka kancing depan dan samping
d) Menyusun 10 balok tanpa jatuh
2) Usia 4 tahun
a) Menggunting gambar sederhana
b) Menggambar bujur sangkar
3) Usia 5 tahun
a) Memukul kepala paku dengan palu
b) Mengikat tali sepatu
c) Dapat menulis beberapa huruf alphabet
4) Usia 6 tahun
Suka menggambar, menulis dan mewarnai.
2. Perkembangan Kognitif
a. Fase prekonseptual
1) Memory span increase
2) Centre on one aspect of situation
3) Classify object according to one characteristic
b. Fase intuitive
1) Attention span increase
2) Classify object in terms of their use
3) Egosentric interpretation of events
4) Irreversible thought
3. Perkembangan Moral
a. Orientasi pda hukum dan kepatuhan
b. Anak berorientasi pada hal sebenarnya
4. Perkembangan Bahasa
a. Usia 3 tahun
1) Banyak bertanya
2) Berbicara saat ada atau tidak ada orang
3) Menggunakan bahasa telegravis
4) Menggunakan konsonan d,b,t,k,y
5) Menghilangkan w dari pembicaraan
6) Pembedaharaan kata 900 kata
7) Membuat kesalahan suara spesifik (s,sh,ch,z,th,r,l)
b. Usia 4 tahun
1) Perbendaharaan kata 1500 kata
2) Menghitung 1 s/d 3
3) Menceritakan cerita jantung
c. Usia 5 tahun
1) Perbendaharaan kata kira-kira 2100 kata
2) Menggunakan kalimat dengan enam sampai delapan kata,
dengan semua bagian bicara.Menyebutkan empat atau lebih
warna
3) Mengetahui nama-nama hari.
H. Jenis Permainan Yang Cocok Untuk Usia 4 6 Tahun
1. Dramatic Play
Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain
Contoh: Anak memerankan sebagai ayah atau ibu.
2. Skill Play
Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak
khususnya motorik kasar dan halus. Contoh : Bermain bongkar
pasang.
3. Assosiative Play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak
dengan yang lain, tetapi tidak terorganisir. Tidak ada pemimpin
yang memimpin permainan dan tujuan yang tidak jelas. Contoh:
anak-anak bernyanyi sesuai selera masing-masing.

4. Cooperative Play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas tetapi tujuan
dan pimpinan permainan jelas. Contoh : anak-anak bernyanyi
bersama-sama dengan satu orang menjadi pemimpin.
I. Bermain di rumah sakit
1. Tujuan
a. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
b. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan
yang tepat
c. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau
dirawat
2. Prinsip
a. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
b. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
c. Kelompok umur sama
d. Melibatkan keluarga/orangtua
3. Upaya perawatan dalam pelaksanaan bermain
a. Lakukan saat tindakan keperawatan
b. Sengaja mencari kesempatan khusus
4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
a. Alat bermain
b. Tempat bermain
5. Pelaksanaan bermain di rs dipengaruhi oleh
a. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim
dan keluarga.

b. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

J. Bermain mewarnai gambar


1. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media.
Mewarnai gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada
media yang sudah bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi
permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan
serta meningkatkan komunikasi pada anak.
2. Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi
dan sangat terapeutik (sebagai permainan
penyembuh/therapeutic play).
b. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat
membentuk, mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi
dengan ketrampilan motorik halus.
c. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
d. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan
pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan
kata.
e. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan
karena proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan
stress, kognitifnya tidak akurat dan negative.
f. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang
aman dari rasa marah dan benci.
1) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang
merupakan metode penyuluhan kesehatan untuk merubah
perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Hari, tanggal : Jumat, 2 Februari 2017
Waktu : 09.00 WITA s/d selesai
Tempat :Ruang Melati RS. Abdul Wahab Syahranie
Samarinda
b. Pelaksanaan Terapi Bermain Untuk Anak
1. Pengorganisasian
a. Leader : Nur Yuliana
Tugas :
Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
Menjelaskan tujuan terapi bermain
Menjelaskan aturan terapi permainan
b. Observer : Kristofel Arjuna .H.
Tugas : Mengevaluasi jalannya kegiatan
c. Fasilitator :
1. Rizki Amalia Datau
2. Andriani Seni .S.
3. Erawati Putri
4. Mercylinia .P.
5. Lenny Maulinda
6. Ahmad Wisma Riandy
7. Musba
Tugas :
Memfasilitator kegiatan yang diharapkan
Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan
Sebagai Role Model selama kegiatan
d. Dokumentasi : M. Nur Fadillah
Tugas : mendokumentasi selama kegiatan berlangsung
c. SASARAN
1. Anak yang dirawat di ruang Melati Anak RS Abdul Syahranie
Samarinda.
2. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang
dapat menghalangi proses terapi bermain
3. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai.
4. Anak yang dapat memegang crayon/pensil warna.
5. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai
gambar

d. Tahap Kerja Terapi Bermain Anak


1. Stimulasi Sosial
Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan.
Contoh: bermain pasir bersama-sama
2. Stimulasi Keterampilan
Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak
sehingga dapat mengetahui bakat anak. Contoh: Menggambar,
bernyanyi, menari/
3. Stimulasi Kerjasama
Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak
bermain menyusun puzzle, bermain bola.
e. Permainan
Lomba Mewarnai
Menumbuhkan kreatifitas, sportifitas dan meningkatkan
semangat untuk berkompetisi dalam lomba
Cara Bermain :
1. Leader membagikan gambar dan pensil warna
2. Minta anak untuk mewarnai sesuai dengan seleranya
3. Berikan waktu 10 menit untuk mewarnai gambar
f. Metode
1. Ceramah/Demonstrasi
2. Bermain (peragaan langsung)
g. Alat permainan
1. Buku Gambar
2. Kerayon (pensil warna)
h. SETTING TEMPAT
Keterangan

= Fasilitator

= peserta

= leader

i.

j. Antisipasi masalah
1. Penanganan anak yang tidak aktif saat terapi aktivitas bermain :
meminta bantuan kepada orang tua untuk menemani atau
mendampingi anak
2. Bila anak jenuh pada aktivitas bermain : fasilitator menghibur
dengan cara memberikan hadiah dan mengajak bergabung dengan
teman-teman yang lain
3. Bila anak ingin buang air besar atau air kecil
Fasilitator mengajak orang tua untuk membersihkan dan mengganti
popoknya
4. Bila ada anak lain yang ingin ikut bermain : fasilitator amemberikan
kesemapatan pada anak lain untuk ikut dan dimasukkan dalam
kelompok umur yang sesuai
k. Strategi Kegiatan

No Waktu Kegiatan Kegiatan peserta Metode


1 3 Menit Pembukaan
Leader 3. Menjawab salam Ceramah
1. Membuka
kegiatan dengan
mengucapkan
4. Memperhatikan
salam
2. Menjelaskan latar
belakang dan
memperkenalkan
5. Memperhatikan
diri
3. Menjelaskan
tujuan diberikan
terapi bermain
2 20 menit Pelaksanaan
Fasilitator 1. Memperhatikan Ceramah dan
1. Memperkenalkan
peragaan
alat permainan
2. Menerima alat langsung
2. Membagikan alat
permainan
permainan pada
masing-masing
peserta
3. Mengajak anak
3. Melakukan
Diskusi
bermain dengan
permainan
media sudah
dibagikan
3 5 menit Evaluasi Menjawab Diskusi dan
Leader
pertanyaan Tanya jawab
Memberikan
pertanyaan sekilas
tentang
permainan
4 2 menit Terminasi
Observer 1. Mendengarkan Ceramah
1. Reinforcment
2. Menjawab
positif
2. Menutup kegiatan
dengan
mengucapkan
salam penutup

a. Kriteria Penilaian
1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bermain seperti boneka, buku gambar dan pensil
berwarna sudah tersedia
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
d. Jumlah terapis 11 orang
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan

tertib dan teratur


b. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam

permainan
c. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal

sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena
bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada
anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik,
intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak
saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan yang normal, mengekspresikan dan mengalihkan
keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas dan
kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk
beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di
Rumah Sakit.
B. Saran
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi
sebaiknya di RS juga disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak
yang di rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang
tua dapat menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
EVALUASI

1. Evaluasi Input
a. Tim terapis berjumlah 11 orang yang terdiri dari 1 leader, 7
fasilitator , 1 observer dan 1 pendokumentasian
b. Lingkungan yang digunakan yaitu ruang Anak RS Abdul Wahab
Syahranie Samarinda, ruangan cukup luas, bersih, pencahayaan baik
dan sirkulasi baik
c. Peralatan yang digunakan yaitu buku gambar dan kerayon (pensil
warna) dapat digunakan oleh anak dengan baik
d. Dalam memilih anak sebagai peserta terapi bermain mengalami
kesulitan yaitu saat diajak ingin menjadi peserta terapi bermain
setuju tetapi saat menjelang terapi dilaksanakan anak tiba-tiba tidak
setuju dan sebagian juga ada yang pulang
2. Evaluasi Proses
a. Leader mampu menjelaskan aturan permaian dengan baik
b. Fasilitator mempu menempatkan diri ditengah-tengah klien
c. Observer mampu menempatkan diri ditempat yang memungkinkan
untuk mengawasi jalanya permianan
d. 80% klien mampu mengikuti permaianan dengan aktif dari awal
sampai akhir
3. Evaluasi Output
Setelah mengadakan terapi bermain dengan 5 orang anak yang
diamati, hasil terapi bermain sebagai berikut:
a. 70% anak yang ngikuti permaianan mampu mengikuti kegiatan
secara aktif dari awal samapai selesai
b. 60% anak mampu meningkatkan komunikasi nono verbal : bergerak
menbgikuti instruksi, ekspresi wajah, berani kontak mata.
c. 50% anak mampu melakukan hubungan social dengan lingkungan
d. 80 anak mampu mengenal warna
DAFTAR PUSTAKA

Erlita., 2009, Pengaruh Permainan Pada Perkembangan Anak. Terdapat


Pada http://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember
2010
Foster and Humsberger., 1998, Family Centered Nursing Care of Children.
WB sauders Company, Philadelpia USA.

Kliegman, Robert M., 2009, Ilmu Keshatan Anak Nelson Vol 3, Editor
Bahasa Indonesia: A. Samik Wahab-Ed.15 EGC : Jakarta

Markum, dkk., 1990, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak., IDI : Jakarta

Soetjiningsih, 2005, Tumbuh Kembang Anak, EGC: Jakarta

Wong, Donna L. ,2008, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi-4.,


EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai