Proposal Terapi Bermain Mewarnai Usia Pre School 4 6 Tahun Di Ruang Dahlia Lantai II Rumah Sakit Umum Propinsi Nusa Tenggara Barat
Proposal Terapi Bermain Mewarnai Usia Pre School 4 6 Tahun Di Ruang Dahlia Lantai II Rumah Sakit Umum Propinsi Nusa Tenggara Barat
Disusun oleh
Kelompok 2
]
Ahmad Wisma .R. Musba
Andriani Marseni M. Nur Fadillah
.S.
Erawati Putri Nur Yuliana
Lenny Maulinda Reazka Nur
Oktavia
Kristofel Arjuna .H. Rizki Amalia Datau
Mercylinia
Pransiska
(___________________) (___________________)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan
yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak
meghasilkan komoditas tertentu.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi
perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak di
rawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun
harus disesuaikan dengan kondisi anak. Tujuan bermain di rumah sakit
pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal, mengembangkan kreativitas anak, dan
anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress.
Di ruang Melati bagian anak RS Abdul Wahab Syahranie Propinsi
Kalimantan Timur terdapat 15 anak, yang 50% diantaranya atau 6
orang anak berusia pre-school (3-6 tahun). Anak-anak pada usia pre-
school senang bermain dengan warna, oleh karena itu, mewarnai bisa
menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah satu
karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-school
adalah mampu mengenali warna. Dengan permainan mewarnai
menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali
tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologis
menggambarkan bahwa selama mewarnai anak akan mengekspresikan
imajinasinya dalam goresan warna pada gambar sehingga untuk
sementara waktu anak akan merasalebih rileks. Oleh karena itu,
pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan
mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi, maka akan dilaksanakan
terapi bermain pada anak usia sekolah dengan cara mewarnai.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
2. Tujuan Khusus
a. Anak dapat lebih mengenali warna
C. Manfaat
1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan
menghilangkan kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat
bermain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bermain
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang
dilakukan setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan
merupakan media yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi,
mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental
dan sosial anak.
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif
untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan
komunikasi pada anak (www.pediatric.com)
B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-
motorik, perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,
moral dan bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar
yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk
perkembangan pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan
manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta
mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan
masalah dan hubungan sulit.
4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan
dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak
tingkah lakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral
dan etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang
salah serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang
telah dilakukan.
7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.
C. Tujuan Bermain
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
pada saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan
dirawat di rumah sakit.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi /
keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi
4. Cooperative Play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas tetapi tujuan
dan pimpinan permainan jelas. Contoh : anak-anak bernyanyi
bersama-sama dengan satu orang menjadi pemimpin.
I. Bermain di rumah sakit
1. Tujuan
a. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
b. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan
yang tepat
c. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau
dirawat
2. Prinsip
a. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
b. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
c. Kelompok umur sama
d. Melibatkan keluarga/orangtua
3. Upaya perawatan dalam pelaksanaan bermain
a. Lakukan saat tindakan keperawatan
b. Sengaja mencari kesempatan khusus
4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
a. Alat bermain
b. Tempat bermain
5. Pelaksanaan bermain di rs dipengaruhi oleh
a. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim
dan keluarga.
b. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain
PELAKSANAAN KEGIATAN
= Fasilitator
= peserta
= leader
i.
j. Antisipasi masalah
1. Penanganan anak yang tidak aktif saat terapi aktivitas bermain :
meminta bantuan kepada orang tua untuk menemani atau
mendampingi anak
2. Bila anak jenuh pada aktivitas bermain : fasilitator menghibur
dengan cara memberikan hadiah dan mengajak bergabung dengan
teman-teman yang lain
3. Bila anak ingin buang air besar atau air kecil
Fasilitator mengajak orang tua untuk membersihkan dan mengganti
popoknya
4. Bila ada anak lain yang ingin ikut bermain : fasilitator amemberikan
kesemapatan pada anak lain untuk ikut dan dimasukkan dalam
kelompok umur yang sesuai
k. Strategi Kegiatan
a. Kriteria Penilaian
1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bermain seperti boneka, buku gambar dan pensil
berwarna sudah tersedia
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
d. Jumlah terapis 11 orang
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan
permainan
c. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal
sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena
bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada
anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik,
intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak
saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan yang normal, mengekspresikan dan mengalihkan
keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas dan
kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk
beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di
Rumah Sakit.
B. Saran
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi
sebaiknya di RS juga disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak
yang di rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang
tua dapat menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
EVALUASI
1. Evaluasi Input
a. Tim terapis berjumlah 11 orang yang terdiri dari 1 leader, 7
fasilitator , 1 observer dan 1 pendokumentasian
b. Lingkungan yang digunakan yaitu ruang Anak RS Abdul Wahab
Syahranie Samarinda, ruangan cukup luas, bersih, pencahayaan baik
dan sirkulasi baik
c. Peralatan yang digunakan yaitu buku gambar dan kerayon (pensil
warna) dapat digunakan oleh anak dengan baik
d. Dalam memilih anak sebagai peserta terapi bermain mengalami
kesulitan yaitu saat diajak ingin menjadi peserta terapi bermain
setuju tetapi saat menjelang terapi dilaksanakan anak tiba-tiba tidak
setuju dan sebagian juga ada yang pulang
2. Evaluasi Proses
a. Leader mampu menjelaskan aturan permaian dengan baik
b. Fasilitator mempu menempatkan diri ditengah-tengah klien
c. Observer mampu menempatkan diri ditempat yang memungkinkan
untuk mengawasi jalanya permianan
d. 80% klien mampu mengikuti permaianan dengan aktif dari awal
sampai akhir
3. Evaluasi Output
Setelah mengadakan terapi bermain dengan 5 orang anak yang
diamati, hasil terapi bermain sebagai berikut:
a. 70% anak yang ngikuti permaianan mampu mengikuti kegiatan
secara aktif dari awal samapai selesai
b. 60% anak mampu meningkatkan komunikasi nono verbal : bergerak
menbgikuti instruksi, ekspresi wajah, berani kontak mata.
c. 50% anak mampu melakukan hubungan social dengan lingkungan
d. 80 anak mampu mengenal warna
DAFTAR PUSTAKA
Kliegman, Robert M., 2009, Ilmu Keshatan Anak Nelson Vol 3, Editor
Bahasa Indonesia: A. Samik Wahab-Ed.15 EGC : Jakarta
Markum, dkk., 1990, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak., IDI : Jakarta