Penanganan Sampah Di Sumber Sampah PDF
Penanganan Sampah Di Sumber Sampah PDF
1
Gambar 1. Pola operasional sampah di pemukiman
2
pengelolaan berikutnya. Penanganan sampah di sumbernya bervariasi menurut jenis
sampah yang dipisahkan untuk reuse/recycling. Penanganan dan pemisahan sampah
untuk daerah permukiman dan pertokoan akan dibahas secara lebih rinci pada
bahasan berikut ini.
Pemisahan sampah kertas, karton, kaleng aluminium, gelas, dan plastik di
sumbernya merupakan hal yang positif dan efektif untuk pemanfaatan kembali dan
daur-ulang sampah. Setelah komponen sampah dipisahkan, hal yang kerap
membingungkan pelakunya adalah apa yang harus dilakukan sebelum sampah hasil
pemisahan tersebut dipasarkan atau diolah. Tentunya sampah hasil pemisahan
memerlukan tempat penyimpanan khusus sebelum dipasarkan atau diolah.
3
8) Untuk sampah B3-rumah tangga diatur sesuai dengan ketentuan yang
berlaku .
4
Tabel 1. Penanggung-jawab serta peralatan/fasilitas pendukung
penanganan sampah di sumbernya
Sumber sampah Penanggung-jawab Peralatan yang dibutuhkan
Permukiman
- rumah tunggal Penghuni rumah Kompaktor rumah tangga
- rusun rendah Penghuni rumah Kompaktor rumah tangga, tempat
sampah beroda, kereta ukuran kecil
- rusun medium Penghuni rumah, Cerobong gravitasi, service elevator,
petugas pengelola kereta sampah, pneumatic conveyor
gedung, petugas
cleaning service
- rusun tinggi Penghuni rumah, Cerobong gravitasi, service elevator,
petugas pengelola kereta sampah, pneumatic conveyor
gedung, petugas
cleaning service
Pertokoan Petugas khusus, petugas Kereta sampah, service elevator,
cleaning service conveyor, pneumatic convey
Industri Petugas khusus, petugas Kereta sampah, service elevator,
cleaning service conveyor, pneumatic convey
Daerah terbuka, Pemilik, petugas taman, Kontainer anti vandalisme
taman petugas Dinas
Kebersihan
Fasilitas Operator Berbagai jenis conveyor, peralatan
pengolahan limbah manual (sekop, pacul)
Pertanian Pemilik lahan/petani, Bervariasi menurut kemampuan petani
buruh
5
diterapkan program daur-ulang sampah. Di sejumlah besar wilayah belum
ada ketentuan mengenai tipe tempat sampah yang dianjurkan, sehingga
berbagai jenis sampah ditempatkan dalam satu kontainer. Di daerah
perumahan yang berukuran besar dan di pusat-pusat perdagangan, telah
digunakan kontainer sampah beroda yang berukuran 120-240 L.
Perumahan atau pertokoan yang dilengkapi dengan jenis kontainer ini
umumnya dilayani pengangkutan sampahnya oleh truk kompaktor yang
dapat menumpahkan isi kontainer secara hidraulik.
Alat kompaktor untuk sampah rumah tangga dapat digunakan di
perumahan-perumahan guna mengurangi volume sampah. Sampah yang
telah dipadatkan ditempatkan dalam kontainer atau kantung plastik.
Vertical Chute
collector
Falling speed
Silencer controller
Bottom receiver
conveyor sorter
storage
6
Setelah melalui cerobong gravitasi, sampah yang terkumpul di kontainer
segera dikompaksi secara mekanis untuk kemudian diangkut oleh truk
pengangkut ke TPA. Sampah berukuran besar yang tidak dapat dilewatkan
cerobong harus ditangani oleh penghuni untuk ditempatkan dalam
kontainer secara manual. Cerobong gravitasi umumnya berukuran diameter
30-90 cm. Yang banyak digunakan adalah yang berdiameter 60 cm.
Pengumpulan sampah di apartemen-apartemen bertingkat modern
dilakukan dengan sistem transport pneumatik bawah tanah yang membawa
sampah ke lokasi pengolahan sampah atau TPS (Gambar 3).
7
Gambar 3. Sistem pengumpulan sampah pneumatik bawah tanah pada
rusun tinggi. (Sumber:Tchobanoglous, Theisen & Vigil, 1993)
8
4. Fasilitas penanganan sampah di pusat perdagangan dan industri
Selain klasifikasi rumah, SNI 3243-2008 juga mengklasifikasikan tipe
bangunan untuk sarana umum/sosial dan bangunan komersial. Sampah di
pusat-pusat perdagangan, kawasan perkantoran dan industri umumnya
ditempatkan di kontainer berukuran besar yang apabila telah terisi akan
diangkut ke TPS atau TPA dengan truk arm roll. Jenis kontainer ini ada yang
dilengkapi dengan kompaktor.
Toko atau kantor yang menghasilkan sampah dalam volume besar
(misalnya kertas, karton) menggunakan kompaktor atau baler guna
memudahkan pengangkutan sampah. Sampah yang dikompaksi dengan
kompaktor individual/baler umumnya berbentuk kubus/bal dengan ukuran
tertentu. Selain baler, jenis fasilitas pengolah sampah di pusat perdagangan
adalah penghancur kaleng.
4. Penyimpanan Sampah
9
yang bersifat berbahaya dan beracun (B3), seperti olie mesin, cat,
pembersih lantai, pestisida dsb. Pengaruh dari kontaminasi ini adalah
berkurangnya nilai sampah untuk daur-ulang, serta sampah tersebut
menjadi tergolong dalam kategori sampah B3.
10
Ukuran besar
- Kontainer
* Terbuka, roll off 9120-38000 - 240L x 180T x
600P
* Dengan kompaktor stasioner 15200-30400 - 240L x 180T x
540P
* Dengan kompaktor terpasang 15200-30400 - 240L x 240T x
660P
- Kontainer trailer
* Terbuka 15200-38000 - 240L x 360T x
600P
* Tertutup, dengan kompaktor 15200-30400 - 240L x 360T x
terpasang 720P
Catatan: L = lebar, D = diameter, d = dalam, T =tinggi
(Sumber:Tchobanoglous, Theissen & Vigil, 1993)
Klasifikasi Wadah
Berdasarkan mekanisme penggunaannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Tetap
Model ini disarankan untuk tidak dipergunakan lagi karena menghambat
kecepatan operasional, sulit dikontrol tingkat kebersihannya dan dari segi
estetika kurang baik. Contohnya bak sampah dari pasangan batu bata.
b. Semi tetap
Sering dimanfatkan untuk menghindari gangguan binatang, bentuk ini
masih dianggap lebih baik dari bentuk tetap. Tetapi pada umumnya
mengalami kesulitan dalam perawatannya. Di samping itu, bentuk ini tidak
dapat mencegah pencurian (tutup maupun keseluruhan).
Contoh : tong sampah yang menggunakan tiang penyangga terbuat dari
besi, seng, plastik, anyaman bambu, kayu dan lain-lain.
11
c. Non tetap.
Sangat fleksibel, tetapi dalam penerapannya harus memperhatikan kondisi
sosial budaya dan dampaknya terhadap lingkungan.
Contoh : kantong plastik, bin, keranjang dan lain-lain.
Pola Penampungan
Pola penampungan sampah dapat berbentuk :
a. Individual.
Setiap rumah/toko dan bangunan penghasil sampah lainnya yang
mempunyai wadah sendiri. Untuk daerah pemukiman kelas menengah dan
kelas atas, pertokoan, perkantoran dan bangunan besar lainnya.
12
b. Komunal.
Tersedia satu wadah yang dapat dimanfaatkan oleh beberapa
rumah/bangunan, cocok untuk daerah pemukiman kumuh dengan tingkat
ekonomi rendah, rumah susun, pemukiman padat sekali (yang menyulitkan
proses operasi pengumpulan).
13
Tabel 4. Penggunaan berbagai tipe kontainer dan keterbatasannya.
- Kantung kertas Di rumah tunggal atau rusun rendah Mahal, dapat sobek karena
dan medium, dapat digunakan gangguan hewan selama
langsung atau sebagai pelapis penyimpanan, bahan kertasnya
tempat sampah rumah tangga menambah volume sampah
- Kantung plastik Di rumah tunggal, rusun rendah Mahal, mudah sobek, mudah
hingga tinggi, di pusat perdagangan rapuh pada iklim panas, sifatnya
dan industri, dapat digunakan yang tidak mudah diuraikan
langsung atau sebagai pelapis mengganggu pembuangan akhir.
tempat sampah rumah tangga, baik
untuk menyimpan sampah basah
Kontainer Dapat digunakan untuk menyimpan Karena tidak bertutup dapat
sampah berukuran besar. Lokasi menyebabkan sampah menjadi
harus diperhitungkan untuk akses basah dan menyebabkan berat
truk pengangkut, digunakan di bertambah.
pemukiman padat, daerah
perdagangan dan industri
Kontainer terbuka Digunakan di pusat perdagangan, Biaya pengadaan tinggi, bila
untuk menaruh sampah berukuran kontak air hujan, menyebabkan
besar di industri, untuk melayani sampah menjadi basah dan berat
penampungan sampah di kawasan
permukiman padat, ditempatkan di
tempat yang beratap, namun
mempunyai kemudahan akses bagi
truk pengangkut
Kontainer yang Digunakan di pusat perdagangan Biaya pengadaan tinggi. Jika diisi
dilengkapi yang besar terlalu penuh, sulit untuk
kompaktor mengosongkannya di TPA.
(Sumber:Tchobanoglous, Theisen & Vigil, 1993)
14
5. Persyaratan Bahan Kontainer Atau Wadah
Kriteria bahan untuk kontainer sampah diuraikan dalam Standar Tata Cara
Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, Departemen Pekerjaan Umum (SK SNI T-13-
1990-F) adalah sebagai berikut:
1) Tidak mudah rusak dan kedap air, kecuali kantung plastik/kertas
2) Mudah untuk diperbaiki
3) Ekonomis, mudah diperoleh/dibuat oleh masyarakat
4) Mudah dan cepat dikosongkan
15
Tabel 5. Pola dan karakteristik pewadahan sampah menurut SNI T-13-1990-F
Karakteristik
Pola Pewadahan Individual Pola Pewadahan Komunal
Kontainer
Bentuk/jenis Kotak, silinder, kontainer, bin Kotak, silinder, kontainer, bin
(tong) yang bertutup; kantong (tong) yang bertutup
Sifat Ringan, mudah dipindahkan dan Ringan, mudah dipindahkan
dikosongkan dan dikosongkan
Bahan Logam, plastik, fiberglas, kayu, Logam, plastik, fiberglas,
bambu, rotan, kertas kayu, bambu, rotan
Volume Permukiman dan toko kecil: 10-40 Pinggir jalan dan taman: 30-
L 40 L
Kantor, toko besar, hotel, rumah Permukiman dan pasar: 100-
makan: 100-500 L 1000 L
Pengadaan Pribadi, instansi, pengelola Instansi, pengelola
Jenis Umur
Kapasitas Pelayanan Keterangan
Kontainer Kontainer
Kantong 10-40 L 1 KK 2 -3 hari
Bin 40 L 1 KK 2-3 tahun
Bin 120 L 2-3 KK 2-3 tahun
Bin 240 L 4-6 KK 2-3 tahun
Kontainer 1000 L 80 KK 2-3 tahun Komunal
Kontainer 500 L 40 KK 2-3 tahun Komunal
Bin 30-40 L Pejalan kaki, taman 2-3 tahun
6. Perencanaan Pewadahan
16
Frekwensi pengambilan/pengumpulan sampah.
Cara pengambilan sampah (manual/makanik).
Sistem pelayanan (individual/komunal).
Sumber sampah besar (hotel, restoran) boleh dibelakang dengan alasan
estetika dan kesehatan, dengan syarat menjamin kemudahan diambil.
c. Data yang diperlukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :
a) peta penyebaran rumah;
i) ketersediaan lahan untuk lokasi TPS dan daur ulang sampah skala
lingkungan;
j) karakteristik sampah.
17
1. Menghitung jumlah rumah sederhana
JW
Dimana :
JW= Jumlah Wadah
C = Jumlah Rumah Sederhana
D = Jumlah Jiwa di Rumah susun
Jj = Jumlah jiwa per rumah
Ts = Timbulan sampah (L/orang atau unit/hari) = (Kota Besar = 3 L/org/hari ;
Kota Kecil = 2,5 L/org/hari)
Pa = Persentase sampah anorganik
Fp = Faktor pemadatan alat = 1,2
7. Penempatan Kontainer
18
kontainer dan lokasi penempatannya ditentukan bersama oleh pihak swasta yang
menangani pengumpulan sampah dan pengelola bangunan.
19
mengandalkan penimbunan sebagai solusi akhir menempati posisi terendah dalam
hierarki tersebut.
Pengolahan sampah di tempat dilakukan dengan tujuan:
1. mereduksi atau mengurangi volume sampah
2. pemulihan fungsi atau daur-ulang sampah
3. mengubah bentuk fisik sampah
Pengolahan sampah yang umum dilakukan di perumahan-perumahan meliputi
penggilingan sampah makanan/waste grinding, pemisahan komponen-komponen
sampah, kompaksi/pemadatan, pembakaran langsung di halaman rumah, dan
komposting. Pembakaran sampah individual sebaiknya tidak dilakukan karena
mencemari lingkungan sekitarnya.
20
Gambar 5. Pembagian warna wadah sampah
c) Pilah sampah sesuai jenis sampah. Sampah organik dan anorganik masukan
langsung ke masing-masing wadahnya;
h) Wadah indoor yang telah penuh segera dikosongkan isinya dan dipindahkan
ke wadah outdoor di depan rumah/sumber (untuk pelayanan tidak langsung);
atau dibawa dan dipindahkan ke TPS (untuk pelayanan langsung)
21
i) Pengeluaran sampah keluar rumah hendaknya disesuaikan dengan jadwal
pengumpulan yang diberlakukan di wilayah tersebut.
13. Komposting
22
(a) Takakura
23
Terkait dengan pengomposan skala rumah tangga SNI 32342-200 menetapkan
perhitungan jumlah komposter komunal dan komposter individual di skala
perumahan. Kondisi ini sangat tergantung dengan tipe bangunan :
1. Menghitung jumlah alat pengomposan individual dengan kapasitas 60 L
dimana :
B = Jumlah Rumah Sedang (tipe 45-54)
D = Jumlah Jiwa di Rumah susun
Jj = jumlah jiwa per rumah
Kp = Kapasitas pelayanan ( 1 komposter mampu melayani berapa orang)
Jumlah alat pengomposan ini sangat dipengaruhi oleh tipe bangunan dan jumlah
penduduk dengan tipe rumah menengah dan rendah.
Sumber : Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Bidang Persampahan (Balai Teknik Air
Minum dan Sanitasi Wilayah 2, Wiyung Surabaya, 2010)
24