Anda di halaman 1dari 72

Contoh dan Pembahasan Puisi

lama dan Puisi Baru, serta Puisi


Kontemporer
PUISI
Puisi dalam Bahasa Yunani kuno: / (poio/poi) = I create)
adalah berarti seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas
estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Maka, Puisi
adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris
serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja
suatu pengulangan, meter dan rima adalah pembeda dari prosa. Namun
perbedaan ini masih diperdebatkan. Sebagian ahli memiliki pendekatan
dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai
perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas.
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama danpuisi baru.

Pengertian Puisi menurut beberapa sumber:


1. Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam
sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan
larik dan bait.
2. Watt-Dunton (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi
adalah ekpresi yang kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia
dalam bahasa emosional dan berirama.
3. Carlyle mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat
musikal, kata-katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan
rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.
4. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang
terindahdalam susunan terindah.
5. Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980:8) mengatakan bahwa puisi
mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.
6. Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi
merupakan ungkapan secaraimplisit dan samar,
dengan makna yang tersirat, di mana kata-katanya condong pada
makna konotatif.
7. Herman J. Waluyo mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya
sastra yangmengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa
dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
8. Ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra
yangmengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan
penyairnya, diubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan.

Unsur-unsur puisi:
Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi
dua struktur, yaitu struktur batin dan struktur fisik.
A. Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi,
meliputi hal-hal sebagai berikut.
(1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa
adalahhubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik
makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
(2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya
dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang
pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu
masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata,
rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung
pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk
oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
(3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga
berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema
dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk
memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca,
dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
(4) Amanat/tujuan/maksud (intention); sadar maupun tidak,
ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa
dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam
puisinya.

B. Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi,
adalah sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan
hakikat puisi. Struktur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut.
(1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang
tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris
puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
(2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata
dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih
secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan
makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
(3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan
(visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan
seperti apa yang dialami penyair.
(4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan
indera yangmemungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan
dengan kiasan ataulambang. Misal kata kongkret salju: melambangkan
kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret rawa-
rawa dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan,
dll.
(5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang
dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan
konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi
menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan
makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun
macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes,
ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio,
klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga
paradoks.
(6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima,
ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal,
tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan
terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi (Sutadji
C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi
bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan
kata/ungkapan. Ritma adalahtinggi rendah, panjang pendek, keras
lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

PUISI BARU
Puisi Lama dan Puisi Baru memiliki perbedaan-perbedaan mendasar. Puisi
Baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah
baris, suku kata, maupun rima.

1. Ciri-ciri Puisi Baru


a) Bentuknya rapi, simetris;
b) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
c) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola
yang lain;
d) Sebagian besar puisi empat seuntai;
e) Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
f) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

2. Jenis-jenis Puisi Baru


Menurut isinya, puisi dibedakan atas :
a) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
Ciri-ciri
Terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan
skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-
b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam
bait-bait berikutnya.
Contoh:
Balada Ibu yang dibunuh
Karya: W.S. Rendra
Ibu musang di lindung pohon tua meliang
Bayinya dua ditinggal mati lakinya.

Bualan sabit terkait malam memberita datangnya


Waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.

Matanya berkata pamitan, bertolaklah ia


Dirasukinya dusun-dusun, semak-semak, taruhan harian atas nyawa.

Burung kolik menyanyikan berita panas dendam warga desa


Menggetari ujung bulu-bulunya tapi dikibaskannya juga.

Membubung juga nyanyi kolik sampai mati tiba-tiba


Oleh lengking pekik yang lebih menggigitkan pucuk-pucuk daun
Tertangkap musang betina dibunuh esok harinya.

Tiada pulang ia yang mesti rampas rejeki hariannya


Ibu yang baik, matinya baik, pada bangkainya gugur pula dedaun tua.

Tiada tahu akan meraplah kolik meratap juga


Dan bayi-bayinya bertanya akan bunda pada angin tenggara

Lalu satu ketika di pohon tua meliang


Matilah anak-anak musang, mati dua-duanya.

Dan jalannya semua peristiwa


Tanpa dukungan satu dosa, tanpa.
b) Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Ciri-ciri
lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan,
tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini,
pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang
dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan,
dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.

Contoh:
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)

c) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.


Ciri-ciri
Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat),
bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik
terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.

Contoh:
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)

d) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.


Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur
pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan
pedoman, ikhtibar; ada teladan.
Contoh:
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)

e) Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.


Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan;
persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra.

Contoh:
Cinta
Karya: Kahlil Gibran
Sejak kehadiranmu hingga kini
Ruang hatiku beraroma wangi
Buaian bunga-bunga rindu menari
Yang kau tinggalkan di hati
Makin hari bersemi
Tanpa layu senyum ini
Tersirami cinta suci
Darimu kekasih hati
Jangan biarkan aku sendiri
Kuhanya ingin memiliki
Dirimu seutuhnya cinta sejati
Menjadi harga mati tak tertawar lagi
Andai ada pengganggu hati
Hati ini tegas menghadapi
Janganlah engkau ragu lagi
Hati ini milikmu abadi

f) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.


Ciri-ciri
Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah
karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.

Contoh:
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)

g) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.


Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam
terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas
pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc)

Contoh:
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(Rendra)

Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain:


a) Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua
seuntai).
Ciri-ciri
1. 2 baris; sajak 2 seuntai
2. Distikon (2 baris)
3. Rima aa bb

Contoh:
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)

b) Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
Contoh:
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bahgia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
Dari ; Madah Kelana
Karya : Sanusi Pane

c) Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat
seuntai).
Ciri-ciri
1. Quatrain (Perancis: 4 baris)
2. Pada asalnya ada 4 rangkap
3. Dipelopori di Malaysia oleh Mahsuri S.N.

Contoh:
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)
d) Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima
seuntai).
Ciri-ciri
Pada asalnya, rima Quint adalah /aaaaa/ tetapi kini 5 baris dalam serangkap
diterima umum sebagai Quint (perubahan ini dikatakan berpunca dari
kesukaran penyair untuk membina rima/aaaaa/.

Contoh:
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)

e) Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam
seuntai).
Ciri-ciri
1. sextet (latin: 6 baris)
2. Dikenali sebagai terzina ganda dua
3. Rima akhir bebas

Contoh:
Merindu Bagia
Jika harilah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)
f) Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh
seuntai).
Ciri-ciri
1. septime (Latin: 7 baris)
2. Rima akhir bebas

Contoh:
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Muhammad Yamin)

g) Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan


baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
Ciri-ciri
1. Oktaf (Latin: 8 baris)
2. Dikenali sebagai double Quatrain

Contoh:
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)

h) Soneta, adalah puisi yang bersuara.


Ciri-ciri
1. Terdiri atas 14 baris
2. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina
3. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang
disebut octav.
4. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi
yang disebut sextet.
5. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam
6. Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang
dilukiskan dalam ocvtav, jadi sifatnya subyektif.
7. Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
8. Penambahan baris pada soneta disebut koda.
9. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 14 suku kata
10. Rima akhirnya adalah a b b a, a b b a, c d c, d c d.

Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari


kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di
Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad
Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap
sebagai Pelopor/Bapak Soneta Indonesia. Bentuk soneta Indonesia tidak
lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih
mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi
pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).

Contoh:
Gembala
Perasaan siapa ta kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)

PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu
antara lain :
a) Jumlah kata dalam 1 baris
b) Jumlah baris dalam 1 bait
c) Persajakan (rima)
d) Banyak suku kata tiap baris
e) Irama

Ciri-ciri Puisi Lama


a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah
suku kata maupun rima.

Jenis-jenis puisi lama


a) Mantra
Ciri-ciri:
1. Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
2. Bersifat lisan, sakti atau magis
3. Adanya perulangan
4. Metafora merupakan unsur penting
5. Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan
misterius
6. Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan
persajakan.
Contoh:
Assalammualaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

b) Pantun
Ciri ciri :
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a b a b
5. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)

Contoh:
Kalau ada sumur di ladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umur yang panjang
Boleh kita berjumpa lagi

MACAM-MACAM PANTUN

1. DILIHAT DARI BENTUKNYA

a. PANTUN BIASA
Pantun biasa sering juga disebut pantun saja.

Contoh :
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati

2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)


Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab
pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

CIRI-CIRI SELOKA:
a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris
pertama dan ketiga bait kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama
dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya

Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan

3. TALIBUN
Talibun adalah pantun dengan jumlah barisnya lebih dari empat baris,
tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat
isi.
Jadi :
Apabila enam baris sajaknya a b c a b c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a b c d a b c d

Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu

4. PANTUN KILAT ( KARMINA )


CIRI-CIRINYA :
a. Setiap bait terdiri dari 2 baris
b. Baris pertama merupakan sampiran
c. Baris kedua merupakan isi
d. Bersajak a a
e. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata

Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
2. DILIHAT DARI ISINYA

2.1. PANTUN ANAK-ANAK


Pantun anak adalah pantun yang berisi permainan, hal-hal
menyenangkan atau menyedihkan.
Contoh :
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang

2.2. PANTUN ORANG MUDA


Pantun Muda-mudi adalah pantun yang berisi perasaan kasmaran atau
rasa jatuh cinta.
Contoh :
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua

2.3. PANTUN ORANG TUA


Pantun Nasihat atau pantun orangtua adalah pantun yang berisi
nasihatagar menjadi lebih baik.
Contoh :
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

2.4. PANTUN JENAKA


Pantun Jenaka adalah pantun yang berisi bahan kelakar atau hal-hal
yang lucu

Contoh :
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga

2.5. PANTUN TEKA-TEKI


Pantun teka-teki adalah pantun yang berisi pertanyaan yang meminta
orang lain berpikir jawabannya.
Contoh :
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki

c) Gurindam
Ciri-ciri gurindam
1. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
2. Baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau
perjanjian pada baris pertama tadi.

Contoh:
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

d) Syair
Ciri-ciri syair
1. Terdiri dari 4 baris
2. Berirama aaaa
3. Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair

Contoh:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Kaidah Kebahasaan Puisi Lama


Puisi lama mempunyai beberapa kaidah mutlak yang harus diikuti,yaitu:
1. Jumlah baris atau jumlah kalimat dalam setiap baitnya.
2. Jumlah suku kata dalam setiap kalimat.
3. Rima atau persamaan bunyi.
4. Irama.

Tambahan berupa contoh-contoh dari setiap jenis-jenis puisi lama dan puisi
baru:
1. Contoh Balada :

Balada Terbunuhnya Atmo Karpo


Karya: W.S. Rendra

Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi


Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-pucuk para
Mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang

Segenap warga desa mengepung hutan itu


Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri

Satu demi satu yang maju terhadap darahnya


Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka.

Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!


Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa.
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa.

Anak panah empat arah dan musuh tiga silang


Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang.

Joko Pandan! Di mana ia!


Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Bedah perutnya atapi masih setan ia


Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala

Joko Pandan! Di manakah ia!


Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan


Segala menyibak bagi reapnya kuda hitam
Ridla dada bagi derinya dendam yang tiba.
Pada langkah pertama keduanya sama baja.
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka.

Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka


Pesta abulan, sorak sorai, anggur darah
Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang
Ia telah membunuh bapaknya.

Balada Orang-orang Tercinta


Karya: W.S. Rendra
Kita bergantian menghirup asam
Batuk dan lemas terceruk
Marah dan terbaret-baret
Cinta membuat kita bertahan dengan
secuil redup harapan

Kita berjalan terseok-seok


Mengira lelah akan hilang
di ujung terowongan yang terang
Namun cinta tidak membawa kita
memahami satu sama lain

Kadang kita merasa beruntung


Namun harusnya kita merenung
Akankah kita sampai di altar
Dengan berlari terpatah-patah
Mengapa cinta tak mengajari kita
Untuk berhenti berpura-pura?

Kita meleleh dan tergerus


Serut-serut sinar matahari
Sementara kita sudah lupa
rasanya mengalir bersama kehidupan
Melupakan hal-hal kecil
yang dulu termaafkan
Mengapa kita saling menyembunyikan
Mengapa marah dengan keadaan?
Mengapa lari ketika sesuatu membengkak jika dibiarkan?
Kita percaya pada cinta
Yang borok dan tak sederhana
Kita tertangkap jatuh terperangkap
Dalam balada orang-orang tercinta

2. Contoh Himne

Tuhan
Dalam diam kusebut nama-Mu
Benar sungguh aku takut akan murka-Mu
Ku harap tuhan
Kan selalu sayang padaku
Karena kehendak-Mu aku ada
Ku hanya bisa
Berharap dan berdoa
Pada-Mu tuhan
Kasih sayang-Mu kuharapkan

Doa
Karya: Chairil Anwar
kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh


mengingat Kau penuh seluruh

caya-Mu panas suci


tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk


remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku di pintu-Mu
aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

3. Contoh Ode
Puisi untuk Guru
Karya: Muhammad Yanuar

Engkau bagaikan cahaya


Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia
Engkau adalah setetes embun
Yang menyejukkan hati
Hati yang ditikam kebodohan
Sungguh mulia tugasmu guru
Tugas yang sangat besar
Guru engkau adalah pahlawanku
Yang tidak mengharapkan balasan
Segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan ikhlas
Guru jasamu takkan kulupa
Guru ingin kuucapkan
Terima kasih atas jasamu

4. Contoh Epigram

Arti Hidup

Hidup adalah perjuangan


Berani menghadapi tantangan
Hadup adalah perjuangan
Bertahan dikala datang cobaan
Hidup adalah perjuangan
Maka berjuanglahh untuk hidup

5. Contoh Romance

Arti cinta

Cinta akan terasa bahagia


Bila kita selalu bersama
Cinta tak kan indah
Bila kita jauh terpisah
Cinta akan abadi
Bila kita saling berbagi
Cinta akan sejati
Bila kita saling mengerti

6. Contoh Elegi

Sia-sia

Semilir angin pada senja


Bawa surat dari seberang sana
Dibaca ole si penerima
Penerima diam tampa kata
Hanya air mata
Mengalir jatuh kepipinya
Apakah gerangan isi suratnya?
Sampai berlinang air matanya
Ternyata sang kekasih diseberang
Duduk bersanding dengan seseorang
Si penerima jatuh ppingsan
Sia-sia dia dalam penantian
Semilir angin pada senja
Bawa duka, luka, derita

7. Contoh Satire

Gigit Jari

Lihatlah pada kami


Wakil rakyat yang dihormati
Disini kami berdiri
Menuntut janji
Kemakmuran yang kau janji kan
Jika dapat kursi dewan
Kami telah turuti
Demi janji-janji
Namun, kini
Apa yang trejadi
Jangankan janji
Ingat pun tidak pada kami
Tertipu lagi
Janji janji bohong lagi
Terpaksa kini kami hanya menggigit jari

8. Contoh Distikon
Merpati

Cinta itu seperti merpati


Yang terbang bebas dan tak berbatas
Kita tak tahu akan hinggap dimana?
Sebab itu sebuah misteri
Maka bila merpati telah hinggap
Pada dahan sanubari
Dan sayapnya mulai mengepakkan
Sayu-sayu asmara

Dia (merpati) pun lantas berbisik padaku


Dekatilah dia dan katakana Akulah yang akan mengisi hidupmu.

Tubuh...
kini berpeluh menghadap rusuh

Cinta
kini hilang tanpa dia

Tugas
kini ada tanpa bergegas

9. Contoh Terzina
Kepada Angin Raja Kelana
Kau Sang Bayu, Raja Kelana
Yang tak tahu lelah dan tak berhenti
Bersiap diri pergi mengembara,

Di sunyi senyap, di waktupagi,


Kau merampas hawa panas caya,
Dari rina utusan mata hari.

Guna melepaskan tumbuhan dan bunga,


Dari kujur pelukan malam,
Bau-bauan pemberian bunga,

Kau sebarkan di lembah bermakam,


Seperti bunga yang menyatakan
Terima kasihnya, aku dengan kalam

10. Contoh Kuatrain


Di kakimu
Aku ngembara seorang diri,
Badan lemah berdaya tiada.
Tinggi gunung yang ku daki,
Lepas mega menghadap wala.

Berapa kali aku terhenti,


Merebah diri melepas lelah.
Sekali aku meninjau ke bawah,
Takjub melihat permai tamasya.

Mana rumahku mana halaman,


Mata mencari kelihatan tiada.
Sekalian menyatu indah semata,
Terpaku diri memandang taman.

Tuhanku, hati hasratkan Engkau!


Pimpin umatmu naik ke puncak,
Tempat mega tiada menutup,
Dan pandangan terus menerus.

Dari kakimu tinggi di sawang,


Aku hendak meninjau ke bawah.
Melihat bayangku hilang tenggelam,
Daif papa tengah kebesaran.

11. Contoh Kuint


HANYA KEPADA TUAN
Satu-satu perasaan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya katakan
kepada Tuan
Yang pernah merasakan

Satu-satu kegelisahan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya kisahkan
kepada Tuan
Yang pernah di resah gelisahkan

Satu-satu desiran
Yang saya dengarkan
Hanya dapat saya syairkan
kepada Tuan
Yang pernah mendengarkan desiran

Satu-satu kenyataan
Yang saya didustakan
Hanya dapat saya nyatakan
kepada Tuan
Yang enggan merasakan
(Or. Mandank)
12. Contoh Sektet
MENUJU KE LAUT
Kami telah meninggalkan engkau,
Tasik yang tenang tiada beriak,
Diteduhi gunung yang rimbun
Dari angin dan topan.
Sebab sekali kami terbangun
Dari mimpi yang nikmat

Ombak ria berkejar-kejaran


Di gelanggang biru bertepi langit,
Pasir rataberulang dikecup,
Tebing curam ditantang diserang,
Dalam bergurau bersama angin,
Dalam berlomba bersama mega.

Sejak itu jiwa gelisah.


Selalu berjuang, tiada reda.
Ketenangan lama rasa beku,
Gunung pelindung rasa pengalang.
Berontak hatihendak bebas,
Menyerang segala apa menadang.

Gemuruh berderau kami jatuh,


Terhempas berderai mutiara bercahaya.
Gegap gempita suara mengerang,
Dahsyat bahna suara menang.
Keluh dan gelak silih berganti
Pekik dan tempik sambut menyambut.

13. Contoh Septime


Langit
Terang cuaca langit lazuardi
Biru jernih bagai tak berisi
Meninggi jauh menurun dalam
Melawan melingkungi alam
Meskipun tak tampak tahulah kita
Langit menyimpan bintang berjuta
Bergerak dinamis bergetar senantiasa.
(Itoyo)

14. Contoh Oktaf


Sumpah Sakti
Terdengar suara kepada kami
Melayang di atas gempar dunia
Percaya datang zamannya nanti
Kaum marhaen jadi mulia.
Akan sama pembahagi harta,
Orang semua mendapat nasi,
Sehingga bumu jadi sentosa
Tidak tahu perbantahan lagi.

Kami bersorak gegap gempita,


Merasa diri kuat kembali,
Mata bercaya, intan juwita,
Bagai memandang tanah dicari.
Semenjak itu kami berjuang
Penuh harapan, gagah berani.
Biar terlempar ke dalam jurang,
Teringat juga sumpah yang sakti.
(Sanusi Pane)

15. Contoh Soneta


Kehidupan

Bagaikan burung terbang yang malang (a)


Hidupku terasa sendiri (b)
Mungkinkah esok hari (b)
Adakah yang menolong(a)

Hidupku memang malang (a)


Bukan berarti aku sendiri(b)
Banyak orang yang tersakiti (b)
Tetapi mereka hadapi dengan tenang(a)

memang hidup kadang menyakikan (c)


kadang juga menyenangkan (c)
Memang itulah kenyataan (c)

Yang kita harus terima (d)


Dan menhadapi dengan lapang dada (d)
Semua keadaan yang ada (d)

16. Contoh Mantra

Mantra pengobat sakit perut


Gelang-gelang si gali-gali
malukut kepala padi
Air susu keruh asalmu jadi
aku sapa tidak berbunyi

Mantra berburu rusa


Sirih lontar pinang lontar
terletak diujung muara
Hantu buta jembalang buta
aku angkat jembalang rusa

17. Contoh Seloka


SONETA PERPISAHAN
Di pantai California berkilauan warna benua
Topan turun menjelang pagi di Monterey
Pantai dan laut berputar menghanyutkan tanah
Tanah coklat bersimbah darah kelahiranku

Milik kita hanya maut hitam mengintai


Lainnya terlepas; juga panji-panji berkibaran
Madu tumpah di pasir; mimpi dingin mengental
Kau dan aku rebah bagai bangkai laba-laba

18. Contoh Talibun


Rumah gadang di Minangkabau
nan berukuir sembilan orang
nan bertebat di kebun bunga
cincin emas tinggalah engkau
batu permata biarlah hilang
sekarang intan sudah kupunya

Berkeris si katin muna


patah sudah bersimpai belum
tak sebuah jadi tuah
jika dilihat pusaka lama
dibangkit batang nan terendam
tlah banyak lagi yang berubah

19. Contoh Pantun Kilat


Sudah garahu cendana pula,
Sudah tahu bertanya pula
Jalan jalan ke trotoar,
Walau kampungan tapi pintar

20. Contoh Pantun Anak-anak


Lumba-lumba ikan pintar
Pandai bermain lingkaran api
Jika sudah tumbuh besar
Harus taat mami papi

Burung camar di tepi pantai


Pantai indah banyak ombaknya
Jadilah kamu anak yang pandai
Sudah pasti banyak temannya

21. Contoh Pantun Orang muda


Naik Motor merknya Honda
Pergi sebentar kerumah Hanapi
Bila cinta mekar di dada
Siang terkenang malam termimpi

22. Contoh Pantun Orangtua


Supaya tangan tidak terluka
Jangan dikepit hulunya kapak
Supaya Tuhan tidak murka
Jangan sakiti Ibu dan Bapak

23. Contoh Pantun Jenaka


Lebih baik warna kuning
daripada warna ungu
Lebih baik gigi kuning
daripada putih tapi palsu

Rumahmu dari kayu


Atapnya dari jerami
Rupamu sungguh ayu
Tapi sayang jarang mandi

24. Contoh Pantun Teka-teki

Terendak bentan lalu dibeli


Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala di bawah?

Kalau tuan bawa keladi


Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung?

25. Contoh Gurindam


Gurindam Berkasih

Barang siapa ingin bercinta

Pastikan diri mesti setia

Barang siapa ingin berkasih

Pastikan diri itu bersih

Barang siapa berkasih sayang

Jangan sampai jiwa melayang

Barang siapa dilamun cinta

pastikan dapat berita gembira

Apabila sedang bercinta

Cepat-cepat berumah tangga

Apabila sudah berumah tangga

Jangan di lepas janji dan amanah

26. Contoh Syair


Setelah didengar raja betari
Murka baginda tidak terperi
Pedang terhunus baginda sendiri
Permaisuri tua memegangkan diri

Seraya katanya jangan begitu


Pandangkan mata saudaramu itu
Jika dibunuh bundanya sendiri
Jadilah dinda tidak begitu
Pencitraan pada puisi

Untuk memberikan gambaran yang jelas, untuk menimbulkan suasana,


untuk membuat lebih hidup dan menarik, dalam puisi penyair juga sering
menggunakan gambaran angan. Gambaran angan dalam puisi ini disebut
citraan (imagery)
Citraan atau pengimajian adalah gambar-gambar dalam pikiran, atau
gambaran angan si penyair. Setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji
(image). Gambaran pikiran ini adalah sebuah efek dalam pikiran yang
sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita
terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (indera penglihatan).
Citraan tidak membuat kesan baru dalam pikiran.

Jenis/macam citraan (imaji)


1. Citraan penglihatan (visual imegery)
Citraan penglihatan adalah citraan yang ditimbulkan oleh indera penglihatan
(mata). Citraan ini paling sering digunakan oleh penyair. Citraan penglihatan
mampu memberi rangsangan kepada indera penglihatan sehingga hal-hal
yang tidak terlihat menjadi seolah-olah terlihat.

Contoh:

Nanar aku gila sasar

Sayang berulang padamu jua

Engkau pelik menarik ingin

Serupa dara dibalik tirai


(Amir Hamzah, Padamu Jua)

2. Citraan pendengaran (auditory imagery)


Citraan pendengaran adalah citraan yang dihasilkan dengan menyebutkan
atau menguraikan bunyi suara, misalnya dengan munculnya diksi sunyi,
tembang, dendang, dentum, dan sebagainya. Citraan pendengaran
berhubungan dengan kesan dan gambaran yang diperoleh melalui indera
pendengaran (telinga).
Contoh:

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba


Meriak muka air kolam jiwa

Dan dalam dadaku memerdu lagu


Menarik menari seluruh aku

(Chairil Anwar, Sajak Putih)

3. Citraan perabaan (tactile imagery)


Citraan perabaan adalah citraan yang dapat dirasakan oleh indera peraba
(kulit). Pada saat membacakan atau mendengarkan larik-larik puisi, kita
dapat menemukan diksi yang dapat dirasakan kulit, misalnya dingin, panas,
lembut, kasar, dan sebagainya.

Contoh:

Kapuk randu, kapuk randu!

Selembut tudung cendawan


Kuncup-kuncup di hatiku

Pada mengembang bermerkahan

(WS Rendra, Ada Tilgram Tiba Senja)

4. Citraan penciuman (olfactory)


Citraan penciuman adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau
gambaran yang dihasilkan oleh indera penciuman. Citraan ini tampak saat
kita membaca atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium
sesuatu.

Contoh:

Dua puluh tiga matahari

Bangkit dari pundakmu

Tubuhmu menguapkan bau tanah


(WS Rendra, Nyanyian Suto untuk Fatima)
5. Citraan pencecapan (gustatory)
Citraan pencecapan adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau
gambaran yang dihasilkan oleh indera pencecap. Pembaca seolah-olah
mencicipi sesuatu yang menimbulkan rasa tertentu, pahit, manis, asin,
pedas, enak, nikmat, dan sebagainya.

Contoh:

Dan kini ia lari kerna bini bau melati

Lezat ludahnya air kelapa


(WS Rendra, Ballada Kasan dan Patima)

6. Citraan gerak (kinaesthetic imagery)


Citraan gerak adalah gambaran tentang sesuatu yang seolah-olah dapat
bergerak. Dapat juga gambaran gerak pada umumnya.

Contoh:

Pohon-pohon cemara di kaki gunung

pohon-pohon cemara

menyerbu kampung-kampung
bulan di atasnya

menceburkan dirinya ke kolam


membasuh luka-lukanya
(Abdulhadi, Sarangan)
Selain citraan di atas, ada pula ahli sastra yang menambahkan jenis citraan
lain, yaitu:

1. Citraan perasaan
Puisi merupakan ungkapan perasaan penyair. Untuk mengungkapkan
perasaannya tersebut, penyair memilih dan menggunakan kata-kata
tertentu untuk menggambarkan dan mewakili perasaannya itu. Sehingga
pembaca puisi dapat ikut hanyut dalam perasaan penyair.
Perasaan itu dapat berupa rasa sedih, gembira, haru, marah, cemas,
kesepian, dan sebagainya.

Contoh:

Alangkah pilu siutan angin menderai


Mesti berjuang menghabiskan lagu sedih
Kala aku terpeluk dalam lengan-lenganmu

Sebab keinginan saat ini mesti tewas dekat usia

(Toto Sudarto Bachtiar, Wajah)

2. Citraan intelektual
Citraan intelektual adalah citraan yang dihasilkan oleh/ dengan asosiasi-
asosiasi intelektual.

Contoh:

Bumi ini perempuan jalang


yang menarik laki-laki jantan dan pertapa

ke rawa-rawa mesum ini

dan membunuhnya pagi hari

(Subagio Sastrowardoyo, Dewa Telah Mati)


Contoh puisi yang banyak mengandung citraan terlihat berikut ini.

DUKA CITA
Yang memucat wajahnya
merenungi kelabu dinding kamar
yang ditinggal mati penghuninya
sedang di luar
anjing terdiam
tak melihat kupu terbang
menjatuhkan madu di lidahnya
yang terasa getir
Angin tidak bekerja
ranting pohonan merunduk
menyesali daun kering yang terlepas
waktu perempuan berkerudung hitam
melangkah di atas daunan
berisik, menyayat hati burung
yang pecah telurnya
Tangan-tangan gadis
yang pucat mukanya
diam-diam meronce melati
sambil mengusap air mata
Di ujung desa
jenazah sedang di sucikan
(Kuntowijoyo)

Pengertian Puisi Kontemporer

Secara garis besar, puisi kontemporer merupakan bentuk puisi yang


berusaha lari dari ikatan konvensional puisi. Misalnya, Sutardji mulai tidak
mempercayai kekuatan kata tetapi dia mulai berpaling pada eksistensi bunyi
dan kekuatannya. Danarto justru memulai kekuatan garis dalam
menciptakan puisi.

Puisi kontemporer tidak hanya terikat pada tema, tetapi juga terikat
pada struktur fisik puisi. Berdasarkan keberadaan puisi kontemporer ini, bisa
diartikan bahwa puisi kontemporer merupakan puisi yang muncul pada masa
kini yang bentuk dan gayanya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi pada
umumnya. Puisi kontemporer merupakan puisi yang lahir dalam kurun
waktu tertentu yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan puisi lainnya.

Puisi kontemporer juga cenderung menjadi puisi yang lebih


mementingkan bentuk grafis atau fisik (bunyi) untuk mengungkapkan
perasaan penyairnya. Disini si penyair merakit kata-kata sedemikian rupa
untuk menimbulkan bunyi yang indah. Demi tujuan tersebut, penyair
kadang-kadang membalikkan kata-kata yang berakibat mengaburkan
makna.
Puisi kontemporer dipelopori oleh penyair Sutardji Calzoum Bachri.
Menurut Sutardji, dalam puisi kontemporer yang dipentingkan adalah bentuk
fisik (bunyi). Ia ingin mengembalikan puisi pada mantra. Dalam puisi yang
ditulisnya, disajikan ulangan kata, frasa dan bunyi yang menjadi kekuatan
puisinya. Puisi-puisi Sutardji diterbitkan dalam bukunya yang berjudul O,
Amuk, Kapak.

Tema Puisi kontemporer

Tema protes yang ditujukan kepada kepincangan sosial dan dampak


negatif dari industrialisasi.
Tema humanisme yang mengemukakan kesadaran bahwa manusia
adalah subjek pembangunan dan bukan objek pembangunan.
Tema yang mengungkapkan kehidupan batin yang religius dan
cenderung kepada mistik.
Tema yang dilukiskan melalui alegori dan parabel.
Tema tentang perjuangan menegakkan hak-hak azasi manusia berupa
perjuangan untuk kebebasan, persamaan hak, pemerataan, dan bebas dari
cengkeraman dari teknologi modern.
Tema kritik sosial terhadap tindakan sewenang-wenang dari mereka
yang menyelewengkan kekuasaan dan jabatan.
Ciri-ciri Puisi Kontemporer

Puisi bergaya mantra dengan sarana kepuitisan berupa pengulangan


kata, frasa, atau kalimat.
Gaya bahasa paralelisme dikombinasi dengan gaya bahasa hiperbola
dan enumerasi dipergunakan penyair untuk memperoleh efek pengucapan
maksimal.
Tipografi puisi dieksploitasi secara sugestif dan kata-kata nonsens
dipergunakan dan diberi makna baru.
Kata-kata dari bahasa daerah banyak dipergunakan untuk memberi
efek kedaerahan dan efek ekspresif.
Asosiasi bunyi banyak digunakan untuk memeroleh makna baru.
Banyak digunakan gaya penulisan prosais.
Banyak menggunakan kata-kata tabu.
Banyak ditulis puisi lugu untuk mengungkapkan gagasan secara polos.
Unsur-unsur yang menonjol dalam puisi kontemporer ialah :

1. unsur bunyi; yaitu penggunaan rima dan repetisi,


2. unsur tipografi; yaitu susunan baris-baris atau bait-bait puisi serta
cara penulisan huruf,
3. unsur enjambemen; yaitu pemotongan kalimat atau frase pada akhir
baris dan potongan lainnya diletakkan kembali pada baris berikutnya,
4. parodi atau unsur kelakar.

Makna Puisi Kontemporer

Puisi yang baik pasti memiliki makna walaupun dalam arti yang berbeda-
beda. Meski Sutardji menampilkan kata-kata tanpa makna, ia masih tetap
berorientasi kepada makna dalam membawa suasana. Bagaimanapun juga
puisi yang berhasil mesti mempunyai makna, dan pembaca tidaklah sia-sia
jika mencoba mencari makna dalam puisi-puisi kontemporer.

Macam-macam Puisi Kontemporer

1. Puisi Mantra
Puisi mantra dalam puisi kontemporer adalah puisi yang mengambil sifat-
sifat mantra.

Sifat-sifat mantra yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :

a. Mantra bukanlah sesuatu yang untuk dipahami. Mantra adalah


permainan bunyi dan bahasa belaka. Mantra harus dilihat dari sudut mantra
itu sendiri, dari sudut dunianya sendiri. Oleh karena itu, soal pemahaman
tidak penting. Yang penting adalah akibatnya belaka.
b. Mantra adalah penghubung manusia dengan dunia misteri.
c. Pentingnya soal efek atau akibat atau kemanjuran. Kemanjuran terletak
pada perintah.
Perhatikan puisi Shang Hai berikut ini !

Shang Hai

ping di atas pong

pong di atas ping

ping ping bilang pong

pong pong bilang ping


mau pong? bilang ping

mau mau bilang pong

mau ping? bilang pong

mau mau bilang ping

ya pong ya ping

ya ping ya pong

tak ya pong tak ya ping

kutak punya ping

kutak punya pong

pinggir ping kumau pong

tak tak bilang ping

pinggir pong kumau ping

tak tak bilang pong

sembilu jarakMu merancap nyaring

Sutadji Calzoum Bachri, 1973

Sifat-sifat mantra tampak dalam puisi Shang Hai ini, urutan katanya
tampak disusun secara cermat. Unsur permainan bunyi sangat dipentingkan.

Coba Anda nikmati puisi berikut ini !

POT
pot apa pot itu pot kaukah pot aku
pot pot pot
yang jawab pot pot pot pot kaukah pot itu
yang jawab pot pot pot pot kaukah pot aku
pot pot pot
potapapotitu potkaukah potaku
POT
Sutardji Calzoum Bachri, 1970

Dalam puisi Pot urutan kata itu ditempatkan begitu rapi sehingga
membentuk gambar. Maka puisi tersebut sering disebut puisi grafis karena
mementingkan efek visual dari penyusunan baris puisi.
2. Puisi Mbeling
Puisi mbeling bukan merupakan hasil karya penyair mapan, tetapi
kehadirannya mau tak mau kita terima. Seperti yang dinyatakan Sapardi
Djoko Damono Harus diakui bahwa puisi jenis ini telah memberikan
sumbangan yang berharga bagi keanekaragaman puisi kita (Sapardi Djoko
Damono, 1981: 91)

Puisi mbeling muncul pertama kali pada majalah Aktuil yang terbit di
Bandung. Majalah ini menyediakan lembaran khusus untuk menampung
sajak. Oleh pengasuhnya Remy Sylado, lembaran khusus ini diberi nama
Puisi Mbeling

Pengertian Puisi Mbeling

Adapun sikap mbeling yang esensial adalah menjalani hidup dengan jiwa
kanak-kanan, yang makna dan pengertiannya tidak kekanak-kanakan, dan
juga tidak kebarat-baratan. Tidak sok serius dalam menanggapi keadaan,
tetapi dalam mereaksi sebuah persoalan, sarat dengan makna. Ini tidak
berarti santai dan tidak berarti tidak peduli pada lingkungan hidup.

Dalam kata lain, puisi mbeling adalah semacam jeda dari tradisi penulisan
puisi lirik indonesia, yang tentu saja dalam cara mengapresiasinya perlu
semacam pisau analisis atau wacana lain, yang berbeda dengan wacana
puisi lirik, simbiolisme, surrealisme, dan isme isme yang lainnya dari
berbagai belahan dunia.

Latar Belakang Munculnya gerakan Puisi Mbeling

Jeihan berkata tentang gerakan puisi mbeling ini


sekali lagi saya tegaskan, bahwa puisi yang saya tulis pada tahun 1969
merupakan cikal bakal lahirnya gerakan puisi mbeling. Pada awal tahun
70an, rumah saya di cicadas kerap dijadikan markas para seniman Bandung
yang memang berpikiran nakal-nakal. Mereka antara lain Remy Sylado,
Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi WM, Sanento Yuliman dan Wing Karjo.
Pada bulan Oktober 1971, kami dikejutkan oleh Rendra yang membuat
perkemahan kaum urakan di pantai Parangtaritis, Yogyakarta. Untuk
mereaksi gerakan tersebut, lalu kami sepakat membikin gerakan puisi
mbeling. Jadi gencarnya publikasi puisi mbeling itu sendiri merupakan reaksi
atas gerakan kaum urakan yang dikomandani oleh Rendra, pada 16 Oktober
1971

Sebagai gerakan, apa yang diganyang oleh gerakan puisi mbeling


sebagaimana pernah dikatakan penyair Taufiq Ismail, ternyata bukan hanya
kritik terhadap puisi itu sendiri. Tetapi juga sekaligus merupakan kritik
terhadap majalah sastra horison dan para penyair yang sudah mapan pada
saat itu.

Apresiasi puisi-puisi mbeling Jeihan Sukmantoro

Pada bagian pertama, akan diulas bagaimana puisi mbeling Jeihan yang
ditulisnya dengan menggunakan kata-kata sebagai daya ekspresi dari
kegelisahan batinnya yang direaksinya secara main-main, tapi ternyata
sungguh-sunguh. Sedangkan pada bagian lain adalah menikmati puisinya
yang menggunakan lambang angka dan lambang huruf.

Ciri Puisi Mbeling ;

a. Ciri utama puisi jenis ini adalah kelakar. Kata-kata dipermainkan, arti,
bunyi, dan tipografi dimanfaatkan untuk mencapai efek kelakar. Sebagian
besar puisi mbeling menunjukkan bahwa maksud penyair sekedar mengajak
pembaca berkelakar saja, tanpa maksud lain yang disembunyikan.
b. Mengandung kritik sosial.
c. Kritik terhadap dominasi lama dalam perekonomian.
d. Ejekan terhadap sikap sungguh-sungguh penyair umumnya dalam
menghadapi puisi.
Taufik Ismail menyebutnya dengan puisi yang mengkritik puisi.

Perhatikan contoh puisi mbeling berikut ini !

Sajak Sikat Gigi

Seorang lupa menggosok giginya sebelum tidur

Di dalam tidurnya ia bermimpi

Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya

terbuka

Ketika ia bangun pagi hari

Sikat giginya tinggal sepotong

Sepotong yang hilang itu agaknya

Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali


Dan dia berpendapat bahwa kejadian itu terlalu berlebih-lebihan

Yudhistira Ardinugraha

3. Puisi Konkret
Puisi konkret yaitu puisi yang mementingkan bentuk grafis atau tata wajah
yang disusun mirip dengan gambar. Di samping makna yang ingin
disampaikan oleh penyair, ia juga ingin memperlihatkan kemanisan susunan
kata-kata dari baris serta bait yang menyerupai gambar seperti segi tiga,
huruf Z, kerucut piala, belah ketupat,segi empat dan lain-lain.

Puisi konkret sangat terkenal di dunia perpuisian Indonesia sejak tahun


1970-an. Sutardji Calzoum Bachri termasuk pelopor juga. Puisi-puisi Sutardji
banyak yang dapat dikategorikan puisi konkret. Puisinya yang berjudul
Tragedi Winka dan Sihka (bentuk zig-zag), Q (mirip sebuah bangunan ),
Kucing ( segi empat) termasuk contoh puisi konkret.

Perhatikan puisi konkret Dharma Sari di bawah ini!

Drama Sebabak

aCaraCa

o e
w w
o e
CowoK andKewek
o o
w w
e o
e o
e o
K
a
u
Oweeeeek
Puisi konkret yang mirip gambar piala, yang garis-garisnya diganti dengan
sepuluh huruf itu cukup unik juga. Puisi itu mengedepankan sebuah acara
remaja antara cowok dan cewek yang berakhir dengan saling menuduh; Kau
penyebab cewek melahirkan.
4. Puisi Tanpa Kata
Yaitu puisi yang sama sekali tidak menggunakan kata sebagai alat
ekspresinya. Sebagai gantinya di gunakan titik-titik, garis, huruf, atau
simbol-simbol lain.

5. Puisi Mini Kata


Yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata dalam jumlah yang sangat
sedikit, dilengkapi dengan symbol lain yang berupa huruf, garis, titik, atau
tanda baca lain.
Contoh:
vvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvv
vvvvvvvvvvvvvvvvv
v
! VIVA PANCASILA !(Jeihan)

6. Puisi Multi Lingual


Yaitu Puisi kontemporer yang menggunakan kata atau kalimat dari berbagai
bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa asing.
Contoh:
MAIN CINTA MODEL KWANG WUNG
Om swastiastu
Kaleo o kane : kahi, elua, ekolu !
Ayolah kamboja terbang
Ayolah burung berjalan
Ayolah gelombang tidur
Ayolah pasangan berpasangan-ayo !
ayo
ayo ayo
-aloha !
kaleo o kane : kahi, elua, ekolu !
kamboja jangan berhenti jadi kamboja
burung jangan berhenti jadi burung
gelombang jangan berhenti jadi gelombang-
jangan ! jangan jangan
jangan
-mahalo !
siang malam, musnahlah beda kalian
laut darat, musnahlahh beda kalian
laki perempuan musnahlah beda kalian
half Korean, half Chinese, kawaiian American maideu-satus
persen wong lanang jawa yogya Indonesia.
m u s n a h l a h b e d a k a l i a n
hoong
iblis laknat setan bekasakan
kanioyo temen awakku:
-kangen srengenge mangka awan-awan
-rindu burung padahal di tengah ranjang
-yearning for the waves yet on the ocean(Darmanto Yatman)

7. Puisi Tipografi
Yaitu puisi kontemporer yang memandang bentuk atau wujud fisik puisi
mampu memperkuat ekspresi puisi. Bahkan wujud fisik puisi dipandangg
sebagai salahh satu unsure puisi, sebagai suatu tanda yang memiliki makna
tertentu, yang tidak terlepas dari keseluruhan makna puisi.
Contoh:
MAUT
dia diamdiam diamdiam dia dia diamdiam diamdiam dia
diamdiam dia dia diamdiam diamdiam dia
dia diamdiam diamdiam dia
dia diamdiam
diamdiam
maut(Ibrahim Sattah)

8. Puisi Supra Kata


Yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata-kata konvensional yang
dijungkir-balikkan atau penciptaan kata-kata baru yang belum pernah ada
dalam kosakata bahasa Indonesia. Puisi macam ini lebih mementingkan
aspek bunyi dan ritme, sehingga merangsang timbulnya suasana magis
(cenderung sebagai puisi mantra).
Contoh:
PUISI JAMAN BAHARI
GIRISA

Ya meraja jaramaya
Ya marani niramaya
Ya silapa palasiya
Ya mirado rodamiya
Ya midosa sadomiya
Ya dayuda dayudaya
Ya siyaca cayasiya
Ya sihama mahasiya(Sides Sudyarto DS)
9. Puisi Idiom Baru
Puisi macam ini dibedakan dengan puisi konvensional terutama oleh
penggunaan idiom-idiom baru yang terdapat didalamnya. Puisi idiom baru
tetap menggunakan kata sebagai alat ekspresinya, tetapi kata tersebut
dibentuk dan diungkapkan dengan cara baru, diberi nyawa baru. Digunakan
idiom-idiom baru yang belum pernah dijumpai sebelumnya.
Contoh:
Jadi
tidak setiap derita
jadi luka
tidak setiap sepi
jadi duri
tidak setiap tanda
jadi makna
tidak setiap tanya
jadi ragu
tidak setiap jawab
jadi sebab
tidak setiap seru
jadi mau
tidak setiap tangan
jadi pegang
tidak setiap kabar
jadi tahu
tidak setiap luka
jadi kaca
memandang Kau
pada wajahku !(Sutardji Calzoum Bachri)

PUISI LAMA DAN PUISI BARU


Nama: Adi Kurniawan
Kelas: X MIA 2

SMA NEGERI 38 JAKARTA


TAGGED IN :

Share It
Facebook
Twitter
Google+
Linkedin
Pin It

Adi Kurniawan
NO RELATED POST AVAILABLE

Newer PostOlder Post


Post a Comment
POPULAR POSTS

Bangsa Melanosoid, Proto Melayu Dan Deutro Melayu


Beberapa Soal Essay Dan Pembahasan INTEGRASI NASIONAL Dan GEOPOLITIK
Merajut Kebersamaan Dalam Kebhinnekaan
Contoh Dan Pembahasan Puisi Lama Dan Puisi Baru, Serta Puisi Kontemporer

Materi Topografi Pramuka

Ragunan Street Workout - Raswor


SMA: OSN Matematika, Fisika Atau Biologi??????
Puisi Cinta Professor
Wakaf
Prosedur Kompleks: Visa Dan Paspor

LABELS

10
11
12
2014
Adi
Adi Kurniawan
Angiospermae
Banjir
biologi
Bocor
Bocoran soal UN
calisthenic
Dhimas Ramadhan
Endosperma
fakta
free
gagal
Ganda
Gratis
hot
jakarta
keluarga
logika.
Motivasi
Nasional.
olahraga
opini
Pembuahan
plant
Proses
ragunan
Raswor
saran
sehat
seksi
singkat
sixpack
SMA
street
Streetworkout
tumbuhan
Ujian
Ujian Nasional
UN 2013
UN 2014
UN 2014 diulang
workout
TOTAL PAGEVIEWS

135351
Contoh Dan Pembahasan Puisi Lama Dan Puisi
Baru, Serta Puisi Kontemporer
Nih, tugas dari Guru Bahasa Indonesia di sekolah saya yang nyuruh
lengkap dan make warna. Silahkan copas, mudah mudahan tugas
kalian langsung diterima. Jangan kaya gua yang disuruh nambahin,
padahal udah NGUMPULIN SEHARI SETELAH DISURUH! InsyaAllah
bermanfaat

PUISI
Puisi dalam Bahasa Yunani kuno: / (poio/poi) = I create)
adalah berarti seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas
estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Maka, Puisi
adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris
serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja
suatu pengulangan, meter dan rimaadalah pembeda dari prosa. Namun
perbedaan ini masih diperdebatkan. Sebagian ahli memiliki pendekatan
dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai
perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas.
Menurut zamannya, puisi dibedakan ataspuisi lama dan puisi baru.

Pengertian Puisi menurut beberapa sumber:


1. Menurut Kamus Istilah Sastra(Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam
sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan
larik dan bait.
2. Watt-Dunton (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi
adalah ekpresi yang kongkretdan yang bersifat artistik dari pikiran manusia
dalam bahasa emosional dan berirama.
3. Carlyle mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yangbersifat
musikal, kata-katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan
rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.
4. Samuel Taylor Coleridgemengemukakan puisi itu adalahkata-kata yang
terindah dalam susunan terindah.
5. Ralph Waldo Emerson(Situmorang, 1980:8) mengatakan bahwa puisi
mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.
6. Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi
merupakan ungkapan secaraimplisit dan samar, denganmakna yang tersirat,
di mana kata-katanya condong pada makna konotatif.
7. Herman J. Waluyomendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya
sastra yangmengungkapkan pikiran danperasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa
dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
8. Ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra
yang mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan
penyairnya, diubah dalam wujud dan bahasa yangpaling berkesan.

Unsur-unsur puisi:
Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi
dua struktur, yaitustruktur batin dan struktur fisik.
A. Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi,
meliputi hal-hal sebagai berikut.
(1) Tema/makna (sense);media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa
adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik
makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
(2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya
dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang
pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu
masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata,
rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung
pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk
oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
(3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga
berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema
dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk
memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca,
dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
(4) Amanat/tujuan/maksud (intention); sadar maupun tidak,
ada tujuan yang mendorongpenyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa
dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam
puisinya.

B. Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi,
adalah sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan
hakikat puisi. Struktur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut.
(1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang
tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris
puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
(2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata
dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih
secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan
makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
(3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapatmengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan
(visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan
seperti apa yang dialami penyair.
(4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan
indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan
dengan kiasan ataulambang. Misal kata kongkret salju: melambangkan
kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret rawa-
rawa dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan,
dll.
(5) Bahasa figuratif, yaitubahasa berkias yang
dapatmenghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasitertentu
(Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi
menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak maknaatau kaya akan
makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun
macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes,
ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio,
klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga
paradoks.
(6) Versifikasi, yaitumenyangkut rima,
ritme, danmetrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal,
tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope(tiruan
terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi (Sutadji
C.B.),(2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi
bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan
kata/ungkapan. Ritma adalahtinggi rendah, panjang pendek,keras lemahnya
bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

PUISI BARU
Puisi Lama dan Puisi Baru memiliki perbedaan-perbedaan mendasar. Puisi
Baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah
baris, suku kata, maupun rima.

1. Ciri-ciri Puisi Baru


a) Bentuknya rapi, simetris;
b) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);
c) Banyak mempergunakan polasajak pantun dan syair meskipun ada pola
yang lain;
d) Sebagian besar puisi empat seuntai;
e) Tiap-tiap barisnya atassebuah gatra (kesatuan sintaksis)
f) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

2. Jenis-jenis Puisi Baru


Menurut isinya, puisi dibedakan atas :
a) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
Ciri-ciri
Terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larikdengan
skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rimaberubah menjadi a-b-a-
b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam
bait-bait berikutnya.
Contoh:
Balada Ibu yang dibunuh
Karya: W.S. Rendra
Ibu musang di lindung pohon tua meliang
Bayinya dua ditinggal mati lakinya.

Bualan sabit terkait malam memberita datangnya


Waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.

Matanya berkata pamitan, bertolaklah ia


Dirasukinya dusun-dusun, semak-semak, taruhan harian atas nyawa.

Burung kolik menyanyikan berita panas dendam warga desa


Menggetari ujung bulu-bulunya tapi dikibaskannya juga.

Membubung juga nyanyi kolik sampai mati tiba-tiba


Oleh lengking pekik yang lebih menggigitkan pucuk-pucuk daun
Tertangkap musang betina dibunuh esok harinya.

Tiada pulang ia yang mesti rampas rejeki hariannya


Ibu yang baik, matinya baik, pada bangkainya gugur pula dedaun tua.

Tiada tahu akan meraplah kolik meratap juga


Dan bayi-bayinya bertanya akan bunda pada angin tenggara

Lalu satu ketika di pohon tua meliang


Matilah anak-anak musang, mati dua-duanya.

Dan jalannya semua peristiwa


Tanpa dukungan satu dosa, tanpa.

b) Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, ataupahlawan.


Ciri-ciri
lagu pujian untuk menghormatiseorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan,
tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini,
pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang
dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan,
dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.

Contoh:
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)

c) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.


Ciri-ciri
Nada dan gayanya sangat resmi(metrumnya ketat),
bernadaanggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjungbaik
terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.

Contoh:
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)

d) Epigram adalah puisi yangberisi tuntunan/ajaran hidup.


Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berartiunsur
pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan
pedoman, ikhtibar; ada teladan.
Contoh:
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)

e) Romance adalah puisi yangberisi luapan perasaan cinta kasih.


Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan;
persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra.

Contoh:
Cinta
Karya: Kahlil Gibran
Sejak kehadiranmu hingga kini
Ruang hatiku beraroma wangi
Buaian bunga-bunga rindu menari
Yang kau tinggalkan di hati
Makin hari bersemi
Tanpa layu senyum ini
Tersirami cinta suci
Darimu kekasih hati
Jangan biarkan aku sendiri
Kuhanya ingin memiliki
Dirimu seutuhnya cinta sejati
Menjadi harga mati tak tertawar lagi
Andai ada pengganggu hati
Hati ini tegas menghadapi
Janganlah engkau ragu lagi
Hati ini milikmu abadi

f) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.


Ciri-ciri
Berisi sajak atau lagu yangmengungkapkan rasa duka atau keluh kesah
karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.

Contoh:
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)

g) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.


Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam
terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas
pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc)

Contoh:
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(Rendra)

Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain:


a) Distikon, adalah puisi yangtiap baitnya terdiri atas dua baris(puisi dua
seuntai).
Ciri-ciri
1. 2 baris; sajak 2 seuntai
2. Distikon (2 baris)
3. Rima aa bb

Contoh:
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)

b) Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris(puisi tiga seuntai).
Contoh:
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bahgia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
Dari ; Madah Kelana
Karya : Sanusi Pane

c) Kuatrain, puisi yang tiapbaitnya terdiri atas empat baris(puisi empat


seuntai).
Ciri-ciri
1. Quatrain (Perancis: 4 baris)
2. Pada asalnya ada 4 rangkap
3. Dipelopori di Malaysia oleh Mahsuri S.N.

Contoh:
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)
d) Kuint, adalah puisi yang tiapbaitnya terdiri atas lima baris(puisi lima
seuntai).
Ciri-ciri
Pada asalnya, rima Quint adalah /aaaaa/ tetapi kini 5 baris dalam serangkap
diterima umum sebagai Quint (perubahan ini dikatakan berpunca dari
kesukaran penyair untuk membina rima/aaaaa/.

Contoh:
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)

e) Sektet, adalah puisi yang tiapbaitnya terdiri atas enam baris(puisi enam
seuntai).
Ciri-ciri
1. sextet (latin: 6 baris)
2. Dikenali sebagai terzina ganda dua
3. Rima akhir bebas

Contoh:
Merindu Bagia
Jika harilah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)
f) Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh
seuntai).
Ciri-ciri
1. septime (Latin: 7 baris)
2. Rima akhir bebas

Contoh:
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Muhammad Yamin)

g) Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atasdelapan


baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
Ciri-ciri
1. Oktaf (Latin: 8 baris)
2. Dikenali sebagai double Quatrain

Contoh:
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)

h) Soneta, adalah puisi yang bersuara.


Ciri-ciri
1. Terdiri atas 14 baris
2. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina
3. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang
disebut octav.
4. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi
yang disebut sextet.
5. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam
6. Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang
dilukiskan dalam ocvtav, jadi sifatnya subyektif.
7. Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
8. Penambahan baris pada soneta disebut koda.
9. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 14 suku kata
10. Rima akhirnya adalah a b b a, a b b a, c d c, d c d.

Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia)perubahan dari


kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di
Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad
Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap
sebagai Pelopor/Bapak Soneta Indonesia. Bentuk soneta Indonesia tidak
lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih
mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi
pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).

Contoh:
Gembala
Perasaan siapa ta kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)

PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu
antara lain :
a) Jumlah kata dalam 1 baris
b) Jumlah baris dalam 1 bait
c) Persajakan (rima)
d) Banyak suku kata tiap baris
e) Irama

Ciri-ciri Puisi Lama


a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah
suku kata maupun rima.

Jenis-jenis puisi lama


a) Mantra
Ciri-ciri:
1. Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
2. Bersifat lisan, sakti ataumagis
3. Adanya perulangan
4. Metafora merupakan unsur penting
5. Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan
misterius
6. Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan
persajakan.
Contoh:
Assalammualaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

b) Pantun
Ciri ciri :
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagaisampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a b a b
5. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)

Contoh:
Kalau ada sumur di ladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umur yang panjang
Boleh kita berjumpa lagi

MACAM-MACAM PANTUN

1. DILIHAT DARI BENTUKNYA

a. PANTUN BIASA
Pantun biasa sering juga disebutpantun saja.

Contoh :
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati

2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)


Seloka adalah pantun berkaityang tidak cukup dengan satu bait saja sebab
pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

CIRI-CIRI SELOKA:
a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris
pertama dan ketiga bait kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama
dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya

Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan

3. TALIBUN
Talibun adalah pantun denganjumlah barisnya lebih dari empat baris,
tetapi harus genapmisalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat
isi.
Jadi :
Apabila enam baris sajaknya a b c a b c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a b c d a b c d

Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu

4. PANTUN KILAT ( KARMINA )


CIRI-CIRINYA :
a. Setiap bait terdiri dari 2 baris
b. Baris pertama merupakan sampiran
c. Baris kedua merupakan isi
d. Bersajak a a
e. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata

Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
2. DILIHAT DARI ISINYA

2.1. PANTUN ANAK-ANAK


Pantun anak adalah pantun yang berisi permainan, hal-hal
menyenangkan atau menyedihkan.
Contoh :
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang

2.2. PANTUN ORANG MUDA


Pantun Muda-mudi adalah pantun yang berisi perasaan kasmaran atau
rasa jatuh cinta.
Contoh :
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua

2.3. PANTUN ORANG TUA


Pantun Nasihat atau pantun orangtua adalah pantun yang berisi
nasihatagar menjadi lebih baik.
Contoh :
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

2.4. PANTUN JENAKA


Pantun Jenaka adalah pantun yang berisi bahan kelakar atau hal-hal
yang lucu

Contoh :
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga

2.5. PANTUN TEKA-TEKI


Pantun teka-teki adalah pantun yang berisi pertanyaan yang meminta
orang lain berpikir jawabannya.
Contoh :
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki

c) Gurindam
Ciri-ciri gurindam
1. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
2. Baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau
perjanjian pada baris pertama tadi.

Contoh:
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

d) Syair
Ciri-ciri syair
1. Terdiri dari 4 baris
2. Berirama aaaa
3. Keempat baris tersebutmengandung arti atau maksud penyair

Contoh:
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Kaidah Kebahasaan Puisi Lama


Puisi lama mempunyai beberapa kaidah mutlak yang harus diikuti,yaitu:
1. Jumlah baris atau jumlah kalimat dalam setiap baitnya.
2. Jumlah suku kata dalam setiap kalimat.
3. Rima atau persamaan bunyi.
4. Irama.

Tambahan berupa contoh-contoh dari setiap jenis-jenis puisi lama dan puisi
baru:
1. Contoh Balada :

Balada Terbunuhnya Atmo Karpo

Karya: W.S. Rendra

Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi


Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-pucuk para
Mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang

Segenap warga desa mengepung hutan itu


Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri

Satu demi satu yang maju terhadap darahnya


Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka.

Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!


Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa.
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa.

Anak panah empat arah dan musuh tiga silang


Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang.

Joko Pandan! Di mana ia!


Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Bedah perutnya atapi masih setan ia


Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala

Joko Pandan! Di manakah ia!


Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan


Segala menyibak bagi reapnya kuda hitam
Ridla dada bagi derinya dendam yang tiba.
Pada langkah pertama keduanya sama baja.
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka.

Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka


Pesta abulan, sorak sorai, anggur darah

Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang


Ia telah membunuh bapaknya.

Balada Orang-orang Tercinta


Karya: W.S. Rendra
Kita bergantian menghirup asam
Batuk dan lemas terceruk
Marah dan terbaret-baret
Cinta membuat kita bertahan dengan
secuil redup harapan

Kita berjalan terseok-seok


Mengira lelah akan hilang
di ujung terowongan yang terang
Namun cinta tidak membawa kita
memahami satu sama lain

Kadang kita merasa beruntung


Namun harusnya kita merenung
Akankah kita sampai di altar
Dengan berlari terpatah-patah
Mengapa cinta tak mengajari kita
Untuk berhenti berpura-pura?

Kita meleleh dan tergerus


Serut-serut sinar matahari
Sementara kita sudah lupa
rasanya mengalir bersama kehidupan
Melupakan hal-hal kecil
yang dulu termaafkan
Mengapa kita saling menyembunyikan
Mengapa marah dengan keadaan?
Mengapa lari ketika sesuatu membengkak jika dibiarkan?
Kita percaya pada cinta
Yang borok dan tak sederhana
Kita tertangkap jatuh terperangkap
Dalam balada orang-orang tercinta

2. Contoh Himne

Tuhan
Dalam diam kusebut nama-Mu
Benar sungguh aku takut akan murka-Mu
Ku harap tuhan
Kan selalu sayang padaku
Karena kehendak-Mu aku ada
Ku hanya bisa
Berharap dan berdoa
Pada-Mu tuhan
Kasih sayang-Mu kuharapkan

Doa
Karya: Chairil Anwar
kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh


mengingat Kau penuh seluruh

caya-Mu panas suci


tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk


remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku di pintu-Mu
aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

3. Contoh Ode
Puisi untuk Guru
Karya: Muhammad Yanuar

Engkau bagaikan cahaya


Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia
Engkau adalah setetes embun
Yang menyejukkan hati
Hati yang ditikam kebodohan
Sungguh mulia tugasmu guru
Tugas yang sangat besar
Guru engkau adalah pahlawanku
Yang tidak mengharapkan balasan
Segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan ikhlas
Guru jasamu takkan kulupa
Guru ingin kuucapkan
Terima kasih atas jasamu
4. Contoh Epigram

Arti Hidup

Hidup adalah perjuangan


Berani menghadapi tantangan
Hadup adalah perjuangan
Bertahan dikala datang cobaan
Hidup adalah perjuangan
Maka berjuanglahh untuk hidup

5. Contoh Romance

Arti cinta

Cinta akan terasa bahagia


Bila kita selalu bersama
Cinta tak kan indah
Bila kita jauh terpisah
Cinta akan abadi
Bila kita saling berbagi
Cinta akan sejati
Bila kita saling mengerti

6. Contoh Elegi

Sia-sia

Semilir angin pada senja


Bawa surat dari seberang sana
Dibaca ole si penerima
Penerima diam tampa kata
Hanya air mata
Mengalir jatuh kepipinya
Apakah gerangan isi suratnya?
Sampai berlinang air matanya
Ternyata sang kekasih diseberang
Duduk bersanding dengan seseorang
Si penerima jatuh ppingsan
Sia-sia dia dalam penantian
Semilir angin pada senja
Bawa duka, luka, derita

7. Contoh Satire

Gigit Jari

Lihatlah pada kami


Wakil rakyat yang dihormati
Disini kami berdiri
Menuntut janji
Kemakmuran yang kau janji kan
Jika dapat kursi dewan
Kami telah turuti
Demi janji-janji
Namun, kini
Apa yang trejadi
Jangankan janji
Ingat pun tidak pada kami
Tertipu lagi
Janji janji bohong lagi
Terpaksa kini kami hanya menggigit jari

8. Contoh Distikon
Merpati

Cinta itu seperti merpati


Yang terbang bebas dan tak berbatas
Kita tak tahu akan hinggap dimana?
Sebab itu sebuah misteri
Maka bila merpati telah hinggap
Pada dahan sanubari
Dan sayapnya mulai mengepakkan
Sayu-sayu asmara

Dia (merpati) pun lantas berbisik padaku


Dekatilah dia dan katakana Akulah yang akan mengisi hidupmu.

Tubuh...
kini berpeluh menghadap rusuh

Cinta
kini hilang tanpa dia

Tugas
kini ada tanpa bergegas

9. Contoh Terzina
Kepada Angin Raja Kelana
Kau Sang Bayu, Raja Kelana
Yang tak tahu lelah dan tak berhenti
Bersiap diri pergi mengembara,

Di sunyi senyap, di waktupagi,


Kau merampas hawa panas caya,
Dari rina utusan mata hari.

Guna melepaskan tumbuhan dan bunga,


Dari kujur pelukan malam,
Bau-bauan pemberian bunga,

Kau sebarkan di lembah bermakam,


Seperti bunga yang menyatakan
Terima kasihnya, aku dengan kalam

10. Contoh Kuatrain


Di kakimu
Aku ngembara seorang diri,
Badan lemah berdaya tiada.
Tinggi gunung yang ku daki,
Lepas mega menghadap wala.

Berapa kali aku terhenti,


Merebah diri melepas lelah.
Sekali aku meninjau ke bawah,
Takjub melihat permai tamasya.

Mana rumahku mana halaman,


Mata mencari kelihatan tiada.
Sekalian menyatu indah semata,
Terpaku diri memandang taman.

Tuhanku, hati hasratkan Engkau!


Pimpin umatmu naik ke puncak,
Tempat mega tiada menutup,
Dan pandangan terus menerus.

Dari kakimu tinggi di sawang,


Aku hendak meninjau ke bawah.
Melihat bayangku hilang tenggelam,
Daif papa tengah kebesaran.

11. Contoh Kuint


HANYA KEPADA TUAN
Satu-satu perasaan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya katakan
kepada Tuan
Yang pernah merasakan

Satu-satu kegelisahan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya kisahkan
kepada Tuan
Yang pernah di resah gelisahkan

Satu-satu desiran
Yang saya dengarkan
Hanya dapat saya syairkan
kepada Tuan
Yang pernah mendengarkan desiran

Satu-satu kenyataan
Yang saya didustakan
Hanya dapat saya nyatakan
kepada Tuan
Yang enggan merasakan
(Or. Mandank)

12. Contoh Sektet


MENUJU KE LAUT
Kami telah meninggalkan engkau,
Tasik yang tenang tiada beriak,
Diteduhi gunung yang rimbun
Dari angin dan topan.
Sebab sekali kami terbangun
Dari mimpi yang nikmat

Ombak ria berkejar-kejaran


Di gelanggang biru bertepi langit,
Pasir rataberulang dikecup,
Tebing curam ditantang diserang,
Dalam bergurau bersama angin,
Dalam berlomba bersama mega.

Sejak itu jiwa gelisah.


Selalu berjuang, tiada reda.
Ketenangan lama rasa beku,
Gunung pelindung rasa pengalang.
Berontak hatihendak bebas,
Menyerang segala apa menadang.

Gemuruh berderau kami jatuh,


Terhempas berderai mutiara bercahaya.
Gegap gempita suara mengerang,
Dahsyat bahna suara menang.
Keluh dan gelak silih berganti
Pekik dan tempik sambut menyambut.

13. Contoh Septime


Langit
Terang cuaca langit lazuardi
Biru jernih bagai tak berisi
Meninggi jauh menurun dalam
Melawan melingkungi alam
Meskipun tak tampak tahulah kita
Langit menyimpan bintang berjuta
Bergerak dinamis bergetar senantiasa.
(Itoyo)

14. Contoh Oktaf


Sumpah Sakti
Terdengar suara kepada kami
Melayang di atas gempar dunia
Percaya datang zamannya nanti
Kaum marhaen jadi mulia.
Akan sama pembahagi harta,
Orang semua mendapat nasi,
Sehingga bumu jadi sentosa
Tidak tahu perbantahan lagi.

Kami bersorak gegap gempita,


Merasa diri kuat kembali,
Mata bercaya, intan juwita,
Bagai memandang tanah dicari.
Semenjak itu kami berjuang
Penuh harapan, gagah berani.
Biar terlempar ke dalam jurang,
Teringat juga sumpah yang sakti.
(Sanusi Pane)

15. Contoh Soneta


Kehidupan

Bagaikan burung terbang yang malang (a)


Hidupku terasa sendiri (b)
Mungkinkah esok hari (b)
Adakah yang menolong(a)

Hidupku memang malang (a)


Bukan berarti aku sendiri(b)
Banyak orang yang tersakiti (b)
Tetapi mereka hadapi dengan tenang(a)

memang hidup kadang menyakikan (c)


kadang juga menyenangkan (c)
Memang itulah kenyataan (c)
Yang kita harus terima (d)
Dan menhadapi dengan lapang dada (d)
Semua keadaan yang ada (d)

16. Contoh Mantra

Mantra pengobat sakit perut


Gelang-gelang si gali-gali
malukut kepala padi
Air susu keruh asalmu jadi
aku sapa tidak berbunyi

Mantra berburu rusa


Sirih lontar pinang lontar
terletak diujung muara
Hantu buta jembalang buta
aku angkat jembalang rusa

17. Contoh Seloka


SONETA PERPISAHAN
Di pantai California berkilauan warna benua
Topan turun menjelang pagi di Monterey
Pantai dan laut berputar menghanyutkan tanah
Tanah coklat bersimbah darah kelahiranku

Milik kita hanya maut hitam mengintai


Lainnya terlepas; juga panji-panji berkibaran
Madu tumpah di pasir; mimpi dingin mengental
Kau dan aku rebah bagai bangkai laba-laba

18. Contoh Talibun


Rumah gadang di Minangkabau
nan berukuir sembilan orang
nan bertebat di kebun bunga
cincin emas tinggalah engkau
batu permata biarlah hilang
sekarang intan sudah kupunya
Berkeris si katin muna
patah sudah bersimpai belum
tak sebuah jadi tuah
jika dilihat pusaka lama
dibangkit batang nan terendam
tlah banyak lagi yang berubah

19. Contoh Pantun Kilat


Sudah garahu cendana pula,
Sudah tahu bertanya pula
Jalan jalan ke trotoar,
Walau kampungan tapi pintar

20. Contoh Pantun Anak-anak

Lumba-lumba ikan pintar


Pandai bermain lingkaran api
Jika sudah tumbuh besar
Harus taat mami papi

Burung camar di tepi pantai


Pantai indah banyak ombaknya
Jadilah kamu anak yang pandai
Sudah pasti banyak temannya

21. Contoh Pantun Orang muda


Naik Motor merknya Honda
Pergi sebentar kerumah Hanapi
Bila cinta mekar di dada
Siang terkenang malam termimpi

22. Contoh Pantun Orangtua


Supaya tangan tidak terluka
Jangan dikepit hulunya kapak
Supaya Tuhan tidak murka
Jangan sakiti Ibu dan Bapak

23. Contoh Pantun Jenaka


Lebih baik warna kuning
daripada warna ungu
Lebih baik gigi kuning
daripada putih tapi palsu

Rumahmu dari kayu


Atapnya dari jerami
Rupamu sungguh ayu
Tapi sayang jarang mandi

24. Contoh Pantun Teka-teki

Terendak bentan lalu dibeli.

Anda mungkin juga menyukai