Struktur C7H8N4O2.H2O
molekul
BM C7H8N4O2.H2O : 198,18
Pemerian Penampilan : Serbuk Hablur
Warna : Putih
Rasa : Pahit
Bau : Tidak Berbau
Kelarutan Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam air panas; mudah
larut dalam alkali hidroksida dan dalam amonium hidroksida; agak sukar
larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.
Titik leleh jarak lebur antara 2700 dan 2740, rentang antara awal dan akhir peleburan
tidak lebih dari 30.
Keasaman Larutkan 500 mg dalam 75 ml air, tambahkan 1 tetes merah metil LP;
diperlukan tidak lebih dari 1,0 ml Natrium Hidroksida 0,020 N untuk
mengubah warna merah menjadi kuning.
OTT Tanin
Stabilitas Dapat disimpan pada suhu kamar, dibawah cahaya fluorosensi terus-
menerus sekurang-kurangnya 180 hari tanpa perubahan konsentrasi yang
signifikan dalam bentuk larutan sebaiknya dilindungi dari cahaya karena
berpotensi terjadinya kerusakan / perubahan warna, stabil di udara
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Rute pemerian Intravena
Volume injeksi Teofilin dapat diberikan melalui infus intravena kontinu atau intermiten.
administrasi lambat, tidak melebihi 20 mg / menit, telah
direkomendasikan. Loading Dosis biasanya diberikan selama 20 sampai
30 menit. ( Handbook Of Injectable Drugs)
(anonim, 1995)
Formulasi Jumlah
Teofilin 0,8 g
Dekstrosa monohidrat 50 g
Air Untuk Injeksi Ad 1 Liter
Gas nitrogen QS
Dekstrosa monohidrat
Kelarutan Dengan Air 1:1 (mudah larut), dengan gliserin larut, dalam etanol
sukar melarut
Stabilitas Dekstrosa atau glukosa memiliki daya tahan yang baik terhadap
cahaya, namun dalam penyimpanan diusahakan terlindung dari sinar
matahari Dekstrosa tidak stabil terhadap suhu tinggi karena dapat
terdegradasi menjadi 5-hidroksi-metil-furfural, yang akhirnya berubah
menjadi asam lauvulinik. Dekstrosa dapat disimpan pada suhu 2 oC-
25oC atau disimpan pada suhu kamar (tahan sampai 14 bulan).
Dekstrosa stabil pada pH 3,5 sampai 6,5 (Depkes RI, 1995). Jika pH
terlalu asam akan menyebabkan terbentuknya karamel dan akan
terdekomposisi dan berwarna coklat pada pH yang lebih basa
Titik Lebur titik lebur 83oC
Inkompatibilitas Jika larutan i.v glukosa dicampur dengan cyanocobalamin, kanamycin
sulfat, novobiocin sodium dan warfarin sodium akan menyebabkan
terjadi kekeruhan. Glukosa dapat bereaksi dengan amin, amida, asam
amino, peptida. Vitamin B kompleks akan terdekomposisi bila
dipanaskan dengan dekstrosa, eritromisisn gluceptate tidak stabil pada
larutan glukosa dengan pH 5,05. Apabila sediaan dekstrosa bereaksi
dengan senyawa alkali kuat dapat menyebabkan perubahan warna
menjadi coklat dan penguraian pada sediaan
Fungsi Pengisotonis
Pemerian Cairan jernih atau tidak bewarna, tidak berbau dan tidak berasa
OTT Dalam sediaan farmasi, air dapat beraksi dengan obat dan zat tambahan
lainnya yang mudah terhidrolisis (mudah terurai dengan adanya atau
kelembaban). Air dapat bereaksi kuat & cepat dengan logam alkali dan
zat pengoksidanya seperti kalsium oksidan Magnesium oksida, air juga
bereaksi dengan bahan organik.
Gas nitrogen
Deskripsi Nitrogen (N2) terdapat di alam sekitar 78% v/v dari atmosfer. Nitrogen
merupakan gas yang bersifat tidak reaktif, tidak mudah terbakar, tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Nitrogen biasanya disimpan
sebagai gas yang termampatkan dalam logam silinder.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan kebanyakan pelarut; larut dalam air di
bawah tekanan.
Densitas 0,97 g/cm3 untuk uap pada 21C.
Inkompatibilitas Umumnya kompatibel dengan banyak material terbuka pada formulasi
dan produk makanan.
Stabilitas Nitrogen stabil dan tidak reaktif. Gas ini harus disimpan dalam logam
silinder tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.
Keamanan Umumnya noniritan dan nontoksik tetapi penggunaan dalam inhalasi
dengan jumlah yang banyak dapat berbahaya.
Fungsi Mengganti udara dari subjek larutan untuk oksidasi melalui sparging,
dan mengganti udara dalam headspace produk pada pengemasan akhir
agar tidak menggelembung, seperti pada pengemasan produk parenteral
dalam gelas ampul.
Gas ini sering digunakan selama proses produksi untuk control peralatan
dan kadang-kadang digunakan untuk menghasilkan lingkungan bebas
oksigen. Suplai gas nitrogen perlu diuji identitas dan kelembabannya.
Sistem nitrogen perlu dimonitoring secara rutin. Pemeliharaan rutin dan
nonrutin perlu didokumentasikan.
2.3. Wadah
Wadah untuk injeksi termasuk penutup tidak boleh berinteraksi melalui berbagai cara
baik secara fisik maupun kimiawi dengan sediaan, yang dapat mengubah kekuatan, mutu atau
kemurnian di luar persyaratan resmi dalam kondisi biasa pada waktu penanganan,
pengangkutan, penyimpanan, penjualan, dan penggunaan. Wadah terbuat dari bahan yang
dapat mempermudah pengamatan terhadap isi. Tipe kaca yang dianjurkan untuk tiap sediaan
umumnya tertera dalam masing-masing monografi. (FI Ed. IV, hal 10).
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan di dalamnya
baik secara kimia maupun secara fisika, yang dapat mengakibatkan perubahan khasiat, mutu
dan kemurniannya. (FI ed. III, hal XXXIV)
Kemasan yang digunakan untuk sediaan ini adalah berbahan plastik karena bahan
plastik memiliki keunggulan:
Terdapat dua jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan sediaan parenteral,
yaitu :
1. Termoset, yaitu jenis plastik yang stabil pada pemanasan dan tidak dapat dilelehkan
sehingga tidak dapat dibentuk ulang. Plastik termoset digunakan untuk membuat penutup
wadah gelas atau logam.
2. Termoplastik, yaitu jenis plastik yang menjadi lunak jika dipanaskan dan akan mengeras
jika didinginkan. Dengan kata lain, termoplastik adalah jenis plastik yang dapat dibentuk
ulang dengan proses pemanasan. Polimer termoplastik digunakan dalam pembuatan berbagai
jenis wadah sediaan farmasi.
Bahan plastik untuk wadah sediaan ini adalah polypropylene. Polypropylene adalah
golongan polyolefin yang paling banyak digunakan. Polyethylene berbentuk linear. Struktur
kimianya disusun secara komplit oleh carbon dan hidrogen.
Pengulangan dari struktur ini memberikan struktur kristal yang tinggi. Dalam susunan
kristal, gugus-CH3 menambah kekakuan dari polimer. Polypropylene memiliki daya rentang
yang tinggi yang mampu menahan tekanan. Daya rentang yang tinggi, dalam hubungannya
dengan titik leleh yang tinggi pula yaitu 165 C, sangat penting untuk manufaktur LVP karena
wadah yang dibuat dari polypropylene memiliki kemapuan untuk menahan temperatur tinngi
pada proses sterilisasi tanpa terurai.
Polypropylene sangat resisten terhadap hampir semua pelarut organik pada temperatur
kamar, asam dan basa kuat. Polypropylene merupakan barier yang baik terhadap gas dan uap
air. Selain itu juga wadah yang terbuat dari polypropylene memberikan kejernihan yang
memuaskan.
Selain kemasan primer kemasan sekunder juga ditambahkam untuk melindunginya
dari kerusakan fisik dari lingkungan. Kemasan sekunder yang ditambahkan adalah plastik
bening yang disegel dengan press panas seperti pada kemasan pembungkus plastik pada
umumnya. Dipilih plastik bening agar dapat memantau kondisi sediaan dari luar.terakhir pada
kemasan tersier atau ketiga sediaan disusun dalam kardus. Fungsi kardus ini adalah pelindung
pertama yang terkontak dengan lingkungan terutama pada saat proses distribusi.
3. Desain Proses Produksi
Persyaratan dalam farmakope penetapan volume injeksi untuk volume sediaan lebih
dari 50 ml dianjurkan kelebihan volume 2% Jadi, volume yang dimasukan ke dalam wadah
100% + 2% = 102% x 1000 ml adalah 1020 ml.Produksi dilebihkan 25 botol untuk uji
evaluasi. Jika rendeman untuk membuat 1000 botol produksi yaitu 75% maka volume dibuat
seharusnya:
75
= 1020 1025
100
1020 1025 100
=
75
= 1394
Maka volume awal yang dibuat untuk dibagikan ke dalam 1025 botol yaitu 1394 Liter
Volume yang dimasukan ke dalam masing-masing botol 1020 ml
Gas nitrogen QS
Air Steril untuk Injeksi Perkiraan = 1394 (69,7 +
Ad 1360 L 1,1152)
=1323,1848 L
Nilai tonisitas suatu larutan dapat ditentukan dengan cara menhitung osmolaritasnya
menggunakan rumus berikut:
Tabel hubungan osmolaritas dengan tonisitas
Dekstrosa monohidrat
Teofilin
3.3. Sterilisasi
Sterilisasi sediaan infus teofilin dengan dekstrosa 5% sesuai dengan literatur yaitu
Handbook of Injectable Drugs adalah menggunakan autoklaf. Autoklaf dapat digunakan
sebagai alat sterilisasi sediaan ini karena teofilin stabil selama 30 menit pada suhu 120-121 C
dimana itua dalah suhu pada saat autoklaf dan juga tidak ada penurunan kadar teofilin yang di
deteksi setelah dilakukan sterilisasi menggunakan autoklaf.
1. Dibuat masing-masing dua buah sediaan berupa aquadest dalam botol infus, vial, dan
ampul
2. Sediaan di autoklaf dengan suhu yang sama (121 C) dan waktu berbeda, yaitu 20
menit dan 30 menit.
3. Sterilitas aquadest dalam tiap wadah dicek dengan media BHI cair.
Salah satu issue penting dalam proses pembuatan produk steril secara aseptis adalah
persyaratan media fill, yang merupakan persyaratan mutlak untuk dapat memperoleh
sertifikat CPOB sediaan aseptis, baik injeksi volume besar maupun injeksi volume kecil.
Validasi proses/pengisian aseptis dilakukan dalam kondisi semirip mungkin dengan kondisi
produksi normal, menggambarkan semua kondisi terburuk (worst case) misal :
Pergantian personil,
Frekuensi istirahat, lampu mati,
Mesin rusak dan teknisi masuk ke dalam ruang aseptis, dan
Lain-lain.
Bila proses aseptis mencakup proses pencampuran bahan sampai dengan pengisian,
maka proses simulasi mencakup seluruh proses, tangki dan wadah yang digunakan. Sediaan
tetes mata atau telinga biasanya dikemas dalam wadah plastik (buram) akan menghambat
pendeteksian pertumbuhan, maka seluruh isi wadah dituang kedalam wadah jernih saat
pengamatan. Validasi awal dan tiap kali terjadi perubahan proses kritis, perubahan shift, alat
dan dan modifikasi sistem tata udara dilakukan 3 kali untuk tiap shift dan proses/lini.
Revalidasi dapat dilakukan 1 kali untuk tiap shift dan proses/ lini pengisian tiap 6
bulan sekali.
3.6. Penyimpanan Produk Antara dan Produk Akhir dalam Proses Uji
IPC: kejernihan
Penetapan kadar teofilin menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi. Fase gerak
70ml aseotonitril ke dalam labu ukur 1000ml,encerkan dengan larutan dapar sampai tana,
campur, saring.buat baku standar 50 mg teobromin masukan labu ukur 100ml, larutkan dalam
10 ml amonium hidroksida 6N encerkan fase gerak sampai tanda. Larutkan baku timbang
seksama sejumlah teofilin BPFI, larutkan dalam fase gerak. Larutan uji ditimbang seksama
kurang lebih 100mg masuka ke labu ukur 100 ml tambahkan fase gerak sampai tanda. Di
analisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi dengan detektor 280 nm dan kolom 4mm x
30 cm laju alir kurang dari 1 ml per menit. Hitung dengan rumus:
1000C (Ru/Rs)
C adalah kadar teofilin BPFI ,Ru dan Rs berturut turut adalah perbandingan respon puncak
teofilin terhadap baku internal dalam larutan uji dan larutan baku.
Prosedur farmakope ini didesain bukan untuk menjamin bahwa satu bets produk
adalah steril atau telah disterilkan. Hal ini terutama harus disertai dengan validasi proses
sterilisasi atau prosedur proses aseptik. Pengujian digunakan untuk bahan, sediaan, alat sesuai
dengan farmakope yang dipersyaratkan harus steril. Hasil yang diterima menunjukkan bahwa
tidak ada kontaminasi mikroba ditemukan dalam sampel di bawah kondisi pengujian.
Campur dan panaskan hingga larut L-sistin P, natrium klorida P, dekstrosa, yeast
extract dan pancreatic digest of casein dalam air murni. Larutkan natrium tioglikolat P atau
asam tioglikolat P ke dalam larutan dan atur pH hingga setelah sterilisasi 7,1 0,2 dengan
penambahan natrium hidroksida 1 N. Jika diperlukan penyaringan, panaskan kembali larutan
tanpa mendidih, dan saring selagi panas melalui kertas saring yang telah dibasahkan.
Tambahkan larutan natrium resazurin P, campur dan tempatkan media dalam tabung yang
sesuai, yang memberikan perbandingan permukaan dengan kedalaman media sedemikian
rupa sehingga tidak lebih dari setengah bagian atas media yang mengalami perubahan warna
sebagai indikasi masuknya oksigen pada akhir masa inkubasi. Sterilisasi menggunakan proses
yang telah divalidasi. Jika media disimpan, maka simpan pada suhu antara 2 dan 25 dalam
wadah steril tertutup rapat. Jika lebih dari sepertiga bagian atas media terjadi warna merah
muda, media dapat diperbaiki kembali dengan pemanasan diatas tangas air atau dalam uap air
yang mengalir bebas hingga warna merah muda hilang, dan dinginkan secepatnya, cegah
masuknya udara tidak steril ke dalam wadah. Media tidak boleh digunakan lebih lama dari
waktu penyimpanan yang telah tervalidasi. Media Cair Tioglikolat diinkubasi pada suhu 30 -
35. Untuk sediaan yang mengandung pengawet raksa yang tidak dapat diuji menggunakan
metode Penyaringan membran, Media Cair Tioglikolat diinkubasi pada suhu 20 - 25
sebagai pengganti Soybean Casein Digest Medium yang telah tervalidasi yang tertera pada
uji Fertilitas Anaerob, Aerob dan Kapang. Media Tioglikolat Alternatif dapat digunakan jika
sudah disetujui. Buat campuran menggunakan komposisi sama seperti Media Cair Tioglikolat
tetapi tidak menggunakan agar P dan larutan natrium resazurin P. Sterilkan sama seperti di
atas. pH setelah sterilisasi 7,1 0,2. Panaskan dalam tangas air sebelum digunakan dan
inkubasi pada suhu 30 - 35 dalam kondisi anaerob.
Larutkan semua bahan padat dalam air murni, hangatkan hingga larut. Dinginkan
larutan hingga suhu ruang, dan jika perlu atur pH larutan hingga setelah sterilisasi 7,3 0,2
dengan penambahan natrium hidroksida 1N. Jika perlu saring hingga jernih, bagikan dalam
wadah-wadah yang sesuai dan sterilisasi menggunakan proses yang telah divalidasi. Simpan
pada suhu antara 2 dan 25 dalam wadah steril dan tertutup baik, kecuali jika segera
digunakan. Media tidak boleh digunakan lebih lama dari waktu penyimpanan yang telah
tervalidasi. Soybean Casein DigestMedium diinkubasi pada 22,5 2,5.
Media yang digunakan sesuai dengan uji di bawah ini. Pengujian dilakukan sebelum
atau bersamaan dengan pengujian sediaan.
Sterilitas
Inkubasi sebagian dari media pada suhu yang sesuai selama 14 hari. Tidak boleh ada
pertumbuhan mikroba.
Uji pirogen dimaksudkan untuk membatasi resiko reaksi demam pada tingkat
yang dapat yang dapat diterima oleh pasien pada pemberian sediaan injeksi.
Pengujian meliputi pengukuran kenaikan suhu kelinci setelah penyuntikan larutan uji
secara intravena ditujukan untuk sediaan yang dapat ditoleransi dengan uji kelinci
dengan dosis penyuntikan tidak lebih dari 10 mg per kg bobot badan dalam jangka waktu
tidak lebih dari 10 menit. Untuk sediaan yang perlu penyiapan pendahuluan atau cara
pemberiannya perlu kondisi khusus ikuti petunuk tambahan yang tertera pada
masing-masing monografi.
4.3. Evaluasi Fisika
4.3.1. Bahan Partikulat dalam Injeksi (FI edisi IV halaman 981 -984)
Batas bahan partikulat yang tercantum disini berlaku untuk masing-masing
bahan dalam wadah dengan volume lebih dari 100 ml injeksi volume besar dosis tunggal,
untuk pemberian infus secara intravena batas ini tidak berlaku untuk ineksi dosis
ganda, untuk injeksi volume kecil, dosis tunggal ataupun larutan injeksi yang
dikonstitusi dari zat padat steril. Uji bahan partikulat ini digunakan untuk menyatakan adanya
partikel dengan sumbu terpanjang atau dimensi linier efektif 10 m atau lebih. Prosedur
lain atau prosedur yang lebih rinci dapat digunakan untuk menetapkan bahan
partikulat jika hasil yang diperoleh sama meyakinkan. Tetapi, jika terjadi
perbedaan atau meragukan, hanya hasil yang diperoleh dari prosedur Farmakope yang
berlaku.
Harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat potensiometrik (pH meter) yang
sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, yang mampu mengukur harga pH
sampai 0,02 unit pH menggunakan elektrode indikator yang peka terhadap aktivitas
ion hidrogen, elektrode kaca dan elektrode pembanding yang sesuai seperti electrode
kalomel atau elektrode perak-perak klorida.
4.3.3. Uji keseragaman bobot dan keseragaman volume (FI edisi IV halaman 19)
4.3.4. Penetapan volume injeksi dalam wadah (FI edisi IV halaman 19)
Pilih satu atau lebih wadah, bila volume 10 ml atau lebih. Ambil isi tiap wadah
dengan alat suntik hipodermik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan
diukur dan dilengkapi dengan arum suntik nomor 21, panjang tidak kurang dari 2,5 cm.
Keluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik dan pindahkan isi dalam alat
suntik, tanpa mengosongkan bagian jarum, kedalam gelasukur kering volume tertentu yang
telah dibakukan sehingga volume yang diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40%
volume dari kapasitas tertera (garis-garis penunjuk volume gelas ukur menunjuk volume
yang ditampung, bukan yang dituang). Cara lain, isi wadah 10 ml atau lebih dapat
ditentukan dengan membuka wadah, memindahkan isi secara langsung kedalam gelas
ukur atau gelas piala yang telah ditara. Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada
wadah bila diuji satu per satu atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari
jumlah volume wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung. Bila dalam wadah dosis
ganda berisi beberapa dosis volume tertera, lakukan penentuan seperti diatas dengan seumlah
alat suntik terpisah sejumlah dosis tertera. Volume tiap alat suntik yang diambil tidak kurang
dari dosis yang tertera.
4.3.5. Uji Kebocoran
Pada pembuatan kecil-kecilan hal ini dapat dilakukan dengan mata tetapi untuk
produksi skala besar hal ini tidak mungkin dikerjakan. Wadah-wadah takaran tunggal
yang masih panas setelah selesai disterilkan dimasukkan kedalam larutan biru metilen 0,1%.
Jika ada wadah-wadah yang bocor maka larutan biru metilen akan dimasukkan
kedalamnya karena perbedaan tekanan di luar dan di dalam wadah tersebut. Cara ini
tidak dapat dilakukan untuk larutan-larutan yang sudah berwarna.Wadah-wadah takaran
tunggal disterilkanterbalik, jika ada kebocoran maka larutan ini akan keluar dari dalam.
Ansel HC. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta: UI-Press.
Badan POM. 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI.
Lawrence, A.T. 2003. Handbook on Injectable Drugs. Edisi ke 12. Bethesda: American
Society of Health System Pharmacist.
Martin, J. 2009. British National Formulary. Edisi ke-58. London: British Medical
Association and Royal Pharmaceutical Society of Great Britain.
Sukandar, E.Y. 2008. ISO Farmakoterapi. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.
Sweetman, S.C. 2007. Martindale 35 The Complete Drug Reference. London: The
Pharmaceutical Press.