Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No.

1 Mei 2013

PEMBELAJARAN KESETIMBANGAN KIMIA DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF


UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP
DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA

Oleh :
Fitria Fathan , Liliasari 2, Ijang Rohman3
1

Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA UPI email : fitfatfathan@yahoo.com 1


Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA UPI email : liliasari@upi.edu 2
Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA email : ijangrh@upi.edu 3

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep dan
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kesetimbangan kimia. Penelitian ini

PY
merupakan penelitian Kuasi Eksperimen menggunakan One Group Pretest-Postest
Design. Subjek penelitian sebanyak 30 orang siswa di salah satu SMA di kota Garut.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan multimedia interaktif
pada pembelajaran kesetimbangan kimia dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan rata-rata N-Gain sebesar 54,27%. Peningkatan hasil belajar ini

O
menunjukkan peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis
siswa. Konsep yang paling dikuasai oleh siswa setelah belajar dengan menggunakan
courseware MMI Chemical Equilibrium adalah Prinsip Le Chatelier dan faktor-
C
faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan dengan rata-rata N-Gain
58,64% dan konsep yang kurang dikuasai siswa adalah kesetimbangan kimia dalam
bidang industri dengan rata-rata N-Gain 46,32%. Indikator keterampilan berpikir
T
kritis yang paling dikuasai adalah membuat induksi dan mempertimbangkan
induksi dengan rata-rata N-Gain 74,28%, sedangkan yang kurang dikuasai adalah
mengidentifikasi asumsi dengan rata-rata N-gain sebesar 45,97%. Siswa dan guru
O

memberikan tanggapan yang baik terhadap penggunaan courseware multimedia


interaktif pada pembelajaran kesetimbangan kimia. Namun terdapat kelemahan
N

dalam courseware ini, yaitu dalam hal pengoperasian, siswa mengalami kesulitan
terkendala bahasa yang digunakan.

Kata Kunci : multimedia interaktif, pengusaan konsep, keterampilan berpikir


O

kritis, kesetimbangan kimia.


D

TEACHING OF CHEMICAL EQUILIBRIA BY INTERACTIVE MULTIMEDIA


TO INCREASE SENIOR HIGH STUDENT CONCEPT COMPREHENSION
AND CRITICAL THINKING SKILLS.

Abstract
The objective of this research is to increase student concept comprehension and
critical thinking skills at chemical equilibrium concepts. Research methode was
designed using one group pretest and postest quasi experiment. The reseasrch
subject were thirty students of one of the Senior High School in Garut. The result
showed that application of multimedia model could increasing student learning
output by N-Gain average at 54.27%. Increasing the learning output is indication
of student concept comprehension and critical thinking skills.

76
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

The most student understanding concepts after using courseware interactive


multimedia Chemical Equilibrium were Principle of Le Chatelier and influence
factors of into chemical equilibria by average N-Gain at 58,64%. While the less
understanding concept was chemical equilibria in industry area by N-Gain average
at 46.32%.
The most student understanding of critical thinking indicators were induction
making and induction cosideration by average N-Gain at 74.28%. While the less
understanding critical thinking indicators was consideration of assumption by N-
Gain average at 45.97%. Both teachers and students gave a positive respond in
using of courseware interactive multimedia at chemical equilibria. However they
still have the difficulty in opertaion and techical language.

Keyword: interactive multimedia, concept comprehension, critical thinking skills,

PY
chemical equilibria.

PENDAHULUAN sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati


Pendidikan sains di Indonesia suatu objek serta keadaan suatu proses.
sekarang ini masih menghadapi berbagai Oleh sebab itu, kegiatan praktikum

O
permasalahan. Salah satunya adalah dirasakan dapat meningkatkan ketertarikan
pencapaian mutu pendidikan yang masih siswa dalam mempelajari kimia sehingga
kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari diharapkan dapat meningkatkan
C
hasil studi Trends in International pemahaman siswa tentang suatu konsep
Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun kimia.
2007. Literasi Sains peserta didik Indonesia Pembelajaran praktikum ini memiliki
T
berada di urutan ke-35 dari 49 negara banyak kelebihan, namun pembelajaran
dengan pencapaian skor 433, dan masih di praktikum masih memiliki banyak kendala
dalam pelaksanaannya. Pada kenyataannya
O

bawah skor rata-rata internasional yaitu


500. pembelajaran kimia dengan metode
Rata-rata pencapaian skor sains siswa praktikum di SMA masih jarang dilakukan.
N

Indonesia menurut cakupan materi adalah: Alasan yang biasanya muncul diantaranya
Biologi 428, Kimia 421, Fisika 432, dan ketersedian alat dan bahan, fasilitas
Ilmu Bumi 442. Adapun rata-rata laboratorium yang belum memadai, serta
persentase pencapaian jawaban benar siswa keterbatasan waktu, khususnya waktu
O

Indonesia menurut cakupan materi sains persiapan menjelang praktikum dan alokasi
adalah total soal Sains TIMSS 2007; 39 dari waktu belajar di kelas. Selain itu, tidak
74 (0,6), sedangkan sebelumnya (TIMSS semua topik dalam pembelajaran kimia
D

2003) 40 dari 74 (0,6), untuk soal kimia (14 dapat disampaikan dengan metode
butir soal) turun dari 0,6 menjadi 0,4. Data praktikum.
tersebut menunjukkan bahwa mata Kesetimbangan kimia merupakan
pelajaran kimia merupakan mata pelajaran salah satu konsep kimia dalam kehidupan
yang masih dirasakan sulit oleh sebagian sehari-hari yang jarang diselenggarakan
besar siswa. dengan menggunakan metode praktik
Salah satu cara yang dapat ditempuh karena memerlukan penggunaan alat dan
untuk mengajarkan konsep-konsep kimia bahan yang mahal, pengerjaan praktikum
agar mudah dipahami oleh siswa adalah yang membutuhkan waktu yang lama,
melalui kegiatan laboratorium atau memerlukan perlakuan khusus serta
praktikum. Kegiatan praktikum memberi dilakukan dengan skala yang besar.
kesempatan kepada siswa untuk mengalami Sementara itu, konsep ini memegang

77
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

peranan penting dalam mempelajari ilmu untuk mengembangkan logika, kemampuan


kimia. Selain kesulitan tersebut, berpikir dan analisis peserta didik.
karakteristik konsep kesetimbangan kimia Disamping itu, beberapa hasil penelitian
bersifat abstrak yang membutuhkan pendidikan menunjukkan bahwa berpikir
kemampuan visualisasi yang baik kritis ternyata mampu menyiapkan peserta
merupakan salah satu kendala tersendiri didik berpikir pada berbagai disiplin ilmu,
dalam usaha peningkatan penguasaan serta dapat dipakai untuk pemenuhan
konsep. kebutuhan intelektual dan pengembangan
Salah satu upaya untuk mengatasi hal potensi peserta didik, karena dapat
tersebut adalah dengan memanfaatkan mempersiapkan peserta didik untuk
teknologi komputer. Model pembelajaran menjalani karir dan kehidupan nyatanya
yang memanfaatkan teknologi komputer (Liliasari, 2009). Oleh karena itu,
adalah model pembelajaran dengan courseware multimedia interaktif yang

PY
menggunakan courseware multimedia digunakan pada penelitian ini
interaktif (MMI). Seiring dengan menggunakan courseware yang telah disusun
bergesernya paradigma dalam bidang oleh Sagita (2010) dengan memperhatikan
pendidikan pengajaran dari teacher oriented aspek-aspek keterampilan berpikir kritis.
menuju student oriented yang secara tidak Penelitian mengenai penggunaan

O
langsung akan menuntut tersedianya multimedia interaktif kesetimbangan kimia
fasilitas belajar mandiri yang menarik bagi dan pengaruhnya terhadap penguasaan
siswa. Multimedia merupakan saluran konsep dan keterampilan berpikir kritis
C
pilihan dalam menyampaikan informasi telah dilakukan oleh Sagita (2010). Namun
dengan cara yang lebih berkesan. demikian dari hasil kajian yang dilakukan,
Pembelajaran yang menyenangkan atau masih diperlukan perbaikan-perbaikan dari
T
berkesan juga dapat memusatkan perhatian segi animasi, konten, dan keterbacaan teks.
siswa secara penuh dalam belajar sehingga Hal tersebut yang mendasari dilakukannya
waktu curah perhatian siswa cukup tinggi. penelitian lanjutan mengenai peranan
O

Perhatian yang tinggi pada apa yang courseware MMI dalam meningkatkan
dipelajari akan sangat membantu dan penguasaan konsep dan keterampilan
N

memudahkan siswa dalam mempelajari berpikir kritis siswa pada pembelajaran


materi pelajaran (Phing, 2007). Penggunaan kesetimbangan kimia.
multimedia interaktif dapat membantu Berdasarkan latar belakang di atas
memvisualisasikan konsep-konsep abstrak maka permasalahan utama pada penelitian
O

yang sulit untuk dipraktekkan di kelas. ini adalah Bagaimana peranan multimedia
Kozma (Ardac, 2004) pemanfaatan interaktif pada pembelajaran kesetimba-
teknologi berbasis komputer dapat ngan kimia dalam meningkatkan
D

memberikan sarana yang ampuh untuk penguasaan konsep dan berpikir kritis siswa
pemahaman molekuler. SMA.
Selain penguasaan konsep, Tujuan dari penelitian ini adalah: (1)
pembelajaran sains termasuk mata pelajaran Memperbaiki courseware MMI
kimia juga perlu mengembangkan Kesetimbangan Kimia yang telah
keterampilan berpikir siswa diantaranya dikembangkan oleh peneliti sebelumnya.
adalah keterampilan berpikir kritis. Hal ini (2) Meningkatkan penguasaan konsep siswa
sesuai dengan Peraturan Mendiknas No. 23 SMA pada pokok bahasan kesetimbangan
Tahun 2006, bahwa tujuan pembelajaran kimia dengan menggunakan courseware
pada kelompok mata pelajaran Ilmu MMI dalam pembelajaran. (3)
Pengetahuan Alam dan Teknologi adalah Meningkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa SMA pada pokok bahasan
78
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

kesetimbangan kimia dengan menggunakan bersifat student oriented. Siswa secara aktif
courseware MMI. bereksplorasi materi, berelaborasi dan
mengkonfirmasikan temuannya secara
Peran Multimedia Interaktif pada mandiri, namun cukup menyenangkan
Pembelajaran (Muhammad, 2002). Pembelajaran yang
Media pembelajaran menempati menyenangkan atau berkesan juga dapat
posisi penting sebagai salah satu komponen memusatkan perhatian siswa secara penuh
sistem pembelajaran. Pada awalnya media dalam belajar, sehingga waktu curah
hanya terbatas pada alat peraga dan media perhatian siswa cukup tinggi. Perhatian
cetak, seperti tulisan, gambar, atau bagan. yang tinggi pada apa yang dipelajari akan
Perkembangan teknologi informasi sangat sangat membantu dan memudahkan siswa
mempengaruhi perkembangan media itu dalam mempelajari materi pelajaran (Phing,
sendiri. Seiring dengan perkembangan 2007).

PY
teknologi tersebut, berkembang media
audio (tape, radio), media video (slide) dan Keterampilan Berpikir Kritis
media audio-visual. Perkembangan terkini Berpikir didefinisikan sebagai proses
menunjukkan bahwa media audio-visual mental yang dapat menghasilkan
dan media cetak dapat digabungkan pengetahuan. Dalam proses tersebut terjadi

O
menjadi sebuah media interaktif yang lazim kegiatan penggabungan antara persepsi dan
disebut multimedia. unsur-unsur yang ada dalam pikiran,
Fenrich (dalam Pranomo, 2008) kegiatan manipulasi mental karena adanya
C
menyatakan bahwa manfaat multimedia rangsangan dari luar membentuk suatu
dalam pembelajaran bagi siswa adalah pemikiran, penalaran, dan keputusan, serta
sebagai berikut: kegiatan memperluas aturan yang diketahui
T
a. Siswa dapat belajar sesuai dengan untuk memecahkan masalah (Arifin, 2003).
kemampuan, kesiapan dan keinginan Kegiatan berpikir yang dilakukan dalam
mereka. Artinya pengguna sendirilah proses, digunakan keterampilan berpikir
O

yang mengontrol proses pembelajaran. dasar dan keterampilan berpikir kompleks.


b. Siswa belajar dari tutor yang sabar Menurut Costa (1985) yang termasuk
N

(komputer) yang menyesuaikan diri keterampilan berpikir dasar meliputi


dengan kemampuan siswa. kualifikasi, klasifikasi, hubungan variabel,
c. Siswa akan terdorong untuk mengejar transformasi, dan hubungan sebab akibat.
pengetahuan dan memperoleh umpan Sedangkan keterampilan berpikir kompleks
O

balik seketika. melibatkan aspek-aspek pemecahan


d. Siswa menghadapi suatu evaluasi yang masalah, pengambilan keputusan, berpikir
obyektif melalui keikutsertaannya dalam kreatif dan berpikir kritis.
D

latihan/tes yang disediakan. Di antara proses berpikir tingkat


e. Siswa menikmati privasi di mana mereka tinggi di atas salah satu yang digunakan
tak perlu malu saat melakukan dalam pembentukan sistem konseptual IPA
kesalahan. adalah berpikir kritis. Berpikir kritis
Pembelajaran dengan menggunakan merupakan cara berpikir reflektif yang
multimedia interaktif diartikan sebagai masuk akal atau berdasarkan nalar yang
suatu model pembelajaran yang dapat difokuskan untuk menentukan apa yang
digunakan untuk menyalurkan pesan, harus diyakini dan apa yang harus
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dilakukan (Ennis dalam Costa, 1985).
dan kemauan siswa, sehingga dapat Indikator keterampilan berpikir kritis
mendorong proses belajar. Pembelajaran dibagi menjadi lima kelompok yaitu:
tidak lagi bersifat teacher oriented namun memberikan penjelasan sederhana, membangun

79
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat mengalami peningkatan penguasaan konsep


penjelasan lebih lanjut, serta mengatur strategi dengan nilai N-Gain(%) sebesar 54,27.
dan taktik. Indikator-indikator keterampilan Terhadap peningkatan tersebut dilakukan
berpikir kritis ini dirinci lebih lanjut yang uji signifikansi antara data pretes dan postes
lebih spesifik dan yang sesuai dengan dengan menggunakan uji Wilcoxon pada
pembelajaran IPA. Indikator Keterampilan program SPSS 17.0. Hasil uji Wilcoxon
Berpikir Kritis yang dikembangkan dalam menunjukkan bahwa nilai taraf signifikansi
penelitian ini diantaranya adalah: (1) 0,000 < taraf nyata 0,05. berdasarkan hal
memfokuskan pada sebuah pertanyaan, (2) ini dapat disimpulkan bahwa nilai pretes
menganalisis argumen, (3) mempertimbang- dan postes berbeda secara signifikan.
kan kredibilitas sebuah sumber, (4) meng- Pembelajaran kesetimbangan kimia
observasi dan mempertimbangkan hasil ini terdiri atas 5 label konsep. Gambar 1
observasi, (5) membuat induksi dan menunjukkan bahwa peningkatan

PY
memper-timbangkan induksi, (6) membuat penguasaan konsep terjadi pada semua label
deduksi dan mempertimbangkan hasil konsep. Peningkatan penguasaan konsep
deduksi, (7) membuat dan mempertimbang- tertinggi terjadi pada konsep faktor-faktor
kan nilai keputusan, (8) mendefinisikan yang mempengaruhi pergeseran
istilah dan mempertimbangkan definisi, (9) kesetimbangan kimia dengan nilai N-

O
mengidentifi-kasi asumsi, dan (10) Gain(%) 58,64, sedangkan peningkatan
memutuskan sebuah tindakan. yang terendah terjadi pada konsep
kesetimbangan kimia di bidang industri
C
METODE PENELITIAN dengan nilai N-Gain(%) 46,32.
Penelitian ini menggunakan metode
Quasi Experiment yang dilakukan dengan
T
desain penelitian jenis One Group Pretest-
Posttest Design. Penelitian ini dilaksanakan
O

di suatu SMA Negeri Kabupaten Garut


pada semester II tahun ajaran 2011/2012.
Subjek dalam penelitian ini adalah 30
N

orang siswa kelas XI. Untuk pengumpulan


data digunakan tiga jenis instrumen, yakni Gambar 1. Persentase N-Gain pada Setiap
soal tes, angket siswa, dan pedoman Konsep
O

wawancara terhadap guru. Soal tes berisi Keterangan:


item-item soal yang bertujuan untuk 1 : Definisi Kesetimbangan dinamis
mengukur penguasaan konsep 2 : Kesetimbangan Homogen dan
D

kesetimbangan kimia dan mengukur Kesetimbangan Heterogen


penguasaan keterampilan berpikir kritis 3 : Hukum Kesetimbangan dan Tetapan
siswa baik sebelum (pretes) maupun setelah Kesetimbangan Kc dan Kp
4 : Prinsip Le Chatelier, Faktor-faktor yang
implementasi pembelajaran (postes). Hasil
Mempengaruhi Pergeseran Kesetim-bangan
pre-tes dan pos-tes diolah dan dianalisis
5 :Kesetimbangan Kimia di Bidang Indus-
untuk mengetahui peningkatan penguasaan tri.
konsep dan keterampilan berpikir kritis
siswa. Peningkatan Penguasaan Keterampilan
Berpikir Kritis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Peningkatan Penguasaan Konsep
yang dikembangkan diantaranya adalah: (1)
Berdasarkan data yang diperoleh,
memfokuskan pada sebuah pertanyaan, (2)
diketahui bahwa secara umum siswa

80
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

menganalisis argumen, (3) mempertimbang- menunjukkan bahwa nilai taraf signifikansi


kan kredibilitas sebuah sumber, (4) meng- 0,000 < taraf nyata 0,05. Berdasarkan uji
observasi dan mempertimbangkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
observasi, (5) membuat induksi dan peningkatan terjadi secara signifikan.
mempertimbangkan induksi, (6) membuat
deduksi dan mempertimbangkan hasil Tanggapan Siswa dan Guru terhadap
deduksi, (7) membuat dan mempertimbang- Pembelajaran dengan Multimedia
kan nilai keputusan, (8) mendefinisikan Interaktif
istilah dan mempertimbangkan definisi, (9) Untuk mengetahui tanggapan siswa
mengidentifikasi asumsi, dan (10) memutus- mengenai pembelajaran dengan mengguna-
kan sebuah tindakan. Penggunaan multi- kan MMI dilakukan pengumpulan data
media interkatif pada pembelajaran dengan menggunakan angket. Angket diisi
kesetimbangan kimia dapat meningkatkan oleh seluruh siswa setelah implementasi

PY
kesepuluh indikator keterampilan berpikir pembelajaran. Angket yang digunakan
kritis tersebut seperti terlihat pada gambar merupakan angket terbuka dengan skala
2. Likert. Hasil analisis angket tanggapan siswa
terhadap penggunaan courseware MMI pada
pembelajaran kimia dapat dirangkum

O
dalam tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Angket Siswa


C %p
No Tanggapan Siswa Mean
Pembelajaran dengan menggu-
1 nakan MMI merupakan model 3.27 81.7
T
pembelajaran baru bagi saya.
Belajar dengan menggunakan
Gambar 2 Grafik Persentase N-Gain pada Setiap MMI ini menyenangkan
O

Indikator Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) 2 3.33 83.3


sehingga meningkatkan minat
dan motivasi belajar.
Keterangan: Penggunaan MMI ini dapat
N

KBK 1 : Memfokuskan pada sebuah 3 meningkatkan penguasaan 3.32 82.9


pertanyaan konsep.
KBK 2 : Menganalisis argument Belajar dengan menggunakan
KBK 3 : Mempertimbangkan kredibilitas 4 MMI ini dapat melatih 3.25 81.2
O

sebuah sumber kemampuan berpikir.


KBK 4 : Mengobservasi dan Kualitas courseware MMI
Mempertimbangkan hasil bservasi 5 3.29 82.2
"Chemical Equilbrium"
D

KBK 5 : Membuat deduksi dan


mempertimbangkan hasil deduksi Untuk mengetahui tanggapan guru
KBK 6 : Membuat induksi dan dilakukan wawancara terhadap guru kimia
mempertimbangkan hasil induksi di lokasi penelitian.
KBK 7 : Membuat dan mempertimbangkan Berdasarkan hasil analisis terhadap
nilai keputusan angket siswa, dapat diketahui bahwa
KBK 8 : Mendefinisikan istilah dan pembelajaran kesetimbangan kimia dengan
mempertimbangkan definisi menggunakan MMI ini mendapatkan
KBK 9 : Mengidentifikasi asumsi tanggapan yang baik dari siswa maupun
KBK 10 : Memutuskan sebuah tindakan.
guru. Siswa mengungkapkan bahwa
Terhadap peningkatan tersebut
pembelajaran dengan menggunakan MMI
dilakukan uji signifikansi pada setiap
ini membantu siswa lebih mudah
indikator data. Hasil uji signifikansi
memahami konsep kimia, meningkatkan

81
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

minat, rasa ingin tahu, dan motivasi siswa pembelajaran biasa. Hal ini sejalan dengan
dalam belajar. Mengenai kualitas courseware apa yang ditemukan Tasker dan Dalton
MMI ini, sebagian besar siswa memberikan (2006) bahwa animasi tingkat molekuler
tanggapan yang baik, siswa mengungkapkan dapat memotivasi siswa dan merupakan
bahwa courseware MMI ini mudah sumber belajar yang efektif. Ariani dan
dioperasikan video, simulasi, animasi, Haryanto (2010) menyatakan bahwa
grafik, dan tabel merupakan hal yang animasi dapat membantu proses
membuat siswa lebih mudah mengingat dan pembelajaran karena peserta didik dapat
memahami materi yang dipelajari. lebih mudah melakukan proses kognitif jika
Berdasarkan hasil wawancara dengan dibantu dengan animasi, sedangkan tanpa
guru, diketahui pula bahwa guru animasi proses kognitif tidak dapat
memberikan tanggapan yang baik. dilakukan secara maksimal sebab kurang
Pembelajaran dengan menggunakan memotivasi siswa dan merangsang daya

PY
courseware MMI ini sebagai alternatif model kognitif siswa. Faktor lain yang dapat
yang efektif dan cocok digunakan jika mempengaruhi peningkatan penguasaan
didukung fasilitas yang menunjang dan konsep siswa adalah perhatian siswa
dapat membantu guru dalam terhadap apa yang sedang dipelajari. Pada
menyampaikan materi kimia. Pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan MMI

O
dengan courseware MMI lebih fleksibel setiap siswa berkesempatan untuk
artinya siswa dapat belajar secara mandiri. mengoperasikan sendiri MMI, sehingga
Pembelajaran dengan courseware MMI relatif perhatian siswa dapat terpusat. Hal ini
C
lebih singkat dibandingkan jika sesuai dengan Phing (2007) perhatian siswa
melaksanakan kegiatan praktikum, bahkan yang tinggi pada apa yang dipelajari akan
dengan courseware MMI siswa dapat sangat membantu dan memudahkan siswa
T
memahami kimia pada aspek yang lebih mempelajari materi pembelajaran.
mendalam, siswa dapat mengamati Peningkatan terjadi pula pada seluruh
indikator keterampilan berpikir kritis siswa
O

fenomena yang bersifat molekuler, yang


selama ini menjadi kesulitan dalam yang dikembangkan dengan rata-rata N-
mempelajari kimia. Gain(%) 54,27. Hal ini menunjukkan
N

Berdasarkan hasil penelitian, secara bahwa courseware MMI dapat membantu


umum peningkatan penguasaan konsep mengembangkan kemampuan berpikir
dialami oleh seluruh siswa. Peningkatan siswa. Wiederhold (Costa, 1985)
penguasaan konsep siswa juga terjadi pada mengemukakan bahwa berbagai jenis sistem
O

kelima konsep yang dikembangkan pada yang dapat diprogram oleh komputer
materi kesetimbangan kimia, meskipun merupakan sarana waktu untuk mengulang
pembelajaran. Namun terdapat kekurangan
D

besar peningkatannya berbeda-beda.


Walaupun demikian peningkatan dalam courseware MMI ini yaitu dalam hal
penguasaan konsep siswa pada setiap bahasa yang digunakan. Hal ini terjadi
konsep yang dikembangkan seluruhnya terutama ketika siswa mengisi jawaban
terjadi secara signifikan. Peningkatan pertanyaan, keberagaman kosakata bahasa
tersebut salah satunya diakibatkan oleh Inggris yang dimiliki siswa dalam menjawab
meningkatnya motivasi belajar siswa. pertanyaan sangat mempengaruhi proses
Konsep-konsep kesetimbangan kimia pengoperasian, karena courseware MMI ini
disajikan secara menarik dalam courseware menggunakan bahasa Inggris dan hanya
MMI Chemical Equilibrium dengan membutuhkan satu jawaban yang sesuai.
menyajikan animasi-animasi secara Oleh karena itu, siswa harus teliti dalam
molekuler yang jarang diperlihatkan pada menjawab pertanyaan yang tersedia namun
hal ini dapat diminimalisir karena

82
ISSN : 2301-721X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

pertanyaan pada courseware MMI ini konsep yang kurang dikuasai adalah
menyediakan tiga kesempatan untuk kesetimbangan kimia dalam bidang industri
memberikan jawaban yang paling sesuai. dengan rata-rata N-gain sebesar 46,32%
Kesulitan bahasa yang dihadapi dapat yang menunjukkan kategori sedang; (3)
diminimalkan dengan pengarahan langsung penggunaan courseware MMI dalam
secara individu yang mengalami kesulitan. pembelajaran materi kesetimbangan kimia
dapat meningkatkan keterampilan berpikir
KESIMPULAN kritis siswa dengan rata-rata N-gain sebesar
Berdasarkan hasil analisis data dan 54,27% yang menunjukkan kategori
pembahasan yang mengarah kepada sedang. Indikator keterampilan berpikir
rumusan masalah penelitian, maka dapat kritis yang paling dikuasai oleh siswa adalah
disimpulkan: (1) Penggunaan courseware membuat induksi dan mempertimbangkan
MMI dalam pembelajaran dapat hasil induksi dengan nilai N-gain sebesar

PY
meningkatkan penguasaan konsep siswa 74,28% yang menunjukkan kategori tinggi,
pada konsep kesetimbangan kimia dengan sedangkan yang kurang dikuasai adalah
rata-rata N-gain sebesar 54,27% yang mengidentifikasi asumsi, dengan nilai N-
menunjukkan kategori sedang; (2) konsep gain sebesar 45,97% yang menunjukkan
yang paling dikuasai oleh siswa adalah kategori sedang; dan (4) pembelajaran

O
konsep faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia dengan multimedia
pergeseran kesetimbangan kimia dengan interaktif mendapatkan tanggapan yang
nilai N-gain sebesar 58,54% yang positif dari siswa maupun guru.
C
menunjukkan kategori sedang, sedangkan

REFERENSI
T
Ariani, N., Dani H. (2010). Pembelajaran Multimedia di Sekolah Pedoman Pembelajaran Inspiratif,
O

Konstruktif, dan Prospektif. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.


Arifin, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: IMSTEP JICA.
Costa, A.L. (1985). Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: Virginian
N

Association for Supervision and Curriculum Development.


Depdiknas. (2003). Panduan Umum Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Depdiknas.
Gonzales, P., Williams, T., Jocelyn, L., Roey, S., Kastberg, D., and Brenwald, S. (2008). Highlights
From TIMSS 2007: Mathematics and Science Achievement of U.S. Fourth- and Eighth-Grade
O

Students in an International Context (NCES 2009001). National Center for Education


Statistics, Institute of Education Sciences, U.S. Department of Education. Washington,
D

DC.
Kozma, R. (1997). Multimedia and Understanding: Expert and Novice Responses to Different
Representations of Chemical Phenomena. Journal of Research in Science Teaching. 34.(9).
949-968.
Liliasari. (2009). Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Kimia Menuju Profesionalitas Guru. [online].
Tersedia: http://file.upi.edu/ai.php. [17 Januari 2011].
Phing, B.S, Tse-Kian. (2007). Interactive Multimedia: Students Attitudes and Learning Impact in
An Animation Course. The Turkish Online Journal of Educational Technology. 6.(3). 28-37
Pranomo. (2008). Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran Modul Pelatihan Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran
Tingkat Nasional Tahun 2008. Jakarta: Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Departemen
Pendidikan Nasional.
Tasker, R. Dalton, R. (2006). Research into Practice: visualization of the molecular world using animation.
Chemistry Education Research and Practice.7.(2).141-159

83

Anda mungkin juga menyukai