PENDAHULUAN
Surabaya, sebagai kabupaten dan kota terbesar yang terus berkembang di Jawa
informasinya pun berkembang semakin cepat. Hal ini menjadi salah satu faktor
pendorong terciptanya persaingan yang ketat di dalam dunia bisnis, seperti pada
yang semula hanya kios menjual hasil olahan susu sapi murni diproduksi sendiri,
kini berubah menjadi kafe yang cukup besar menjual berbagai macam hasil olahan
memperpanjang daya tahan susu, dengan mencari bentuk lain dari susu segar.
Perlakuan pasteursasi susu tidak akan mengubah rasa, konsistensi, dan kandungan
gizi susu, tetapi hanya bertujuan untuk menghilangkan mikroba pathogen yang
dapat membahayakan kesehatan manusia) (Agung, 2016). Susu sapi murni dan
yogurt yang tersedia dalam berbagai jenis kemasan, tidak hanya menjual
minuman hasil olahan susu saja tetapi Kafe Cokelat Klasik Cabang Joyogrand
Malang juga menghidangkan berbagai jenis minuman lainnya seperti STMJ, kopi
hangat, teh hangat, dan susu hangat. Selain itu, Kafe Cokelat Klasik Cabang
10
Joyogrand Malang menjual aneka macam makanan seperti roti bakar, martabak,
getuk, pisang cokelat, pisang bakar dan jenis menu makanan lainnya. Serta
bertemu dengan kerabat, kafe juga tempat paling nyaman untuk menghindari
hiruk pikuk kota dari kejenuhan para pekerja kantoran bahkan pekerja kantoran
sering menjadikan kafe sebagai tempat untuk meeting dengan rekan kerja
bisnisnya.
Sekarang ini anak muda seperti pelajar atau mahsiswa sangat suka
nongkrong, bukan hanya anak muda saja yang menjadi konsumen pada kafe
namun golongan dewasa pun mulai menyukai kafe. Berbeda dengan zaman
dahulu yang hanya nongkrong di warkop atau di pinggir jalal. Anak muda zaman
sekarang lebih suka nongkrong di kafe atau istilah gaul sekarang itu hange out.
Tak heran jika berbisnis di bidang kuliner seperti kafe saat ini kian marak digeluti
kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan,
menciptakan citra dalam benak konsumen. Melalui suasana toko yang sengaja
11
Untuk menarik pengunjung agar dapat menikmati makanan dan minuman
dengan senyaman mungkin yang ditawarkan didalam kafe, para pelaku bisnis
perlu memperhatikan eksterior (bagian luar toko) dan general interior (bagian
dalam toko). Menurut Barry dan Evans (2010:509) adalah eksterior (bagian luar
toko) memilki pengaruh yang kuat pada citra toko, sehingga harus direncanakan
dengan sebaik mungkin. General interior (bagian dalam toko) adalah desain
merchandising. Display yang baik yaitu yang dapat menarik perhatian pengunjung
makanan dan minuman. Seperti pada saat pemilihan meja dan kursi, pencahayaan
dan juga warna ruangan. Karena semua elemen tersebut membuat kafe menjadi
nyaman. Interior menarik dan nyaman memang merupakan faktor penting. Tapi
jangan pernah lupakan pentingnya eksterior dalam sebuah kafe. Eksterior yang
unik akan menarik orang untuk masuk karena rasa penasaran yang dia punya dan
Berikut ini akan diberikan contoh tentang gambar desain interior dan
12
keatas menggunakan kaca
transparan atau mika,berfungsi
untuk melindungi penikmat kopi di
area outdoor dari debu.
2. Contoh desain interior, onsep
lebih condong ke kontemporer
yang dikombinasikan menjadi
sebuah kafe yang nampak tidak
beraturan tapi nyaman, sebagian
dinding menggunakan bahan dari
box kontainer yang ditata rapi, lalu
ditambah hiasan seperti petunjuk
arah dan juga peta.
Dalam hal ini pelaku bisnis perlu memperhatikan apa kebutuhan dan keinginan
13
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan tersebut. Dalam hal ini konsumen memilki perilaku untuk
memilih dari sebuah keputusan dari berbagai macam-macam alternatif yang akan
dihadapi.
adalah :
Joyogrand Malang ?
4. Diantara variabel eksterior dan general interior, variabel mana yang paling
14
1.3 Batasan Masalah
penyusununan skripsi ini, maka batasan masalah dalam penelitian ini hanya di
berikut :
1. Variabel independen (X), ada 2 dari 4 elemen dari store atmosphere yang
15
1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Joyogrand Malang.
16
b. Diharapkan penelitian ini dapat membantu Kafe Cokelat Klasik
2. Bagi Penulis
pemasaran jasa.
Joyogrand Malang.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Kotler & Keller (2009:5) inti dari pemasaran (marketing) adalah
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi
yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara
yang menguntungkan.
merupakan sebuah proses yang digunakan dalam suatu perusahaan yang bertujuan
pelanggan
18
2.1.2 Pengertian Ritel
Ritel sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang dan jasa
secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan
semua kegiatan mencakup penjualan produk atau jasa secara langsung kepada
Retailing is the sets of business activities that adds value to the products and
services sold to consumer for their personal or family use yang artinya adalah
retailing adalah satu rangkaian aktivitas bisnis untuk menambah nilai guna
suatu barang atau jasa yang dijual kepada konsumen untuk dipergunakan
secara pribadi maupun rumah tangga.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ritel adalah suatu
aktivitas bisnis yang kegiatannya mencakup penjualan jasa atau produk secara
dan rencana strategi yang menyeluruh. Konsep bahwa di dalam bisnis ritel tidak
hanya menjual barang dagangan, namun juga meningkatkan nilai barang dan jasa
yang dikonsumsi oleh pelanggan akhir, mendorong peritel untuk selalu berpikir
pemenuhan dan memuaskan kebutuhan pelanggan adalah inti dasar dari konsep
pemasaran.
Menurut Utami (2012: 84), definisi dari strategi pemasaran ritel adalah suatu
pernyataan yang menjelaskan tentang bebrapa hal berikut ini : (1) target pasar
ritel, (2) format yang direncanakan oleh ritel untuk digunakan, dalam memenuhi
kebutuhan target pasar, dan (3) dasar perencanaan ritel untuk memperoleh
Menurut Berman & Evan (2010:508) store atmosphere (suasana toko) adalah:
toko yang memiliki ciri khas dari ritel yang dapat digambarkan sebagai perubahan
tindakan pembelian.
Dua faktor dari empat faktor penentu yang digunakan untuk menilai store
atmosphere (suasana toko) menurut Berman & Evan (2010:508) adalah sebagai
berikut :
sehingga harus direncanakan dengan baik. Kombinasi dari eksterior ini dapat
membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik, menarik, menonjol dan
terdiri dari :
Bagian depan toko merupakan seluruh eksterior fisik toko itu sendiri,
meliputi dari marquee (papan nama), pintu masuk, jendela, pencahayaan dan
konstruksi gedung. Melalui bagian depan toko tersebut, tentu tidak boleh
pelanggan baru. Konsumen baru sering menilai toko dari penampilan luarnya
Marquee adalah suatu tanda yang digunakan untuk memajang nama atau logo
suatu toko. Marquee dapat dibuat dengan teknik pewarnaan, penulisan huruf
atau penggunaan lampu neon dan dapat terdiri dari nama atau logo saja atau
dikombinasikan dengan slogan dan informasi lainnya. Supaya efektif,
lalu lintas kemacetan keluar masuk konsumen. Pintu masuk mempunyai tiga
a. Jumlah pintu masuk, disesuaikan dengan besar kecilnya bangunan salah satu
b. Jenis pintu masuk yang akan digunakan, apakah akan menggunakan pintu
dalam toko ada banyak elemen yang mempengaruhi persepsi konsumen pada toko
Warna dan pencahayaan dapat memberikan image pada toko. Warna cerah
dan terang akan memberikan image berbeda dengan warna lembut dan kurang
langsung. Tata cahaya yang baik mempunyai kualitas dan warna yang dapat
Tidak semua toko memberikan pelayanan ini, tetapi jika layanan ini
makanan.
4. Fixtures (Penempatan)
harus dilakukan dengan baik agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan
dekorasi interior.
keputusan adalah sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua pilihan alternatif
atau lebih.
Pengambilan keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih.
Dengan perkataan lain pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika
mengambil keputusan. Jika seseorang mempunyai pilihan antara, merk X dan
merk Y, atau pilihan untuk menggunakan waktu mengerjakan A dan B, orang
tersebut berada dalam posisi untuk mengambil keputusan. Sebaliknya jika orang
tersebut tidak memilki alternatif untuk memilih dan benar-benar terpaksa
melakukan pembelian tertentu atau mengambil tindakan tertentu, maka keadaan
satu-satunya tanpa pilihan lain, ini bukanlah suatu keputusan atas keadaan tanpa
pilihan biasanya tapi pilihan Hobsen.
adalah :
Dalam bisnis ritel memiliki prinsip dasar yang relatif berbeda dengan proses
pengambilan keputusan konsumen pada umumnya karena melewati dua
tahapan yaitu proses pengambilan keputusan yang terkait dengan pilihan
terhadap ritel dan keputusan barang dagangan.
dalam situasi dan konsidi tertentu secara konsisten. Konsumen akan belajar
merasa puas atau tidak puas. Jika puas konsumen akan melakukan pembelian
ulang di lain waktu. Sebaliknya jika tidak puas konsumen tidak akan
1. Faktor Situasional
ibadah, dan sebagainya. Orang yang sibuk bekerja pada malam hari akan
memilih waktu belanja pada sore atau malam hari. Kondisi saat pembelian
produk adalah sehat, senang, sedih, kecewa, atau sakit hati. Kondisi
keputusan konsumen.
2. Faktor Sosial
sikap dan nilai-nilai pelanggan dan faktor dalam lingkungan sosial pelanggan.
(Utami 2012:64)
Secara cermat proses keputusan memilih barang atau jasa dipengaruhi oleh
1. Keluarga
Banyak keputusan belanja yang dibuat untuk produk yang dipakai atau yang
keputusan belanja.
3. Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah satu atau lebih yang digunakan seseorang sebagai
4. Budaya
5. Aspek Pribadi
tindakan membeli suatu barang atau jasa didasarkan pada motivasi, perepsi,
kepercayaan dan perilaku serta proses belajar yang dilalui oleh konsumen.
Pembelian
pengaruh yang kuat pada toko tersebut, sehingga harus direncanakan dengan baik.
Kombinasi dari eksterior ini dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat
unik, menarik, menonjol dan mengundang orang untuk masuk ke dalam toko.
Menurut Adiwijaya (2010:75) menciptakan keunikan yang menjadi daya tarik
tersendiri. Desain toko yang baik akan menarik konsumen untuk datang
berbelanja ke sebuah toko. Selain itu desain yang unik dan menarik akan
tertarik berbelanja disebuah toko yang memiliki desain eksterior dan dan interior
yang lebih baik dari pada toko yang menjual produk yang sama, tetapi tidak mem-
Eksterior yang unik akan menarik orang untuk masuk karena rasa penasaran
yang dia punya dan dapat memancing keingintahuan orang lain terhadap kafe.
(Trisna, 2016)
dengan sebaik mungkin serta perpaduan kombinasi yang unik dan menarik
toko.
penting karena ketika konsumen masuk ke dalam toko ada banyak elemen yang
kebersihan, harga, suhu ruangan, kasir, teknologi, barang yang dijual ditoko.
Selain itu menurut Utami (2012:66) lingkungan tempat belanja relatif
peraba, dan pengecap). Tempat belanja dan lingkungannya adalah hal yang
yang menarik. Seperti contoh pada tampilan yang memancing penglihatan, seperti
pengaturan display, tata letak, atau fisik ditempat belanja dan kenyaman serta
makanan dan minuman. Seperti pada saat pemilihan meja dan kursi, pencahayaan
dan juga warna ruangan. Karena semua elemen tersebut membantu membuat kafe
merupakan bagian dalam toko yang dirancang serta diatur untuk dapat
toko tersebut.
2.3 Kajian Empiris
Didalam pembuatan skripsi sangat penting untuk mengetahui penelitian yang silakukan sebelumnya, agar bisa digunakan
sebagai dasar atau rangka dalam pembuatan penelitian selnajutnya. Penelitian terdahulu yang digunakan harus mengenai store
atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen dengan subyek yang sama atau mencakup variabel yang sedang diteliti.
penting.
penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya
membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan
variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti. (Sapto
dan general interior serta satu variabel dependen yaitu keputusan pembelian.
Eksterior H2
(X1)
H1
Keputusan Pembelian
(Y)
General Interior H3
(X2)
1
1.6 Hipotesis
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya dibentuk dalam
baru didasarkan pada teori yang releven, belum didasarkan pada fakta-fakta
H1= Diduga eksterior dan general interior bersama- sama simultan berpengaruh
pembelian.
H4= Diduga variabel general interior yang paling berpengaruh secara dominan
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
besar pengaruh desain eksterior sebagai variabel bebas (X1) dan general interior
terikat (Y), di Kafe Coklat Klasik Cabang Joyogrand Malang. Subyek penelitian
yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang
(Sugiyono,2008:11)
research atau metode survey, yang bertujuan untuk mendapatkan data dari
26
populasi dan sampel yang telah ditentukan mengenai desain eksterior dan general
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2014:80) populasi adalah wilayah yang terdiri dari atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pembeli atau
konsumen di Kafe Coklat Klasik Cabang Joyogrand Malang, yang jumlahnya sulit
3.3.2 Sampel
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel yang diambil dari populasi harus
Karena populasi dalam penelitian ini sangat banyak dan sulit diketahui
jumlahnya, maka diambil beberapa untuk mewakili populasi tersebut. Oleh sebab
itu peneliti menggunakan metode dari Roscoe dalam Sugiyono (2011:91) apabila
27
dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate misalnya, korelasi
atau regresi ganda maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah
30 x 3 = 90
Jadi, jumlah sampel minimal yang dapat diambil untuk penelitian ini adalah
sekitar 90 responden.
28
kepercayaan, dan pengalaman responden bagi setiap unsur atau anggota populasi
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan
sebelum pengolahan data. Data diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih
varibel dalam sampel (populasi). Data merupakan variabel yang nantinya akan
diukur. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif. Menurut
Kuncoro (2009:148), dilihat dari sumbernya data dibagi menjadi data primer dan
data sekunder.
original. Dalam penelitian ini, data primernya adalah berasal dari responden yang
dalam kuesioner. Dimana isi pertanyaan tersebut terkait dengan desain eksterior
dan general interior terhadap keputusan pembelian pada Kafe Coklat Klasik
29
3.4.2 Data Sekunder
masyarakat pengguna data. Dalam penelitian ini data sekunder berupa dokumen
perusahaan yang ada di Kafe Coklat Klasik Cabang Joyogrand Malang seperti
dalam penelitian ini meliputi data jumlah pembeli pada kafe Coklat Klasik
1. Definisi Variabel
30
marquee harus diletakan di luar, terlihat berbeda, dan lebih menarik atau
mencolok daripada toko lain disekitarnya.
a. Flooring (Lantai)
Penentuan jenis lantai, ukuran, desain dan warna lantai sangat penting karena
konsumen dapat mengembangkan persepsi mereka berdasarkan apa yang mereka
lihat.
Setiap toko harus menpunyai pencahayaan yang cukup untuk mengarahkan atau
menarik perhatian konsumen ke daerah tertentu dari toko. Konsumen yang
berkunjung akan tertarik pada sesuatu yang paling terang yang berada dalam
pandangan mereka. Tata cahaya yang baik mempunyai kualitas dan warna yang
31
dapat membuat suasana yang ditawarkan terlihat lebih menarik, terlihat berbeda
bila dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya.
Tidak semua toko memberikan pelayanan ini, tetapi jika layanan ini dilakukan
akan memberikan suasana yang lebih santai pada konsumen, khusunya konsumen
yang ingin menikmati suasana yang santai dengan menghilangkan kejenuhan,
kebosanan, maupun stress sambil menikmati makanan.
d. Fixture (Penempatan)
Memilih peralatan penunjang dan cara penempatan meja harus dilakukan dengan
baik agar didapat hasil yang sesuai dengan keinginan. Karena penempatanmeja
yangsesuai dan nyaman dapat menciptakan image yang berbeda pula.
Dalam bisnis ritel memiliki prinsip dasar yang relatif berbeda dengan proses
pengambilan keputusan konsumen pada umumnya karena melewati dua tahapan
yaitu proses pengambilan keputusan yang terkait dengan pilihan terhadap ritel dan
keputusan barang dagangan.
3.5.1 JabaranVariabel
32
Exterior(X1) 2. Simbol atau 2. Desain papan nama kafe menarik
Berman & papan nama
Evans 3. Pintu masuk 3. Desain pintu masuk sesuai dengan
(2010:509) bangunan
4. Tampilan jendela 4. Tampilan jendela lebar
1. Lantai 5. Jenis lantai
2. Warna dan 6. Cahaya terang
General pencahayaan
Interior (X2) 3. Musik 7. Jenis musik
4. Penempatan 8. Penempatan barang didalam kafe
Barry dan ditata indah
Evans (2010) 5. Dinding 9. Warna dinding
Menurut Sugiyono (2014: 93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
33
likert,maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
gradasi dan sangat positif sampai sangat negatif. Dalam penelitian kuantitatif,
berikut:
Data dari responden yang diperoleh dari angket atau kuesioner selanjutnya
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Isi kuesioner
34
itu sendiri adalah pertanyaan-pertanyaan menyangkut eksterior, general interior
Pengumpulan data dalam metode kuesioner ini peneliti akan melibatkan langsung
Malang.
kepada pihak yang berwenang dari Kafe KOP SAE Pujon, yang terkait dengan
berapa banyak jumlah konsumen yang telah melakukan pembelian dan konsep
3.7.3 Observasi
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner. Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-
obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam observasi ini
35
eksterior dan general interior pada Kafe Coklat Klasik Cabang Joyogrand
Malang.
3.7.4 Dokumentasi
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-
lain.
Dalam dokumentasi ini peneliti mengambil data berupa gambar fisik kafe
yang berhubungan dengan desain eksterior dan general interior pada Kafe Coklat
Dalam penelitian ini metode analisa data yang dipakai adalah analisis data
analisis data bersifat kuantitati atau statistik. Dengan tujuan untuk menguji
36
Dalam penelitian ini data diperoleh dengan cara melakukan penyebaran
variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan
prediksi terhadap hubungan antar variabel yang diteliti menjadi lebih jelas dan
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
pada kuisioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan.
menghitung korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan skor total,
37
n(xY) xY
[2 (2 )][Y 2 (Y 2 )]
Keterangan :
r = koefisien korelasi
X = variabel bebas
Y = variabel tergantung
n = banyaknya data
Item instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,3 atau bisa juga dengan
rentangan (seperti skala likert 1-5) adalah cronbach alpha. Uji reliabilitas
merupakan kelanjutan dari uji validitas dimana item yang masuk pengujian adalah
item yang valid saja. Menggunakan batasan 0,6, dapat ditentukan apakah
reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat dterima, dan
3.8.4.2 Menurut Sujianto (2009:78), tujuan dari dilakukanna uji normalitas tentu
saja untuk mengetahui apakah suatu variabel normal atau tidak. Normal
38
dalam arti mempunyai distribusi data yang normal. Untuk mengetahui data
terdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dari normalitas data dari nilai
Q Plots ketentuan pengujian ini adalah jika probabilitas atau Asymp Sig (2-
nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 distribusi adalah
normal.
untuk menguji apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
adalah apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan dan pengamatan yang lain. Jika variance dan residualsatu
pada model-model yang menggunakan data cross section daripada time series.
39
Untuk mendeteksi adanya heterokedstisitas pada suatu model dapat dilihat dari
2 Titik- titik data menyebar diatas bawah sekitar angka nol (0) dan tiga (3) titik-
adalah apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara
ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai
secara linier antara dua variabel atau lebih varibel independen dengan satu
bergandanya adalah:
= + +
Keterangan :
a = konstanta
b1 = koefisien regresi eksterior
b2 = koefisien regresi general interor
40
Y = variabel keputusan pembelian
X1 = variabel eksterior
X2 = variabel general interor
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
H0 ; b1 = b2 = b3 = 0
41
variabel eksterior dan general interior tidak memiliki pengaruh yang
variabel eksterior dan general interior memiliki pengaruh yang positif dan
2. Menghitung nilai F
tertentu ; df =k; n (k + 1)
sebagai berikut :
42
1. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
H0 : bi = 0
terhadap variabel dependen atau salah satu variabel eksterior dan variabel
Ha : b1 0
variabel dependen atau salah satu variabel eksterior dan general interior
2. Menghitung nilai t dengan menggunkan rumus t =
3. Membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel yang tersedia pada taraf
b. thitung < - ttabel atauthitung > ttabel ; maka H0 ditolak dan Ha diterima
tingkat signifikan = 0,05. Dalam penelitian ini, analisis F juga dilakukan dengan
43
BAB IV
44
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali. Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kotler, Philip dan Armstrong Gary. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi Kedua
belas.Jakarta:Erlangga.
Kotler, Philips dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid
1.Jakarta: Erlangga.
Kuncoro. Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3.
Jakarta: Erlangga.
45