A. Abortus
2. Pengertian
a. Abortus adalah penghentian atau berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin berusia 20 minggu
Add caption
b. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup di luar
c. Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelumjanin mampu bertahan hidup
(Cunningham, 2005).
d. Abortus adalah kegagalan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat janin kurang dan 1000
3. Macam-macam abortus
a. Berdasarkan kejadiannya
1) Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri
a) Abortus imminens
Adalah abortus yang mengancam, perdarahannya bisa berlanjut beberapa hari atau dapat
b) Abortus insipiens
Adalah terjadinya perdarahan ringan atau sedang pada kehamilan muda dimana
c) Abortus inkomplit
Adalah abortus yang terjadi sebelum usiagestasi 10 minggu, janin dan plasenta biasanya
d) Abortus komplit
Adalah terjadinya perdarahan sampai semua produk pembuahan atau janin, selaput ketuban
e) Abortus habitualis
Adalah abortus spontan yang terjadi tiga kali berturut-turut atau lebih (Kusmiyati, 2009).
f) Abortus infeksiosa
Adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi.Adanya penyebaran kuman atau toksin ke
g) Abortus septik
Adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke
h) Missed abortion
Missed abortion terjadi jika sesudah mengalami abortus imminens, perdarahan pervaginam
berhenti namun produk pembuahan meninggal dan tetap berada dalam rahim (Helen Farrer,
1999).
2) Abortus buatan
Adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri
b. Berdasarkan pelaksanaannya
Abortus yang dilakukan atas dasar indikasi vital ibu hamil, jika diteruskan kehamilannya ,
akan lebih membahayakan jiwa ibu sehingga terpaksa dilakukan abortus spontan (Manuaba,
2007).
2) Abortus kriminalis
Abortus yang dilakukan pada kehamilan yang tidak diinginkan, diantaranya akibat perbuatan
yang tidak bertanggung jawab. Sebagian besar dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih sehingga
B. Abortus Imminens
1. Pengertian
a. Abortus imminens adalah perdarahan vagina atau bercak sebelum umur kehamilan 20 minggu
(Masjoer, 2001).
b. Abortus imminens adalah terjadinya bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan
c. Abortus imminens adalah abortus yang mengancam, perdarahannya bisa berlanjut beberapa hari
2. Etiologi
a. Faktor fetal
Temuan morfologis yang paling sering terjadi dalam abortus dini spontan adalah kelainan
jumlahnya abnormal (aneuploidi) atau perkembangan janin dengan komponen kromosom yang
normal (euploidi).
Laporan menyatakan bahwa abortus aneuploidi terjadi pada atau sebelum kehamilan 8
minggu, sedangkan abortus euploidi mencapai puncaknya sekitar 13 minggu. Insiden abortus
euploidi akan meningkat secara dramatis setelah usia maternal 35 tahun. Namun sebab-sebab
terjadinya peristiwa tersebut belum diketahui secara pasti. Penyebab abortus euploidi umumnya
tidak diketahui,tetapi mungkin bisa disebabkan oleh; kelainan genetik, berbagai faktor ibu,
b. Faktor Maternal
1) Infeksi
kelahiran preterm.
3) Kelainan endokrin
terjadihipertiroidisme yang nyata. Abortus spontan dan malformasi kongenital mayor meningkat
pada wanita dengan diabetes mellitus. Risiko ini berkaitan dengan derajat kontrol metabolik pada
trimester pertama.
Defisiensi progesteron, karena kurangnya sekresi hormon progesteron tersebut dari korpus
luteum atau placenta, mempunyai kaitan dengan insiden abortus.Karena progesteron berfungsi
mempertahankan desidua, defisiensi hormon tersebut secara teoritis akan mengganggu nutrisi
4) Nutrisi
Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa defisiensi salah satu zat gizi merupakan
penyebababortus.Mual dan muntah yang timbul agak sering pada awal kehamilan, dan semua
Berbagai zat dilaporkan berperan, tetapi belum dapat dipastikan sebagai penyebab
meningkatnya insidensi abortus seperti : tembakau, alkohol, kafein, sinar radiasi, dll.
6) Faktor imunologis
Ada dua mekanisme utama pada abnormalitas imunologis yang berhubungan
dengan abortus,yaitu :mekanisme autoimun (imunitas terhadap tubuh sendiri) dan mekanisme
Baik umur sperma atau ovum dapat mempengaruhi angka insiden abortus spontan.Garnet
yang bertambah tua dalam traktus genitalis wanita sebelum fertilisasi, dapat meningkatkan
8) Trauma fisik
c. Faktor Paternal
Hanya sedikit yang diketahui tentang peranan faktor paternal dalam proses
timbulnya abortusspontan. Translokasi kromosom dalam sperma dapat menimbulkan zigot yang
mendapat bahan kromosom terlalu sedikit atau terlalu banyak, sehingga terjadi abortus.
3. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis diikuti nekrosis jaringan sekitar yang
dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, viii korialis belum menembus desidua secara dalam,
penembusan sudah Iebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan
banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan lebih dahulu
daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk seperti kantong
kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir
a. Perdarahan vagina: merah terang (segar), atau coklat gelap dan dapat terjadi terus menerus
b. Nyeri kram ringan yang mirip dengan menstruasi atau nyeri pinggang bawah (Kusmiyati, 2009).
c. Pemeriksaan ultrasuara yang menunjukkan cincin gestasi terbentuk baik dengan gema dari
embrio yang menunjukkan bahwa kehamilan paling mungkin dianggap sehat (Cunningham,
2005).
e. Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum lemah, wajah pucat, berkeringat banyak,
f. Pada Pemeriksaan dalam ditemukan flukus ada (sedikit), ostium uteri tertutup (Kusmiyati, 2009).
5. Diagnosa
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan
4) Uterus lunak
c. Pemeriksaan penunjang
1) Buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin
2) Meragukan
6. Penatalaksanaan
1) Tirah baring untuk meningkatkan aliran darah ke rahim dan mengurangi rangsangan mekanis,
2) Istirahatkan panggul (tidak berhubungan seksual, tidak melakukan irigasi atau memasukkan
a) Perdarahan meningkat
vaginitis dan servisitis; observasi pembukaan serviks, tonjolan kantong ketuban, bekuan darah
3) Pemeriksaan bimanual: ukuran uterus, dilatasi, nyeri tekan, effacement, serta kondisi ketuban.
kelangsungan hidup janin, tanggal kelahiran, dan jika mungkin untuk menenangkan wanita.
d. Jika pemeriksaan fisik dan ultrasonografi negatif, tenangkan ibu, kaji ulang gejala bahaya dan
e. Konsultasikan ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat, atau hasil pemeriksaan
Terapi yang di berikan menurut Masjoer (2001) adalah sedativa ringan seperti Phenobarbital
3x30 mg dan menurut Manuaba (2007) diberikan terapi hormonal yaitu progesteron, misalnya
7. Komplikasi
a. Perdarahan (hemorrhage)
b. Perforasi: sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga yang tidak
d. Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh: perdarahan yang banyak dan infeksi atau sepsis.
DAFTAR PUSTAKA
Army dan K. Suheimi. 2006. Dasar- dasar Ilmu Kebidanan. Andalas University Press
Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
Manuaba. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk
Profesi Bidan. Jakarta : EGC