LAPORAN PL Angga 2017
LAPORAN PL Angga 2017
Oleh :
Angga Maulana
F34130109
Bogor,
Disetujui, Pembimbing Akademik
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan Praktik Lapangan yang
berjudul Mempelajari Produksi Bersih Pembuatan Gula di PT Madubaru PG
Madukismo - Yogyakarta.
Penyusunan laporan Praktik Lapangan ini, tidak akan berhasil tanpa bantuan
dari semua pihak. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Dr Ir Andes Ismayana, MT selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan
dan pengarahannya dalam menyelesaikan laporan Praktik Lapangan.
2. Arif Darmawan, STP MSi dan Dr Ir Endang Warsiki, MT selaku dosen panitia
Praktik Lapangan Departemen Teknologi Industri Pertanian.
3. Dr Ir Wayan Astika, MSi selaku koordinator dan panitia pelaksana Praktik
Lapangan Fateta yang memberikan pembekalan.
4. Mujtahid, ST selaku Asisten Pengolahan PPKS PTPN VII Unit Usaha Bekri
dan pembimbing Praktik Lapangan.
6. Keluarga besar PTPN VII Unit Usaha Bekri; Pak Adi Purnomo, Pak Kus, Pak
Iskandar, Pak Jurahman, Pak Yayan, Pak Arif dan Bu Dewi serta segenap
karyawan PTPN VII Unit Usaha Bekri yang telah membantu selama kegiatan
Praktik Lapangan.
Penulis menyadari laporan ini masih memerlukan saran dan kritik yang
membangun dalam penyempurnaannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian serta pembaca lainnya.
Pratiwi Wulandari
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Tempat dan Waktu Pelaksanaan 2
Metodologi 2
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 4
PROSES PRODUKSI 8
Proses Produksi Crude Palm Oil (CPO) 8
Proses Produksi Palm Kernel Oil (PKO) 22
Pengolahan Limbah 23
PRODUKSI BERSIH PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT 24
Penerapan Produksi Bersih 24
Kendala Penerapan Produksi Bersih 27
PENUTUP 30
Simpulan 30
Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 31
LAMPIRAN 32
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Tujuan pelaksanaan program Praktik Lapangan mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor adalah sebagai berikut.
1. Tujuan Instruksional
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa melalui
latihan kerja dan aplikasi ilmu yang telah diperoleh sesuai dengan bidang
keahliannya.
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi,
merumuskan, dan memecahkan permasalahan sesuai dengan bidang keahliannya
di lapangan secara sistematis dan interdisiplin.
2. Tujuan Institusional
Memperkenalkan dan mendekatkan IPB, khususnya Fakultas Teknologi Pertanian IPB
dengan masyarakat, dan mendapatkan masukan bagi penyusunan kurikulum dan
peningkatan kualitas pendidikan yang sesuai dengan kemajuan Iptek dan kebutuhan
masyarakat pengguna. Selain itu juga dimaksudkan agar mempererat hubungan kerjasama
antara Fakultas Teknologi Pertanian IPB dan PT Madu Baru PG Madukismo -
Yogyakarta.
3. Tujuan Khusus
a. Memahami produksi bersih pembuatan guladi PT Madu Baru PG
Madukismo - Yogyakarta.
b. Menganalisis permasalahan dalam produksi bersih pembuatan guladi PT
Madu Baru PG Madukismo - Yogyakartaserta mampu menghasilkan rekomendasi
pemecahan masalah di lapangan berdasarkan ilmu yang dipelajari.
c. Memperoleh pengalaman bekerja dan melatih keterampilan profesional
mahasiswa di lapangan, serta melatih kemampuan beradaptasi dengan lingkungan
kerja di suatu wilayah industri.
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan Kegiatan
Metode yang digunakan dalam Praktik Lapangan ini adalah sebagai berikut.
1. Observasi
8 8
Observasi dilakukan dengan mengamati dan berpartisispasi aktif secara langsung pada
kegiatan Praktik Lapangan sesuai dengan instruksi pembimbing lapangan.
2. Wawancara dan diskusi
Wawancara dilakukan untuk mengumpulan informasi tambahan dan data serta
mengklarifikasi masalah mengenai produksi bersih yang terjadi di lapangan. Wawancara
dilakukan langsung kepada pihak yang berkepentingan terkait pembuatan guladi PT
Madu Baru PG Madukismo - Yogyakarta.
3. Latihan kerja
Latihan kerja dilakukan untuk memperoleh pengalaman di dunia kerja dan mempelajari
kesesuaian antara teori dengan latihan kerja di lapangan. Hal yang dipelajari secara
khusus yaitu mengenai produksi bersih pada proses pengolahan dan produk.
4. Pengumpulan data dan analisis
Analisis dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif untuk memecahkan masalah mengenai
produksi bersih dan untuk membandingkan teori dengan aplikasi pembuatan guladi PT
Madu Baru PG Madukismo - Yogyakarta.
5. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi dan literatur yang berkaitan dengan
kegiatan yang dilakukan, baik berasal dari studi pustaka maupun data dan informasi yang
diperoleh dari pihak terkait.
Unit Usaha Bekri terletak di desa Sinar Banten kecamatan Bekri, Lampung
Tengah, berjarak kurang lebih 62 Km dari kota Bandar Lampung. Umumnya
merupakan dataran dengan kemiringan rata-rata 5 meter terletak pada ketinggian
48 62 meter diatas permukaan laut dengan iklim B, curah hujan rata-rata 2000
2500 mm, hari hujan 100 150 HH. Jenis tanah latosal aluvial dan padsolik merah
kuning. Batas-batas wilayah Unit Usaha Bekri adalah sebagai berikut.
Utara : Kec. Padang Ratu, Gunung Sugih
Selatan : Kec. Bangun Rejo, Natar
Timur : Kec. Gunung Sugih
Barat : Kec. Padang Ratu, Bangun Rejo
Unit Usaha Bekri berada di tengah-tengah perkampungan umum sehingga
dalam menjalankan operasional manajemen berdampingan dengan aparat desa dan
masyarakat secara langsung. Untuk menjalin dan membina hubungan yang baik
dengan pihak-pihak yang terkait, maka Unit Bekri turut serta dalam kegiatan yang
ada di lingkungan, antara lain kegiatan keagamaan, kegiatan sosial, dan kerjasama
dengan aparat keamanan dan pemerintah daerah.
Lokasi Unit Usaha Bekri yang relatif dekat dengan pusat kota Bandar
Lampung memudahkan aksesibilitas informasi dan mobilitas masyarakat. Sarana
Transportasi yang tersedia tidak hanya dengan kendaraan bermotor tetapi dengan
adanya stasiun kereta api, maka dapat memberikan alternatif bagi masyarakat Bekri.
Demikian juga jaringan listrik, telepon, dan internet dapat diakses dengan baik.
9 9
Perkebunan Bekri pertama kali dibuka oleh bangsa Belanda dengan nama
Landbow Maatschappy Bekri Gevestigde ke Gravenhage yaitu pada tahun 1916,
yang selanjutnya diberi nama INTERNATIO I. Tahun 1923 perkebunan ini
mendirikan pabrik dengan sistem hand press. Tahun 1942 - 1945, perusahaan ini
dimiliki oleh bangsa Jepang, adapun peralihan perusahaan dari bangsa Belanda
kebangsa Jepang adalah akibat kalah perang bangsa Belanda terhadap bangsa
Jepang. Tahun 1945 1948, perusahaan ini diambil alih oleh bangsa Indonesia
setelah bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus
1945. Tahun 1948 1958, bangsa Belanda kembali ke Indonesia dan langsung
mengambil alih perusahaan dari bangsa Indonesia saat itu dan perusahaan diberi
nama INTERNATIO II. Tahun 1958 - 1961, perusahaan dinasionalisasikan dari
Belanda ke Indonesia dan selanjutnya perusahaan ini menjadi PPN KARET IX,
yang selanjutnya kantor direksi berkedudukan di Tanjung Karang, Lampung. Tahun
1961 - 1964, PPN KARET IX direkstrukturisasi kembali menjadi PPN
SUMATERA II. Tahun 1964 1968, perusahaan ini diadakan penggolongan
menurut jenis tanaman yang dikelola atau dibudidayakan dengan sebutan PPN
ANEKA TANAMAN III (Antan III) sedangkan kantor direksinya berkedudukan di
Medan Sumatera Utara. Tahun 1968 - 1980, perusahaan ini diadakan kembali
penggabungan berdasarkan wilayah, dan perkebunan ini diganti nama PNP kantor
direksinya berkedudukan di Tanjung Karang. Tanggal 01 Juni 1980 PNP X
10 10
Tabel 2 Produksi lapangan Tandan Buah Segar (TBS) Unit Usaha Bekri
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Luas 3.695 4.259 3.974 3.974 3.571 3.371 3.652 3.251 3.251
Produksi 60.140 71.369 64.937 91.084 50.109 61.146 61.396 61.146 6.501
TBS
(Ton)
Sampai dengan Juli 2016, Unit Usaha Bekri membawahi 619 orang pekerja,
dengan komposisi pada Tabel 3. Proses pengolahan dibagi menjadi 2 shift, pada
kondisi normal shift I masuk pukul 07.00 s/d 15.00 WIB dan shift II masuk pada
pukul 15.00 s/d 23.00 WIB, pada kondisi panen puncak shift I masuk pukul 07.00
s/d 19.00 WIB dan shift II masuk pukul 19.00 s/d 07.00 WIB.
11 11
Kapasitas Pabrik
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) kapasitas 40 Ton TBS per jam,
sedangkan Pabrik Pengolahan Inti Sawit (PPIS) kapasitas 50 Ton inti sawit per hari.
Bahan baku inti sawit diperoleh dari PPKS Bekri dan PPKS Resa. Pada Unit Usaha
Bekri terdapat juga pabrik kompos dengan kapasitas terpasang 8 Ton per jam.
Bahan baku olah yang digunakan di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS)
maupun Pabrik Pengolahan Inti Sawit (PPIS) berasal dari kebun milik Unit Usaha
Bekri dan sumber lainnya yaitu kebun seinduk, kemitraan dengan masyarakat, dan
KSO (Kerja Sama Olah) dengan masyarakat.
Jumlah TBS yang diolah per tahun di Unit Usaha Bekri berfluktuatif
berbanding lurus dengan produktifitas panen di kebun. Rendemen CPO yang
12 12
Tabel 6 Produksi PPKS Unit Usaha Bekri tahun 2008 sampai dengan Juli 2016
Tahun TBS Diolah Produksi Rendemen (%)
(Ton) CPO (Ton) Kernel (Ton) CPO Kernel
2008 130.918 28.086 5.453 21,45 4,17
2009 148.142 31.685 6.742 21,39 4,55
2010 128.234 27.043 5.525 21,09 4,31
2011 161.191 35.169 6.480 21,82 4,02
2012 127.798 27.172 56.94 21,26 4,46
2013 81.612 18.392 3.503 22,54 4,29
2014 120.233 44.801 8.863 19,65 4,21
Tabel 7 Produksi PPIS Unit Usaha Bekri tahun 2008 sampai dengan Juli 2016
Tahun Inti Diolah Produksi (ton) Rendemen (%)
(ton) MIS BIS MIS BIS
2008 7.628 3.037 4.143 39,81 54,31
2009 12.757 4.904 7.121 38,44 55,82
2010 10.729 4.130 5.925 38,49 55,22
2011 11.963 4.776 6.500 39,92 54,33
2012 10.685 3.969 5.995 37,15 56,10
2013 9.959 3.694 5.169 37,09 51,90
2014 13.458 4.758 6.645 35,35 49,37
2015 13.748 4.415 8.456 32,11 61,50
2016 1.109 366 697 33,02 62,78
*MIS : minyak inti sawit
BIS : bungkil inti sawit
13 13
PROSES PRODUKSI
a. Penimbangan
Timbangan yang dipakai oleh PTPN VII (Persero) Unit Usaha Bekri adalah
jembatan timbang digital yang dilengkapi dengan alat weight bridge indicator.
Fungsi timbangan yaitu untuk mengetahui berat TBS (Tandan Buah Segar)
yang masuk, bungkil inti sawit, tandan kosong hasil tresher, tandan kosong
hasil pencacahan sebagai bahan baku kompos, dan mengetahui berat hasil
produksi CPO dan PKO. Prinsip penimbangan TBS yaitu menghitung netto,
netto adalah hasil pengurangan brutto dengan tarra. Brutto yaitu berat masuk
kendaraan yang menggangkut TBS, sedangkan tarra yaitu berat keluar
kendaraan kosong setelah membongkar muatan TBS.
f. Stasiun Press
Digester (Pelumatan)
Digester merupakan tabung silinder yang didalamnya terdapat pisau
pengaduk berbentuk spiral. Pisau tersebut berfungsi untuk melumatkan
mesocarp buah namun tidak menghancurkan nuts dan memisahkan mesocarp
dengan nuts. Proses pelumatan membutuhkan waktu selama 30 menit dengan
kecepatan pengadukan 23 rpm, suhu 95-100C dan penginjeksian steam dengan
tekanan 1,5 kg/cm. Digester memiliki kapasitas sebesar 17 ton/jam.
Fungsi digester antara lain yaitu melumatkan daging buah agar proses press
lebih efisien; melepaskan mesocarp dari nuts; mengalirkan sebagian minyak
yang keluar pada proses pelumatan untuk mengurangi volume pengepresan; dan
menghindari terjadinya emulsi.
16 16
Gambar 6 Digester
Screw press
Buah yang telah mengalami proses pelumatan pada digester akan masuk ke
screw press yang berada ada bagian bawah digester. Tujuan pengepressan yaitu
untuk mendapatkan minyak sebanyak mungkin tanpa menghancurkan nuts.
Jumlah minyak yang tertinggal pada serabut maks 8% dan jumlah biji pecah
maksimal 10%. Screw press merupakan alat pengepresan yang terdiri dari dua
buah silinder press dan sebuah selubung baja atau press cage yang didalamnya
terdapat screw dan sliding cone yang memiliki dinding berlubang-lubang
diseluruh permukaannnya. Mekanisme pemisahan minyak terjadi akibat
putaran screw yang mendesak bahan, dan dari arah berlawanan tertahan oleh
sliding cone. Minyak dari bahan akan keluar dari melalui lubang-lubang pada
press cage, sedangkan ampasnya akan keluar melalui celah press cage dan
sliding cone. Tekanan press diatur oleh dua buah cone yang berada pada ujung
pengempa yang dapat digerakan maju mundur secara hidrolik. Tekanan hidrolik
cone yaitu 38-40 kg/cm dan menggunakan penambahan steam dengan suhu 90-
95C yang berfungsi mengoptimalkan minyak yang dihasilkan saat preesing
dan menjaga agar lubang pada prees cage tidak tersumbat. Kapasitas press yaitu
15-18 ton/jam. Pengepresssan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50%
minyak, 42% air, dan 8% kotoran.
Depericarper
Depericarper adalah separating column yang berfungsi untuk memisahkan
serabut dan biji berdasarkan berat jenisnya dengan metoda hisapan udara. Alat
ini dilengkapi dengan polishing drum dan blower fiber transport fan yang
digerakkan dengan electromotor dan dilengkapi dengan air lock. Serabut dan
biji dari CBC masuk ke separating column yang hampa udara, disini terjadi
proses pemisahan biji dan serabut. Serabut terhisap kedalam fibre cylone yang
disebabkan hisapan blower fiber cylone fan dan ditampung pada suatu hopper
kemudian melalui air lock fiber cylone dimasukkan ke boiler sebagai bahan
bakar. Biji akan jatuh kebawah masuk dalam polishing drum, serabut yang
masih menempel pada biji akan dibersihkan oleh adanya kisi pada dinding
polishing drum.
Gambar 25 Depericarper
Polishing Drum
Polishing drum adalah alat untuk menghilangkan bagian luar biji yang
berupa silinder mendatar dengan kecepatan 50 rpm. Fungsi alat ini yaitu
memisahkan biji dari sisa-sisa serabut yang terikut pada biji agar tidak
meyulitkan pada proses pemecahan cangkang di ripple mill, memisahkan biji
yang berukuran normal dengan biji yang tidak berukuran normal dn kotoran.
Serabut yang terpisah di polishing drum akan terhisap kembali ke fiber cylone.
Gambar 29 LTDS
Claybath
Inti yang masih bercampur dengan cangkang yang belum terpisah di LTDS
akan masuk ke claybath dengan proses pemisahan basah. Claybath adalah alat
untuk memisahkan inti dengan menggunakan CaCO3 dan air sebagai media
pemisahan dengan perbedaan berat jenis. Prinsip kerja claybath adalah dengan
meningatkan berat jenis cairan dengan CaCO3 sehingga inti dan cangkang akan
terpisah. Inti akan terapung dan dialirkan ke tempat pencucian melalui conveyor
lalu melalui elevator dimasukkan ke kernel silo untuk dilakukan pengeringan.
Cangkang dibagian bawah claybath akan megendap kemudian akan dihisap
oleh blower dan ditampung di tempat penamungan cangkang.
Inti sawit dari kernel bangging bin yang telah siap diolah didistribusikan
menggunakan truk ke Pabrik Pengolahan Inti Sawit (PPKS). Inti sawit akan
ditimbun lagi di PPKS sampai jumlahnya mencukupi untuk proses produksi,.
Setelah jumlah inti mencukupi kapasitas untuk diproduksi, tahap awal yaitu
memasukkan inti sawit ke kernel conveyor. Kernel konveyor sebagai alat
mentransfer bahan baku inti sawit yang masuk ke kernel elevator. Kernel elevator
berfungsi untuk menaikkan bahan baku inti sawit ke top conveyor hopper inti.
Kernel top conveyor berfungsi untuk memasukkan inti ke Hopper penampungan.
Hopper inti berfungsi sebagai penampung inti bahan baku sementara belum diolah
dan sebagai alat taksasi produksi awal. Kemudian inti masuk ke Hopper press inti
yang berfungsi sebagai penampung inti bahan baku sementara sebelum dipress
(kempa). Press inti berfungsi mengempa inti sehingga didapat crude oil dan bungkil
inti. Bungkil hasil dari press inti ditampung di hopper press bungkil kemudian
dipress kembali di press bungkil. Pengepresan bungkil inti sawit dilakukan dua
tahap agar didapat rendemen PKO yang maksimal. Setelah didapat minyak hasil
press kemudian minyak dialirkan ke mesin filtrasi untuk menghilangkan kotoran-
kotoran bukan minyak agar minyak yang dihasilkan lebih bersih. Setelah didapat
PKO yang murni dan bersih selanjutnya dialirkan ke oil tank untuk menampung
minyak sementara sebelum dikirim ke stroge tank atau tangki penimbunan.
23 23
Pengolahan Limbah
Tabel 8 Limbah hasil pengolahan minyak kelapa sawit di Unit Usaha Bekri
Jenis Limbah Alternatif Pengelolaan
Limbah
Limbah Sludge feed dari cooling pond Bahan tambahan pada proses
cair komposting
Limbah cair dari kolam Land aplikasi
anaerob 4
Limbah Tandan kosong -langsung diaplikasikan sebagai
padat pupuk tanaman
-diolah menjadi kompos
Sludge endapan pada land Pupuk
aplikasi
Serabut press Bahan bakar boiler
Cangkang Bahan bakar boiler
Bungkil hasil press Dijual
pengolahan PKO
Udara Kebisingan -
Gas boiler Menggunakan dust collector untuk
selanjutnya diendapkan
B3 Oli, accu, filter oli, kain Disimpan sementara
majun, limbah medis,
kemasan terkontaminasi B3,
dan catrigde bekas pakai
2. Modifikasi Teknologi
Tujuan modifikasi proses dan peralatan yaitu untuk mengurangi limbah dan
emisi dan meningkatkan produktivitas. Modifikasi teknologi yang dilakukan
dipengolahan sawit Unit Usaha Bekri antara lain yaitu perubahan pada sistem
perebusan yang dilakukan ada tahun 2013 yaitu mengubah posisi 5 bejana
dengan 8 lori/bejana menjadi 4 bejana dengan 12 lori/bejana sehingga
meninggkatkan kapasitas perebusan menjadi 48 lori/perebusan. Penggunaan
loader untuk membantu proses penarikan lori saat proses pengisian bahan baku,
proses penarikan lori kebejana, dan proses penarikan lori ke hosting crane
apabila lori keluar dari rail track. Penggunakan 2 hopper di stasiun tresher
untuk mengefisienkan proses produksi. Perebusan menggunakan sistem triple
peak. Jumlah puncak dalam proses perebusan ditunjukkan dari jumlah
pembukaan atau penutupan steam inlet atau exhause valve selama perebusan
berlangsung yang diatur secara manual. Menurut Sitepu (2011), pembukaan
katup exhause valve yang dilakukan pada saat perebusan dilakukan secara tiba-
tiba dan cepat agar terjadi flash evaporation yang berguna untuk membuat buah
menjadi lemah dan minyak mudah diperas dari dalamnya. Perebusan yang
dilakukan dengan tekanan uap 2,8 kg/cm dan waktu 90 menit merupakan yang
paling optimal karena menghasilkan minyak dan inti yang memuaskan.
Kemudian dengan semakin banyaknya puncak yang diberikan pada saat
perebusan akan memberikan mechanical shock sehingga buah akan semakin
baik perebusannya.
3. On Site Recycling
On site recycling yaitu mengunakan kembali bahan-bahan yang terkandung
dalam limbah, baik digunakan kembali pada proses awal atau sebagai material
input dalam proses yang lain (Indrasti dan Fauzi 2009). On site recycling pada
proses pengolahan minyak sawit yaitu pemanfaatan tandan kosong menjadi
pupuk tanaman sawit di areal perkebunan, tandan kosong sebagai kompos,
serabut press dan cangkang sebagai bahan bakar boiler, limbah cair dari cooling
pond untuk penyiram kompos, limbah cair dari kolam anaerobik sebagai land
aplikasi, penjualan bungkil hasil press, dan pemanfaatan abu dust collector
yang digunakan sebagai pupuk.
Limbah padat dari pengolahan TBS menghasilkan 24% tandan kosong,
13,55 % serabut press (fiber), dan 8,77 % cangkang. Menurut Etikha (2015)
manfaat tandan kosong yaitu meningkatkan KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan
pH tanah, mengandung unsur hara N, P, K dan Mg, dapat berperan sebagai
mulsa dan meningkatkan aktivitas mikroba tanah. Menurut Djajakirana (2002),
tandan kosong merupakan sumber bahan organik yang banyak mengandung
unsur hara dengan 0,74-0,98% N; 0,06-0,07% P; 2,10-2,18% K; 0,16-0,40%
Ca; dan 0,13-0,15% Mg. Limbah tandan kosong di Unit Usaha Bekri
dimanfaatkan menjadi dua alternatif yaitu langsung diaplikasikan menjadi
pupuk dengan cara diletakkan di areal perkebunan dan diolah menjadi kompos
dengan proses komposting.
Pembuatan kompos di Unit Usaha Bekri yaitu tandan kosong dicacah
dengan mesin pencacah kemudian disusun atas dilantai semen menjadi
tumpukan memanjang, kemudian dibalik dengan mesin pembalik dan disiram
dengan air limbah dari cooling pond 4. Menurut Darnoko dan Sutarta (2006),
27 27
berondolan di lantai loading ramp, dan kebocoran pintu sterilizer. Lori yang sering
keluar rail track saat proses pemindahan buah dari loading ramp ke sterilizer
hingga stasiun hosting crane menyebabkan penambahan waktu operasi dan
menambah waktu penggunaan mesin loader sehingga meningkatkan biaya
produksi. Loader difungsikan untuk membantu menarik lori yang akan dimasukkan
ke sterilizer dan membenahi lori yang keluar rail track.
Brondolan yang tececer di lantai loading ramp saat proses produksi dapat
mengurangi jumlah rendemen minyak yang dihasilkan jika tidak dikutip. Proses
pemungutan brondolan dilakukan secara manual oleh pekerja sehingga menambah
waktu operasi. Buah yang jatuh dilantai loading ramp saat proses pemindahan TBS
dari loading ramp ke lori disebabkan tata letak atau desain mesin kurang tepat.
Kendala lain yang sering terjadi yaitu pada proses perebusan. Tekanan
perebusan sesuai SOP yaitu bekisar 2,8-3 kg/cm namun aplikasi penggunaan
tekanan saat perebusan yaitu berkisar 2-2,5 kg/cm. Hal ini terjadi karena apabila
tekanan dinaikan diatas 2,5 kg/cm sering terjadi kebocoran pada pintu perebusan
sehingga steam terbuang dan membutuhkan tambahan waktu untuk memperbaiki
kebocoran sehingga mengurangi efisiensi proses pengolahan CPO. Penggunaan
steam dibawah 2,8 kg/cm menyebabkan buah kurang lunak dan sulit membrondol
dari tandannya saat proses treshing. Buah yang tidak memberondol akan ikut
dengan tandan kosong ke pabrik kompos. Jumlah buah yang tidak membrondol
menyebabkan penurunan jumlah input ke stasiun press sehingga rendemen minyak
akan berkurang.
Kebisingan yang terjadi saat proses pengolahan CPO disebabkan suara
mesin-mesin yang beroperasi. Kebisingan tersebut dapat menyebabkan gangguan
kesehatan pada pekerja di pabrik seperti terganggunya indera pendengaran karena
keberisikan yang didengar secara kontinu. Kendala lain yang sering terjadi yaitu
tidak diterapkannya APD yang tepat oleh pekerja.
Kendala dalam proses pengelolaan limbah yaitu kapasitas pabrik kompos
masih belum memenuhi kebutuhan bahan baku. Kapasitas pabrik kompos yang
terpasang saat ini yaitu 8 ton/jam, sehingga pada aplikasinya sebagain tandan
kosong langsung didistribusikan ke areal kebun untuk dijadikan pupuk. Saat ini
masih dilakukan analisis ekonomi untuk membandingkan nilai tambah yang
dihasilkan dari pengolah tandan kosong menjadi kompos dibandingkan dengan
langsung dibuang ke areal pabrik yang kemudian akan membusuk yang secara
alami menjadi pupuk untuk tanaman.
Sumber air utama di Unit Usaha Bekri yaitu air danau. Air danau digunakan
untuk proses pengolahan CPO, PKO, dan boiler. Kendala yang terjadi yaitu danau
banyak ditumbuhi tanaman air dan terdapat kotoran sehingga dapat mengurangi
kedalaman. Untuk mengatasi hal tersebut upaya yang dilakukan selama ini yaitu
membersihkan danau secara manual oleh pekerja, namun hasilnya masih kurang
optimal.
Berdasarkan kendala diatas maka terdapat beberapa opsi produksi bersih yang
disarankan pada alternatif good house keeping dan modifikasi teknologi. Good
house keeping yang disarankan meliputi penerapan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) seperti ear plug atau era muff oleh pekerja untuk meminimalisir resiko
kebisingan dan pembersihan tanaman air dan kotoran di danau sebagai sumber air
produksi dengan alat mesin bantu agar lebih efisien untuk mencegah pendangkalan
danau. Modifikasi teknologi yang disarankan meliputi perbaikan bejana perebusan
29 29
agar dapat menampung tekanan hingga 3 kg/cm, perbaikan rail track dan
pembaruan lori agar tidak sering terjadi lori yang keluar rail track, pembaruan
desain loading ramp untuk meminimalisir tercecernya brondolan, penambahan
kapasitas pabrik kompos.
30 30
PENUTUP
Simpulan
PTPN VII Unit Usaha Bekri sudah menerapkan strategi produksi bersih
dalam proses produksi minyak kelapa sawit yaitu good house keeping, modifikasi
teknologi, dan on site recycling. Terdapat kendala-kendala dalam penerapan
produksi bersih yaitu lori yang sering keluar rail track, tercecernya berondolan di
lantai loading ramp, kebocoran pintu sterilizer, kurang diterapkannya pemakaian
alat pelindung diri oleh pekerja dan belum mencukupinya kapasitas pabrik kompos
dalam mengolah bahan baku.
Strategi yang disarankan yaitu penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti
ear plug atau ear muff untuk meminimalisir resiko kebisingan; pembersihan
tanaman air dan kotoran di danau dengan alat mesin bantu agar lebih efisien;
perbaikan bejana perebusan agar dapat menampung tekanan hingga 3 kg/cm;
perbaikan rail track dan pembaruan lori agar tidak sering terjadi lori yang keluar
rail track; pembaruan desain loading ramp untuk meminimalisir tercecernya
brondolan; dan penambahan kapasitas pabrik kompos.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Berkel RV. 2000. Overview of The Cleaner Production Concept and Relation with
Other Environmental Management Strategies. Curtin University of
Technology, Australia.
Darnoko, Sutarta AS. 2009. Pabrik Kompos di Pabrik Kelapa Sawit. Artikel.
Tabliod Sinar Tani
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas
Perkebunan di Indonesia 2011-2015. [Internet]. [Diunduh pada 3 Agustus
2016]. Tersedia pada http://www.pertanian.go.id/Indikator/tabel-3-prod-
lsareal-prodvitas-bun.pdf.
Djajakirana, G. 2002. Proses Pembuatan, Pemanfaatan dan Pemasaran Kompos
untuk Pertanian di Indonesia. Jakarta (ID) : Raja Grafindo Persada.
Etikha APW. 2015. Teknik Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit. [Internet].
[Diunduh pada 25 Oktober 2016]. Tersedia pada
http://babel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&vi
ew=article&id=359:teknik-pengomposan-tandan-kosong-kelapa-
sawit&catid=15:info-teknologi
Fauzi AM, Rahmawakhida A, Hidetoshi Y. 2008. Kajian Strategi Produksi Bersih
Di Industri Kecil Tapioka : Kasus Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor
Utara. Jurnal Teknik Industri Pertanian. 18 (2) : 60-65.
Indrasti NS, Fauzi AM. 2009. Produksi Bersih. Bogor (ID) : IPB Press.
UNEP. 2003. Resourse Efficient and Cleaner Production. [Diakses pada 11 Maret
2016]. Di dalam : http://www.unep.org/recp/
32 32
LAMPIRAN
33
42
34
Gambar 35 Alur Proses Pengolahan PKO Unit Usaha Bekri
Gambar 36 Layout Pabrik Minyak Kelapa Sawit Unit Usaha Bekri
35
44 36
36
Penguapan
13,65% Air Drab Asli
9.81 %
Penguapan
disilo inti
0.92 %
Crude Oil
33.97 %
Minyak sawit
TBS 100
MPD 24,16 %
%
62.34 %
Inti Mentah
6.04 %
Biji /Nutten
Inti
Press Cake Matang
14.82 %
28.37 % 5.12 %
Cangkang
8.77 %
Tandan Kosong
Serabut
24.01 %
Gambar 37 Diagram Material Balance Pengolahan
13,55 %CPO di Unit Usaha Bekri
37
2 7; 2
1,5
1
0,5
20; 0 100; 0
Inti Sawit
1. Kadar Asam Lemak Bebas Max.1,50
2. Kadar Air 7,00
3. Kadar Kotoran 6,00
4. Kadar Inti Pecah Max.10,00
5. Kadar Inti Berubah Warna Max.40,00
6. Kadar Inti Berjamur 0
Kehilangan Minyak dan Inti Sawit
1. Minyak Dalam Tandan Kosong DB Max.6,00
2. Minyak Dalam Tandan Kosong WB Max.3,50
3. Minyak Dalam Biji WB Max.1,00
4. Minyak Dalam Serabut DB Max.8,00
5. Minyak Dalam Serabut WB Max.5,00
6. Minyak Dalam Rebusan DB Max.6,00
7. Minyak Dalam Drab Sparator DB Max.14,00
8. Minyak Dalam Drab Sparator WB Max.0.70
9. Minyak Dalam Drab Akhir WB Max.0,60
10. Kate Kopen WB Max.6,00
11. Buah Dalam Janjangan Kosong WB Max.0,50
12. Inti Ikut Sparating Coloum I WB Max.2,50
13. Inti Ikut Sparating Coloum II WB Max.5,00
14. Inti ikut cangkang Clay bath WB Max.3,00
15. Inti Ikut Serabut WB Max.2,00
QPM/QPI dan Losses
1. Kehilangan Minyak Sawit thd TBS Max.1,65
2. Kehilangan Inti Sawit thd TBS Max.0,60
3. QPM Max.93,00
4. QPI Max.90,00
Tabel 11 Jumlah limbah cair Unit Usaha Bekri Januari Juni 2016
TBS Diolah Jumlah Limbah Jumlah Hari Jumlah Rata-rata
Bulan
(Ton) Cair (m3) Olah m3/hari olah
Januari 10.860 6.516 22 296
Februari 8.960 5.376 20 269
Maret 5.776 3.466 12 289
April 4.347 2.608 10 261
Mei 4.751 2.851 10 285
Juni 4.663 2.798 10 280
Jumlah 39.357 23.615 84 1.680
39 39
Tabel 12 Limbah tandan kosong hasil pengolahan minyak kelapa sawit Unit Usaha
Bekri Januari Juni 2016