Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau


lingkungan, karena alam dan lingkungan mengajari mereka banyak
hal. Kehidupan sebagai dinamika yang mengandung pergeseran
dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap
manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam dan
lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang merupakan
bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah segala-
galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang,
maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri.
Alam adalah guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat
mempelajari apa saja yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu
lingkungan merupakan laboratorium alam yang sangat baik dan
lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan
memanfaatkannya.

Semakin hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus


mengenal lingkungannya, apalagi perkembangan IPTEK yang begitu
pesat, pola penduduk dunia yang berubah, begitu pula
berkembangnya kekuatan manusia yang mengubah lingkungan.
Dengan merenungkan munculnya masalah-masalah pembangunan
yang mengabaikan prinsip-prinsip ekologi yang mendapatkan
keuntungan jangka pendek guna memenuhi kebutuhan manusia itu
sendiri yang semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan
peranan ekologi semakin menonjol.

1.2. Rumusan Masalah


A. Apa itu kemotrapi ?
B. Apa itu antibiotik ?
C. Bagaimana kapasitas pendukung lingkungan?

EKOLOGI 1
D. Bagaimana pengendalian menggunakan agen biologi pada
penyakit hewan ternak dan tanaman?

1.3. Tujuan

A. Untuk mengetahui kemotrapi.


B. Untuk mengetahui Antibiotik.
C. Untuk mengetahui kapasitas pendukung lingkungan.
D. Untuk mengetahui pengendalian menggunakan agen biologi
pada penyakit hewan ternak dan tanaman.

1.4. Manfaat
A. Manfaat teoritis, Untuk mengembangkan pengetahuan tentang
ekologi.
B. Memberikan pengertian kepada masyarakat umum tentang
pentingnya menjaga semua jenis-jenis ekologi demi mencapai
kehidupan yang lebih baik.
C. Dapat dijadikan sebagai acuan kepada pembaca untuk
membuat makalah-makalah selanjutnya.

EKOLOGI 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kemoterapi
2.1.1. PengertianKemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan yang menggunakan obat


keras (beracun/kimia) untuk merusak atau membunuh sel-sel
yang tumbuh dengan cepat. Kemoterapi digunakan untuk
mengobati penyakit kanker. Tujuannya adalah untuk
mengurangi jumlah sel-sel kanker atau mengurangi ukuran
tumor.

Berbagai jenis obat kemoterapi dapat digunakan secara


tunggal atau dikombinasikan bersama obat lain seperti
antibiotik untuk mengatasi infeksi yang mungkin terjadi. Sisi
buruknya, terdapat banyak efek samping di dalam kemoterapi,
mulai dari yang ringan hingga berat.

2.1.2. Cara Kerja Obat Kemoterapi

Tubuh kita memproduksi sel baru untuk menggantikan sel-sel


yang sudah mati atau rusak. Proses ini dilakukan secara teratur
dan seimbang. Sedangkan sel-sel kanker tidak memiliki
keteraturan, proses reproduksi (pembelahan dan pertumbuhan)
sel kanker diluar kendali, akan semakin banyak sel kanker yang
diproduksi dan selanjutnya menempati lebih banyak tempat dan
ruang, sampai akhirnya mendorong keluar ruang yang
ditempati oleh sel-sel tubuh normal. Disinilah diperlukan
kemoterapi, obat kemoterapi akan mengganggu kemampuan
sel kanker untuk membelah dan berkembang biak.

2.1.3. Efek Samping Kemoterapi

Berbagai jenis obat kemoterapi tidak hanya akan merusak


atau membunuh sel-sel kanker, tetapi juga dapat merusak

EKOLOGI 3
sebagian sel-sel normal dalam tubuh. Hal ini akan
menimbulkan efek samping bervariasi. Beberapa efek
samping yang sering terjadi dalam kemoterapi antara lain:
- Mual dan/atau muntah
- Diare atau sembelit
- Kehilangan nafsu makan
- Rambut rontok
- Jumlah sel darah merah rendah atau anemia
- Sistem kekebalan tubuh melemah dan meningkatnya
kerentanan terhadap infeksi
- Rasa lemah
- Mudah memar dan/atau perdarahan
- Sariawan
- Mati rasa dan kesemutan di tangan dan/atau kaki, atau
kelemahan akibat kerusakan saraf
- Kerusakan ginjal
- Kerusakan otot jantung
- Infertilitas (tingkat kesuburan menurun)
- Periode menstruasi terhenti

2.1.4. Prosedur Kemoterapi

Obat kemoterapi dapat diterapkan ke dalam aliran darah


untuk menyerang sel-sel kanker di seluruh tubuh, atau dapat
juga diterapkan langsung ke tempat kanker berada. Dokter
akan menentukan pilihan obat kemoterapi terbaik untuk
mengobati kanker. Obat kemoterapi dapat diberikan dalam
beberapa cara, yaitu:
- Per oral (dari mulut)
- Dengan injeksi (suntikan) ke dalam otot (intramuskular)
atau vena (intravena)
- Dengan tabung kateter yang menuju ke kandung kemih,
perut, rongga dada, otak, sumsum tulang belakang atau
hati
- Penerapan/aplikasi langsung di kulit
- Namun sebelum prosedur kemoterapi, dokter biasanya
akan memerintahkan pasien untuk mengonsumsi obat-
obatan seperti di bawah ini:
- Steroid
- Obat alergi
- Obat anti mual
- Obat penenang
- Antibiotik

EKOLOGI 4
2.1.5. Lama Kemoterapi

Dalam sebagian besar kasus kanker, untuk memperoleh hasil


terbaik maka kemoterapi dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
Rencana pengobatan akan dibuat oleh dokter, yang mana akan
menentukan kapan kemoterapi akan dimulai dan untuk berapa
lama.
Kemoterapi bisa saja hanya dilakukan dalam satu hari, atau
dapat juga berlangsung selama beberapa minggu. Hal ini
tergantung pada jenis dan stadium kanker. Jika pasien
membutuhkan lebih dari satu pengobatan, maka akan ada masa
jeda/istirahat agar tubuhnya pulih kembali. Misalnya kemoterapi
satu hari diikuti dengan waktu istirahat satu minggu, diikuti
dengan pengobatan di satu hari lain yang diikuti masa istirahat
tiga minggu, dan lain-lain. Hal ini dapat dilakukan berulang kali.
(Efransyah : 2013).

2.2. Antibiotik

Antibiotik adalah bahan organik yang berasal dari mikrobia


yang merupakan racun dan dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lain. Nilainya yang tinggi dalam pengobatan
penyakit menular terutama pada daya racun yang selektif, yang
ditunjukkan kepada penyebab penyakit, tetapi tidak kepada inang
yang terkena infeksi. Telah dibuktikan sekarang bahwa banyak
golongan antibiotik memperlihatkan daya racunnya yang selektif
karena kenyataannya sasarannya adalah struktur (fungsi) yang
khusus baik sel prokariotik atau eukariotik (Pelzcar & Reid, 1958).

Antibiotik adalah semua senyawa kimia yang dihasilkan oleh


organisme hidup atau yang diperoleh melalui sintesis yang memiliki
indeks kemoterapi tinggi, dan manifestasi aktivitasnya terjadi pada
dosis yang sangat rendah. Serta secara spesifik melalui inhibisi
proses vital tertentu pada virus, mikroorganisme, atau berbagai
organisme bersel majemuk. Dari segi daya kerjanya, antibiotik dapat

EKOLOGI 5
dibedakan dalam kelompok antibiotik bakteriostatik dan antibiotik
bakterisidik. Kelompok yang pertama menghambat pertumbuhan
dan perkembangan bakteri. Sedang kelompok yang kedua bekerja
mematikan bakteri tersebut (Wattimena et al, 1991).

Pada umumnya antibiotik mengeluarkan efek bakteriosida


pada organisme yang rentan dengan menghambat sintesis dinding
sel, merusak membran sitoplasma, menghambat biosintesis protein
dan menghambat sintesis asam nukleat. Penicillin merupakan
antibiotik yang diproduksi oleh Penicillium notatum. Penicillin
memiliki keunggulan yang sangat menonjol dalam mengeluarkan
tindakan mematikan pada organisme yang rentan dengan
menghambat sintesis peptidoglikan dinding sel mikroorganisme
sehingga dinding sel bakteri yang terbentuk akan melemah yang
akhirnya dapat mematikan bakteri tersebut (Volk & Wheeler, 1984).

Antibiotik bekerja dengan cara menghambat biosintesis


dinding sel bakteri, dan juga bersifat bakterisidik (pada penicillin dan
derivatnya). Oleh karena sintesis dinding sel terganggu, bakteri
tersebut tidak mampu mengatasi perbedaan tekanan osmosa di luar
dan di dalam sel, sehingga mengakibatkan kehancuran bakteri
tersebut. Sedangkan antibiotik yang bekerja menghambat sintesis
protein bersifat bakteriostatik, karena dengan penghambatan
sintesis protein, bakteri akan kekurangan protein yang
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan. Antibiotik yang
termasuk kelompok bakteriostastik adalah tetrasiklin, eritromisin,
linkomisin dan rifampisin. Sifat bakterisidik dan bakteriostatik dapat
diamati pada kejernihan daerah hambatan di sekeliling media agar
yang diinokulasi dengan bakteri tertentu dan diinkubasi selama 24
jam, yang kemudian dilanjutkan sampai 48 jam. Bila daerah
hambatan yang terjadi tetap bening sampai 48 jam, menunjukkan
bahwa antibiotik yang digunakan adalah bakterisidik (Wattimena et
al, 1991).

EKOLOGI 6
Antibiotika diproduksi melalui alur sintesis khusus, yang
digolongkan sebagai metabolisme sekunder. Antibiotika pertama kali
ditemukan secara kebetulan karena membentuk cincin hambatan. Di
atas cawan agar biak yang ditumbuhi secara padat dengan kuman
uji (bakteri indikator) nampak tidak terjadi pertumbuhan di sekeliling
koloni fungi atau streptomiset, antibiotika berdifusi keluar dari koloni
ke dalam agar dan mengakibatkan pembentukan cincin-cincin
hambatan di dalam lapangan pertumbuhan bakteri yang padat.
Sebagai kuman uji digunakan mikroorganisme yang representatif. Uji
kualitatif dan pembuatan antibiotika sudah terpenuhi dengan
menumbuhkannya di pusat lempengan agar biak dan masing-
masing bakteri indikator dioleskan secara radial. Sesudah inkubasi
dapat dibuat pertanyaan mengenai spektrum pengaruh antibiotik,
dengan menilai besarnya hambatan pertumbuhan dari masing-
masing bakteri indikator (Schlegel & Schmidt, 1994).

Terjadinya resistensi atau kekebalan dapat disebabkan oleh


kemampuan organisme untuk merusak antibiotika, oleh mutasi yang
memungkinkan organisme untuk menghambat langkah-langkah
antibiotika, atau oleh mutasi yang menyebabkan sel menjadi tak
dapat dilewati oleh antibiotika. Seperti terjadinya sekresi enzim
penisilinase (juga disebut b-laktamase). Enzim ini merusak penisilin
dengan hidrolisis satu ikatan molekul dan, walaupun organisme itu
mungkin peka terhadap penisilin, penisilin dibuat tidak aktif sebelum
antibiotika ini dapat mengeluarkan efek bakterisidanya (Volk &
Wheeler, 1984).

Beberapa jenis mikroorganisme memiliki sifat yang


menguntungkan dan dapat dipergunakan untuk melayani manusia.
Sedikit saja orang yang menyadari akan peranan organisme dalam
kehidupan sehari-hari. Antibiotik seperti penisilin adalah substansi
yang dipergunakan untuk membunuh mikroorganisme patogen
dalam tubuh. Beberapa diantaranya dihasilkan oleh aktivitas

EKOLOGI 7
mikroorganisme. Sebagai contoh : penicillin diperoleh dari jamur
yang disebut Penicillium (Gaman & Sherington, 1994).

Penicillin banyak tersebar di alam secara alami dan penting


dalam mikrobiologi pangan. Kapang ini sering menyebabkan
kerusakan pada sayuran, buah-buahan dan serealia. Penicillium
juga digunakan dalam industri untuk memproduksi antibiotik.
Kebanyakan spesies yang ditemukan pada makanan, penisillinnya
berbentuk kompleks dan tidak simetris. Ciri-ciri spesifik penicillium
adalah:

a. Berhifa septat, miselium bercabang, biasanya tidak berwarna.

b. Konidiofora septat dan muncul di atas permukaan, berasal dari


hifa di bawah permukaan, bercabang atau tidak bercabang.

c. Konidia pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian


berubah menjadi kebiruan atau kecoklatan (Fardiaz, 1992).

Penemuan penisillin terjadi karena suatu ketidaksengajaan


yang menguntungkan, dimana cawan biakan S.
aureus terkontaminasi oleh jamur, yang kemudian diidentifikasi
sebagaiP. notatum. Daerah bening sekeliling koloni jamur
menunjukkan bahwa jamur memproduksi suatu senyawa yang
mematikan bakteri atau tidak mengijinkannya tumbuh. Diketahui
sekarang senyawa itu adalah antibiotika penisillin, tetapi sekarang
penisillin mengacu bukan saja satu produk, tetapi sekelompok
substansi yang sangat mirip. Penicillin bekerja mematikan terhadap
jenis bakteri gram positif (E. coli), dan juga beberapa sel-sel gram
negatif. Berlawanan dengan banyak antibiotika yang digunakan kini,
semua penisillin mempunyai keunggulan yang menonjol yaitu
sifatnya yang mematikan bakteri (bakterisida) pada organisme yang
rentan (Volk & Wheeler, 1984).

EKOLOGI 8
Semua jenis antibiotik Penisilin memiliki keunggulan yaitu
dalam mematikan (bakterisida) pada organisme rentan. Untuk
mengetahui bagaimana Penisilin mengeluarkan efek bakterisida
perlu diketahui mekanisme sintesis peptidoglikan dinding sel, karena
senyawa ini bekerja berdasarkan kemampuannya untuk
menghambat sintesis dinding sel bakteri. Apapun yang mengganggu
sintesis peptidoglikan akan melemahkan dinding dan menyebabkan
membran sel menekan dan menghamburkan isi sel, sehingga sel
mati (Volk & Wheeler, 1984).

Antibiotika atau agen kemoterapentik seperti Amoxilin


menghambat S. aureus dan semua organisme lain. Amoxilin telah
mengatasi masalah spektrum kegiatan produk jamur normal yang
terbatas. Amoxilin mempunyai sifat bakterisida yang normal seperti
Penisilin tetapi disebut antibiotika berspektrum luas karena penisilin
ini efektif terhadap banyak bakteri baik gram negatif maupun gram
positif (Volk & Wheeler, 1984). Amoxilin bersifat bakterisida,
mekanisme kerjanya adalah dengan mencegah pembentukan ikatan
silang pada pembentukan peptidoglikan yang merupakan senyawa
penyusun dinding sel. Aktivitas spektrumnya untuk bakteri gram
positif, bakterisidal dan bersifat toksik (Boyd, 1984).

Amoksisilin diperoleh dengan cara mengasilasi asam 6-


aminopenisilinat dengan D-(-)-2-(p-hidroksifenil)glisin. Amoksisilin
berupa bubuk, putih, berasa pahit, serta tidak stabil pada
kelembaban tinggi dan suhu diatas 37 8C. Kelarutannya dalam air 1
g / 370 ml dan di dalam alkohol 1 g / 2000ml. Amoksisilin mempunyai
spektrum antimikroba yang identik dengan amphicillin, kecuali
bahwa amoksisilin kurang aktif terhadap jenis higiela. Amoksisilin
peka terhadap penisilinase. Mikroba yang resisten terhadap
amoksisilin adalah bakteri yang memproduksi penisilinase, yaitu

EKOLOGI 9
bakteri dari kelas Enterobacter, Pseudomonas dan
Clostridium (Wattimena et al, 1991).

Yang termasuk dalam bakteri basili gram negatif bersifat


anaerobik fakultatif adalah bakteri famili Enterobacteriaceae. Hampir
semua spesies dalam kelompok ini dapat tumbuh pada medium
sederhana pada kisaran pH dan suhu yang luas, yaitu mulai suhu
kurang 10oC sampai lebih dari 40oC. Salah satu contoh bakteri famili
ini adalahEschericia. Jenis Eschericia hanya mempunyai satu
spesies yaitu spesies Eschericia colidan disebut koliform fekal
karena ditemukan di dalam saluran usus manusia dan hewan
sehingga sering terdapat dalam feses. Bakteri ini sering digunakan
sebagai indikator kontaminasi kotoran (Fardiaz,1992).

Aspergillus merupakan kapang yang banyak tersebar luas di


alam, dan kebanyakan spesies ini sering menyebabkan kerusakan
makanan, tetapi beberapa spesies digunakan dalam fermentasi
makanan. Aspergillus jenis Aspergillus clavatus juga dapat
memproduksi clavasin yang merupakan komponen
antibiotik. Aspergillus dapat tumbuh baik pada substrat dengan
konsentasi gula dan garam tinggi. Ciri-ciri spesifik Aspergillus adalah
hifa septat dan miselium bercabang, koloni kompak, konidiofora
septat atau nonseptat yang membengkak menjadi vesikel pada
ujungnya, dan membawa sterigmata dimana tumbuh konidia.
Konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam.
Beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 37oC atau lebih
(Fardiaz,1992).

Aktivitas antibakteri karena produksi metabolit sekunder


seperti halnya penicillin umumnya dihasilkan oleh fungi. Beberapa

EKOLOGI 10
fungi yang sering diisolasi dari berbagai produk fermentasi dan juga
obat antara lain Penicillium chrysogenum dan Penicillium
nalgiovense. Kedua fungi ini dikenal sebagai produsen antibiotik
penicillin. Produksi penicillin terjadi ketika kapang ini tumbuh pada
permukaan produk makanan kemudian memisahkannya ke dalam
medium. Adanya penicillin dalam bahan makanan dapat
menyebabkan reaksi alergis dan juga peningkatan resistensi
manusia terhadap bakteri patogen. Fungsi penicillin antara lain
mampu mencegah kolonisasi fungi ataupun bakteri yang tidak
diinginkan. Akan tetapi pada sebagian bakteri mampu memproduksi
enzim penicillinase dan juga -lactamase yang merupakan inhibitor
aktivitas penicillin ( Laich et al, 2001 ).

Media adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan


mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Salah satu tipe media
untuk pertumbuhan jamur maupun bakteri adalah media yang dibuat
dari pepton, ekstrak tanaman, agar dan komponen lain yang tidak
diketahui (Pleczar & Reid, 1958). Media kultur untuk produksi
antibiotik, seperti media kultur yang lain, harus berperan sebagai
sumber karbon, energi, nitrogen, fosfor dantrace elements (Boyd,
1984).

2.3. Kapasitas Pendukung Lingkungan


2.3.1 Definisi
Kapsaitas Daya dukung adalah maksimum jumlah penduduk
yang didukung oleh sumberdaya pada suatu wilayah tanpa
menimbulkan degradasi sumberdaya tersebut. Perhitungan daya
dukung yang menyangkut aspek penduduk merupakan hal yang
sangat kompleks, karena tidak hanya menyangkut aspek fisik tetapi
juga berkaitan dengan aspek lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya
(McConnell, R.I. and Daniel C. Abel, 1999).

EKOLOGI 11
Daya dukung adalah batas jumlah manusia yang dapat hidup dalam
jangka panjang tanpa adanya kerusakan lingkungan (Giampietro, et. al.
1992).

Jumlah penduduk yang kebutuhan makanannya dapat dipenuhi


dengan produksi dari lahan yang ditanami tanaman makanan
tradisional dengan intensitas penggunaan lahan tertentu, tanpa
merusak sumberdaya (Dasman, 1980).

Jumlah individu yang dapat didukung oleh satuan luas


sumberdaya dan lingkungan dalam keadaan sejahtera (lshemat
Surianegara, 1978). Komponennya adalah jumlah penduduk dan
sumberdaya, kesulitan mengukur sejahtera. Selain itu banyak faktor
yang mempengaruhi variasi komponen tersebut.

Perimbangan antara jumlah penduduk dan luas lahan di daerah,


yang masyarakatnya masih melakukan teknik pertanian sederhana
(subsisten) (Brush, 1975).

Jumlah penduduk yang dapat ditunjang persatuan daerah pada


tingkat teknologi dan kebudayaan tertentu (Young, 1976).

Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan


manusia dan mahluk hidup lainnya (UU Nomor 4 tahun 1982).

Kemampuan suatu sistem alami (wilayah) daiam mendukung


populasi didalamnya sehingga terjadi keseimbangan (Catanesse, 1986).

Daya dukung adalah jumlah maksimum penduduk yang


didukung oleh habitat tertentu tanpa ada pengurangan produktivitas
(William E. Rees, 1996).

Daya dukung wilayah adalah perbandingan antara kapasitas


pendukung dengan kapasitas asimilasi yang dicerminkan dari
kemampuan menghasilkan produk dengan keterbatasan sumberdaya
untuk meningkatkan kualitas hidup tanpa merusak lingkungan dan tetap
menjaga kondisi ekolologi (Khana, 1999).

EKOLOGI 12
Komponen Daya Dukung Lingkungan

Terdapat 3 (tiga) komponen yang mempengaruhi daya dukung,


yaitu:

(a) potensi sumberdaya wilayah,

(b) tingkat kebutuhan penduduk,

(c) kondisi lingkungan.

Dengan kata lain, konsep daya dukung berkaitan dengan aspek:

(a) penawaran (supply),

(b) permintaan (demand),

(c) keberlanjutan.

2.4. Pengendalian menggunakan agen biologi pada penyaki hewan


ternak dan tanaman
A. Penyakit Tanaman
Selain hama dan gulma, ada lagi yang dapat menurunkan kualitas
tanaman, yaitu penyakit tanaman. Penyakit tanaman dapat
menyebabkan terganggunya daya tahan tubuh tanaman terhadap
pengaruh luar. Secara umum, penyakit tanaman disebabkan oleh virus,
bakteri, dan jamur. Berbagai contoh penyakit tanaman antara lain
sebagai berikut.
a. CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration)
CVPD adalah penyakit yang merusak pembuluh tapis batang tanaman
jeruk. Penyakit CVPD disebabkan oleh virus.
b. TMV (Tobacco Mozaic Virus)
TMV adalah virus mosaik yang menyerang tanaman tembakau.
Daun tanaman tembakau yang terserang virus mosaik menjadi
berwarna belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran daun menjadi
relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun normal. Apabila
tanaman muda terserang virus ini, pertumbuhan tanaman terhambat
dan akhirnya kerdil.

EKOLOGI 13
c. Penyakit bulai
Penyakit ini biasanya menyerang tanaman jagung. Penyebabnya
adalah jamur dengan penyebaran menggunakan spora yang
diterbangkan oleh angin.
d. Penyakit virus belang
Penyakit ini biasanya menyerang tanaman kedelai. Penyebabnya
adalah virus dengan penyebaran melalui perantaraan angin.
e. Penyakit kerdil rumput
Penyakit ini biasanya menyerang tanaman padi. Penyebabnya virus
dengan penyebaran melalui perantaraan hama wereng.
Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan jalan mengendalikan
hewan perantaranya, yaitu wereng. Cara pengendalian tersebut antara
lain sebagai berikut.
1) Menanam padi yang tahan terhadap hama wereng (VUTW).
2) Memutuskan daur perkembangbiakan wereng dengan jalan
mengupayakan rotasi tanaman, yaitu menanam dua jenis
tanaman di satu lahan secara bergantian.
3) Menanam padi secara serentak dalam areal yang luas dengan jenis
padi yang ditanam sama. Hal ini dilakukan agar pemanenan dapat
dilakukan serentak dalam satu waktu. Dengan demikianterdapat
tenggang waktu, yaitu tidak terdapatnya tanaman padi sama sekali
sehingga hama wereng tidak memperoleh makanan dan akhirnya mati.
4) Membunuh wereng secara langsung menggunakan insektisida
dengan dosis yang tepat. Dosis yang tepat sangat penting supaya
hama wereng dapat diberantas tanpa mengganggu keseimbangan
ekosistem

JENIS-JENIS PENYAKIT HEWAN TERNAK

1. Penyakit Antraks

EKOLOGI 14
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penyakit
antraks tergolong berbahaya dan mematikan. Penularan penyakit
ini terjadi melalui kontak langsung sentuhan kulit, makanan,
minuman, dan pernapasan. Penyakit ini bisa menyerang semua
sapi dari berbagai tingkatan umur dan bisa menular kepada
manusia.
Serangan antraks ditandai dengan demam tinggi; badan lemah
dan gemetar; pernapasan terganggu; terjadi pembengkakan pada
kelenjar dada, leher, alat kelamin; badan dipenuhi bisul; keluar
darah berwarna merah kehitaman melalui hidung,telinga, mulut,
anus, dan vagina; kotoran ternak cair dan sering bercampur darah;
serta limpa bengkak dan berwarna kehitaman.
Pencegahan penyakit dilakukan dengan memberikan vaksin
spora (Max Sterne) dosis 1 ml setiap 6 bulan sekali atau serum
anti-antraks dosis 50100 ml per ekor sapi. Pengobatan sulit
dilakukan karena dapat menyebarkan penyakit kepada sapi yang
lain. Karena itu, sapi yang terkena antraks harus segera dipotong
dan dibakar atau dikubur dengan kedalaman lebih dari 2 m.

2. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Apthae epizootica (AE)

Penyakit ini disebabkan oleh virus Rhinovirus. Penularan dengan


cepat melalui kontak langsung misalnya air kencing, air susu, air
liur, dan benda lain yang tercemar kuman AE. Penyakit PMK tidak
dapat menular kepada manusia.
Gejala PMK terlihat dari melepuhnya rongga mulut, lidah, dan
telapak kaki (tracak), disertai adanya tonjolan bulat berisi cairan
bening; sapi mengalami demam atau panas, selanjutnya suhu
badan menurun drastic; nafsu makan menurun bahkan tidak mau
makan sama sekali; serta keluar air liur secara berlebihan.
Pencegahan PMK dilakukan dengan menjaga kebersihan

EKOLOGI 15
kandang dan lingkungan, serta memberikan vaksinasi secara rutin
setiap 6 bulan sekali. Sapi yang terserang harus diisolasi,
sedangkan sapi yang mati harus segera dikubur atau dibakar.

3. Penyakit Ngorok (Mendengkur) atau Penyakit Septichaema


Epizootica(SE)

Penyakit ngorok adalah penyakit yang menyerang saluran


pernapasan sapi yang berusia muda (umur 6-24 bulan). Penyakit
ini disebabkan oleh bakteri PastureIla multocida. Bakteri ini
biasanya menyerang sapi yang baru mengalami perjalanan jauh.
Penularan penyakit terjadi melalui makanan dan minuman yang
tercemar bakteri.

Gejala penyakit ditandai dengan membengkaknya kulit kepala dan


selaput lendir lidah disertai warna merah dan kebiruan;
membengkaknya leher, anus, dan vulva; paru-paru meradang;
selaput lendir usus dan perut masam serta berwarna merah tua;
serta sapi mengalami demam dan sulit bernapas sehingga
terdengar mengorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan
mati dalam waktu antara 12-36 jam.
Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan memberikan vaksinasi
anti-SE, setiap 6 bulan sekali. Sementara pengobatannya dapat
dilakukan dengan memberikan antibiotika atau sulfat.

EKOLOGI 16
BAB II

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

- Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan


timbalbalik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
- Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi
yang berkisar dari tingkat paling sederhana ke tingkat
organisasi yang paling kompleks.Tingkatan organisme dalam
ekologi adalah protoplasma, sel, jaringan, organ , sistem
organ, organism, populasi, komunitas, dan ekosistem.

- Terdapat 3 (tiga) komponen yang mempengaruhi daya


dukung, yaitu:

(a) potensi sumberdaya wilayah,

(b) tingkat kebutuhan penduduk,

(c) kondisi lingkungan.

Dengan kata lain, konsep daya dukung berkaitan dengan


aspek:

(a) penawaran (supply),

(b) permintaan (demand),

(c) keberlanjutan.

3.2. Saran

Dalam suatu kehidupan, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri.


Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat
bergatung padaorganisme lain dan berbagai komponen lingkungan
yang ada di sekitarnya.

EKOLOGI 17
DAFTAR PUSTAKA

Boyd, R. F. (1984). General Microbiology. Times Mirror. Morgy College


Publishing. USA
DjamalIrwa, Zoeraini. 2003. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi
Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara.

Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan. PT Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta
Gaman, P. M & K. B. Sherrington. (1994). Ilmu Pangan : Pengantar Ilmu
Pangan, Nutrisi, dan Mikrobiologi. Gadjah Mana University Press.
Yogyakarta
Heddy, Suwasono, dkk. 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta : Rajawali.

Laich, F; F.Fierro & J.F.Martin. ( 2001 ). Production of Penicillin by Fungi


Growing on Food Products : Identification of a Complete Penicillin Gene
Cluster in Penicillium griseofulvumand a Truncated Cluster in Penicillium
verrucosum. Applied and Environmental Microbiology.
Mc. Noughton, S.J., Larry L. Wolf. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gajah
Mada University.

Soemarmoto, Otto. 1972. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.


Jakarta : Djambatan.

EKOLOGI 18

Anda mungkin juga menyukai