Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

SURVEY PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) RUMAH


TANGGA DI PUSKESMAS LABUHAN BADAS

A. PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, Puskesmas dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan (Depkes RI, 2007).
Kesehatan merupakan hak azasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harusDiwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,sebagaimana dimaksud dalam Undang
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.berkaitan dengan hal itu,Undang Undang
RepublikIndonesiaa Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa derajad kesehatan
masyarakat yang se tinggi tinginya dicapai melalui penyelenggaraan Pembangunan
kesehatan.Banyak hal di bidang kesehatan telah dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.Namun demikaian,bila digunakan sasaran strategis Kementerian Kesehatan yang harus
dicapai tahun 2014 dan target target Millennium Development Goals ( MDGs ) yang harus
dicapaitahun 2015 sebagai acuan,berbagai hal yang telah dicapai tersebut kiranya masih memerlukan
peningkatan yang luar biasa.Beberapa hal yang telah dicapai dalam rangka perbaikan gizi
masyarakat ,namun pemberian ASI Ekslusif kepada bayi usia 0 6bulan justru mengalami
penurunan..Status gizi ibu hamil,bayi dan anak balita juga masih perlu ditingkatkan.

B. LATAR BELAKANG
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) dirumah tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tau, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di
rumah tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga berperilaku Hidup bersih dan sehat.
Perilaku hidup bersih dan sehat seseorang berhubungan dengan peningkatan kesehatan
individu,keluarga, masyarakat dan lingkungannya.
Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal tersebut diatas padahakekatnya
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,perilaku masyarakat,pelayanan kesehatan dan genetika.
Kalangan ilmuwan umumnya berpendapatbahwa determinan utama dari derajat kesehatan
masyarakat tersebut,selain kondiisi lingkungan,adalah perilaku masyarakat..
Rencana Strategis ( Renstra ) Kementerian Kesehatan Tahun 2010 2014 mencantumkan
target 70% rumah tangga sudah mempraktekkan PHBS.Presentasi Rumah Tangga ber PHBS
memang merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama ( IKU ) dari Kementerian
Kesehatan.Perilaku rumah tangga sangat dipengaruhi oleh proses yang terjadi di tatanan-tatanan
sosial lain, yaitu tatanan institusi pendididkan,tatanan tempat kerja,tatanan tempat umum,dan tatanan
fasilitas kesehatan. Agar target PHBS di Rumah Tangga dapat tercapai,tentu dipelukan upaya upaya
untuk juga membina PHBS di semua tatanan lain..Dengan demikian diperlukan pendekatan yang
paripurna (komprehensif ),lintas program dan lintas sektor.

C. TUJUAN KEGIATAN

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Laboratorium
Pelatihan ini dilakukan sebagai tahap awal pelaksanaan program
kesehatan dan keselamatan kerja, dalam pelatihan ini dipaparkan tentang
keselamatan dan keamanan laboratorium, pentingnya
keselamatanlaboratorium, penyebab kecelakaan laboratorium, penanggung
jawab bila terjadi kecelakaan, perlengkapan dan pertolongan pertama jika
terjadi kecelakaan.
2. Penyuluhan dan Pelatihan Hand Hygiene
Pelatihan ini berisi hal-hal yang harus dilakukan oleh petugas dalam
menangani pasien tanpa mengetahui terlebih dahulu diagnosanya, petugas
harus melakukan kewaspadaan standar yaitu cuci tangan. Pelatihan cuci 6
langkah sesuai standar WHO harus diajarkan kepada seluruh karyawan pada
umumnya dan petugas laboratorium pada khususnya. mulai dari teori sampai
mendemonstrasikannya.
3. Pelatihan Pengelolaan Limbah/Sampah
Pelatihan ini ditujukan kepada seluruh staf medis ataupun non medis serta
cleaning service outsourcing tentang penempatan sampah sesuai dengan
standar pencegahan dan pengendalian Infeksi dan dipaparkan mulai proses
pemilahan sampai dengan proses pemusnahan sampah/limbah puskesmas.
4. Pelatihan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Pelatihan ini dilakukan untuk mencegah petugas dari penularan yang
dapat ditimbulkan dari berbagai macam jenis infeksi melalui kegiatan yang
dilakukan di Puskesmas. Pelatihan ini meliputi pengenalan berbagai macam
APD yang harus dipakai untuk masing-masing unit kerja, cara pemakaian, cara
melepas, serta kegunaannya.
5. Penyuluhan Hand Hygiene untuk Pengunjung
Hand hygiene tidak hanya dibudayakan pada petugas yang ada di
puskesmas, tetapi juga kepada seluruh keluarga pasien dan pengunjung
puskesmas. Pelatihan ini dikhususkan untuk keluarga dan pengunjung pasien
seluruh unit rawat inap dan rawat jalan yang melakukan pengobatan ataupun
kontrol ke Puskesmas. Pelatihan ini dilakukan dengan metode kampanye hand
hygiene yang dilakukan di ruang pendaftaran, pintu masuk unit ruang rawat,
ruang tunggu keluarga pasien, ruang tunggu obat.
6. Pelatihan Kebersihan Ruangan
Pelatihan ini dilakukan secara berkala dan dititikberatkan pada cara
kebersihan setiap ruangan di puskesmas meliputi ruang rawat inap, ruang
rawat jalan, kantor, laboratorium, farmasi dan ruang-ruang khusus untuk
pemeriksaan penunjang. Sasaran pelatihan ini adalah seluruh petugas
kebersihan meliputi pramu kebersihan dan cleaning service outsourcing.
7. Pelatihan tentang dekontaminasi alat dan sterilisasi
Pelatihan ini berisi cara pengelolaan alat kesehatan mulai dari
dekontaminasi sampai dengan sterilisasi.
8. Kejadian Tertusuk Jarum
Sosialisasi ini dilakukan kepada seluruh staf medis maupun staf non
medis yang bertugas di Puskesmas khususnya untuk tenaga laboratorium
dalam hal kemungkinan kejadian tertusuk jarum dan cara pelaporan apabila
terjadi kejadian tersebut.

E. METODE MELAKSANAKAN KEGIATAN SECARA KUANTITATIF


Dalam pelatihan keselamatan dan keamanan laboratorium dilaksanakan dengan
pemberian materi secara teori dan praktek secara langsung

F. SASARAN
1. Petugas laboratorium
2. Petugas lain
3. Masyarakat

G. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Membentuk tim k3 laboratorium
2. Memperhatikan kesehatan petugas laboratorium
3. Menyiapkan sarana dan prasarana k3 di laboratorium
4. Menyiapkan pengamanan pada keadaan darurat

H. KEGIATAN DAN JENIS PELAYANAN


1. Melakukan pemeriksaan dan pengarahan secara berkala terhadap metode atau
prosedur dan pelaksanaannya.
2. Pemeriksaan foto thoraks bagi petugas
3. Pemberian imunisasi
4. Melengkapi sarana dan prasarana K3 di laboratorium

I. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan dilakukan 1 bulan sekali dan dievaluasi 1 tahun sekali

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan
Pada setiap kegiatan dalam upaya Keselamatan dan keamanan
laboratorium yang dilakukan, ada beberapa hal yang harus didokumentasikan
seperti:
Materi
Undangan
Daftar hadir
Laporan hasil kegiatan
Dokumentasi (foto) kegiatan
Pelaporan
2. Pelaporan
Laporan pelaksanaan program dibuat setiap selesai kegiatan dilakukan
(maksimal 1 minggu setelah kegiatan berlangsung) dan dilaporkan kepada
Kepala Puskesmas setiap 1 bulan sekali.
3. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan program dilakukan 1 tahun sekali dengan cara
melihat seluruh pelaksanaan kegiatan yang sudah dilakukan dan kegiatan yang
belum dilakukan beserta hambatan pelaksanaan kegiatan.

K. RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA


Rincian biaya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Biaya peningkatan kualitas SDM Keselamtan Keamanan laboratorium & PPI,
Perawat dan tim yang terlibat dalam pelayanan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit.
2. Biaya persiapan sarana prasarana lainnya.

L. PENUTUP
Dengan mempertimbangkan kebutuhan anggaran dan biaya serta manfaatnya
bagi Puskesmas, maka kegiatan ini diharapkan dapat terlaksana.

Anda mungkin juga menyukai