Anda di halaman 1dari 11

Kamis, 20 November 2014 Efektifitas dan Efisiensi Pelayanan Radiologi BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki
peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan masyarakat. Pemerintah
kini terus menerus dan berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan baik yang bersifat
promotif preventif, kuratif dan rehabilitasi. Peran tersebut semakin dituntut akibat adanya perubahan
yang terjadi pada epidemiologik penyakit, perubahan struktur organisasi, perubahan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perubahan pada sosial ekonomi masyarakat. Untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan masyarakat untuk dapat memperoleh kepuasan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kepercayaan pada rumah sakit melalui pelayanan prima serta rumah sakit diharapkan
mampu menghasilkan keunggulan kompetitif dengan pelayanan bermutu, efektif, efisien dan
inovatif. sehingga tidak lagi terdengar adanya keluhan dari pihak pemakai layanan kesehatan yang
biasanya menjadi sasaran ialah sikap dari tindakan dokter atau perawat, sikap petugas administrasi
serta sarana dan prasarana yang kurang memadai, kelambatan pelayanan kesehatan serta
kurangnya persediaan obat. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana efektifitas
dan efisiensi pelaksanaan pelayanan kesehatan khususnya pada instalasi radiologi di rumah sakit
H.Padjonga daeng ngalle Kabupaten Takalar. Rumusan Masalah Apakah defenisi dari efektifitas dan
efisiensi ? Bagaimanakah efektifitas dan efisiensi pelaksanaan radiologi pada rumah sakit secara
umum ? Bagaimanakah efektifitas dan efisiensi pelaksanaan radiologi pada rumah sakit H.Padjonga
daeng ngalle Kabupaten Takalar. Manfaat dan Tujuan Penulisan Untuk mengetahui defenisi dari
efektifitas dan efisiensi Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan radiologi secara
umum Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan radiologi pada rumah sakit
H.Padjonga daeng ngalle Kabupaten Takalar. BAB II PEMBAHASAN Defenisi Efektifitas dan
Efisiensi Pengertian efektifitas secara umum merupakan tingkat pemenuhan output atau tujuan
proses. Semakin tinggi pencapaian target atau tujuan proses maka dikatakan proses tersebut
semakin efektif. Proses yang efektif ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih baik
dan lebih aman. Pengertian efektifitas menurut beberapa ahli : Hidayat (1986) Efektifitas adalah
suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai.
Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi pula efektifitasnya. Schemerhon
John R. Jr. (1986:35) Efektiitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara
membandingkan output anggaran (OA) atau seharusnya dengan output realisasi atau
sesungguhnya (OS). Jika (OA) lebih besar dari (OS) maka disebut efektif. Prasetyo Budi saksosno
(1984) Efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang
diharapkan dari sejumlah input. Pengertian efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber
daya dalam suatu proses. Semakin hemat atau sedikit penggunaan sumber daya maka prosesnya
dikatakan semakin efisien. Proses efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih
murah dan lebih cepat. Jadi dapat disimpulkan bahwa efektifitas lebih mengarah pada hasil yang
akan dicapai sedangkan efisiensi mengarah pada proses pencapaian hasil tersebut. Efektifitas dan
Efisiensi Pelaksanaan Radiologi pada Rumah Sakit Standar Pelayanan Radiologi Diangnostik
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.1014/Menkes/SK/XI/2008 Manajemen dan
Administrasi Struktur Organisasi Dalam setiap instalasi pelayanan radiologi diagnostik ada struktur
organisasi yang mengatur jalur komando dan jalur koordinasi dalam penyelenggaraan dan
pelaksanaan pelayanan radiologi diagnostik. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi dalam upaya manajemen pelayanan radiologi diagnostik. Komponen yang ada dalam
struktur organisasi adalah : Kepala Instalasi atau Unit Radiologi Diagnostik Kepala Pelayanan
Radiologi Diagnostik Staf Fungsional Dalam melaksanakan tugasnya kepala instalasi dapat dibantu
oleh coordinator yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan
tanpa meninggalkan unsur efiensi dan efektifitas. Tata Administrasi Sistem administrasi pelayanan
radiologi diagnostik meliputi : Loket penerimaan pasien Ruang Diagnostik Pembacaan hasil
roentgen Penyimpanan hasil roentgen Loket pengambilan hasil Pelayanan Radiologi Diagnostik
Perizinan Setiap sarana pelayanan kesehatan jika menyelenggarakan pelayanan radiologi
diagnostik harus mempunyai izin pelayanan dari Departemen Kesehatan dan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota sesuai peraturan yang berlaku. Setiap peralatan yang menggunakan
radiasi pengion harus mempunyai izin pemanfaatan alat dari BAPETEN. Peralatan yang dicabut izin
penggunaannya oleh BAPETEN tidak dapat digunakan untuk pelayanan radiologi diagnostik.
Penambahan alat baru yang menyebabkan perubahan denah ruangan, harus diberitahukan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dengan melampirkan : Fotokopi legalisir asli izin penggunaan alat
dari BAPETEN beserta dokumen penyertanya. Fotokopi legalisir asli izin edar peralatan kesehatan
dari Departemen Kesehatan. Sarana pelayanan kesehatan yang mengalami perubahan nama dan
kepemilikan, pindah lokasi harus mengganti izin pelayanan. Sumber Daya Manusia Sumber daya
manusia pada pelayanan radiologi diagnostik : Dokter Spesialis Radiologi Radiografer Fisikawan
Medik Tenaga Teknis Elektromedik Petugas Proteksi Radiasi Perawat Tenaga Ilmu Teknologi Tenaga
Kamar Gelap dan administrasi Jenis dan jumlah tenaga yang dibutuhkan dalam instalasi radiologi
diagnostik digolongkan berdasarkan : Ruang Lingkup Radiologi Diagnostik Pelayanan
Radiodiagnostik Pelayanan Radiodiagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan
menggunakan radiasi pengion, seperti X ray konvensional maupun X Ra Mobile, Computed
Tomography Scan (CT Scan), dan mammografi. Pelayanan Imejing Diagnostik Pelayanan imejing
diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan menggunakan radiasi non pengion
antara lain pemeriksaan dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan USG. Pelayanan
Radiologi Intervensional Pelayanan radiologi intervensional adalah pelayanan untuk melakukan
diagnosis dan terapi intervensi dengan menggunakan peralatan radiologiseperti Angiografi.
Pelayanan ini menggunakan radiasi pengion maupun non pengion. Efektifitas dan Efisiensi
Pelaksanaan Pelayanan Radiologi pada Rumah Sakit H.Padjonga Daeng Ngalle Kabupaten Takalar
Rumah Sakit Umum Daerah H.Padjonga Daeng Ngalle adalah Rumah Sakit Umum Daerah Type C
yang terletak di pusat kota Takalar yang beralamatkan di JL. Ince Husain Dg. Parani Takalar. Di
dirikan pada Tahun 1981 . Rumah Sakit Umum Daerah Haji Padjonga Daeng Ngalle bertanggung
Jawab langsung kepada Kepala Daerah TK II Kab. Takalar. Pada Tanggal 21 Agustus 2003 berubah
Status dari Type D Ke Type C, dengan SK MenKes RI No. 119/MenKes/SK/XIII. 2003. Visi Rumah
Sakit Umum Daerah H.Padjonga Dg. Ngalle Takalar Terwujudnya pelayanan prima dengan sistem
terpadu menuju pengembangan RSUD Takalar sebagai pusat rujukan selatan selatan. Misi Rumah
Sakit Umum Daerah H.Padjonga Dg. Ngalle Takalar Memberikan pelayanan kesehatan dasar,
spesialistik, subspesialistik yang bermutu tinggi dan terjangkau. Meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui sistem pendidikan berkelanjutan. Menjadikan RSUD Haji Padjonga Daeng Ngalle
sebagai rumah sakit yang bersih, indah dan ramah lingkungan di Propinsi Sulawesi Selatan.
Pengadaan sarana dan prasarana yang memenuhi standar pelayanan untuk menunjang pelayanan
kesehatan yang prima. Struktur Organisasi pada Instalasi Radiologi Kepala Instalasi Radiologi
Kepala Ruangan Radiologi Staf Fungsional Tata Administrasi Proses Penerimaan Pasien Pasien
datang ke radiologi membawa surat pengantar dari dokter untuk dilakukan tindakan radiologi
diagnostik. Petugas radiologi mencatat nama pasien tersebut ke dalam buku register kemudian
pasien diberikan nomor foto atau no urut identitas film pasien. Proses Pemeriksaan Pasien Setelah
proses administrasi selesai pasien diarahkan ke ruangan pemeriksaan. Petugas radiologi
memanggil pasien sesuai dengan no urut foto pasien ke dalam ruang pemeriksaan kemudian
radiografer melakukan tindakan radiodiagnostik. Setelah dilakukan tindakan radiologi diagnostik
maka pasien diarahkan ke ruangan tunggu sementara radiografer melakukan proses pencucian film
di kamar gelap. Setelah proses pencucian selesai foto tersebut di bawa ke ruangan dokter spesialis
radiologi untuk dibaca dan hasil baca dokter dimasukkan ke dalam amplop yang berisi foto pasien.
Proses Pembuatan Laporan Rangkapan hasil baca dokter disimpan oleh petugas radiologi sebagai
arsip. Radiologi membuat laporan jumlah pasien yang datang ke radiologi setiap bulannya
berdasarkan buku register pasien kemudian laporan tersebut diserahkan ke tata usaha medis.
Sumber Daya Manusia Pada Rumah Sakit H.Padjonga Daeng Ngalle Takalar sumber daya manusia
yang tersedia yaitu : Dokter Spesialis Radiologi sebanyak dua orang Radiografer sebanyak 12
Orang Tenaga Elektro Medik sebanyak 2 orang Ruang Lingkup Radiologi Diagnostik Ketersedian
Alat radiologi diagnostik Pada Rumah Sakit H.Padjonga Daeng Ngalle Takalar memiliki alat
sebanyak empat buah yang terdiri dari : 1 buah pesawat sinar X mobile 2 buah pesawat sinar X
konvensional 1 buah automatic processing 1 buah pesawat Ultrasonografi (USG) Tindakan
Pelayanan Pada Rumah Sakit H.Padjonga Daeng Ngalle Takalar melakukan tindakan radiologi
diagnostik atau foto roentgen pada : Pemeriksaan pada tulang eksremitas atas dan bawah
Pemeriksaan kontras BNO IVP Myelografi Histerosalpinografi Uretrocistografi Colon In Loop
Oesofagografi MaagDuodenum Angiografi UltraSonografi (USG) BAB III PENUTUP Kesimpulan
Pengertian efektifitas secara umum merupakan tingkat pemenuhan output atau tujuan proses.
Semakin tinggi pencapaian target atau tujuan proses maka dikatakan proses tersebut semakin
efektif. Proses yang efektif ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih baik dan lebih
aman. Pengertian efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses.
Semakin hemat atau sedikit penggunaan sumber daya maka prosesnya dikatakan semakin efisien.
Proses efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat.
Efektifitas dan Efisiensi Pelaksanaan Radiologi pada Rumah Sakit harus sesuai dengan standar
Pelayanan Radiologi Diangnostik sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
No.1014/Menkes/SK/XI/2008 : Manajemen dan Administrasi Pelayanan Radiologi Diagnostik
Pelayanan kesehatan pada instalasi radiologi di rumah sakit H.Padjonga Daeng ngalle Kabupaten
Takalar sudah efektif dan efisien karna prosedur pelayanannya serta sarana dan prasarana yang
dimiliki pada rumah sakit tersebut sudah memenuhi standar sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan No. 1014 / Menkes /sk /XI /2008 Saran Penulis menyarankan kepada pembaca,agar
mencari keterangan-keterangan yang lebih mendetail tentang materi-materi yang dipaparkan di atas
demi kesamaan persepsi dan interprestasi dalam berbagai masalah yang ditulis oleh penulis.
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan motivasi bagi para pembaca ,khususnya bagi
penulis untuk lebih giat dalam mempelajari dan memahami ilmu pengetahuan dibidang radiologi.
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap


Kamis, 03 Desember 2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan rumah sakit merupakan salah satu bentuk upaya yang diselenggarakan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelayanan rumah sakit berfungsi untuk memberikan pelayanan

kesehatan secara menyeluruh dan terpadu yang dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang bermutu dan

terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. (Suparto, 1994)


Rumah sakit sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan harus memberikan

pelayanan yang baik dan berkualitas. Manajemen rumah sakit harus berupaya memuaskan

pasiennya, dalam hal ini masyarakat dengan berbagai tingkat kebutuhannya.

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara

bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan

ataupun masyarakat (Azwar, 1998). Pelayanan oleh Moenir (1995) dirumuskan setiap kegiatan yang

dilakukan oleh pihak lain yang ditujukan untuk memenuhi kepentingan orang banyak.

Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu tolak ukur kepuasan yang

berefek terhadap keinginan pasien untuk kembali kepada institusi yang memberikan pelayanan

kesehatan yang efektif. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien sehingga dapat

memperoleh kepuasan yang ada pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan pada rumah sakit

melalui pelayanan prima. Melalui pelayanan prima, rumah sakit diharapkan akan menghasilkan

keunggulan kompetitif (competitive advantage) dengan pelayanan bermutu, efisien, inovatif dan

menghasilkan sesuai dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan pasien.

Bentuk pelayanan yang efektif antara pasien dan pemberi pelayanan (provider) disadari

sering terjadi perbedaan persepsi. Pasien mengartikan pelayanan yang bermutu dan efektif jika

pelayanannya nyaman, menyenangkan dan petugasnya ramah yang mana secara keseluruhan

memberikan kesan kepuasan terhadap pasien. Sedangkan provider mengartikan pelayanan yang
bermutu dan efesien jika pelayanan sesuai dengan standar pemerintah. Adanya perbedaan persepsi

tersebut sering menyebabkan keluhan terhadap pelayanan (Aswar,1996).

Adapun kondisi yang menunjukkan masalah mutu dan keefektifan yang ada di rumah sakit

yakni adanya keluhan yang sering terdengar dari pihak pemakai layanan kesehatan yang biasanya

menjadi sasaran ialah sikap dan tindakan dokter atau perawat, sikap petugas administrasi, selain itu

juga tentang sarana yang kurang memadai, kelambatan pelayanan, persediaan obat, tarif pelayanan

kesehatan, peralatan medis dan lain-lain.


Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan pelayanan kesehatan khususnya pada instalasi radiologi di laboratorium parahita
Makassar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah defenisi dari efektifitas dan efisiensi ?
2. Bagaimanakah efektifitas dan efisiensi pelaksanaan radiologi pada Laboratorium parahita
makassar. ?

C. Manfaat dan Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui defenisi dari efektifitas dan efisiensi
2. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan radiologi pada Laboratorium parahita
Makassar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Efektifitas dan Efisiensi


1. Efektifitas
Pengertian efektifitas secara umum merupakan tingkat pemenuhan output atau tujuan proses.
Semakin tinggi pencapaian target atau tujuan proses maka dikatakan proses tersebut semakin
efektif. Proses yang efektif ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih baik dan
lebih aman.
Secara umum telah dikemukakan bahwa konsep efektivitas itu sendiri paling baik jika dari
sudut sejauh mana organisasi berhasil mendapatkan sumber daya dalam usahanya mengejar
tujuan strategi dan operasional (Steers, 1985: 205).
Sama halnya yang dikemukakan oleh Georgopoulos dan Tannenbaum (dalam Steers,
1985:50) yang meninjau efektivitas dari sudut pencapaian tujuan, berpendapat bahwa rumusan
keberhasilan suatu organisasi harus mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi tetapi juga
mekanisme mempertahankan diri dan mengejar sasarannya. Dengan lain perkataan, penilaian
efektivitas harus berkaitan dengan masalah sarana maupun tujuan-tujuan organisasi.
S.B. Hari Lubis dan Martani Husaini (1987:54) bahwa pengertian yang memadai mengenai
tujuan ataupun sasaran organisasi merupakan langkah pertama dalam membahas mengenai
efektivitas tersebut seringkali berhubungan sangat erat dengan tujuan maupun sasaran yang ingin
dicapai oleh organisasi.Menurut Amitai Etzioni yang dikutip Lubis dan Husaini (1987:55),
pengertian efektivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam
usaha untuk mencapai tujuan atau sasarannya.Sedangkan Soewarno Handayaningrat (1983:16)
memberikan defenisi efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.
Dengan demikian efektivitas merupakan konsep yang sangat penting dalam teori organisasi,
karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan organisasi dalam mencapai
sasaran atau tujuannya. Oleh karena itu, pengukuran efektivitas organisasi memerlukan ketepatan
tergantung pendekatan yang digunakan
Dari beberapa pengertian efektivitas yang telah dikemukakan, defenisi lain dalam tulisan ini
adalah kesehatan. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 1 ayat 1
menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang produktif secara sosial-ekonomi. Jadi pengertian kesehatan
cakupannya sangat luas, mencakup sehat fisik maupun non fisik (jiwa, sosial, ekonomi)

2. Efisien
Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang
optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan darn berusaha
untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya
dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relative, memandingkan antara masukan dan
keluaran yang terima.Dengan kata lain, tugas tersebut dapat selesai menggunakan cara dengan
benar atau efisiensi.
Pelayanan kesehatan dikatakan efisien erat hubungannya dengan :
a). Dapat dicegahnya pelayanan kesehatan dan dibawah standar dan ataupun yang berlebihan
b). Biaya yang ditambahkan karena harus menangani efek samping atau komplikasi karena yankes
dibawah standar akan dapat dihindari
c). Pemakaian sumber daya yang tidak pada tempatnya yang ditemukan pada pelayanan yang
berlebihan
B. Efektivitas dan Efisiensi Pelayanan Radiologi di Laboratorium Parahita
Makassar
1. Profil Laboratorium Parahita Makassar
Sejarah Dengan semangat idealisme dan niat yang tulus, pada bulan Oktober 1987, Drs. H.
Moh. Sulthon Amien, MM bersama rekan mendirikan Laboratorium Klinik di Jl. Latimojong
No.123 . Pada tanggal 1 April 2007 Drs. H. Moh. Sulthon Amien, MM berdiri sendiri
memperbarui logo & brand perusahaan menjadi PRAMITA UTAMA DIAGNOSTIC CENTER di
bawah naungan PT.Cita Mulia yang berbasis MANAGEMENT SPIRITUAL Kemudian pada
tanggal 1 Juni 2010 logo & brand diperbaharui lagi menjadi PARAHITA DIAGNOSTIC
CENTER yang sekarang telah dan terus berkembang di berbagai kota di
tanah air. PARAHITA berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti saling mensejahterakan,saling
memberi kebahagiaan, dan saling bermanfaat.
2. Visi, Misi dan motto Laboratorium Parahita Makassar
a. Visi
Menjadi diagnostic center Terlengkap, Terintegrasi, dan Terpercaya dengan pelayanan sepenuh
hati.
b. Misi
c. Membangun integrasi management diagnostic dengan berbasis Management Spiritual
d. Menempa SDM yang berdedikasi, smart dan bertanggung jawab
e. Menyediakan peralatan diagnostioc tercanggih dan terlengkap untuk mencapai hasil yang akurat
f. Menyediakan informasi yang berbasis Tehnologi
g. Meraih kepercayaan masyarakat dengan mendasarkan pada keakuratan dan kejujuran
h. Mengedukasi masyarakat pentingnya tindakan preventif
Meningkatkan kesejahteraan Stake Holder
i. Motto
Keep Healthy And Happy

3. Struktur organisasi pada lab.parahita


4. Ruang lingkup pelayanan radiologi diagnostic
a. Tata administrasi
Sistem administrasi pelayanan radiologi diagnostik meliputi : Loket penerimaan pasien
Ruang Diagnostik Pembacaan hasil roentgen Penyimpanan hasil roentgen Loket pengambilan
hasil Pelayanan Radiologi Diagnostik Perizinan Setiap sarana pelayanan kesehatan jika
menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik harus mempunyai izin pelayanan dari
Departemen Kesehatan dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota sesuai peraturan yang
berlaku. Setiap peralatan yang menggunakan radiasi pengion harus mempunyai izin pemanfaatan
alat dari BAPETEN.Peralatan yang dicabut izin penggunaannya oleh BAPETEN tidak dapat
digunakan untuk pelayanan radiologi diagnostik. Penambahan alat baru yang menyebabkan
perubahan denah ruangan, harus diberitahukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dengan
melampirkan : Fotokopi legalisir asli izin penggunaan alat dari BAPETEN beserta dokumen
penyertanya. Fotokopi legalisir asli izin edar peralatan kesehatan dari Departemen Kesehatan.
Sarana pelayanan kesehatan yang mengalami perubahan nama dan kepemilikan, pindah lokasi
harus mengganti izin pelayanan.
b. Sumber Daya Manusia
c. Dokter Spesialis Radiologi sebanyak dua orang
d. Radiografer sebanyak 2 Orang
e. Peralatan
1. 1 buah pesawat rontgen
2. 1 buah pesawat x ray dental
3. 1 buah pesawatx ray panoramic
4. 1 buah automatic prosesing
5. 1 buah pesawat ultrasonografi USG)
f. Ruangan

RADIOLOGI
RUANG
TUNGGU

Ruang Operator WC & KAMAR GELAP

g. Laboratorium Parahita Makassar melakukakan tindakan pelayan sebagai berikut:


- Pemeriksaan foto thorax
- Pemeriksaan foto dental
- Pemeriksaan foto panoramic
- Pemiriksaan foto
- Pemeriksaan usg abdomen
h. Proses Penerimaan Pasien
Pasien datang ke radiologi membawa surat pengantar dari dokter untuk dilakukan
tindakan radiologi diagnostik. Petugas radiologi mencatat nama pasien tersebut ke dalam buku
register kemudian pasien diberikan nomor foto atau no urut identitas film pasien. Proses
Pemeriksaan Pasien Setelah proses administrasi selesai pasien diarahkan ke ruangan
pemeriksaan. Petugas radiologi memanggil pasien sesuai dengan no urut foto pasien ke dalam
ruang pemeriksaan kemudian radiografer melakukan tindakan radiodiagnostik. Setelah dilakukan
tindakan radiologi diagnostik maka pasien diarahkan ke ruangan tunggu sementara radiografer
melakukan proses pencucian film di kamar gelap. Setelah proses pencucian selesai foto tersebut
di bawa ke ruangan dokter spesialis radiologi untuk dibaca dan hasil baca dokter dimasukkan ke
dalam amplop yang berisi foto pasien. Proses Pembuatan Laporan Rangkapan hasil baca dokter
disimpan oleh petugas radiologi sebagai arsip. Radiologi membuat laporan jumlah pasien yang
datang ke radiologi setiap bulannya berdasarkan buku register pasien kemudian laporan tersebut
diserahkan ke tata usaha medis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian efektifitas secara umum merupakan tingkat pemenuhan output atau tujuan
proses. Semakin tinggi pencapaian target atau tujuan proses maka dikatakan proses tersebut
semakin efektif. Proses yang efektif ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih
baik dan lebih aman. Pengertian efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam
suatu proses. Semakin hemat atau sedikit penggunaan sumber daya maka prosesnya dikatakan
semakin efisien. Proses efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah
dan lebih cepat. Efektifitas dan Efisiensi Pelaksanaan Radiologi pada Rumah Sakit harus sesuai
dengan standar Pelayanan Radiologi Diangnostik sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
No.1014/Menkes/SK/XI/2008
B. Saran
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan motivasi bagi para pembaca
,khususnya bagi penulis untuk lebih giat dalam mempelajari dan memahami ilmu pengetahuan
dibidang radiologi.

Anda mungkin juga menyukai