PENDAHULUAN
merupakan kelainan jaringan ikat dan tulang yang bersifat herediter yang ditandai
dengan tulang mudah patah walau oleh trauma kecil sekalipun. Di samping itu
terdapat tanda-tanda lain seperti warna sklera yang biru, dan adanya kerusakan
Kelainan terjadi pada satu dari 20.000 anak yang lahir hingga satu dari
60.000 kelahiran hidup. Tidak ada perbedaan berdasarkan ras ataupun jenis
kelamin penderita. Usia penderita saat gejala muncul, terutama gejala mudah
patahnya tulang, sangat bervariasi. Pada bentuk yang ringan, penderita bisa tidak
mengalami patah tulang sampai masa dewasa. Sedangkan pada bentuk yang berat
hanya satu gejala saja ditemukan pada penderita. Sehingga dalam menegakkan
klasifikasi ini (Tipe I, Tipe II, III dan IV) menggabungkan gejala klinis dengan
komponen genetik. Sistem klasifikasi dunia pada umumnya telah diterima luas
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
untuk fraktur. Kerapuhan tulang yang merupakan klinis dari penyakit ini,
menyebabkan penyakit ini disebut juga dengan nama "penyakit tulang rapuh".
yang umum dan resesif dapat terjadi. Dalam kebanyakan kasus (sekitar 90%),
mutasi pada salah satu dari dua gen (COL1A1 dan COL1A2) yang menyandikan
rantai kolagen tipe I dan protein utama tulang.1,2,5 Serat kolagen Tipe I ditemukan
di tulang, kapsul organ, fasia, kornea, sklera, tendon, meningen, dan dermis.
kadar kalsium serum dan vitamin D sebagai konsekuensi dari penyakit ini, hal ini
OI diperkirakan 1 per 20.000 kelahiran hidup. Tidak ada perbedaan menurut ras
dan jenis kelamin. Usia penderita saat gejala muncul bervariasi, terutama gejala
mudah patahnya tulang. Pada kasus minoritas dapat ditemukan penurunan secara
C. Etiologi
atau mutasi 2 gen yaitu COL1A1 dan COL1A2 yang mengkode rantai kolagen
ini karena bisa terjadi pada lokus dan alel yang sangat heterogen. Manifestasi
yang timbul tergantung dari rantai prokolagen tipe 1 yang terkena, jenisnya, dan
lokasi mutasi dari lokusnya. Sekitar 10% kasus klinis yang tak jelas, terbukti tidak
didapat kelainan biokimia dan molekul prokolagen. Hingga kini tidak diketahui
dengan jelas apakah kasus ini dikarenakankemampuan deteksi kurang atau karena
COL1A2). Masing-masing rantai triple helix itu dibentuk oleh rangkaian 388
asam amino Glisin-X-Y yang berulang. Glisin adalah asam amino terkecil yang
mempunyai struktur cukup padat dan berperan penting sebagai poros dari helix
sehingga bila terjadi mutasi akan sangat mengganggu struktur dan produksi helix.
Prokolagen yang abnormal akan membentuk cetakan yang tak normal sehingga
matriks pelekat tulang pun tak normal dan tersusun tak beraturan. Hal ini akan
D. Patogenesis
Semua kolagen memiliki struktur heliks rangkap tiga. Kolagen tipe I yang
matur mengandung lebih dari 1000 asam amino di mana setiap subunit
polipeptida atau rantai alfa terpuntir menjadi bentuk heliks dominan kiri yang
membentuk putaran. Kemudian tiga dari rantai-rantai alfa ini terpuntir menjadi
berdiameter 1,4 nm dan memiliki panjang sekitar 300 nm. Ciri kolagen yang khas
yaitu terdapatnya residu glisin pada setiap posisi ketiga bagian heliks rangkap tiga
pada rantai alfa. Hal ini diperlukan karena glisin merupakan satu-satunya asam
animo yang memiliki gugus R berukuran cukup kecil untuk masuk ke dalam inti
: 10. Meskipun X dan Y dapat berupa sembarang asam amino, sekitar 100 dari
prolin terikat peptida yang dikatalis oleh enzim prolil-3-hidroksilase. Enzim ini
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Gambar 2.1 Struktur molekuler kolagen dari rangkaian primer sampai fibril.
dominan dalam gen COL11 pada lengan panjang kromosom 17 posisi 21.3-22.1
dan COL12 pada lengan panjang kromosom 7 posisi 22. Gen COL11 dan
banyak terjadi yaitu penghapusan gen parsial serta duplikasinya. Mutasi lain yang
berinteraksi dengan dua rantai yang normal, tetapi pelipatan dapat dicegah,
nonletal. Jika kedua rantai yang abnormal, kelainan akan muncul secara genotif
dan fenotif. Sementara itu, jika ketiga rantai yang abnormal, akan bermanifestasi
Gambar 2.2 Lokasi gen COL11 pada kromosom 17 (A) dan gen COL12 pada
kromosom 7 (B)
E. Klasifikasi
osteogenesis imperfekta adalah yang dibuat oleh Sillence dkk (1981). Tipe-
1. Tipe I (Ringan)
cukup baik dan kelainan bentuk tidak ditandai. Gigi biasanya normal tetapi
kehidupan dengan berat lahir dan panjang badan kecil untuk masa
karena malformasi atau perdarahan sistem saraf pusat. Tipe ini terjadi
resesif) akibat penggantian posisi glisin pada triple helix prokolagen tipe I
dengan asam amino lain. Pada tipe ini terdapat fraktur multipel tulang
panjang yang terlihat pada radiografi. Selain itu juga dapat terjadi pada
tengkorak. Terjadi karena point mutation atau frame shift mutation pada
Berat badan dan panjang lahir sering rendah. Biasanya fraktur terjadi
dalam uterus, jika setelah lahir, fraktur terjadi tanpa sebab dan sembuh
Fraktur dapat terjadi dalam uterus dengan tulang panjang bawah bengkok
yang tampak sejak lahir, disamping itu dapat terjadi fraktur berulang,
perkembangan janin, saat lahir, dimasa kecil, atau jarang pada orang
dewasa. Terlepas dari waktu di mana diagnosis dicurigai, dasar pertama dari
yang tepat dan pemeriksaan laboratorium rutin. Jika ini tidak dapat
riwayat penyakit keluarga, riwayat medis dan pemeriksaan fisik juga perlu
mutasi pada COL1A1 atau COL1A2, dua gen yang menyandikan rantai
IV. Analisa mutasi DNA prenatal dilakukan pada kehamilan dengan resiko
DNA dan biopsi kolagen akan mendeteksi hampir 90% dari semua tipe
Bentuk sedang dan berat (tipe III dan IV) tampak metafisis kistik atau
gambaran popcorn pada kartilago, tulang dapat normal atau melebar pada
G. Penatalaksanaan
1. Merawat bayi atau anak secara seksama sehingga komplikasi fraktur yang
2. Mencegah deformitas yang tidak perlu terjadi melalui penggunaan bidai yang
baik
3. Mobilisasi untuk mencegah osteoporosis
kasus, penanganan perlu dimulai sejak lahir. Namun karena penyakit ini didasari
berdiri, dan mengangkat tubuh atau barang untuk mencegah fraktur tulang
belakang. Pola makan yang baik dan cukup gizi dapat memaksimalkan
dapat mengurangi resiko patah tulang. Peran lingkungan keluarga atau rumah dan
dan orthotic adalah salah satu menajemen orthopedik.2 Tindakan bedah yang
dilakukan pada umumnya adalah rodding yaitu menempatkan bahan metal dalam
tulang panjang yang berguna untuk memperkokoh tulang sehingga resiko fraktur
1. Telescopic rod, yaitu tindakan yang dilakukan pada anak yang dalam massa
rod.
2. Nontelescopic rod, yaitu tindakan yang dilakukan pada tulang yang
yang pendek dengan tulang yang tipis. Contoh, Kirschner wires (K-wire),
Tindakan pemasangan plat atau screw tidak dianjurkan pada anak karena dapat
bahan material yang ringan yang bertujuan untuk menghindari fraktur yang dapat
terjadi lebih lanjut akibat material yang digunakan. Pada umumnya, penderita OI
penderita OI. Prevalensi skoliosis pada OI cukup tinggi dan deformitas pada
progesivitas dari skloliosis. Selain skoliosis, kifosis dan fraktur kompresi juga
dapat terjadi pada penderita OI. Pihak keluarga OI harus mendapatkan edukasi
mempertahankan fungsi tulang dan kekuatan otot. Latihan fisik yang diberikan
lebih difokuskan pada postur dan stamina atau pergerakan. Postur yang baik dapat
Asam zoledronat salah satu biphosponat yang sering digunakan pada OI. Dosis
yang dipergunakan berdasarkan pada usia dan diberikan secara intravena (IV).
Usia kurang dari 2 tahun dengan dosis 0,025 mg/kgBB/dosis dilarutkan dalam 50
cc NaCl 0,9% dan dihabiskan dalam 45 menit dengan frekuensi setiap 3 bulan.
dalam 100 cc NaCl 0,9% dihabiskan dalam 45 menit dengan frekuensi setiap 4
bulan, sedangkan untuk anak usia lebih dari 5 tahun, dosis yang dipergunakan
H. Pronosis
Osteogenesis imperfekta merupakan kondisi kronis yang membatasi
adalah gagal nafas. Bayi dengan OI tipe II biasanya meninggal dalam usia
penyebab pulmonal pada masa anak-anak dini, remaja atau usia 40 tahunan
sedangkan penderita tipe I dan IV dapat hidup dengan usia yang lebih panjang/
Dengan rehabilitasi medis yang agresif mereka dapat memiliki ketrampilan dan
PENUTUP
pembentukan jaringan kolagen yang berfungsi sebagai jaringan ikat tubuh serta
pada umumnya diturunkan secara autosomal dominan. Kelainan ini disebut juga
brittle bone disease, ditandai dengan kerapuhan massa tulang serta kecenderungan
terdeteksi sekitar 1 : 20.000 kelahiran hidup serta tidak berhubungan dengan jenis
yang mengkode sintesis kolagen tipe I serta yang lebih jarang terjadi melalui
yang terjadi tidak hanya bermanifestasi sebagai kerapuhan tulang, tetapi juga
spektrum kelainan yang luas tersebut diklasifikasikan menjadi tipe I s.d. tipe VII
tomography (CT scan), magnetic resonance imaging (MRI), dan bone mass