Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698
email : dioch_gun@yahoo.com
Abstrak
Gracilaria verrucosa merupakan jenis rumput laut merah yang mengandung agar dan banyak
dibudidayakan di pertambakan Indonesia. Agar dari G. verrucosa banyak digunakan dalam industri
makanan, salah satunya digunakan sebagai pengental atau penstabil makanan. Namun, agar yang
bermutu baik perlu dikembangkan. Tujuan dari penelitian dengan penambahan NaOH sebelum diekstraksi
ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan konsentrasi NaOH yang berbeda terhadap mutu agar dari
rumput laut G. verrucosa. Penelitian ini dilaksanakan pada 30 Juli sampai 16 Agustus 2012 di
Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan, Fakultas Sains dan Matematika - Universitas Diponegoro.
Pengambilan sampel dilakukan pada 21 Juli 2012. G. verrucosa diperoleh dari tambak daerah Tambak
Harjo, Krapyak, Kecamatan Semarang Barat - Semarang. Metode yang digunakan adalah metode
eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui perbedaan konsentrasi larutan
NaOH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH berpengaruh terhadap kekuatan gel, kadar
sulfat, kadar abu dan kadar air agar G. verrucosa (p 0,05). Semakin tinggi konsentrasi larutan NaOH
maka kekuatan gel, kadar abu dan kadar airnya semakin tinggi, sedangkan kadar sulfatnya semakin
rendah. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan dengan menggunakan larutan NaOH konsentrasi 6 %.
Kata-kata Kunci : Gracilaria verrucosa; Agar; Natrium Hidroksida (NaOH)
Abstract
Gracilaria verrucosa is a type of red seaweed containing agar and widely cultivated in brackish
water ponds in Indonesian. Agar from G. verrucosa is widely used in the food industry, one of which is
used as a thickener or stabilizer of food. However, a good quality of agar with high durability needs
developed. The purpose of this study with the addition of NaOH before extracted is to determine the
effect of different concentrations of NaOH on the agar quality of seaweed G. verrucosa. This study was
conducted from July 30 until August 16, 2012 in Plant Tissue Culture Laboratory, Faculty of Science and
Mathematics - University of Diponegoro. Sampling was conducted on July 21, 2012. G. verrucosa was
obtained from local ponds Tambak Harjo, Krapyak, District of West Semarang - Semarang. The method
used was laboratory experimental methods with completely randomized design (CRD) to determine
differences in the concentration of NaOH. The results showed that the effect of the concentration of NaOH
affected the gel strength, sulphate content, ash content, moisture content, and yield on agar G.
verrucosa (p 0,05). The higher the concentration of NaOH the higher gel strength, ash content, water
content, and yield, but lowering sulphate levels. The best results obtained in the treatment with NaOH
solution concentration of 6 %.
Keywords : Gracilaria verrucosa; Agar; Sodium Hydroxide (NaOH)
*) Penulis penanggung jawab
Spesifikasi Nilai
Gambar 1. Struktur agarosa (1,4) -3,6
Kandungan air 15-24 %
anhidro L-galaktosa dan (1,3)
D-galaktosa dan agaropektin Kandungan abu < 4%
(Ramadhan, 2011). Kadar karbohidrat (galaktosa) > 30 %
Struktur kimia agar dalam prekursor Kandungan logam berat (Cu,
(senyawa yang dapat mengalami Hg, dan Pb) -
perubahan untuk menghasilkan senyawa Kandungan Arsen -
baru dan membutuhkan adanya larutan zat Zat Pewarna Tambahan Diizinkan
lain pada komposisi, konsentrasi, dan Kekenyalan Baik
kondisi reaksi tertentu) rumput laut dan Sumber: Angka & Suhartono (2000) dalam
agar ideal setelah perlakuan alkali Indriawati (2007)
ditunjukkan dalam Gambar 2 berikut ini:
121
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 120-129
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
Tabel 2. Standart mutu salah satu jenis Sedangkan bahan perendam sebelum
agar ekspor Jepang ekstraksi digunakan larutan teknis Natrium
Tingkat mutu hidroksida (NaOH).
Spesifikasi
Superior no. 1 no. 2 no. 3
Warna putih putih putih Kuning Metode Penelitian
kekuningan kekuningan coklat Motode yang digunakan adalah
Keseragaman seragam seragam
mutu dan mutu dan kurang tidak metode eksperimental laboratories dengan
ukuran ukuran seragam seragam rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan
Kekuatan gel
(g/cm2) > 600 > 350 > 250 > 150 yang digunakan adalah konsentrasi NaOH
Kadar air yang berbeda (0 %, 2 %, 4 %, dan 6 %)
(%) < 22 < 22 < 22 < 22
dengan waktu perebusan 1 jam (dilihat
Protein (%) < 0,5 < 1,5 < 2,0 < 3,0
Gambar 3).
Kadar abu
(%) < 4,0 < 4,0 < 4,0 < 4,0 Pada Gambar 3 dapat dilihat skema
Bahan tidak ekstraksi agar G. verrucosa, hasil yang
leleh pada air
mendidih < 0,5 < 2,0 < 3,0 < 4,0 didapat dianalisis secara statistik yaitu
Sumber: Tensiska (1992) normalitas, homogenitas, ANOVA, dan
poshoc test. Dilanjutkan uji regresi linier
Ekstraksi dengan menggunakan asam
untuk melihat persamaan y=a+bx dan
asetat berfungsi untuk menarik agar keluar
bentuk hubungan antara perbedaan
dari dinding sel. Bahan perendam sebelum
konsentrasi NaOH terhadap kualitas agar
diekstraksi menggunakan perlakuan NaOH
(kekuatan gel, kadar sulfat, kadar abu,
2 %, 4 %, dan 6 % dan tanpa perlakuan
kadar air, dan rendemen).
NaOH (0 %). Metode ekstraksi
a. Pengambilan RL G. verrucosa dan
menggunakan modifikasi Amnidar (1989)
Persiapan Ekstraksi
yang telah disesuaikan dengan SNI. Dalam
Rumput laut G. verrucosa umur 2
industri, cost sangat diperhitungkan,
bulan diambil dari perairan Tambak Harjo,
sehingga perlakuan basa sebelum ekstraksi
Semarang dengan kedalaman 40 cm.
yang digunakan berfungsi untuk
Rumput laut yang diperoleh setelah dicuci
meningkatkan mutu agar. Pengunaan NaOH
dengan air tambak untuk menghilangkan
karena menurut Subaryono dan Murniyati
kotoran beserta tanaman epifit kemudian
(2009) belum banyak penelitian yang
dijemur.
menggunakan NaOH dan harganya juga
b. Identifikasi Sampel
murah sehingga perlu dilakukan penelitian
Identifikasi dilakukan dengan
guna mengetahui seberapa pengaruh
pengamatan dan pengukuran menggunakan
konsentrasi NaOH yang berbeda terhadap
jangka sorong. G. verrucosa yang
mutu agar dari rumput laut G. verrucosa.
didapatkan berumur 2 bulan, tinggi 25 -
Tujuan penelitian ini untuk 30 cm, mempunyai tekstur berdaging kuat,
mengetahui pengaruh penggunaan warna hijau kekuningan, bentuk ujung
konsentrasi NaOH yang berbeda terhadap cabang-cabang utama meruncing dengan
mutu agar (kekuatan gel, kadar sulfat, ukuran diameter setiap cabang 1,5 - 2 mm,
kadar abu, kadar air, dan rendemen) dan bercabang berulang-ulang atau
rumput laut G. verrucosa. kadang-kadang berbentuk dikotomus
dengan perbanyakan cabang yang
Materi dan Metode berbentuk sama.
Materi Penelitian c. Persiapan Sampel
Materi yang digunakan dalam Rumput laut kering asin G.
penelitian ini adalah rumput laut jenis verrucosa dari tambak yang sudah
Gracilaria verrucosa yang diambil dari dibersihkan, kemudian dicuci lagi
perairan Tambak Harjo, Semarang. menggunakan air tawar yang mengalir
122
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 120-129
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
123
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 120-129
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
Tabel 3. Nilai Kekuatan Gel, Kadar Sulfat, Gambar 5. Grafik Hubungan Kekuatan Gel
Agar Rumput Laut G.
Kadar Abu, Kadar Air dan
verrucosa dengan Konsentrasi
Rendemen dari Masing-Masing NaOH yang Berbeda
Perlakuan
Parameter Ukur NaOH NaOH NaOH NaOH Gambar 4 dan 5 menunjukkan
0% 2% 4% 6% bahwa apabila konsentrasi NaOH dinaikkan,
Kekuatan 41,70 61,59 95,59 131,8 maka kekuatan gel akan semakin naik.
Gel (gf) 7,03 10,34 34,58 10,61
Kadar 2,12 1,75 1,51 1,26
Pengaruh NaOH terhadap kenaikan
Sulfat (%) 0,07 0,07 0,03 0,07 kekuatan gel yaitu sebesar R = 99,21 %
Kadar 7,15 7,08 7,21 7,44 sedangkan 0,79 % adalah pengaruh dari
Abu (%) 0,05 0,05 0,04 0,04 faktor lain. Analisis statistik (ANOVA),
Kadar 63,02 63,42 64,06 64,77
Air (%) 0,24 0,27 0,14 0,32
hubungan NaOH terhadap kekuatan gel
Rendemen 6,31 10,44 11,13 13,89 diketahui bahwa konsentrasi NaOH
(%) 1,48 1,68 1,60 0,81 berpengaruh nyata (p<0,05).
124
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 120-129
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
2.000
1.500 dari industri pengolahan biji logam
1.000 (Mubarok, 2009). Tingginya kadar sulfat
0.500 diduga juga akibat masih banyaknya
0.000 senyawa sulfat yang terikat dan belum
terpisah dalam struktur kimia agar.
0% 2% 4% 6%
Menurut Rosulva (2008), bahwa untuk
Konsentrasi NaOH menurunkan kandungan sulfat dalam
rumput laut, dapat dilakukan praperlakuan
Gambar 6. Grafik Hasil Rerata Kadar yaitu perendaman NaOH sebelum proses
Sulfat (%) Agar Rumput
ekstraksi. Armisen (1995); Phillips &
Laut G. verrucosa pada
Konsentrasi NaOH (%) yang William (2000) dalam Indriawati (2007)
Berbeda menambahkan, bahwa proses perlakuan
basa sebelum diekstraksi menggunakan
2.500 asam dapat mengurangi kadar sulfat,
Kadar Sulfat (%)
125
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 120-129
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
7.500 66.000
Kadar Abu (%)
7.400 65.000
126
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 120-129
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
0 Kesimpulan
0% 2% 4% 6%
Konsentrasi NaOH Berdasarkan hasil penelitian dapat
Gambar 12. Grafik Hasil Rerata Rendemen disimpulkan bahwa:
(%) Agar Rumput Laut
G. verrucosa pada Konsentrasi 1. Penggunaan larutan NaOH berpengaruh
NaOH (%) yang Berbeda terhadap mutu agar. Semakin tinggi
konsentrasi NaOH maka kadar sulfat
16 berkurang, sedangkan kekuatan gel,
14
Rendemen (%)
127
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 120-129
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
128
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 120-129
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
Susanto, A.B. 2010. Teknologi Pengolahan 2008 : 86-95, Teknik Kimia FTI-
Rumput Laut Indonesia. Dalam: UPNV, Jawa Timur.
Prosiding Workshop Nasional
Bioteknologi dan Industri Rumput Widyastuti, S. 2009. Pengolahan Agar-agar
Laut Tanggal 5 September 2009. dari Alga Coklat Strain Lokal
Yayasan Rumput Laut Lombok Menggunakan Dua Metode
Indonesia, Semarang, pp. 1- Ekstraksi. Jurnal Agroteksos Vol. 19
20. No. 1-2, Agustus 2009, Program
Studi Teknologi Hasil Pertanian
Taylor, W.R. 1960. Marine Algae of The Fakultas Pertanian Universitas
Eastern Tropical and Subtropical Mataram, Mataram Lombok.
Coasts of The Americas. The
University of Michigan Press, United Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi.
States of America. Vol. xxi, pp. Bogor : MBrio Press. Hal 41-55.
441.
Yunizal, 1999. Teknologi Ekstraksi Alginat
Tensiska. 1992. Pengaruh Pemucatan Dari Rumput Laut Coklat
Terhadap Derajat Putih dan (Phaeophyceae). Instalasi Penelitian
Kekuatan Gel Agar-agar. Skripsi Perikanan Laut Slipi, Balai Penelitian
Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Perikanan laut, Pusat Penelitian dan
Bogor. Pengembangan Perikanan, Jakarta,
30 hlm.
Utami, LI. 2008. Pengambilan Minyak
Kelapa Dengan Proses Fermentasi
Menggunakan Scharomyces
Cerevicerae Amobil. Jurnal Penelitian
Ilmu Teknik Vol.8, No.2 Desember
129