Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PFSE

KODE ETIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perancangan Fabrikasi Sistem
Elektronika
Program Diploma III Politeknik
Disusun oleh:
Hanafiah Gunawan (151311044)
2B

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PRODI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
1. Engineer's Disclosure of Potential conflict of interest
Kasus 1 : Penyelidikan Berpotensi Konflik dari para Insinyur

Engineer A is retained by the state to perform certain feasibility studies relating to a possible
highway spur. the state is considering the possibility of constructing the highway spur through an
area that is adjacent to a residential community in which Engineer A's residence is located. After
learning of the proposed location for the spur, Engineer A discloses to the state the fact that his
residential property may be affected by the new spur and fully discloses the potential conflict
with the state. The state does not object to Engineer A's performing the work. Engineer A
proceeds with his feasibility study and ultimately recommends that the spur be constructed. The
highway spur is constructed.
Insinyur A ditahan oleh negara untuk melakukan studi mengenai pembangunan percabangan di
jalan tol. Negara mempertimbangkan kemungkinan untuk membangun cabang jalan tol melalui
area yang berdekatan dengan komplek perumahan dimana Insinyur A tinggal. Setelah
mempelajari lokasi yang diajukan untuk pembangunan, Insinyur A mengungkapkan bahwa
komplek rumahnya mungkin terganggu oleh pembangunan tersebut dan secara jelas juga
menjelaskan kemungkinan adanya konflik dengan negara. Negara tidak bermaksud menunjuk
Insinyur A untuk mengerjakan pembangunan tersebut. Insinyur A memulai pengkajian dalam
pengerjaan serta rekomendasi agar jalan bisa dibangun. Jalan percabangan telah dibangun

Pertanyaan :
Apakah pantas untuk insinyur A untuk melakukan study kemungkinan meskipun lahannya akan
terpengaruh oleh pembangunan?.
Jawaban :
Tidak pantas Karena insinyur A tidak bertindak secara professional
Referensi :
Kode Etik Bagian II.4. Insinyur harus bertindak secara professional terhadap tiap tiap pekerja
atau klien sebagai orang yang memenuhi janji atau pengawas.
Bagian II.4.a Insinyur harus menyertakan semua potensi kemungkinan terjadinya konflik
terhadap pekerjanya atau klien dengan segera menginformasiikan mereka tentang segala urusan
yang harus diselesaikan atau perhatian, atau hal lain yang dapat mempengaruhi atau dapat
memunculkan pengaruh terhadap penilaian kualitas pelayanannya mereka (pekerja / klien).
2. Objectivity of Engineer Retained as Expert.
Kasus 2 : Obyetifitas Insinyur sebagai Profesional

Engineer B is a forensic engineer. He is hired as a consultant by Attorney Z to provide an


engineering and safety report and courtroom testimony in support of a plaintiff in a personal
injury case. Following Engineer B's review and analysis, Engineer B determines that he cannot
provide an engineering and safety analysis report favorable to the plaintiff because the results of
the report would have to suggest that the plaintiff and not the defendant was at fault in the case.
Engineer B's services are terminated and his fee is paid in full. Thereafter, Attorney X,
representing the defendant in the case, learns of the circumstances relating to engineer B's
unwillingness to provide a report in support of Attorney Z's case and seeks to retain Engineer B
to provide an independent and separate engineering and safety analysis report. Engineer B agrees
to provide the report.
Insinyur A adalah seorang Insinyur Penyidik. Ia di sewa sebagai konsultan Pengacara Z untuk
mengelola dan menganalisis keamanan dan pernyataan pengadilan sebagai perlindungan terhadap
penuntut / penggugat terhadap kemungkinan tindakan kekerasan. Mengacu terhadap pernyataan
dan analisis Insinyur A, Insinyur A menyatakan bahwa dia tidak dapat menyediakan pelayanan
yang menguntungkan terhadap penggugat karena hasil dari laporan dapat menguntungkan
penggugat untuk menggugat jika dalam kasus ini terdakwa sebenarnya tidak bersalah.Pelayanan
insinyur A telah dibatalkan dan bayarannya telah lunas. Setelah itu, Pengacara X, mewakili
terdakwa dalam kasus ini, ia mempelajari hal hal yang berhubungan dengan ketidakmampuan
Insinyur A untuk menyediakan laporan untuk mendukung kasus Pengacara Z dan berusaha untuk
mempertahankan insinyur A dengan membuat laporan yang independen dan terbebas dari
interfensi. Insinyur A bersedia membuat laporan tersebut.
Pertanyaan :
Apakah pantas bagi insinyur A menyetujui untuk membuat laporan teknis dan analisis keamanan
secara terpisah?
Jawaban :
Tidak pantas bagi teknisi A untuk bersedia membuat laporan teknis dan analisis keamanan secara
terpisah Karena pada kasus ini tidak disahkan oleh hukum.
Referensi :
Kode Etik Bagian II.1.c. Insinyur tidak boleh memegang fakta, data, atau informasi apapun
yang didapat dari kemampuannya (kapasitasnya sebagai insinyur) tanpa persetujuan dari klien atau
atasan kecuali telah disahkan atau diperlukan oleh hukum atau aturan ini.
Bagian II.3.a Insinyur harus obyektif dan jujur dalam laporan professional, pernyataan, atau
kesaksian. Mereka harus menyertakan semua informasi yang relevan dan bersangkutan dalam
laporan, pernyataan atau kesaksian.
Bagian II.4.b Insinyur tidak boleh menerima imbalan apapun, dari lebih dari satu kelompok
untuk pelayanan terhadap proyek yang sama, atau untuk pelayanan yang menyinggung proyek
yang sama, kecuali hal tersebut dipaparkan seluruhnya, disetujui, oleh seluruh pihak.
Bagian III.4.b Insinyur tidak boleh, tanpa persetujuan dari semua pihak, berpartisipasi dalam
atau mewakili musuh/lawan dalam sebuah proyek atau melanjutkan proyek dimana insinyur telah
mendapat pengetahuan/informasi khusus/rahasia dari klien atau atasan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai