Anda di halaman 1dari 4

Medan - Rosita (36), guru Matematika di salah satu SMP swasta di Medan, Sumatera Utara

(Sumut) hanya bisa beraktivitas dari atas kursi roda. Perempuan itu nyaris lumpuh.
Rosita mengaku apa yang terjadi itu sudah dilaporkanya ke pihak kepolisian. Kasat Reskrim
Polresta Medan Kompol Fahrizal yang dikonfirmasi pada Senin (19/9/2016) menyatakan sudah
melakukan pemeriksaan saksi.
"Kita sudah cek ke TKP. Kita masih melakukan pemeriksaan. Yang dilaporkannya ini kan anak
kecil. Saksi-saksi sudah dimintai keterangan. Namun, kita masih melakukan pemeriksaan," kata
Fahrizal.
Rosita mengaku dicederai siswa kelas 7 berinisial FL di sekolah. Saat itu, April 2016, FL berlari
menabrak diri ke Rosita. Rosita tak bisa menghindar.
Rosita yang beralamata di Jalan Selam IV, Mandala, Medan itu merasa kakinya kebas.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, tulang panggul Rosita begeser. Ia mengalami
peradangan.
"Bantalan tulang belakang saya robek," ujar Rosita.
Rosita mengaku pernah menegur FL karena mengabaikan tugas. FL pernah mengancam. Namun
ia tidak tahu apakah kejadian itu berkaitan dengan hal tersebut atau tidak.
"Namun tidak saya pedulikan. Anak ini bisa dibilang cukup bandel," imbuhnya.
Pihak sekolah enggan memberikan keterangan atas kejadian yang dialami Rosita. Sementara
orangtua FL, tidak mau berkomentar. "No comment. No comment," katanya saat dihubungi via
telepon.
Sumber : http://news.detik.com/berita/d-3301627/polisi-usut-kasus-guru-smp-yang-nyaris-
lumpuh-karena-dicederai-siswa

foto: opini.id

Aop Saopudin, seorang guru honorer SDN Penjalin Kidul V, Majalengka, Jawa Barat harus
berurusan dengan hukum hanya gara-gara mencukur rambut murid didiknya.
Kejadian konyol ini terjadi pada Maret 2012. Saat itu, Aop Saopudin melakukan razia rambut
gondrong. Dalam razia itu, didapati 4 siswa yang berambut gondrong yaitu AN, M, MR dan THS.
Aop lalu melakukan tindakan disiplin dengan memotong rambut THS ala kadarnya sehingga
gundul tidak beraturan.
Sepulang sekolah, THS menceritakan hukumannya itu ke orangtuanya, Iwan Himawan. Atas
laporan itu, Iwan tidak terima dan mendatangi sekolah. Iwan marah-marah dan mengancam
balik Aop. Gilanya lagi, Iwan mencukur balik rambut sang guru sebagai tindakan balasan.
Namun tak puas sampai disitu saja, Iwan juga melaporkan Aop ke pihak berwajib. Guru honorer
itu pun dikenakan pasal berlapis yaitu tentan Perlindungan Anak dan tentang Perbuatan Tidak
Menyenangkan. Atas tuntutan itu, pengadilan negeri akhirnya menjatuhkan hukuman
percobaan. Yaitu dalam waktu 6 bulan setelah vonis jika tidak mengulangi perbuatan pidana,
maka tidak dipenjara. Tapi jika berbuat pidana, maka langsung dipenjara selama 3 bulan.
Namun beruntung bagi sang guru. Setelah mengajukan kasasi, Mahkamah Agung
membebaskan Aop dari semua dakwaan dan menyatakan apa yang dilakukan Aop tidak
melanggar hukum apa pun.
Tiga hakim agung yaitu Salman Luthan, Syarifuddin, dan Margono menyatakan Aop sebagai
guru mempunyai tugas untuk mendisiplinkan siswa yang rambutnya sudah gondrong.
Apa yang dilakukan Aop sudah menjadi tugasnya dan bukan merupakan suatu tindak pidana.
Oleh karena itu, Aop tidak dapat dijatuhi pidana karena bertujuan untuk mendidik.

Sumber : https://www.brilio.net/duh/4-kasus-sepele-guru-vs-murid-yang-berakhir-miris-bikin-
geram-deh-160526v.html

TEMPO.CO, Serang - Pihak Satuan Reserse Kriminal Polres Serang akhirnya menangkap seorang
guru SMP Negeri 20 berinisial AJ yang bertugas pada bagian kesiswaan sekaligus pembina
Pramuka. Polisi sendiri sudah menetapkan status tersangka terhadap AJ. Selasa siang, 16
Februari 2016, AJ ditahan di ruang tahanan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim
Polres Serang.

Saat dimintai keterangan, pelaku mengakui telah melakukan perbuatan asusila terhadap anak
didiknya akibat diceraikan istrinya lima tahun lalu. Pada 2014, pelaku melampiaskan hasrat
seksualnya kepada murid-muridnya yang semuanya adalah siswa lakilaki. "Setelah cerai tahun
2011, hasrat saya berbeda, menyimpang," ujarnya.
Sepanjang 2014, pelaku mengaku sudah melakukan tindakan asusila terhadap 20 siswanya.
Dua siswa dicabuli, sedangkan 18 siswa yang lain, menurut pengakuan pelaku, hanya diraba-
raba. "Cuma menyentuh celananya," ucapnya.

Polisi sendiri menetapkan AJ sebagai tersangka atas aksi pencabulan. Penetapan tersangka
tersebut diumumkan karena dua siswa anak didik AJ positif telah dicabuli AJ. Pelaku sendiri
melakukan aksi pencabulan tersebut saat para korban mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka.

Untuk membuktikan pelaku melakukan aksi sodomi terhadap para korban, polisi akan
melakukan visum. Adapun kepada pelaku, polisi akan melakukan tes kejiwaan untuk
membuktikan apakah pelaku memiliki penyimpangan seksual.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Serang Ajun Komisaris Arizal Samelino mengatakan
belasan siswa mengadu ke pihak kepolisian terkait dengan dugaan pencabulan oleh AJ.
"Namun, setelah kami dalami, tindakan itu belum bisa dikatakan pencabulan," katanya. "Tapi
akan tetap kami monitor, dalami, khususnya yang dua siswa, yang positif dicabuli pelaku."

Polisi masih mengembangkan kasus pencabulan yang dilakukan guru AJ terhadap muridnya
untuk memastikan apakah ada korban lain. Pihak UPPA Satreskrim Polres Serang membuka
pengaduan bagi para korban AJ yang belum melapor.

Sumber : https://m.tempo.co/read/news/2016/02/16/064745373/sejak-bercerai-guru-ini-
mengaku-perilaku-seksnya-menyimpang

Anda mungkin juga menyukai