Anda di halaman 1dari 6

eJournal Keperawatan (eKp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PERBEDAAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA


TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6-12 BULAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU
Frindi Maki
Adrian Umboh
Amatus Yudi Ismanto

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email: makifrindi@gmail.com

Abstract: Diarhea is an abnormal condition of feces expultsion, characterized by raising


volume, liquid and frequency of more than 3 times a day and for neonatus is more than 4 times a
day with or without mucus. One of the factor that influence diarrhea is formula milk. Giving ASI
is one of the principal strategy to fulfill an adequate nutrition, prohibit disease (diarhea) since
the beginning of life. The prupose of this research is to know the comparison in giving exclusive
ASI and formula milk in occurrence of diarrhea toward baby of ages 6-12 months old at
Puskesmas Ranotana Weru. This research was designed by using observational analytical
method with retrospective approach. Sample technique was used minimal sum of sample in this
research with total 60 respondent. The instrument of this research was used questioner. The
data was analyzed by using Mann Whitney test in 95% of confidence rate (a<0,05). The result
of this research showed score P=0.010. The conclusion of the difference in giving exclusive ASI
and formula milk in occurance of diarrhea toward baby of ages 6-12 months old at Puskesmas
Ranotana Weru.
Keywords: Diarhea, exclusive ASI, formula milk.

Abstrak:Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari
dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lender darah, salah satu faktor yang
mempengaruhi kejadian diare yaitu susu formula. Pemberian air susu ibu (ASI) merupakan salah
satu strategi utama untuk memenuhi kecukupan gizi, mencegah penyakit termasuk penyakit
infeksi (diare) pada tahun-tahun awal kehidupan. Tujuan penelitian untuk mengetahui
perbandingan pemberian ASI Eksklusif dan susu formula terhadap kejadian diare pada bayi usia
6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru. Desain peneltian menggunakan metode
observasional analitik dengan pendekatan retrospektif. Teknik pengambilan sampel
menggunakan jumlah minimal sampel, dalam penelitian ini dengan jumlah sampel 60 responden
Instrumen penelitian menggunakan kuisioner. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji
Mann Whitney pada tingkat kemaknaan 95% ( < 0,05). Hasil penelitian diperoleh nilai
P=0.010. Kesimpulan terdapat perbedaan pemberian ASI eksklusif dan susu formula terhadap
kejadian diare pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja puskesmas Ranotana Weru.
Kata Kunci: Diare, ASI Eksklusif, Susu Formula
eJournal Keperawatan (eKp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENDAHULUAN Dari 5 orang responden yang


Diare merupakan suatu keadaan diwawancarai yang hadir saat kegiatan
pengeluaran tinja yang tidak normal imunisasi, 2 bayi yang diberikan ASI
atau tidak seperti biasanya, ditandai eksklusif tidak pernah mengalami diare
dengan peningkatan volume, keenceran, dan 3 bayi yang diberikan susu formula
serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari 2 diantaranya mengalami diare 1 bayi
dan pada neonatus lebih dari 4 kali dengan frekuensi diare 1 kali dalam
sehari dengan atau tanpa lender darah. kurun waktu 3 bulan sedangkan 1 bayi 4
Salah satu faktor yang mempengaruhi kali dalam kurun waktu 5 bulan.
kejadian diare yaitu susu formula Berdasarkan fenomena diatas, penulis
(Hidayat, 2012). Susu formula yang tertarik untuk meneliti penelitian
diberikan kepada bayi sebagai tentang Perbandingan diare pada anak
pengganti ASI, sering kali memberikan usia 6-12 bulan yang Diberi ASI
efek samping yang mengganggu eksklusif dan susu formula
kesehatan bayi salah satunya diare
(Posyandu Indonesia, 2013). Pemberian METODE PENELITIAN
air susu ibu (ASI) merupakan salah satu
Metode yang digunakan dalam
strategi utama untuk memenuhi
penelitian ini adalah metode
kecukupan gizi, mencegah penyakit
observasional analitik, dengan
termasuk penyakit infeksi (diare) pada
pendekatan, studi retrospektif dimana
tahun-tahun awal kehidupan (Sidi,
penelitian yang berusaha melihat ke
Suradi, Masoara, Boediharjo dan
belakang (backward looking). Penelitian
Marnoto, 2007).
telah dilakukan di wilayah kerja
Menurut Riset Kesehatan Dasar
Puskesmas Ranotana Weru waktu
tahun 2013, insiden diare pada balita
penelitian telah dilaksanakan pada
untuk Sulawesi Utara sebesar 4,2%.
Oktober - Desember 2016. Dalam
Berdasarkan karakteristik penduduk,
penelitian ini jumlah sampel 30
kelompok umur balita adalah kelompok
pemberian nutrisi dengan ASI eksklusif
umur yang paling tinggi menderita diare
dan 30 sampel pemberian nutrisi dengan
dengan usia 0-11 bulan sebesar 5,5 %
Susu formula Teknik pengambilan
dan usia 12-23 bulan sebesar 7,6%.
sampel menggunakan non probability
Berdasarkan Pusat Data dan Informasi
yaitu teknik penentuan sampel dengan
Kesehatan Republik Indonesia (2014),
pertimbangan tertentu sesuai yang
salah satu faktor penyebab diare yaitu
dikehendaki peneliti. sampling yaitu
susu formula dengan cakupan
purposive sampling. Jenis instrumen
pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan
yang digunakan dalam penelitian ini
untuk Sulawesi Utara pada tahun 2013
dengan menggunakan lembar kuesioner.
sekitar 34,7 % sedangkan cakupan bayi
yang mendapat susu formula untuk
Sulawesi Utara pada tahun 2013 sekitar
88%. Dengan demikian cakupan
tertinggi di Sulawesi Utara yakni susu
formula.
Pengambilan data awal di
Puskesmas Ranotana Weru, diketahui
bulan September 2016 jumlah bayi usia
0-23 bulan yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Ranotona Weru berjumlah
751 bayi, kemudian yang menderita
diare yang ditangani sebanyak 23 kasus.
eJournal Keperawatan (eKp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HASIL dan PEMBAHASAN Tabel 5.3 Perbedaan Pemberian ASI


Eksklusif dan Susu Formula
Tabel 5.1 Distribusi Kejadian Diare Terhadap Kejadian Diare
Dengan Pemberian Secara Pada Bayi Usia 6-12 Bulan
ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranotana Weru
ASI eksklusif n %
Kelompok n Mean P
Responden Rank value
Diare tidak 22 73.3
berulang ASI eksklusif 30 25.50
Diare 8 26.7 0.010
berulang
Susu 30 35.50
Total 30 100 Formula
Sumber: Data primer 2016 Sumber: Data primer 2016

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan Tabel 5.3 menunjukkan Nilai uji Mann
bahwa kejadian diare berulang dengan Whitney, diperoleh nilai statistik P nilai
pemberian nutrisi secara ASI eksklusif P value = 0.010 dan nilai = 0.05 yang
berjumlah 8 responden (26.7%) berarti nilai P < , maka dengan
sedangkan frekuensi diare tidak demikian dapat dikatakan bahwa Ha
berulang dengan pemberian nutrisi diterima atau ada Perbedaan pemberian
secara ASI Eksklusif berjumlah 22 ASI Eksklusif dan Susu Formula
reponden (73.3%). Terhadap Kejadian Diare Pada Bayi
Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja
Tabel 5.2 Distribusi Kejadian Diare Puskesmas Ranotana Weru.
Dengan Pemberian Nutrisi
Susu Formula PEMBAHASAN

Susu formula n % Menurut Hidayat (2012), bayi


yang diberikan ASI eksklusif akan lebih
Diare tidak 12 40 sehat dan lebih jarang sakit
berulang dibandingkan dengan bayi yang tidak
Diare 18 60 mendapat ASI eksklusif karena di
berulang dalam ASI terdapat kolostrum yang
berfungsi sebagai zat kekebalan,
Total 30 100 kolostrum ini akan melindungi bayi dari
Sumber: Data primer 2016 berbagai penyakit termasuk penyakit
diare. Kolostrum pada ASI sangat
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan berguna bagi bayi dimana terkandung
bahwa frekuensi diare tidak berulang zat kekebalan terutama immunoglobulin
dengan pemberian nutrisi susu formula A (IgA) untuk melindungi bayi dari
berjumlah 12 responden (40%) berbagai penyakit infeksi seperti diare,
sedangkan frekuensi diare berulang memiliki efek laksatif yaitu membantu
dengan pemberian nutrisi susu formula bayi, pada awal awal buang air besar
berjumlah 18 reponden (60%). dimana kolostrum melindungi saluran
pencernaan bayi dari zat asing yang
masuk ke tubuhnya.
eJournal Keperawatan (eKp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Menurut Sidi, Suradi, Masoara, karbohidrat utama dalam ASI dan


Boediharjo dan Marnoto (2007), bayi berfungsi sebagai salah satu sumber
yang mendapat ASI lebih jarang energi untuk otak. Kadar laktosa yang
menderita penyakit, karena adanya zat terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat
protektif dalam ASI, Laktobasilus dibanding laktosa yang ditemukan pada
bifidus berfungsi mengubah laktosa susu sapi atau susu formula. Namun
menjadi asam laktat dan asam asetat. demikian angka kejadian diare yang
Kedua asam ini menjadikan saluran disebabkan karena tidak dapat mencerna
pencernaan bersifat asam sehingga laktosa (intoleransi laktosa) jarang
menghambat pertumbuhan ditemukan pada bayi yang mendapat
mikroorganisme seperti bakteri E.coli ASI, kandungan protein ASI cukup
Shigela dan jamur. Laktoferin tinggi dan komposisinya berbeda
bermanfaat untuk menghambat dengan protein yang terdapat dalam
pertumbuhan kuman tertentu yaitu susu sapi, protein dalam ASI dan susu
Stafilokokous dan E.coli. Lisozim adalah formula terdiri dari protein Whey dan
enzim yang dapat memecah dinding Casein, protein dalam ASI lebih banyak
bakteri (bakteriosidal) dan terdiri dari protein whey yang lebih
antiinflamatori, untuk menyerang E.coli mudah diserap oleh usus bayi,
dan Salmonela. Dalam ASI juga sedangkan susu sapi lebih banyak
terdapat faktor antistreptokokus yang mengandung protein Casein yang lebih
melindungi bayi terhadap infeksi sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah
kuman, antibodi dalam ASI dapat protein Casein yang terdapat dalam ASI
bertahan didalam saluran pencernaan hanya 30% dibanding susu sapi yang
bayi karena tahan terhadap asam dan mengandung protein ini dalam jumlah
enzim proteolitik dan membuat lapisan tinggi (80%),
pada mukosanya sehingga mencegah Berdasarkan hasil uji statistik
bakteri patogen dan enterovirus masuk dengan uji Mann Whitney diperoleh
ke alam mukosa usus nilai P value = 0.010 dan nilai = 0.05
Menurut pusat promosi yang berarti nilai P < , maka dengan
kesehatan kementrian kesehatan demikian dapat dikatakan bahwa Ha
Republik Indonesia (2016) ASI diterima atau ada perbedaan pemberian
memiliki manfaat sebagai zat gizi yang ASI Eksklusif dan susu formula
paling sesuai untuk kebutuhan bayi, terhadap kejadian diare pada bayi usia
mengandung zat kekebalan tubuh untuk 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
mencegah bayi dari berbagai penyakit Ranotana Weru. Hasil ini juga diperkuat
infeksi (yang tidak ada di susu formula), oleh Ameliasari (2015), yang
melindungi bayi dari alergen, aman dan menyebutkan terdapat perbedaan
terjamin kebersihannya karena langsung kejadian diare pada bayi berusia 0-6
disusukan kepada bayi dalam keadaan bulan yang diberi ASI Eksklusif dengan
segar, membantu memperbaiki refleks yang diberi tidak ASI eksklusif.
menghisap, menelan, dan pernafasa, Penelitian ini sejalan dengan
tidak akan pernah basi karena Rahmita, Ichsan & Ermawati (2012)
mempunyai suhu tubuh, disajikan dari hasil penelitian tersebut
dengan cara yang mudah, cepat, kapan menyebutkan terdapat perbedaan
saja dan di mana saja, menguatkan frekuensi diare yang bermakna antara
kasih sayang antara Ibu dan bayi dan bayi yang diberi ASI eksklusif dan yang
ASI tidak dapat digantikan oleh susu diberikan susu formula. Hal ini sejalan
formula serta tidak memerlukan biaya.. dengan penelitian Mohamad, Abdullah
Berdasarkan Ikatan Dokter Anak & Prawirodiharjo (2014) menyebutkan
Indonesia tahun 2013, Laktosa adalah terdapat hubungan yang signifikan
eJournal Keperawatan (eKp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

antara pemberian ASI eksklusif dengan untuk dapat mengakaji BBL pada bayi
kejadian diare pada bayi usia 0-11 dan personal hygiene dari ibu.
bulan, dimana bayi yang diberi ASI
tidak eksklusif berisiko 9,10 kali untuk SIMPULAN
terjadi diare. Penelitian ini sejalan
Kejadian diare pada bayi usia 6-12
dengan penelitian Nurstyanto (2013)
bulan yang diberi ASI eksklusif
yang menyebutkan bahwa pola
sebagian besar memiliki riwayat diare
pemberian nutrisi berpangaruh terhadap
tidak berulang, Kejadian diare pada bayi
terjadinya diare dengan dengan nilai
usia 6-12 bulan yang diberi susu
signifikan 0.001 < 0.05. formula sebagian besar memiliki
Perbedaan pemberian ASI eksklusif riwayat diare berulang, Terdapat
dan susu formula terhadap kejadian perbedaan pemberian ASI eksklusif dan
diare pada bayi dipengaruhi oleh asupan susu formula terhadap kejadian diare
nutrisi yang diberikan pada bayi yang pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah
berbedah. Hasil penelitian ini kerja puskesmas Ranotana Weru.
menunjukkan bahwa presentase riwayat
DAFTAR PUSTAKA
kejadian diare berulang lebih banyak
terjadi pada reponden pemberian nutrisi Ameliasari, N. (2015). Perbandingan
dengan susu formula dibandingkan kejadian diare pada bayi berusia
dengan pemberian nutrisi secara ASI 0-6 bulan yang diberi ASI
eksklusif, terjadinya diare pada susu Eksklusif dengan yang diberi
formula oleh karena bayi usia dibawah tidak ASI eksklusif
6 bulan sistem pencernaanya belum http://eprints.ums.ac.id/37935/
sempurna. Bayi yang mendapat ASI diakses pada tanggal 14
eksklusif secara otomatis mendapatkan September 2016 jam: 20.31.
kekebalan yang bersifat anti infeksi,
pemberian ASI sebagai makanan
Hidayat, A. A. (2012). Pengantar Ilmu
alamiah yang terbaik, dimana komposisi
Keperawatan Anak. Jakarta:
ASI sesuai untuk pertumbuhan dan
Salemba Medika.
perkembangan bayi serta pelindung bayi
dari berbagai penyakit. Dari hasil Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2013).
penelitian menunjukkan bahwa Air susu ibu dan Kesehatan
pentingnya ASI eksklusif sebagai Saluran Cerna.
pemberian nutrisi yang prioritas untuk http://www.idai.or.id/artikel/klinik
melindungi bayi dari berbagai penyakit /asi/air-susu-ibu-dan-kesehatan-
termasuk penyakit diare. saluran-cerna diakses pada
tanggal 03 Oktober 2016 jam
KETERBATASAN PENELITIAN 23.48.
Penelitian ini bersifat
Mohamad,I. Abdullah, T. &
retrospektif atau melihat kebelakang,
Prawirodiharj,L (2014).
sehingga kebenaran pengisian kuesioner
Hubungan Pemberian ASI
ini sangat tergantung pada ingatan ibu
Eksklusif Dengan Kejadian Diare
responden tentang riwayat kejadian
Pada Bayi 0-11 Bulan Di
diare terhadap pemberian ASI eksklusif
Puskesmas Galesong Utara.
dan susu formula, dalam penelitian
peneliti tidak mengkaji BBL pada bayi
Nurstyanto. (2013). Hubungan Antara
dan personal hygiene dari ibu sehingga
Pola Pemberian Makanan
diharapkan bagi peneliti selanjutnya
Dengan Kejadian Diare Bayi
eJournal Keperawatan (eKp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Usia 0-6 Bulan. Sidi, S.P; Suradi, R; Masoara, S;


http://eprints.ums.ac.id/22743/13/ Boedihardjo, D.S & Marnoto, A.
Naskah_Publikasi.pdf diakses (2007). Manajemen Laktasi.
pada tanggal Jakarta: Perkumpulan Perinatologi
10 Desember 2016 jam 18.05. Indonesia.

Posyandu Indonesia. (2013). Manfaat


dan Kerugian Susu Formula
http://posyandu.org/menyusui-
dan-susu/571-manfaat-dan-
kerugian-susu-formula.html
diakses pada tanggal 20
September 2016 jam 19.05.

Pusat Data dan Informasi Kesehatan


Republik Indonesia (2014).
Situasi Dan Analisis ASI
Eksklusif.

Pusat Promosi Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia. (2016). ASI
Eksklusif yang tidak tergantikan
http://promkes.depkes.go.id/2013/
09/03/asi-eksklusif-yang-tidak-
tergantikan/ diakses pada tanggal
29 September 2016 jam 17.15.
Rahmitasari, P. Ichsan, B. & Ermawati,
S. (2012). Perbedaan Frekuensi
Diare
Antara Bayi Yang diberi ASI
Eksklusif Dengan Susu Formula
Pada Rentang Usia 2-4 Bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas
Klanten Tengah
journals.ums.ac.id/index.php/bio
medika/article/view/255 diakses
pada tanggal 10 Desember 2016
jam 17.45.

Riset Kesehatan Dasar.(2013). Badan


Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian
kesehatan Republik Indonesia.
www.depkes.go.id/resources/down
load/general/Hasil%20Riskesdas
%202013.pdf diakses pada
tanggal 18 September 2016 jam:
16.59.

Anda mungkin juga menyukai