I. Prosedur pengujian di Laboratorium Tahapan Pengujian untuk batas cair : Menambahkan air pada sampel tanah sambil diaduk sampai rata menggunakan batang pengaduk. 1) Batas cair (LL) dilakukan dengan menggunakan alat Cassagrande, ditentukan sebagai kadar air dengan 11 kali ketukan, 22 kali ketukan, 35 kali ketukan dan 43 ketukan. Setiap tahapannya dilakukan penambahan air dan diaduk sampai rata; 2) Mengukur berat cawan sebanyak 4 buah, untuk diisi sampel hasil uji kadar cair, catat hasilnya; 3) Dengan menggunakan alat pembuat alur buatlah alur melalui garis tengah mangkuk dan simetris; 4) Memasukkan sampel hasil kadar cair ke dalam cawan, kemudian ditimbang dan catat hasilnya; 5) Pada proses pengujian penentuan batas plastis tanah (PL) lakukan penggelengan tanah dengan diameter 3mm hingga pecah/hancur; 6) Tanah hasil pengujian batas cair dan batas plastis kemudian ditimbang dan di oven selama 24 jam; 7) Setelah di oven sampel disimpan ke dalam desikator untuk penyesuaian suhu; 8) Tanah yang telah dioven (tanah kering) kemudian ditimbang kembali; II Prosedur pengujian berdasarkan SNI : a). Pengujian kadar Cair Tahapan Pengujian : Menambhkan air suling pada sampel tanah sambil diaduk sampai rata. 1) Mengambil sebagian sampel tanah kemudian diletakkan ke dalam mangkuk penentuan batas cair dan ratakan permukaannya sejajar dengan dasar alat tebal 1 cm; 2) Membuat alur melalui garis tengah mangkuk dan simetris menggunakan alat pembuat alur ; 3) Putar alat sehingga mangkuk naik/jatuh dengan kecepatan putar 2 rotasi perdetik; 4) Putaran dilakukan terus menerus sampai dasar benda uji bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm; 5) Ulangi putaran sampai beberapa kali sehingga diperoleh jumlah pukulan yang sama; 6) Menentukan kadar ai; 7) Mengulang langkah ke 5 dan 6 dan jumlah ketukan yang berbeda-beda; 8) Menggambarkan jumlah pukulan dan kadar air dalam suatu grafik, lalu tarik garis lurus melali titik-titiknya. b) Pengujian batas plastisitas Prosedur praktikum : 1) Ambil 1,5 gram sampai dengan 2,0 gram massa tanah. Bentuk bagian yang diambil menjadi bentuk bulat panjang; 2) Gunakan salah satu metode berikut untuk menggeleng tanah menjadi bentuk bulat panjang berdiameter 30 mm dengan kecepatan 80 gelengan sampai 90 gelengan per menit, dengan menghitung satu gelengan satu gerakan tangan bolak balik hingga kembali ke posisi awal; a) Metode menggeleng dengan tangan, geleng benda uji dengan telapak tangan atau jari pada plat kaca (atau di atas selembar kertas yang diletakkan di permukaan yang rata) dengan tekanan yang cukup untuk menggeleng benda uji menjadi beberapa gelengan kecil dengan diameter dan panjang yang sama. Hasil gelengan-gelengan kecil tersebut selanjutnya dibentuk hingga diameternya 3 mm ini memakan waktu tidak lebih dari 2 menit. Besar tekanan tangan atu jari yang diperlukan bervariasi, tergantung jenis tanahnya. Tanah yang mudah pecah dengan plastisitas yang rendah merupakan tanah yang paling tepat digeleng dengan bagian sisi luar telapak tangan atau bagian bawah ibu jari; b) Prosedur alternatif, metode dengan alat geleng batas plastis, letakkan massa tanah di atas bawah plat, kemudian letakkan plat atas hingga bersentuhan dengan masa tanah . Tekan sedikit ke bawah dan gerakan ke belakang dan ke depan selama 2 menit dimana plat dijaga agar tetap bersentuhan dengan sisi rel. Selama proses pengelengan ini, jangan bairkan tanah gelengan menyentuh sisi rel; catatan : Pada umumnya, lebih dari satu sampel tanah dapat digeleng secara serentak pada alat penggiling batas plastis. 3) Apabila tanah hasil gelengan telah berdiameter 3 mm tetapi belum terjadi retakan, maka tanah gelengan dibagi menjadi enam atau delapan potongan. Satukan dan remas semua potongan dengan kedua tangan dan geleng kembali dengan jari tangan hingga membentuk bulat panjang; 4) Sedangkan apabila tanah telah berdiameter 3 mm dan terjadi retakan maka dilanjutkan ke tahap 6; 5) Tanah gelengan sebagaimana tahap 3, digeleng sampai terjadi retakan atau sampai diameter tanah tidak dapat lebih panjang lagi untuk digeleng. Retakan dapat terjadi ketika diameter tanah gelengan lebih besar dari 3 mm. Terjadinya retakan pada diameter yang berbeda menunjukkan jenis tanah yang berbeda. Beberapa jenis tanah akan hancur menjadi partikel agregat kecil, sementara jenis lain yang mungjkin membentuk suatu pipa yang retak dibagian ujungnya. Retakan ini berkembang ke arah tengah dan akhirnya tanah gilingan tersebut hancur menjadi bagian-bagian kecil yang pipih; 6) Untuk tanah lempung yang padat diperlukan tekanan gelengan yang lebih kuat terutama pada kondisi mendekati batas platisitasnya. Untuk tanah berplastis rendah, diperbolehkan untuk mengurangi jumlah total perbahan bentuk dengan diameter awal benda uji berbentuk bulat panjang mendekati diameter akhir sebesar 3 mm; 7) Menggabungkan bagian-bagian tanah yang retak dan masukkan ke dalam cawan, kemudian timbang; 8) Ulangi prosedur yang diuraikan dari tahap 1 sampai 6 sampai tahap 8. Tentukan kadar air tanah sesuai denga SNI 130-1965-1990 dan catat hasilnya. d. Perbedaan antara praktikum di Laboratorium dengan SNI Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan perbedaannya yaitu: a) Pengujian batas cair : air yang digunakan bukan air suling b) Pengujian batas plastis: proses penggelengan tidak dilakukan diatas kaca