Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Perinatal di

Indonesia masih sangat tinggi, menurut survey Demografi dan Kesehatan

Indonesia. Tahun 2007 AKI sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup dan

Angka Kematian Perinatal adalah 26.9 % per 1000 kelahiran hidup.

(webugm@ugm.ac.id)

Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan,

masalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai

bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini terhadap faktor-faktor

yang memperlemah kondisi seorang ibu hamil perlu di prioritaskan, seperti

gizi rendah, anemia, dekatnya jarak antara kehamilan dan buruknya hygiene.

Disamping itu perlu dilakukan pula pembinaan kesehatan pranatal yang

memadai dan penanggulagan faktor-faktor yang menimbulkan kematian

perinatal yang meliputi perdarahan, hipertensi, infeksi, BBLR, asfiksia, dan

hipotermia (Prawirohardjo,2005)

Penelitian telah menunjukan bahwa 5 % kematian bayi terjadi dalam

periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya

penanganan bayi baru lahir sehat akan menyebabkan kelainan kelainan yang

dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian.

1
Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup dihadiri oleh bidan yang

dapat diberi tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada

persalinan normal. Oleh karena kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi

beberapa saat sesudah selesainya persalinan yang dianggap normal, maka

seorang bidan harus mengetahui dengan segera timbulnya perubahan

perubahan pada ibu dan bayi dan bila perlu memberikan pertolongan seperti

penghentian perdarahan, membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen dan

napas buatan (Prawirohardjo,2005)

Dengan melihat kenyataan diatas maka penulis ingin mempelajari lebih

lanjut perawatan bayi segera sesudah lahir.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dan tepat pada bayi

baru lahir

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mampu menguraikan konsep dasar dan asuhan kebidanan pada Bayi

Baru lahir dengan Asfiksia

2. Mampu mengidentifikasikan dan melakukan analisa data yang

terkumpul pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia.

3. Mampu menginterprestasikan data yang terkumpul, baik dalam bentuk

2
diagnosa, masalah maupun kebutuhan pada Bayi Baru Lahir dengan

Asfiksia.

4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan intervensi dan

kolaborasi segera pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia

5. Mampu mengidentifikasi dan mendiagnosa masalah potensial pada Bayi

Baru Lahir dengan Asfiksia

6. Mampu membuat rencana tindakan pada Bayi Baru Lahir dengan

Asfiksia

7. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan yang dibuat pada Bayi

Baru Lahir dengan Asfiksia

8. Mampu mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan management

yang telah dicapai pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

ASFIKSIA

A. Definisi

Asfiksia neonaturum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara

spontan dan teratur setelah dilahirkan. Akibat asfiksia ka bertambah buruk apabil

penanganan bayi tidak dilakukan dengan sempurna (Sarwono, 2005)

B.Etiologi dan faktor predisposisi

Hifoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonaturum terjadi karena gangguan

pertukaran gas serta transfor oksigen dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan

dalam persediaan oksigen dan dalam menghilangkan karbondioksida.

Gangguan menahun dalam kehamilan dapat berupa gizi ibu yang buruk, penyakit

menahun seperti anemia, penyakit janutung dan lain lain. Hal ini dapat dicegah

atau dikurangi dengan melakukan pemeriksaan antenatal yang sempurna, sehingga

perbaikan sedini mungkin dapat dilakukan. Faktor faktor yang timbul dalam

persalinan bersifat mendadak yang dapat menyebabkan asfiksia dan anoksia

(sarwono, 2005) adalah :

1. faktor dari pihak janin

gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali pusat, depresi

pernafasan karena obat obatan analgetik / anastesi

2. faktor dari pihak ibu

4
gangguan his

hipotensi mendadak

hypertensi pada eklamsia

gangguan mendadak pada placenta

3. gangguan hemostatis

pada tingkat permulaan gangguan gas tranfor o2 mungkin hanya menimbulkan

asidosis respiratorik. Bila gangguan berlanjut dalam tubuh terjadi metabolisme

anaerobik. Yang menimbulkan asidosis metabolik. Pada tingkat lebih lanjut

terjadi gangguan kardiovaskuler yang disebabkan oleh :

a. kerja jantung yang terganggu

b. asidosis metabolik

c. gangguan perdarahan paru

C.Diagnosis

Diagnosis dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda tanda gawat

janin. Tiga hal yang perlu mendapatkan perhatian :

a. Denyut Jantung Janin

b. Mikonium dalam air ketuban

c. Pemeriksaan PH darah janin

D. Penanganan

Resusitasi Bayi

Prinsip dasar yang perlu dilakukan adalah :

5
a. menciftakan lingkungan yang baik bagi bayi dan membersihkan jalan

nafas

b. memberikan bantuan pernafasan secara aktif kepada bayi dengan nafas

buatan

c. merangsang timbulnya perafasan

d. menjaga agar peredaran darah tetap baik

Cara Resusitasi

a. Penilaian

setelah bayi lahir (dalam beberapa detik) lakukan penilaian segera sambil

memindahkan bayi dari tempat tidur keatas perut ibu

Bila tidak bernafas atau megap megap, anggota gerak lunglai atau tidak

bergerak aktif segera lakuka tindakan berikut

a). Jepit dan potong tali pusat, beritahukan asalah bayi pada keluarga

b). Selimuti bayi dengan kain alas yang telah disiapkan kemudian pindahkan

bayi ketempat resusitasi yang telah disiapkan

b. Langkah awal

1. menjaga bayi tetap hangat

pertahankan selimut yang melingkupi tubuh bayi untuk menjaga

kehangatan tubuhnya

2. mengatur posisi

6
letakkan bayi dengan posisi terlentang, kemudian ganjal bahu bayi dengan

lipatan kain yang telah disiapkan, atur kepala bayi setengah ektensi agar

jalan nafas terbuka.

3. Menghisap lendir

Lakukan pengisapan lendir dengan de lee, kemulut (<5 cm) lalu hidung

(<3 cm), penghisapan dilakukan sambil menarik keluar pipa penghisap.

4. keringkan dan rangsangan taktil

keringkan bayi dengan sedikit tekanan, mulai muka dan seluruh tubuh,

gunakan telapak tangan untuk menggosok punggung, perut dan dada.

5. mengatur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi

6. melakukan penilaian bayi

a). Bila bernafas normal letakkan bayi pada ibu dan selimuti bayi bersama

ibunya

b). Bila tidak bernafas, megap megap atau menagis lemah lakukan

ventilasi

c. Ventilasi

1. pasang sungkup, sungkup melingkupi hidung, mulut dan dagu

2. lakukan ventilasi

a. tiup sungkup dengan tekanan air 30 cm sebanyak 2 kali

b. lihat apaka dada bayi mengembang setelah dilakukan peniupan 2 x

c. bila tidak mengembang periksa sungkup pastikan tidak ada udara

yang bocor, posisi kepala dan periksa apakah ada sumbatan pada

mulut

7
d. bila dada mengembang lanjutkan ventilasi

3. lakukan ventilasi sebanyak 20 kali dalam 30 detik

bila bayi mulai bernafas normal hentikan ventilasi, pantau kondisi bayi,

bila bayi belum bernafas lakukan kembali ventilasi.

4. hentikan ventilasi dan lakukan penilaian setiap 30 detik

5. bila bayi tidak bernafas spontan sesudah 2 3 menit lakukan resusitasi

diteruskan ventilasi dengan interval 30 detik, siapkan rujukan bayi

bersama ibunya

6. bila bayi tidak bernafas sesudah ventilasi 20 menit pertimbangkan untuk

menghentikan resusitasi

PRAKTUR KLAVUKULA

A.Pengertian

Menurut A. Samik Wahab (2000) Fractur adalah dimana hilangnya kontinuitas

jaringan tulang fractur klavikula pada bayi terdapat 1,5 3% dari persalinan

pervaginam fractur ini merupakan trauma lahir pada tulang yang tersering

ditemukan dibanding dengan trauma tulang lainnya.

B. Etiologi (Sarwono Prawirohardjo, 2005)

Faktor predisposisi fraktur klavikula adalah :

a. Bayi yang berukuran besar

b. Distosia bahu

8
c. Partus dengan letak sungsang

d. Persalinan traumatic

C. Gejala (A. Samik Wahab, 2000)

Jenis fraktur pada trauma lahir ini umumnya jenis fraktur greenstick, walau

kadang-kadang dapat juga terjadi suatu fraktur total secara klinis fraktur jenis

greenstick sering tidak diketahui segera setelah bayi lahir, tetapi baru ditemukan 1

2 mg kemudian setelah teraba adanya pembentukan kalus.

Beberapa gejala klinis fractur klavicula greenstick :

1. Gerakan tangan kanan dan kiri tidak sama.

2. Refleks moro asimetris.

3. Bayi akan menangis pada perabaan kalvicula.

4. Gerakan pasif tangan yang sakit.

5. Riwayat persalinan yang sukar.

Jenis fraktur klavicula yang sakit :

1. Adanya crepitasi.

2. Deformitas pada tulang klavikula yang sakit.

Fraktur Klavikula merupakan cedera yang terjadi oleh trauma pada waktu

persalinan.Tulang Klavikula lebih sering patah pada waktu proses persalinan dan

Klavikula akan mudah sekali patah jika terjadi kesulitan untuk melahirkan bahu

9
pada presentasi puncak kepala dan dan pada lengan yang terlentang pada

kelahiran presentasi bokong.Biasanya bayi tidak meletakkan lengannya secara

bebas pada sisi yang mengalami gangguan, krepitasi dan ketidakteraturan tulang

dapat diraba dan terkadang ditemukan perubahan warna bagian atas lengan yang

mengalami fraktur.Reflek morro tidak ada pada sisi yang mengalami gangguan

dan terdapat Spasme Sternokleido Mastoideus disertai hilangnya lengkung

supraklavikuler pada sisi fraktura.Pengobatannya adalah Reposisi abduksi 60

derajat, fleksi 90 derajat, dan imobilisasi.Patah tulang pada bayi akan cepat

sembuh dalam 7-10 hari.

10
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA
BERAT DAN FRAKTUR KLAVIKULA TERHADAP BAYI NY. L
DI PRODI METRO
TAHUN 2011

Pengumpulan Data Dasar Tanggal 5 Februari 2011

I. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas

Nama Bayi : Bayi Ny. L

Tgl Lahir : 5 Februari 2011 pukul 01. 00 WIB

Anak : Kedua

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Metro

Nama Klien : Ny. L Nama Suami : Tn. W

Umur : 35 tahun Umur : 38 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Jawa

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Dagang

Alamat : Metro Alamat : Metro

11
2. Riwayat persalinan sekarang

Kala I : 7 jam

Kala II : 1jam

Kala III : 15 menit

Kala IV : 2 jam
10 jam 15 menit

3. Jumlah perdarahan

Kala I : Blood slym

Kala II : 50 cc

Kala III : 100 cc

Kala IV : 200 cc
350 cc

4. Keadaan air ketuban : Bercampur mekonium

5. Waktu Pecahnya Ketuban : 21.00. wib

6. Jenis persalinan : Letak Bokong

7. Lilitan Tali pusat : Tidak ada

8. Episiotomi : Dilakukan

II. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan bayi baru lahir

a. Tanda vital : Temp : 37 oC RR : 30 x/mt BB : 3000 gr

Pol : 80 x/mt PB : 49 cm Reflek : Lemah

12
b. APGAR SCORE

Menit I A :1 Menit V A :1

P :1 P :1

G :0 G :1

A :0 A :1

R :1 R :2
3 6

c. Kepala

UUB : Tidak ada kelainan

UUK : Tidak ada kelaianan

Moulage : Tidak ada

Caput susedoneum : Tidak ada

Bentuk kepala : Bundar

Keadaan tubuh : Bersih

d. Mata

Bentuk mata : Simetris kanan dan kiri

Strabismus : tidak ada

Pupil mata : Normal

Sklera : Normal

Keadaan : Bersih

Bulu mata : Ada

f. Hidung

Bentuk : Simetris kanan dan kiri

13
Lubang hidung : terdapat secret

Pernapasan cuping hidung : ada

Keadaan : Bersih

g Mulut

Bentuk : Simetris

Palatum : normal tidak sumbing

Gusi : Normal tidak ada sumbing

Reflek hisap : Ada

Bibir : Normal tidak ada sumbing

h. Telinga

Posisi : Simetris Kanan dan kiri

Keadaan : Normal

i Leher

Pembesaran kelenjar vena : Tidak ada

Pergerakan leher : Leher tampak ekstensi bila diangkat

j Dada

Posisi : Simetris

Mamae : Ada

Suara nafas : tidak teratur,ada whizing dan ronchi

k Perut

Bentuk : Normal

14
l Punggung / Bokong

Bentuk : Simetris

Fleksibilitas tulang punggung : Baik

Lubang anus : Ada

m Ekstremitas

Jari tangan : Lengkap tanpa cacat, warna kebiruan

Jari kaki : Lengkap tanpa cacat, warna kebiruan

Posisi dan bentuk : Simetris

Pergerakan : Ada

n Genetalia

Jenis Kelamin : Laki-laki

BAB pertama : Segera setelah lahir

BAK pertama : Segera setelah lahir

o Reflek

Menghisap (sucking) : lemah

Menggenggam(Graping) : lemah

Reflek berjalan(Staping) : lemah

Reflek Moro : Tidak Ada

p. Ukuran Antopometri

BB : 3000 gr LK : 34 cm LILA :

10cm

15
PB : 49 cm LD : 32 cm

III. ANALISA DATA

1. Diagnosa

Bayi baru lahir letak belakang kepala dengan asfiksia berat.

Dasar : Bayi lahir letak belakang kepala dengan distosia bahu

Bayi lahir spontan pukul 01.00 wib

Jenis Kelamin Laki-laki

APGAR score menit pertama 3

Tali pusat sudah dipotong

2. Masalah

Pernafasan tidak adekuat

3. kebutuhan

langkah awal resusitasi

IV. PERENCANAAN

1. Lakukan perawatan bayi baru lahir dengan asfiksia berat

a. Memberi tahu ibu keadaan bayi saat ini

b. Lakukan langkah awal resusitasi yaitu

1. menjaga bayi tetap hangat

pertahankan selimut yang melingkupi tubuh bayi untuk menjaga

kehangatan tubuhnya

2. mengatur posisi

16
letakkan bayi dengan posisi terlentang, kemudian ganjal bahu bayi

dengan lipatan kain yang telah disiapkan, atur kepala bayi setengah

ektensi agar jalan nafas terbuka.

3. Menghisap lendir

Lakukan pengisapan lendir dengan de lee, kemulut (<5 cm) lalu

hidung (<3 cm), penghisapan dilakukan sambil menarik keluar

pipa penghisap.

4. keringkan dan rangsangan taktil

keringkan bayi dengan sedikit tekanan, mulai muka dan seluruh

tubuh, gunakan telapak tangan untuk menggosok punggung, perut

dan dada.

5. mengatur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi

6. melakukan penilaian bayi

a). Bila bernafas normal letakkan bayi pada ibu dan selimuti bayi

bersama ibunya

b). Bila tidak bernafas, megap megap atau menagis lemah

lakukan ventilasi

c. Lakukan Ventilasi Tekanan Positif (VTP)

1. pasang sungkup, sungkup melingkupi hidung, mulut dan dagu

2. lakukan ventilasi

3. tiup sungkup dengan tekanan air 30 cm sebanyak 2 kali

4. lihat apakah dada bayi mengembang setelah dilakukan peniupan 2

17
5. Melakukan penilaian

Bayi masih megap megap, RR 35 x/mt, Pols 80 x/mt

6. Melanjutkan kembali ventilasi sebanyak 20 kali dalam 30 detik

7. Melakukan penilaian

Bayi masih megap megap, RR 35 x/mt, Pols 80 x/mt

8. Melanjutkan kembali ventilasi sebanyak 20 kali dalam 30 detik

Bayi menangis spontan,kulit kemerahan,denyut jantung 100x/mt

d. Lakukan pengukuran tanda tanda vital, Apgar score

Hasil pengukuran antopometri

BB : 3000 gr PB : 49 cm

LK : 34 cm LD : 32 cm

Lila : 10 cm

Hasil Tanda vital

Pols : 110 x / mt

RR : 50 x / mt

Temp : 37 oC

2. Berikan salep mata oksitetrasiklin 1%, imunisasi hepatitis B 0,5 ml IM dan

vitamin K injeksi 0,5 ml IM 1/3 paha bagian luar

3. Pemenuhan nutrisi pada bayi

Menyusui bayi sesegera mungkin dan berikan setiap bayi menginginkan

4. Informasikan perawatan bayi sehari hari

18
a. Menjelaskan tentang pentingnya perawatan bayi sehari hari seperti

perawatan tali pusat, menjaga kebersihan tubuh bayi.

b. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga suhu lingkungan agar tetap

hangat, bayi dipakaikan baju, topi, dan diselimuti.

c. Mengobservasi kemampuan ibu dalam perawatan bayi sehari hari

d. Menjelaskan pada ibu tanda dan bahaya pada bayi misalnya biru

mendadak, muntah berlebihan atau panas tubuh yang tinggi.

19
SUBJEKTIF

Ibu merasa cemas dengan keadaan anaknya pergerakannya tidak aktif

OBJEKTIF

1. Reflek

Menghisap (sucking) : lemah

Menggenggam(Graping) : lemah

Reflek berjalan(Staping) : lemah

Reflek Moro : Tidak Ada

2. Ukuran Antopometri

BB : 3000 gr

PB : 49 cm

LD : 32 cm

LK : 34 cm

LILA : 10cm

3. Hasil Tanda vital

Pols : 110 x / mt

RR : 50 x / mt

Temp : 37 oC

ANALISA DATA

a. Diagnosa

Bayi baru lahir letak bokong dengan fraktur klavikula.

Dasar : Bayi lahir letak Bokong

Bayi lahir pukul 01.00 wib

20
BB 3000 gr

Jenis Kelamin Laki-laki

APGAR score menit pertama 3

Reflek Moro Tidak Ada

b. Masalah

Pergerakan bayi terbatas

PLANNING

1. Lakukan perawatan bayi baru lahir dengan Fraktur Klavikula

a. Memberi tahu ibu keadaan bayi saat ini mengalami fraktur klavikula

ibu mengerti

b. Melakukan membebat /pengikatan pada lengan yang praktur menggunakan

elastis perband dan bayi tidak boleh diangkat selama 7 hari

c. menjaga bayi tetap hangat

pertahankan selimut yang melingkupi tubuh bayi untuk menjaga kehangatan

tubuhnya

2. Lakukan perawatan bayi baru lahir

a. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara bayi diberi pakaian bersih

dan kering, pada kepala dipakaikan topi, bila bayi BAB/BAK segera ganti

pakaiannya.

Suhu tubuh bayi tetap hangat (37o C) telapak kaki bayi teraba hangat

b. Memberikan ASI yang adekuat pada bayi

Menjelaskan pada ibu untuk sesering mungkin menyusui anaknya

Bayi tampak tenang dan tidur nyenyak

21
c. Merawat tali pusat bayi Mengganti kassa kering dan steril pada tali

pusat

Tali pusat masih basah dan bersih

c. Menjaga personal hygiene bayi

Bayi telah dilap dan diganti pakaiannya

22
BAB IV

PEMBAHASAN

Penatalaksanaan bayi baru lahir meliputi : Pencegahan infeksi, Penilaian

awal, Pencegahan kehilangan panas, Rangsangan taktil, Perawatan tali pusat,

Pemberian ASI, Pemberian profilaksis terhadap gangguan pada mata

Bayi Ny. ``L`` Bayi baru lahir sesuai usia kehamilan, tidak langsung

menangis, ekstermitas dan seluruh tubuh berwarna biru dan ada miconium,

APGAR SCORE 3/6. Dilakukan Penilaian awal, Langkah awal resusitasi dan

VTP, dan perawatan bayi dengan praktur klavikula, Dilakukan pemberian salep

mata, injeksi vitamin K dan imunisasi Hepatitis B, pemeriksaan fisik dan tanda

vital dengan hasil BB : 3000 gr, PB 49 cm. nadi : 110 x/mt, RR : 40 x/mt, suhu :

37 0 C, LK : 34 cm, LD : 32 cm, lila : 10 cm. Dilakukan rawat gabung untuk

membina hubungan kasih sayang yang baik antara ibu dan bayi. Mengajarkan

ibu cara menyusui yang baik, dan hanya memberikan ASI saja sampai anak usia 6

bulan, memberitahu tanda-tanda bahaya pada bayi dan tanda-tanda bayi sehat

serta memberitahu imunisasi pada bayi, kapan imunisasi diberikan dan jenis

imunisasi yang diberikan.

23
BAB V
PENUTUP

Puji syukur kehadirat Allh Swt, Atas Rahmat dan Hidayah Nya penulis

dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia

berat dan fraktur klavikula.

Dalam hal ini penulis menyadari mungkin dalam Pembuatan study kasus

ini jauh dari sempurna baik isi maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan

penambahan pengetahuan dimasa mendatang.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuannya baik materil maupun spirituil hingga dapat

menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia berat

dan fraktur klavukula ini dan semoga mendapat imbalan dari Allah SWT.

Semoga Asuhan Kebidanan ini bermanfaat bagi kita semua.

Metro, Februari 2011

Penulis

24
DAFTAR PUSTAKA

UGM, Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi tahun 2009,


(webugm@ugm.ac.id) diakses 06 Nopember 2009

Prawirohardjo, Sarwono, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta. YBP.2005.

Ikatan Bidan Indonesia, Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. 2005

DEPKES RI, Program Imunisasi untuk Puskesmas, Depkes, Jakarta, 2007

Safuddin, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. YBP.2005.

25

Anda mungkin juga menyukai