Anda di halaman 1dari 22

FORMULIR PENDAFTARAN

BEASISWA UNGGULAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

FORM BU 01

DATA DIRI A
Nama Lengkap : Galila Aisyah Latif Amini

No Identitas/e-KTP : 3573035912900001

Tempat Lahir : Malang

Tanggal Lahir : 19 12 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin* : Laki - Laki Perempuan

Status* : Menikah Belum Menikah


Jalan Danau sentarum E4B 14 RT 05/ RW 06
Alamat Sesuai Identitas : Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang,
Perumnas Sawojajar Malang

Kota/ Kabupaten : Medan

Provinsi : Jawa Timur

No. Telepon Rumah : -

No. Seluler : 085649902005

Email : galilaaisyahlatifamini@gmail.com / galilaaisyahlatifamini@yahoo.com

DATA ORANG TUA / WALI B


B. 1
Ayah
Nama : Maskuri

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

No. Telp : 081945999052

Ibu
Nama : Tifaah Latief

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)


No. Telp : 085649956900

B. 2
Wali
Nama : -

Pekerjaan : -

No. Telp : -

PENDIDIKAN C
C. 1
Pendidikan Terakhir* : SMA / MK D IV S1 S2 S3
Nama Instansi : Universitas Brawijaya Malang kalo pendidikan profesi?

Program Studi : Kebidanan

Tahun Kelulusan : 2013

UN/ IPK : 3.28

C. 2
Pendidikan yang dituju* : D IV S1 S2 S3
Dalam Negeri Luar Negeri
Perguruan Tinggi : Universitas Indonesia

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kesehatan Reproduksi)

PEKERJAAN D
(diisi bagi yang sudah bekerja)

JenisPekerjaan** : Guru / PNS / TNI / POLRI / Swasta / Lain-lain


Nama Instansi : -
Jabatan : -
Alamat Instansi : -

No. Telepon : -
No. Fax : -
DATA ORGANISASI E
TAHUN TAHUN
NAMA ORGANISASI JABATAN
MASUK KELUAR
1 Paskibra MtsN 1 Malang Anggota 2003 2004

2 OSIS S MtsN 1 Malang Anggota 2003 2004

3 OSIS S MtsN 1 Malang Sekretaris Umum 2004 2005

4 Pramuka SMAN 10 Malang Anggota 2006 2007

5 PMR SMAN 10 Malang Anggota 2006 2007

6 Pramuka SMAN 10 Malang Pradana 2007 2008

Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FK Universitas


7 Bendahara 2009 2010
Brawijaya
Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FK Universitas
8 Anggota Komisi Kesma 2009 2010
Brawijaya
9 Lembaga Studi Ilmiah Mahasiswa FK Universitas Brawijaya Anggota 2009 2010
Keluarga Mahasiswa Kebidanan (ARMABI) FK Universitas
10 Bendahara 2010 2011
Brawijaya

PRESTASI F

NAMA LOMBA TINGKAT PERINGKAT TEMPAT TAHUN

PENGALAMAN KERJA G
TAHUN TAHUN
NAMA INSTANSI BIDANG JABATAN
MASUK KELUAR
Universitas Muhammadiyah Tenaga
1 - 2015 2015
Purwakarta Pendidik
PELATIHAN / SEMINAR / WORKSHOP H

KATEGORI JUDUL PENYELENGGARA SKALA TAHUN

Seminar Nasional Mengungkap


Nasional IBI Kota malang - 2009
esensial Investasi Ibu dan Anak

Seminar Nasional midwifery as a


Universitas Brawijaya
Nasional profession : become an autonomy - 2010
Malang dan AIPKIND
midwife
Seminar Nasional Kebidanan
dengan tema peningkatan Universitas Brawijaya
Nasional 2 2011
pendidikan bidan dalam Malang
menghadapi tantangan global
Seminar kesehatan nasional
Medical Fiesta dengan tema LSIM FK Universitas
Nasional 4 2011
medical strategies for millenium Brawijaya Malang
development goals approach
Seminar Nasional Scientific
Midwifery Exhibition dengan tema ARMABI FK Universitas
Nasional 2 2012
be golden generation by carring, Brawijaya Malang
brilliant thingking, and competent
Seminar Nasional Kebidanan Fakultas Kedokteran
Nasional dengan tema the role of midwife in Universitas Brawijaya 3 2013
improving and newborn health Malang

Pelatihan Asuhan Persalinan


Nasional P2KS kota Malang - 2015
Normal

International Meeting of Public


Health sustainable
Internasional HMP FKM UI 2 2015
Development Goals for Healthy
future

Nasional Epidemiologi xxxxx DPR RI - 2011

KEMAMPUAN BAHASA I
TANGGAL
BAHASA PASIF / AKTIF TIPE TEST SKOR
(DD/MM/YYYY)
Inggris Aktif TOEFL 487 30/05/2015
Inggris Aktif TOEIC 590 11/02/2015

FORM REKOMENDASI J
NAMA REKOMENDASI JABATAN EMAIL NO. TELEPON

PENGEMBANGAN POTENSI DIRI K


Jawablah masing - masing pertanyaan dengan jelas sesuai dengan potensi diri anda !

1. Seperti apakah kemampuan anda sesuai bidang keilmuan yang telah ditekuni ?

Kesehatan masyarakat telah membawa saya mengenal dan memahami masalah kesehatan secara luas
dan menyeluruh. Tidak berfokus hanya pada penyebab suatu penyakit dan pengobatannya, tetapi juga memikirkan
bagaimana sebenarnya penyakit atau masalah-masalah kesehatan itu bisa dicegah untuk tidak terjadi. Dalam
menuntaskan masalah kesehatan, program-program kesehatan yang ada tidaklah dapat berjalan sendiri, tentu
saling terkait dengan program pada bidang lainnya, termasuk bidang politik sebagai jalur penentu kebijakan. Selain
daya analisis, seorang ahli kesehatan masyarakat dituntut harus mampu berkomunikasi dengan baik. Selama di
FKM, kemampuan komunikasi publik saya terasah dengan baik, saya juga beberapa kali ditugaskan turun
kelapangan, melihat langsung masalah-masalah kesehatan yang terjadi serta program-program apa yang sedang
berjalan. Sejak belajar di FKM pula, saya menyukai penelitian, penyelidikan, penyuluhan, dan presentasi. Semua itu
semakin berkembang ketika saya menuntut ilmu di FKM.

2. Potensi diri apakah yang belum teroptimalisasikan sesuai dengan bidang keilmuan
anda ?

Untuk menjadi seorang tenaga kesehatan yang berkualitas, saya merasa belum sangat optimal dalam
melayani penyuluhan/ promosi kesehatan/ presentasi/ diskusi dengan menggunakan bahasa asing (Inggris dan
Arab). Hal ini jelas menjadi pembatas dalam upaya mengenalkan program kesehatan masyarakat di Indonesia
secara global serta menjadi penghambat keikutsertaan dalam organisasi kesehatan masyarakat dunia. Begitu juga
dalam lingkup kelimuan. Saya masih merasa belum cukup banyak memiliki modal keilmuan kesehatan masyarakat.

3. Bagaimana langkah anda untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengan bidang
keilmuan ?

Untuk menjadi tenaga kesehatan berkualitas, saya memperbanyak membaca, baik buku-buku kesehatan,
artikel, dan jurnal demi mendukung pengetahuan yang telah saya terima dan tidak malu untuk banyak bertanya
pada yang lebih ahli mengenai kesehatan masyarakat, masalah kesehatan terbaru, dan pencegahannya. Saya juga
mengikuti seminar-seminar serta bergabung dalam forum kesehatan masyarakat agar memudahkan untuk
berdiskusi dan bertukar pikiran. Selain mengikuti kursus bahasa asing, saya juga mengikuti forum kesehatan
masyarakat internasional melalui media-media sosial sebagai upaya terus meningkatkan kemampuan berbahasa
asing dan cara berpikir global. Serta bergabung menjadi relawan lepas di organisasi kemanusiaan seperti Aksi
Cepat Tanggap (ACT) dan Komunitas Aferesis Kota Medan agar bisa mengasah cara berpikir cepat untuk solusi,
mempertajam rasa empati, dan melatih cara berpikir dari sudut pandang orang/bidang kelimuan lain.
4. Tuangkan segala cita-cita, harapan, keinginan anda setelah lulus program beasiswa unggulan
dalam 1 paragraf pendek pada kolom di bawah ini !

Terus melanjutkan studi adalah keinginan saya paling besar. Secara epidemiologi, masalah kesehatan
terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara agent, host, dan lingkungan (Epidemiologic Triangle). Perubahan
salah komponennya akan mengubah keseimbangan dan kalau digambarkan, maka hubungan ketiga komponen itu
seperti tuas dalam timbangan dengan komponen lingkungan sebagai penumpunya. Oleh karna ketertarikan dan
keinginan yang sangat besar untuk mengkaji banyaknya hal pada lingkungan serta perubahannya yang
mempengaruhi status kesehatan masyarakat juga sebagai lanjutan dari latar pendidikan saya, saya merasa perlu
untuk mengambil jenjang magister pada Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia untuk mengambil
konsentrasi Epidemiologi Kesehatan Lingkungan. Saya berharap, setelah menyelesaikan program ini, saya dapat
memiliki modal keilmuan lebih baik lagi untuk melakukan pengabdian kepada negara, sungguh-sungguh mendidik
generasi bangsa, dan dapat terus aktif memberi hasil-hasil penelitian yang bermanfaat untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat di Indonesia.
USULAN SKRIPSI/ KARYA AKHIR/ THESIS/ DESERTASI L
Tuliskan rencana tema/ judul, usulan proyek akhir skripsi (untuk beasiswa program D4/S1),
thesis (untuk beasiswa program S2), disertasi (untuk beasiswa program S3) yang berkaitan
dengan pengembangan potensi diri Anda. (bila lembar ini tidak mencukupi mohon tulisan
dilampirkan dalam bentuk proposal).

Pengaruh Kadar Timbal (Pb) dalam Darah Ibu Hamil Terhadap Status Kesehatan Bayi Baru Lahir di Desa
Cinangka, Kecamatan Ciampe, Kabupaten Bogor Tahun 2015 (Terlampir)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa data yang saya isikan di atas adalah
benar.

Foto Berwarna Depok, 04 - Oktober - 2015


Terbaru
Pemohon,
3 X 4 cm

Profil
Santai & Sopan
( Rizqiana Halim )

Sekretariat Beasiswa Unggulan


Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
Jl. Jenderal Sudirman Kemdikbud Ged.C Lt.6
Jakarta - 10270
Telp/Fax: (021) 573 111 44 ext 2616, 573 9290
www.beasiswaunggulan.kemdiknas.go.id
bu.bpkln@gmail.com

Catatan:
* Diisikan dengan memberikan tanda () pada kolom pilihan
** Coret yang tidak diperlukan
LAMPIRAN

RENCANA TUGAS AKHIR

1. Judul

Pengaruh Kadar Timbal (Pb) dalam Darah Ibu Hamil Terhadap Status Kesehatan Bayi

Baru Lahir di Desa Cinangka, Kecamatan Ciampe, Kabupaten Bogor Tahun 2015.

2. Latar Belakang

Kontaminan timbal (Pb) dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan janin seperti

berat badan lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, dan anomali kongenital (Suyono, 1995;

Sowers, 2002). Pada masa kehamilan, adanya kadar Pb dalam darah walaupun pada level

rendah sudah menjadi perhatian serius karena efek samping yang akan ditimbulkannya pada

janin (Papanikolaou et al, 2005; Bellinger, 2005; Mcmichael, 1986). Pb akan merusak sel-sel

otak janin dan menghambat sintesis hemoglobin dalam sel darah merah, merusak fungsi hati

dan ginjal, serta merusak jaringan saraf (neurotoksin) janin (Hutton, 1987; Mason et al, 2014;

WHO, 2005).

Kadar Pb dalam darah ibu hamil dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya paparan

lingkungan dan status gizi (White et al, 2007). Pb yang terkandung dalam darah ibu hamil

akan diteruskan pada janinnya melalui plasenta (Silbergeld, 1991; Baghurst, 1992).

Pb dalam darah akan mengubah sistem hematologi dengan menghambat aktivitas

beberapa enzim yang terlibat dalam biosintesis heme yang berfungsi sebagai pembentukan sel

darah merah, selanjutnya gangguan hemopoietic system ini akan menyebabkan penurunan

kadar hemoglobin di dalam tubuh, memendekkan umur eritrosit, dan akan menyebabkan

anemia (Saxena, 1994; IPCS, 1995; Sacher et al, 2004; Palar, 2008).

Dalam penelitian Suhendro, Soedibyo, H.P & Windhu P (2007) menunjukkan hasil

analisis statistik uji korelasi Pearson dengan nilai p= 0,000 yang berarti ada hubungan antara

kandungan Pb dalam darah dengan kandungan hemoglobin. Koefisien korelasi yang


diperoleh dari uji ini adalah sebesar - 0,799, hal ini berarti hubungan tersebut tergolong kuat

dan nilai negatif menunjukkan arah hubungan dimana bila kandungan Pb dalam darah

meningkat, maka kandungan hemoglobin akan cenderung menurun.

Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko terjadinya BBLR dikarenakan

kurangnya suplai nutrisi dan oksigen pada placenta yang akan berpengaruh pada fungsi

plasenta terhadap janin (Simanjuntak, N.A.,2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pada pada tingkat kepercayaan 95% dan =0.05, anemia ibu berhubungan dengan kejadian

BBLR. Anemia merupakan faktor risiko terjadinya BBLR (OR = 23,385), dimana peluang

terjadinya BBLR pada ibu hamil yang anemia 23,385 kali lebih besar dibanding pada ibu

hamil yang tidak anemia (Surya, S. R., Trisna I.W., 2013)

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir

kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan (Surasmi, A., Handayani, S &

Heni N.K. 2003). Menurut WHO (dalam Maryunani, 2009) data BBLR dirincikan sebanyak

17% dari 25 juta persalinan pertahun didunia. Di Indonesia angka kejadian BBLR pada tahun

2013 (10,2%) lebih rendah dibanding tahun 2010 (11,1%) namun masih cenderung tinggi

(Riskesdas, 2013).

Polusi Pb dapat terjadi di udara, air maupun tanah (Gustina, 2012; Srikandi, F., 1992).

Pb secara alamiah terdapat dalam jumlah kecil pada batu-batuan, penguapan lava, tanah dan

tumbuhan (Surkana, B., 2006). Namun, Pb lebih banyak dihasilkan melalui kegiatan manusia

yaitu transportasi, penambangan, peleburan, pengilangan, dan pengolahan ulang sekunder

seperti daur ulang baterai (AKI) bekas (Suyono, 1995; Blacksmith Institute, 2014). Pb masuk

ke dalam tubuh manusia melalui tertelan atau terhirupnya bahan-bahan yang mengandung Pb

seperti debu, serta dari makanan dan minuman yang terkontaminasi Pb (Sukana, B,. Hendro,

M 2006; ATSDR, 2007).


Sumber Emisi Industri Restorasi dan
Bebatuan Kendaraan dengan Pb pengelupasan cat

Tanah/Debu
Air Udara

Hewan Tanaman

Air Minum Makanan Pernafasan

Ibu Hamil

Gambar 1. Prinsip Paparan Pb dari Lingkungan ke Ibu Hamil

Penelitian Sukana, B,. Hendro, M (2006) menunjukkan bahwa rata-rata kandungan Pb

dalam darah ibu hamil yang bertempat tinggal di beberapa desa di sekitar kali Porong yaitu

8,73g/100 mL dan paling tinggi 16,57 g/100 mL. Penelitian Gonzalez-Cossio et al (1997)

ditemukan bahwa kandungan Pb dalam darah ibu akan berbanding terbalik dengan berat

lahir. Penelitian Irgens et al tahun 1998 (dalam CDC, 2010) menemukan bahwa wanita

dengan kandungan Pb dalam darah lebih mungkin untuk memberikan bayi lahir berat badan

rendah dibanding wanita yang tidak mengandung Pb dalam darah (OR = 1.1, 95% CI = 0.98-

1.29). Studi kohort prospektif di Lucknow, India Utara menunjukkan bahwa kadar Pb dalam
darah 500 ibu hamil rata-rata sebesar 14g/dL dan ibu hamil dengan kadar Pb dalam darah

>25g/dL berasosiasi dengan kejadian BBLR (Shally, Rajiv & Srivastava, 2000).

Pada tahun 2012 di Jabodetabek telah teridentifikasi 71 lokasi tercemar Pb akibat

adanya kegiatan daur ulang aki bekas ilegal. Salah satu lokasi itu adalah Desa Cinangka,

Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Desa Cinangka adalah rumah bagi banyak kegiatan

daur ulang AKI bekas skala kecil. Pembuangan residu dan emisi kegiatan peleburan AKI

bekas ilegal ini telah diidentifikasi sebagai sumber kontaminasi Pb pada masyarakat Desa

Cinangka. Ditemukan bahwa kadar Pb di dalam darah masyarakat desa tersebut bahkan

mencapai 65 g/dL, juga kandungan kadar Pb dalam darah anak usia sekolah rata-rata

sebesar 36,62 g/dL. Konsentrasi ini melebihi dari batas aman yang ditetapkan oleh WHO,

yaitu 10g/dL (Blacksmith Institute, 2014). Namun, belum ada referensi yang menjabarkan

khusus kadar Pb dalam darah ibu hamil di Desa Cinangka ini.

3. Kerangka Pikir

Kadar Pb Gangguan Sintesis Anemia pada


dalam Darah Ibu Hamil Haemoglobin Ibu Hamil BBLR

Udara Ambient Status Gizi


Kontaminasi Makanan dan
Minuman
Jarak Tempat Tinggal
4. Kerangka Konsep
dengan Sumber Pb

Kadar Pb
dalam Darah Ibu Hamil BBLR

5. Rumusan Masalah
Status Gizi
Jarak Tempat Tinggal dengan Sumber
Mengingat bahwa Desa Cinangka merupakan Pb kegiatan peleburan aki bekas
lokasi dari

ilegal yang marak dilakukan masyarakat sejak 1978 yang telah terkonfirmasi sebagai sumber
pencemaran Pb pada masyarakat setempat, maka risiko ibu hamil di Desa Cinangka untuk

terpapar Pb diduga sangat besar sehingga dikhawatirkan mengganggu kesehatan

reproduksinya selama masa kehamilan terutama kondisi kesehatan janin yang dikandung

dilihat dari sisi berat badan bayi yang dilahirkan.

6. Pertanyaan Penelitian

a. Berapa persen ibu hamil dengan kadar Pb dalam darah di Desa Cinangka tahun 2016?
b. Bagaimana distribusi proporsi status gizi ibu hamil di Desa Cinangka tahun 2016?
c. Bagaimana distribusi kadar Pb dalam darah ibu hamil berdasarkan jarak tempat

tinggal dari sumber Pb di Desa Cinangka tahun 2016?


d. Bagaimana distribusi berat bayi lahir berdasarkan kadar Pb dalam darah ibu hamil di

Desa Cinangka tahun 2016?


e. Bagaimana distribusi berat bayi lahir berdasarkan status gizi ibu hamil di Desa

Cinangka tahun 2016?


f. Apakah ada pengaruh kadar Pb dalam darah ibu hamil terhadap kejadian BBLR di

Desa Cinangka tahun 2016?

7. Tujuan Penelitian

7.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh kadar Pb dalam darah ibu hamil terhadap kejadian BBLR di

Desa Cinangka tahun 2016

7.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui berapa persen ibu hamil dengan kadar Pb dalam darah di Desa

Cinangka tahun 2016


b. Mengetahui distribusi proporsi status gizi ibu hamil di Desa Cinangka tahun 2016
c. Menganalisis distribusi kadar Pb dalam darah ibu hamil berdasarkan jarak tempat

tinggal dari sumber Pb di Desa Cinangka tahun 2016


d. Menganalisis distribusi berat bayi lahir berdasarkan kadar Pb dalam darah ibu

hamil di Desa Cinangka tahun 2016


e. Menganalisis distribusi berat bayi lahir berdasarkan status gizi ibu hamil di Desa

Cinangka tahun 2016


f. Menganalisis pengaruh kadar Pb dalam darah ibu hamil terhadap kejadian BBLR

di Desa Cinangka tahun 2016

8. Manfaat Penelitian
8.1 Bagi Instansi Terkait

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi mengenai pengaruh Pb

dalam darah ibu hamil terhadap kejadian BBLR di Desa Cinangka Tahun 2016

sehingga dapat menjadi bahan masukan dan bahan evaluasi serta menjadi pendukung

dalam mengambil kebijakan terkait penanganan dan pencegahan dampak pencemaran

lingkungan, khususnya Pb, di Desa Cinangka.

8.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian-

penelitian selanjutnya.

9. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh kadar Pb dalam darah ibu hamil

terhadap kejadian BBLR di Desa Cinangka tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan desain studi kohort prospektif dan akan dilaksanakan pada bulan

November 2015 Januari 2016 oleh mahasiswa FKM UI peminatan Epidemiologi Kesehatan

Lingkungan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan

melalui pengukuran biomarker, pengukuran antropometri, dan kuesioner.

10. Metode Penelitian

10.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan observasional dan

desain studi kohort prospektif.


10.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Cinangka, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor

pada bulan November 2015 Januari 2016.

10.3 Populasi dan Sampel Penelitian

10.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang bertempat tinggal di Desa

Cinangka.

10.3.2 Besar Sampel Penelitian

Sesuai dengan desain studi yaitu kohort, maka besar sampel yang diperlukan

berdasarkan perhitungan rumus:

10.4 Diagnosis dan Metode Pemeriksaan Pb

10.4.1 Diagnosis Pb

Diagnosis keracunan Pb dengan pemeriksaan darah di laboratorium. Normal kadar

tersebut ialah 0, 003g/100 mL darah lengkap. Bila pemeriksaan menunjukkan kadar lebih

tinggi dari normal, biasanya sampai 0,10 g/100mL darah lengkap, perhatikan kemungkinan

adanya absorbsi. Dan jik a ditemui kadar yang melebihi 0,10 g/100mL darah lengkap boleh

dikatakan telah terjadi keracunan.


10.4.2 Metode Pemeriksaan Pb

Teknik pengambilan darah tusuk jari dan dalam penggunaan alat LeadCare dan

HemoCue portable analyzers.

10.5 Pengumpulan Data

10.5.1 Tahap Pengumpulan Data

1. Persiapan

a. Persiapan administrasi, yaitu izin penelitian kepada instansti terkait seperti dinas

kesehatan, puskesmas, Bakesbanglinmas, KPBB, pemerintahan kabupaten,

pemerintahan kecamatan, pemerintahan kelurahan, dll.

b. Persiapan teknis, antara lain:

1) Perekrutan tenaga enumerator

2) Pelatihan tenaga enumerator

3) Uji coba kuesioner

2. Pelaksanaan

a. Pengiriman surat pemberitahuan dan inform consent kepada responden.

b. Pengumpulan kembali inform consent

c. Pengambilan sampel darah

d. Pengukuran IMT

e. Wawancara dan observasi dan dengan instrument kuesioner dan lembar observasi

10.5.2 Pengambilan Sampel Darah


Penentuan biomarker yang tepat perlu dilakukan untuk mengukur total beban timbal

dalam tubuh. Secara teori, beberapa biomarker yang dipakai untuk mengetahui dan mengukur

kadar timbal dalam tubuh manusia dapat dilihat melalui darah, sekreta, jaringan lunak, dan

jaringan mineral. Tetapi spesimen biomarker yang mewakili keberadaan timbal adalah darah

dan urin.

Kadar timbal dalam darah merupakan indikator pemajanan yang sering dipakai dalam

kaitannya dengan pajanan eksternal. Kadar timbal dalam darah dapat merupakan petunjuk

langsung jumlah timbal yang sesungguhnya masuk dalam tubuh. Pajanan timbal dapat

dievaluasi dengan mengukur kadar erythrocyte protoporphyrin (EP) pada sampel darah. EP

adalah bagian dari sel darah merah yang diketahui akan meningkat apabila kadar timbal

dalam darah tinggi. Beberapa peneliti menggunakan biomarker urin untuk mengukur

keterpajanan timbal dalam tubuh manusia. Namun masih belum jelas batas konsentrasinya

karena adanya kesukaran dalam penentuan kepastian volume urin.

Cara pengambilan sampel darah untuk uji kadar timbal dan hemoglobin adalah

sebagai berikut:

a. Tangan ibu hamil dicuci dengan sabun dan air, dikeringkan dengan handuk kertas, diusap

dengan kapas beralkohol dan dikeringkan dengan kain kasa.

b. Ujung jarinya ditusuk dengan jarum Tenderlett sekali pakai yang steril.

c. Tetes darah pertama dihapus dengan kasa

d. 200 L (kira-kira 8 tetes) darah berikutnya dikumpulkan di dalam tabung berkapiler untuk

pemeriksaan timbal.

e. Setelah darahnya diambil, jari yang telah ditusuk diberikan plester Band-Aid sebagai

perlindungan.

f. Sampel darah tusuk jari dianalisa kadar timbal dan hemoglobinnya di suatu ruangan yang

berpendingin. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk mengurangi kemungkinan


kontaminasi lingkungan dari tempat pengambilan, dan juga disebabkan karena ambang

batas tertinggi untuk kisaran operasional instrumen LeadCare Analyzer adalah 95oF.

g. Hampir semua sampel darah dianalisa pada hari sampel tersebut diambil.

h. Sampel darah yang sudah dianalisa tidak disimpan, tetapi dikumpulkan bersama semua

peralatan yang sudah digunakan (yaitu jarum, tabung darah, kain kasa dan sarung tangan)

di suatu wadah khusus untuk wadah buangan barang berbahaya.

i. Hasil test kadar timbal dan tingkat hemoglobin ibu hamil akan dikembalikan dalam

bentuk surat, 1 3 minggu setelah analisis. Surat tersebut menjelaskan tindakan apa yang

harus dilakukan berdasarkan kadar timbal dan hemoglobin yang ditemukan pada ibu

hamil.

10.5.3 Analisis Sampel Darah

1. Kadar timbal dalam darah

Sampel-sampel darah dari jari dianalisa kadar timbalnya dengan menggunakan alat

analisa LeadCare portable analyzer, yang menganalisa kadar timbal dalam sampel darah

dengan cara anodic stripping voltammetry. Metode ini telah digunakan dengan oleh CDC

dalam berbagai penelitian serta pelayanan jasa, baik di dalam maupun di luar negeri dan

ketepatannya telah dibuktikan dalam beberapa studi. Prosedurnya adalah dengan

menempatkan sampel dalam sebuah tabung reagen dan dibiarkan mengendap selama paling

tidak 2 menit, diikuti dengan menempatkan 35-50 L bahan campuran reagen darah tersebut

di atas elektroda LeadCare. Hasil analisa dapat dibaca setelah 3 menit. Terhadap instrumen

LeadCare dilakukan tiga tingkat kontrol kualitas pada masing-masing alat pada awal dan

akhir setiap analisa.

2. Tingkat Hemoglobin

Tingkat hemoglobin diukur dengan menggunakan metode cyanmethemoglobin dengan

alat HemoCue yang portabel. Ketepatan dan ketelitian alat ini telah diuji dan dibandingkan

dengan metode baku laboratorium dengan hasil yang memuaskan. Setelah darah
dikumpulkan dalam hemocue cuvette, maka cuvette yang telah terisi akan segera ditempatkan

di dalam peralatan HemoCue untuk dianalisa dan hasilnya akan terbaca dalam 45 detik.

Dua tingkat kontrol kualitas juga dianalisa untuk setiap instrumen HemoCue pada awal dan

akhir dari setiap penggunaan instrumen.

10.6 Pengolahan Data

Data dari kuesioner dan lembar observasi dimasukkan ke perangkat lunak program

SPSS. Semua informasi bersifat konfidensial/rahasia. Seluruh data, laporan rangkuman, atau

dokumen yang dihasilkan oleh penelitian ini tidak akan mencantumkan keterangan yang bisa

mengidentifikasi responden (nama atau alamat). Setiap responden diberi identitas dengar

nomor-nomor. Setelah seluruh hasil penelitian dimasukkan, file kembali di periksa dengan

melihat kembali hardcopy kuesioner dan lembar observasi untuk memeriksa keakuratan dan

konsistensi data yang telah dimasukkan. Demikian pula halnya dengan hasil pemeriksaan

kadar timbal dalam darah dan tingkat hemoglobin yang semuanya dimasukkan ke data set,

kemudian data diperiksa konsistensi dan keakuratannya dengan memperbandingkan

frekuensi, rata-rata (mean) dan kisaran untuk mendeteksi adanya angka-angka yang tidak

lazim. Apabila ditemukan kejanggalan, maka harus ditelusuri kembali ke hardcopy dan

dilakukan perbaikan dalam database.

10.7 Analisis Data

Teknik-teknik regresi linier dan regresi logistik dipakai untuk memeriksa pengaruh

paparan Pb terhadap kejadian BBLR berdasarkan data dari kuesioner. Pada mulanya,

digunakan model regresi linier satu varian (univariate) dan model regresi logistik untuk

menilai hubungan antara kadar Pb dalam darah dengan masing-masing faktor. Variabel-
variabel yang signifikan dalam model satu varian digunakan untuk membangun model akhir.

Semua model multi-varian (multivariate) dikontrol untuk status gizi dan jarak tempat tinggal

dengan sumber Pb.

11. Daftar Pustaka

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia.

Baghurst P.A., Mcmichael A.J., Wigg N.R., et al. (1992). Environmental Exposure To Lead

and Childrenss Intelligence at The Age of Seven Years. N Eng J Med.

Ed.327:Pg.1279-1284.

Bellinger D.C. (2005). Teratogen Update: Lead And Pregnancy. Birth Defects. Res a Clin

Mol Teratol. Ed73:40920.

Blacksmith Institute. (2014). Project Completion Report: Lead Encapsulation, Cinangka,

Indonesia. New York: www.blacksmithinstitute.org.

CDC. (2010). Guidelines For The Identification And Management of Lead Exposure In

Pregnant and Lactating Women. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and

Human Services.

Division of Toxicology and Environmental Medicine. (2007). Agency for Toxic Substance

and Disease Registry (ATSDR). Atlanta, GA: www.atsdr.cdc.gov.

Gonzlez-Cosso T., Peterson KE., Sann L., Fishbein SE., Palazuelos E., Aro A., Hernndez-

Avila M., Hu H. (1997). Decrease In Birth Weight In Relation To Maternal Bone

Lead Burden. Pediatrics. Ed.100:Pg.856-862.


Gustina, D. (2012). Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Di Udara dan Upaya

Penghapusan Bensin Bertimbal. Bandung: Lapan.

Hutton, M. (1987). Human Health Concerns of Lead, Mercury, Cadmium and Arsenic.

University of London, London: John Willey & Sons Ltd.

IPCS. (1995). Environmental Health Criteria. Inorganic Lead. Geneva: World Health

Organization. Pg.106.

Maryunani, A. (2009). Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta:Trans Info

Media.

Mason, L., et al (2014). Neuropsychological Effects of Lead Toxicity. University of Kentucky

College of Medicine, Biomed Research, USA: Hindawi Publishing Corporation.

Mcmichael A.J., Vimpani G.V., Robertson E.F., Baghurst P.A., Clark P.D. (1986). The Port

Pirie Cohort Study: Maternal Blood Lead And Pregnancy Outcome. J

Epidemiology Community Health. Ed40:Pg.1825.

Palar. (2008). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.

Papanikolaou N.C., Hatzidaki E.G., Belivanis S., Tzanakakis G.N., Tsatsakis A.M.(2005).

Lead Toxicity Update. A Brief Review. Med Sci Monit. Ed 11:Ra32936.

Sacher., Ronald. A., et al. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta:

EGC.

Saxena D.K. (1994). Blood Lead Pacental Lead Levels In an Indian City: A Preliminari

Report. Neurotoxicology Division, Industrial Toxicology Research Centre,

Lucknow, India. Arch.Environmental Health. USA.106-10.

Shally, A., Rajiv, A., Srivastava, R.C. (2000). Maternal Blood Lead Levels and Pregnancy

Outcomes In Lucknow, North India. Archives of Environmental Health. Sep/Oct.

Pg. 363.

Silbergeld E.K. (1991). Lead In Bone. Implications For Toxicology During Pregnancy and

Lactation. Environmental Health Perspect. Ed.91:Pg.63-70.


Simanjuntak NA. (2009). Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR) di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU)

Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008. Medan: Fakultas Kesehatan

Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Sowers, M., Jannausch, M., Scholl, T., Kemp, F. W., Bogden, J.D. (2002). Blood Lead

Concentrations and Pregnancy Outcomes. Archives of Environmental Health,

Sep/Oct, Pg. 489.

Srikandi, F. (1992). Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.

Suhendro., Soedibyo, H.P., Windhu, P. (2007). Kandungan Timbal Dalam Darah dan Dampak

Kesehatan pada Pengemudi Bus Kota AC Dan Non-AC di Kota Surabaya. Jurnal

Kesehatan Lingkungan. Vol.3, No.2, Januari 2007: Pg.127 136.

Surasmi, A., Handayani, S., Heni N.K. (2003). Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta: EGC.

Surkana, B., Hendro, M. (2006). Tingkat Kandungan Pb dalam Darah Penduduk di Beberapa

Desa di Sekitar Kali Porong. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol.5 No.3.

Surya S.R., Trisna I.W. (2013). Faktor Faktor Risiko Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di

Wilayah Kerja Unit Pelayanan Terpadu Kesmas Gianyar II. Bali: Fakultas

Kedokteran, Universitas Udayana.

Suyono, J. (1995). Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja (World Health Organization). Editor:

Caroline Wijaya. Jakarta: EGC.

White L.D., Cory-Slechta D.A., Gilbert M.E., Tiffany-Castiglioni E., Zawia Nh et al. (2007).

New And Evolving Concepts In The Neurotoxicology of Lead. Toxicol Appl

Pharmacol. 225:127.

WHO. (2005). Hazardous Chemicals In Human and Environmental Health. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai