Anda di halaman 1dari 25

TINJAUAN TEORI

STATUS GIZI BALITA

Balita adalah bayi yang berada pada rentan usia 1-5 tahun. Pada usia ini otak anak
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat yang di kenal dengan istilah masa keemasan ( the
golden age), dan pada masaa ini harus mendapatkan stimulasi secara menyeluruh baik kesehatan
gizi, pengasuhan dan pendidikan. Istilah ini sudah sering di dengar dan dipahami oleh semua
orang tua, karena mereka menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas. Tapi sedikit
yang memanfaatkan peluang ini, karena mereka merasa pertumbuhan anak adalah proses alami
yang akan terjadi dengan sendirinya tanpa dengan interpretasi orang tua atau siapapun.

Anak usia 1-5 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari
apa yang di sediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita di perkenalkan
dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa balita lebih besar dari masa usia pra
sekolah sehingga di perlulkan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun perut yang masih
kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu di terimanya dalam sekali makan lebih kecil
dari pada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu pola makan yang diberikan adalah porsi
kecil dengan frekuensi sering.

A. PENGERTIAN
Gizi pada balita adalah sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan yang sebaik-
baiknya yang harus di konsumsi balita agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal untuk
tumbuh kembang, menjaga kesehatan bayi atau mencegah berbagai penyakit. (Peath. EF.
2004).

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI BALITA


1. Umur
Umur menentukan kebutuhan gizi pada balita. Hal ini karena perkembangan dan
fungsi system pencernaan dan system organ lain di pengaruhi oleh umur. Contohnya bayi
usia kurang dari 6 bulan belum bias mencerna makanan padat tetapi setelah usia 6 bulan
boleh makan makanan dan bertingkat teksturnya mulai makanan lumat, makanan lembek,
sampai makanan orang dewasa. (Peath. EF. 2004).
2. Berat badan
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari berat badan rata rata untuk umur
tertentu merupakan factor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan
agar tumbuh kembang berjalan lancar.

3. Suhu lingkungan
Suhu tubuh di pertahankan pada 36,5-37,5oC untuk metabolism yang optimum.
Adanya perbadaan suhu antara tubuh dan lingkungan, maka tubuh melepaskan sebagian
panasnya yang harus di ganti dengan hasil metabolism tubuh. Maka lebih besar
perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukan energy yang di
perlukan.

4. Aktifitas
Setiap aktifitas memerlukan energy, semakin banyak aktifitas yang dilakukan
sedemikian banyak pula energy yang diperlukan. (Peath. EF. 2004).

5. Status Kesehatan
Pada kondisi sakit asupan energy tidak boleh dilupakan. Karena dalam kondisi
sakit diperlukan nutrisi untuk membantu proses penyembuhan.

C. MANFAAT GIZI PADA BALITA (Wibowarini,B , 2007)


Di dalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
mineral, dan air . zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun, dan
zat pengatur.
1. Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energy adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
Bagi balita tenaga diperlukan untuk melakukan aktifitasnya saat pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relative lebih
besar dri pada orang dewasa. Zat tenaga bias di dapat dari beras, jagung, gandum,
kentang, sagu dan roti.
2. Zat pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan oragan-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang sudah
rusak. Zat pembangun ini terdapat di protein hewani (telur, ayam, ikan, daging, susu) dan
protein nabati (kacang-kacangan, tempe, dan tahu).

3. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar oragan organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang di harapkan, serta untuk member tubuh perlindungan maksimal
terhadap serangan penyakit. Zat pengatur dapat di peroleh dari semua sayur sayuran
dan buah buahan yang mengandung fitamin dan mineral, seperti jeruk, papaya, wortel,
sawi dan bayam.

Secara klasik kata gizi hanya di hubungkan dengan kesehatan tubuh. Yaitu untuk
menyediakan energi, membangun dan mempelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses
kehidupan dalam tubuh.tetapi saat ini, gizi disamping untuk kesehatan, gizi berkaitan
dengana perkembangan otak,kemampuan belajar dan produktifitas fisik. (Wibowarini,B ,
2007)

D. STATUS GIZI KURANG PADA BALITA


Suatu keadaan tubuh yang mengalami kekurangan satu atua lebih zat zat gizi
essential. ( Wiboworini, B. 2007 ).
Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan
(requirement) zat gizi. ( Soejianto, B.dkk. 2007 )

E. KRITERIA STATUS GIZI


Semua bagian tubuh (keseluruhan atau parsial) dapat digunakan untuk menilai status
gizi, namun menurut WHO (1983) hanya tiga parameter saja yang dianggap valid; berat
badan, tinggi badan, dan lingkaran lengan atas.
Menurut WHO (1990) indeks status gizi adalah gabungan dua parameter antropometri
yang digunakan untuk menilai status gizi. Sehingga dari parameter yang valid tersebut dapat
dinilai empat indeks;
1. Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Berat badan merupakan ukuran pertumbuhan massa jaringan. Massa jaringan
memiliki sifat sensitif, artinya cepat berubah. Perubahan yang terjadi pada lingkunan
akan terlihat langsung pada massa jaringan. Misalnya seorang anak mekan lebih dari
biasanya dalam 2 atau 3 hari akan terlihat langsung penambahan berat badannya.
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan berat badan menurut
umur, juga menggunakan modifikasi standar Harvard dengan klasifikasinya adalah
sebagai berikut :
a. Gizi baik adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 89%
standar Harvard.
b. Gizi kurang adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umur berada diantara
60,1-80 % standar Harvard.
c. Gizi buruk adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya 60% atau kurang
dari standar Harvard.

2. Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)


Tinggi badan adalah salah satu ukuran pertumbuhan linier. Pertumbuhan liner
(tulang rangka) memiliki sifat pertumbuhannya lambat, tidak mudah berubah, dan
seburuk keadaan ukuran adalah tetap, tidak turun. klasifikasinya adalah sebagai berikut :
a. Gizi baik yakni apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya lebih
dari 80% standar Harvard.
b. Gizi kurang, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya berada
diantara 70,1-80 % dari standar Harvard.
c. Gizi buruk, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya kurang dari
70% standar Harvard.
3. Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Indeks BB/TB lebih menggambarkan komposisi tubuh oleh karena tidak
dipengaruhi oleh umur. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks ini disebut status
kegemukan yaitu : sangat kurus, kurus, normal dan gemuk (Depkes, 2000).
Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
a. Gizi baik, apabila berat badan bayi / anak menurut panjang / tingginya lebih dari 90%
dari standar Harvard.
b. Gizi kurang, bila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya berada diantara 70,1-
90 % dari standar Harvard.
c. Gizi buruk apabila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya 70% atau kurang
dari standar Harvard.

4. Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LILA/U)


Pengukuran status gizi ini berdasarkan lingkar lengan atas yang sering dipergunakan
adalah mengacu kepada standar Wolanski. Klasifikasinya :
a. Gizi baik apabila LLA bayi / anak menurut umurnya lebih dari 85% standar
Wolanski.
b. Gizi kurang apabila LLA bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-85 %
standar Wolanski.
c. Gizi buruk apabila LLA bayi / anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar
Wolanski.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 290 tahun 2000 sebagai
penetapan dari hasil Temu Pakar Gizi Bulan Juni 2000 di Semarang, adalah sebagai berikut :
a. Indeks BB/U
Gizi Buruk : < -3 SD*
Gizi Kurang : > -3 Sd s/d < -2 SD
Gizi Baik : > -2 SD s/d < +2 SD
Gizi Lebih : > +2 SD
b. Indeks TB/U
Anak Pendek : < -2 SD
Anak Normal : > -2 SD
c. Indeks BB/TB
Sangat Kurus : < -3 SD
Kurus : > -3 Sd s/d < -2 SD
Normal : > -2 SD s/d < +2 SD
Gemuk : > +2 SD
*SD = Standar Deviasi
DAFTAR PUSTAKA

http://asuhankebidanand3.blogspot.com/2013/01/tanda-balita-cukup-gizi.html#
http://asuhankebidand3.blogspot.com/2012/01/tanda-balitacukupgizi.html#
http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/01/09/kriteria-status-gizi/
FORMAT PENGKAJIAN DATA
PADA KELUARGA
BALITA R

I. IDENTITAS KELUARGA
1. Kepala keluarga
Nama : Tn. Abd. Rifaid
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : laki - laki
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan Pokok : honorer
Agama : Islam
Suku bangsa : kaili bugis / indonesia
Alamat : No 209, Rt.02, Rw 01, kelurahan lasoani
Penghasilan : 2.000.000

2. Data anggota keluarga


No nama Jenis agama Pendidikan pekerjaan penghasilan serumah Tidak
kelamin serumah
L P T TT S TS BS
1. Ny. Marini islam URT - -
48 tahun
2. Ny. Feni islam PNS 2.466.000
25 tahun
3 An. islam - - -
Raihan
2 thn 1
bln
3. Genogram 3 generasi

KK

Keterangan
= laki laki = keturunan
= perempuan KK = kepala keluarga

4. Data anggota keluarga yang meninggal dalam 1 tahun terakhir


Tidak ada

II. DATA RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA DALAM 1 TAHUN TERAKHIR


1. Ny Mareni (48 tahun ) maag

III. KESEHATAN LINGKUNGAN


1. Perumahan
Status pemilik rumah : menumpang
2. Jenis bangunan : permanen

IV. SUMBER AIR


1. Sumber air minum : sumur suntik
2. Tempat pengambilan air minum : sumur suntik
3. Penggunaan air minum : di masak
V. JAMBAN KELUARGA
1. Tenpat pembuangan kotoran : WC
2. Jenis jamban : septic tank

VI. SAMPAH
1. Tempat keluarga membuang sampah : sembarang tempat
2. Masalah yang menyangkut sampah : tidak ada

VII. HALAMAN
1. Pemilikan : ya
2. Pemanfaatan : ada

VIII. PEMANFAATAN SARANA KESEHATAN


1. Apabila anggota keluarga sakit, berobat kemana : PUSKESMAS
2. Jarak rumah dengan fasilitas kesehatan : 0-1 Km

IX. KELUARGA BERENCANA


1. Apakah ibu menjadi akseptor KB : tidak

X. SOSIAL,EKONOMI,BUDAYA,SPIRITUAL
1. Apakah pendapatan dapat memenuhi kebutuhan
: ya
2. Siapakah yang menentukan penggunaan keuangan keluarga
: kepala keluarga
3. Apakah ada pembagian tugas masing-masing anggota keluarga
: masing-masing anggota keluarga
4. Apakah anggota keluarga ada yang mengikuti kegiatan masyarakat
: tidak ada
5. Tanggapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan
: cukup baik
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Tn. A PADA An.R
DENGAN STATUS GIZI KURANG DI RT 02 RW 01
KELURAHAN LASOANI KECAMATAN MANTIKULORE
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGGANI

Tanggal pengkajian : 29 juli 2013

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
a. Balita
Nama balita : Balita R
Umur : 2 tahun 1 bulan
Jenis kelamin : laki laki
Lahir dengan normal/tindakan : normal/induksi
Tanggal lahir : 26 mei 2011

b. Orang tua
Nama ibu : Ny. F
Umur : 25 tahun
Agama : islam
Pendidikan : Amd. Farmasi
Penghasilan : Rp. 2.466.000
Alamat : No 209 RT 02 RW 01 kelurahan Lasoani
Nama ayah : Tn A
Umur : 26 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Penghasilan : Rp. 2.000.000
Alamat : No 209 RT 02 RW 01 kelurahan Lasoani
2. Data biologis / fisiologis
a. Keluhan utama
Ibu mengatakan anaknya dulu pernah sakit disertai penurunan berat badannya

b. Riwayat antenatal
Jumlah kunjungan :9X
HPHT : lupa
Kenaikan BB selama hamil : 24 KG
Komplikasi kehamilan : tidak ada
Obat-obatan yang di dapat : Fe

c. Riwayat natal
Umur kehamilan : 37 minggu
Komplikasi persalinan : tidak ada
Cara kelahiran : spontan
Tempat melahirkan : RSUD undata
Di tolong oleh : Bidan
Keadaan saat melahirkan : sehat
Pernafasan : spontan
Tangisan pertama : kuat
Resusitasi : tidak dilakukan

d. Riwayat neonatal
Apgarscore : tidak tahu
Kejang : tidak ada
Lumpuh : tidak ada
Perdarahan : tidak ada
e. Riwayat penyakit neonatal
Umur saat sakit : 0-1thn 5 bln
Jenis penyakit : asma

f. Imunisasi
BCG : lengkap
DPT : lengkap
Polio : lengkap
Campak : lengkap
Hepatitis : lengkap

g. Tumbuh kembang
Mengangkat kepala : 3 bulan
Telungkup : 2 bulan
Duduk sendiri : 5 bulan
Merangkak : 4 bulan
Jalan sendiri : 7 bulan
Berbicara : 6 bulan
Tidak ngompol : kadang - kadang
Perbandingan pertumbuhan
dengan saudaranya : lebih tinggi
Mulai sekolah :-

h. Keadaan gizi
ASI/PASI : iya
Jenis : ASI dan susu formula
Lamanya : ASI sampai umur 7 bulan, Pasi sampai sekarang

i. Pola aktifitas sehari hari


1. Pola makan
Makan : baik
Minum : air putih, susu
2. Pola eliminasi
BAB : 1-2 kali sehari
BAK : 1-2 kali sehari
3. Pola tidur
Malam : 20.00-06.00
Siang : 13.00-15.00

j. Riwayat psikologis
Pasien suka bergaul di lingkungannya dan sangat aktif dan periang

k. Riwayat social
Selama ibu dan ayahnya kerja, pasien di jaga oleh neneknya

B. DATA OBJEKTIF
1. TTV dan keadaan fisik umum
KU : baik
Berat badan : 9 KG
Tinggi badan : 87 cm
Suhu : 36.5 0C
Nadi : 90 x/m
Tensi :-
Pernapasan : 22 x/m
Kesadaran : composmentis

2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : tidak ada kelainan
Bentuk : normal
Rambut : lurus/hitam
Wajah : simetris
b. Mata
Konjunbgtifa : merah muda
Sclera : putih
Bola mata : simetris
Kelainan : tidak ada

c. Hidung
Sekresi : tidak ada
Pembengkakan : tidak ada

d. Mulut
Lidah : bersih
Gigi : baik
Bibir : merah muda / kering

e. Leher : tidak ada pembengkakan

f. Thorax
Dada : simetris
Mammae : simetris
Ketiak : tidak ada kelainan

g. Abdomen
Bentuk : datar lemas
Benjolan : tidak ada

h. Ekstremitas : normal
i. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan pemeriksaan

3. Pemeriksaan khusus
a. Pertumbuhan
Status gizi pasien kurang pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai denga
grafik KMS dan MTBS

b. Perkembangan
Motorik halus : menumpuk benda seperti snacknya
Motorik kasar : bermain, berlari dan berlompat
Bahasa : menunjukan makanannya

II. INTERPRETASI DATA


a. Diagnose kebidanan
Balita R umur 2 tahun 1 bulan dengan status gizi kurang
DS : ibu mengatakan anaknya dulu pernah sakit dan di sertai penurunan berat
badannya
DO : KU : baik
S : 36.50C
N : 90x/m
R : 22x/m
BB : 9 KG
TB : 87 cm
b. Masalah
Status gizi balita kurang di lihat dari KMS dan MTBS

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Gizi buruk
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Pemberian makanan tambahan dan makanan 4 sehat 5 sempurna
V. PERENCANAAN
1. Lakukan pemeriksaan pada anak
R = untuk mengetahui status kesehatan anaknya
2. Lakukan pemeriksaan tumbuh kembang pada anak
R = untuk mendeteksi secara dini jika terjadi kelainan
3. Beritahu ibu hasil pemeriksaan tumbuh kembang anakya
R = agar ibu mengetahui status kesehatan anaknya
4. Anjurkan ibu agar memberikan makanan yang bergizi, seperti bubur kacang hijau,
sayur, buah, ikan dan telur,
R = untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan anaknnya
5. Anjurkan ibu untuk memantau tumbuh kembang anaknya
R = agar ibu mengetahui perubahan berat badan pada anaknya

VI. PELAKSANAAN
1. melakukan pemeriksaan pada anak, diantaranya :
TTV = S : 36,5 oC, N : 90x/m, R: 22x/m
Pemeriksaan fisik, BB = 9 KG, TB = 87 Cm
Pemeriksaan khusus = pertumbuhan dan perkembangan
2. Melakukan pemeriksaan tumbuh kembang pada anaknya dengan KMS atau MTBS
3. Menberitahu ibu hasil pemeriksaan tumbuh kembang anakya yaitu gizi kurang, dengan
di tandai BB/TB di bawah garis merah / di bawah garis DS -2
4. menganjurkan ibu agar memberikan makanan yang bergizi, seperti bubur kacang hijau,
sayur, ikan, buah-buahan dan susu yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan
anaknya agar lebih optimal.
5. menganjurkan ibu untuk memantau tumbuh kembang anaknya (berat badan dan tinggi
badan) dan perkembangan (motorik halus, motorik kasar, bahasa) anaknya agar ibu
mengetahui perubahan yang terjadi pada anaknya.

VII. EVALUASI
1. Ibu kaget mendengar keadaan pertumbuhan balitanya yang berat badannya kurang.
2. Sudah di lakukan pemeriksaan tumbuh kembang dengan KMS dan MTBS
3. Ibu mengerti pertumbuhan balitanya kurang dari yang semestinya.
4. Ibu bersedia memberi nutrisi yang sehat dan bergizi.
5. Ibu bersedia memantau perkembangan dan pertumbuhan anaknya.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. LATAR BELAKANG
Balita adalah bayi yang berada pada rentan usia 1-5 tahun. Pada usia ini otak
anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat yang di kenal dengan istilah masa
keemasan. Dan pada masa perhatian orang tua dan keluarga sangat penting. Yang
dampaknya bisa menjadikan balita gizi kurang bahkan gizi buruk.

II. PENGANTAR
Bidang studi : ASKEB V KOMUNITAS
Topic : status gizi balita
Sub topic : status gizi kurang
Sasaran : Keluarga Ny.F
Hari/tanggal : minggu 7 juli 2013
Jam : 11.00 WIB
Waktu tempat : minggi/ jalan mantikulore

III. TUJUAN PENYULUHAN UMUM


Setelah melakukan penyuluhan selama kurang lebih 20 menit pesertya dapat
memahami tentang gizi pada balita.

IV. TUJUAN PENYULUHAN KHUSUS


Setelah di berikan penyuluhan peserta mengerti tentang gizi pada balita.

V. METODE
Ceramah
Tanya jawab

VI. MEDIA
Materi sap
Leafltet
Poster
NO WAKTU TAHAP KEGIATAN
KEGIATAN
PENYULUH SASARAN
1 5 MENIT PEMBUKAAN 1. Membuka acara
2. Mwngucapkan salam 1. Menjawab salam
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi atau 2. Menyimak dan
pokok bahasan yang akan memperhatikan
di sampaikan
2 10 MENIT KEGIATAN 1. Pelaksanaan
INTI 2. Menjelaskan materi 1. Ibu dan bapak Menyimak
penyuluhan dan memperhatikan.
Materi :
a. Pengertian gizi balita
b. Factor yang
mempengaruhi
c. Manfaat gizi pada
balita
d. Pengertian status gizi
kurang
e. Criteria status gizi

3 2 MENIT EVELUASI 1. Melakukan Tanya jawab 1. Tanya jawab


2. Menyimpulkan materi
penyuluhan
4 2 MENIT PENUTUP 1. Mengucapkan terima 1. Menjawab salam
kasih dan member salam
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN
Gizi pada balita adalah sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan yang sebaik-
baiknya yang harus di konsumsi balita agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal untuk
tumbuh kembang, menjaga kesehatan bayi atau mencegah berbagai penyakit. (Peath. EF.
2004).

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI BALITA


1. Umur
Umur menentukan kebutuhan gizi pada balita. Hal ini karena perkembangan dan
fungsi system pencernaan dan system organ lain di pengaruhi oleh umur. Contohnya bayi
usia kurang dari 6 bulan belum bias mencerna makanan padat tetapi setelah usia 6 bulan
boleh makan makanan dan bertingkat teksturnya mulai makanan lumat, makanan lembek,
sampai makanan orang dewasa. (Peath. EF. 2004).

2. Berat badan
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari berat badan rata rata untuk umur
tertentu merupakan factor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan
agar tumbuh kembang berjalan lancar.

3. Suhu lingkungan
Suhu tubuh di pertahankan pada 36,5-37,5oC untuk metabolism yang optimum.
Adanya perbadaan suhu antara tubuh dan lingkungan, maka tubuh melepaskan sebagian
panasnya yang harus di ganti dengan hasil metabolism tubuh. Maka lebih besar
perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukan energy yang di
perlukan.

4. Aktifitas
Setiap aktifitas memerlukan energy, semakin banyak aktifitas yang dilakukan
sedemikian banyak pula energy yang diperlukan. (Peath. EF. 2004).
5. Status Kesehatan
Pada kondisi sakit asupan energy tidak boleh dilupakan. Karena dalam kondisi
sakit diperlukan nutrisi untuk membantu proses penyembuhan.

C. MANFAAT GIZI PADA BALITA (Wibowarini,B , 2007)


Di dalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
mineral, dan air . zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun, dan
zat pengatur.
1. Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energy adalah karbohidrat, lemak, dan
protein. Bagi balita tenaga diperlukan untuk melakukan aktifitasnya saat pertumbuhan
dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relative
lebih besar dri pada orang dewasa. Zat tenaga bias di dapat dari beras, jagung, gandum,
kentang, sagu dan roti.

2. Zat pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan oragan-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang sudah
rusak. Zat pembangun ini terdapat di protein hewani (telur, ayam, ikan, daging, susu) dan
protein nabati (kacang-kacangan, tempe, dan tahu).

3. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar oragan organ dan jaringan tubuh termasuk otak
dapat berjalan seperti yang di harapkan, serta untuk member tubuh perlindungan
maksimal terhadap serangan penyakit. Zat pengatur dapat di peroleh dari semua sayur
sayuran dan buah buahan yang mengandung fitamin dan mineral, seperti jeruk, papaya,
wortel, sawi dan bayam.

Secara klasik kata gizi hanya di hubungkan dengan kesehatan tubuh. Yaitu untuk
menyediakan energi, membangun dan mempelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses
kehidupan dalam tubuh.tetapi saat ini, gizi disamping untuk kesehatan, gizi berkaitan
dengana perkembangan otak,kemampuan belajar dan produktifitas fisik. (Wibowarini,B ,
2007).

D. STATUS GIZI KURANG PADA BALITA


Suatu keadaan tubuh yang mengalami kekurangan satu atua lebih zat zat gizi
essential. ( Wiboworini, B. 2007 ).
Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan
(requirement) zat gizi. ( Soejianto, B.dkk. 2007 )

E. KRITERIA STATUS GIZI


Semua bagian tubuh (keseluruhan atau parsial) dapat digunakan untuk menilai status
gizi, namun menurut WHO (1983) hanya tiga parameter saja yang dianggap valid; berat
badan, tinggi badan, dan lingkaran lengan atas.
Menurut WHO (1990) indeks status gizi adalah gabungan dua parameter antropometri
yang digunakan untuk menilai status gizi. Sehingga dari parameter yang valid tersebut dapat
dinilai empat indeks;
1. Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Berat badan merupakan ukuran pertumbuhan massa jaringan. Massa jaringan
memiliki sifat sensitif, artinya cepat berubah. Perubahan yang terjadi pada lingkunan
akan terlihat langsung pada massa jaringan. Misalnya seorang anak mekan lebih dari
biasanya dalam 2 atau 3 hari akan terlihat langsung penambahan berat badannya.
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan berat badan menurut
umur, juga menggunakan modifikasi standar Harvard dengan klasifikasinya adalah
sebagai berikut :
d. Gizi baik adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 89%
standar Harvard.
e. Gizi kurang adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umur berada diantara
60,1-80 % standar Harvard.
f. Gizi buruk adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya 60% atau kurang
dari standar Harvard.
2. Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan adalah salah satu ukuran pertumbuhan linier. Pertumbuhan liner
(tulang rangka) memiliki sifat pertumbuhannya lambat, tidak mudah berubah, dan
seburuk keadaan ukuran adalah tetap, tidak turun. klasifikasinya adalah sebagai berikut :
3. Gizi baik yakni apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya lebih
dari 80% standar Harvard.
4. Gizi kurang, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya berada
diantara 70,1-80 % dari standar Harvard.
5. Gizi buruk, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya kurang dari
70% standar Harvard.

3.Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)


Indeks BB/TB lebih menggambarkan komposisi tubuh oleh karena tidak
dipengaruhi oleh umur. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks ini disebut status
kegemukan yaitu : sangat kurus, kurus, normal dan gemuk (Depkes, 2000).
Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
4. Gizi baik, apabila berat badan bayi / anak menurut panjang / tingginya lebih dari 90%
dari standar Harvard.
5. Gizi kurang, bila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya berada diantara 70,1-
90 % dari standar Harvard.
6. Gizi buruk apabila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya 70% atau kurang
dari standar Harvard.

4.Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LILA/U)


Pengukuran status gizi ini berdasarkan lingkar lengan atas yang sering dipergunakan
adalah mengacu kepada standar Wolanski. Klasifikasinya :
d. Gizi baik apabila LLA bayi / anak menurut umurnya lebih dari 85% standar
Wolanski.
e. Gizi kurang apabila LLA bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-85 %
standar Wolanski.
f. Gizi buruk apabila LLA bayi / anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar
Wolanski.

VIII. PENGESAHAN
PALU, 7 JUNI 2013
Sasaran pemberi materi

(Ny. F) (Fitrianti hasanah)

Mengetahui,
Pembimbing

(Enggar , SST)

IX. EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai