Anda di halaman 1dari 9

ALCHEMY, Vol. 2 No.

1 Oktober 2012, hal 26-34

UJI POTENSI PROBIOTIK Lactobacillus plantarium SECARA IN-VITRO

Anik Maunatin1 , Khanifa2


1
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
2
Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang

ABSTRACT

Probiotic is a product containing non-pathogenic microbes live, which was given to animals or humans
to fix the rate of growth, efficiency, and increase conversion ration of animal or human health by affecting
positively the balance of the gut microbes and microbial pathogen control in the digestive tract. In order to
potentially lactic acid bacteria as probiotic candidates must pass the test selection among others such as probiotic
test resistance to acid pH, the bile salts, against pathogenic bacteria. This experimental research methods for
descriptive use that aim to provide information about the probiotic potential of Lactobacillus plantarum was
isolated from the small intestine Mojosari duck (Anas plathyrinchos) with the tests in vitro i.e. the resistance of
Lactobacillus plantarum on the condition of the acidic pH (2, 3, and 4), bile salt concentration of 0.3% (b/v),
inhibition of pathogenic bacteria (Escherichia coli, Staphylococcus aureus and Salmonella typhi) The results
showed that on pH 2 the number of cells of bacteria that lives was 4.3. 107 CFU/ml, pH 3 was 3.8. 109 CFU/ml
and pH 4 was 2.7. 1010 CFU/ml, the resistance of Lactobacillus plantarum on bile salt showed the number of
cells of bacteria that lives was 1.2. 109 CFU/ml. inhibition of the pathogenic bacteria showed that Lactobacillus
plantarum could inhibited strong on Escherichia coli and Staphylococcus aureus with diameter of zone was 12.7
mm and 13.3 mm but not Salmonella typhi with diameter of zone was 9.3 mm.

Key words : probiotic, in vitro, lactobacillus plantarum

ABSTRAK

Probiotik merupakan suatu produk yang mengandung mikroba hidup non -patogen, yang diberikan pada
hewan atau manusia untuk memperbaiki laju pertumbuhan, efisiensi konversi ransum, dan meningkatkan
kesehatan hewan atau manusia dengan cara mempengaruhi secara positif keseimbangan mikroba usus dan
mengendalikan mikroba patogen dalam saluran pencernaan. Penelitian ini mengunakan metode eksperimen
secara deskriptif yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang potensi probiotik dari Lactobacillus
plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas plathyrinchos) dengan pengujian secara in vitro
yaitu ketahanan terhadap kondisi pH asam (pH 2, 3, dan 4), garam empedu dengan konsentrasi 0,3% (b/v) dan
penghambatan terhadap bakteri patogen yaitu Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji ketahanan Lactobacillus plantarum terhadap pH 2 dengan jumlah sel
bakteri yang hidup sebesar 4,3. 107 CFU/ml, pada pH 3 sebesar 3,8. 109 CFU/ml dan pada pH 4 sebesar 2,7. 1010
CFU/ml. Uji ketahanan Lactobacillus plantarum terhadap garam bile menunjukkan jumlah sel bakteri yang
hidup sebesar 1,2. 109 CFU/ml. Uji ketahanan Lactobacillus plantarum terhadap bakteri patogen menunjukkan
bahwa Lactobacillus plantarum kuat dalam menghambat Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dengan
diameter zona hambat yang dibentuk sebesar 12,7 mm dan 13,3 mm namun sedang dalam menghambat
Salmonella typhi dengan diameter zona hambat sebesar 9,3 mm.

Kata kunci : probiotik, in vitro, lactobacillus plantarum

I. PENDAHULUAN pertahun dan laju kebutuhan protein


Kebutuhan masyarakat terhadap sebesar 0,20% pertahun. Berkenaan dengan
protein hewani mengalami peningkatan hal tersebut, maka produktivitas ternak
seiring dengan bertambahnya jumlah khususnya unggas perlu ditingkatkan untuk
penduduk dari tahun ke tahun. Hasil memenuhi kebutuhan masyarakat akan
penelitian Setiawan (2006), menunjukkan protein hewani.
bahwa, rata-rata laju konsumsi protein Abun (2008), yang menyatakan
antara tahun 1999 - 2004 sebesar 3,34% bahwa probiotik dalam penerapannya

26
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal 26-34

sebagai produk bioteknologi terdiri atas tiga tubuh. Adanya keseimbangan yang terjaga
jenis produk yaitu probiotik yang akan memberikan dampak yang bernilai
mengandung kultur bakteri, kultur khamir, positif, sesuai dengan firman Allah SWT
dan kultur molds (kapang) serta dalam surat al-Mulk ayat 3 - 4 yang
kombinasinya. Di dalam bidang peternakan, berbunyi:
arti probiotik cukup penting karena saat ini Yang Telah menciptakan tujuh
peternak percaya bahwa makanan berlemak langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak
tinggi seperti dalam produk pakan ternak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha
banyak mengandung kolesterol. Probiotik Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
yang terdapat dalam saluran pencernan Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah
mampu menetralisir toksin yang dihasilkan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
bakteri patogen, menghambat pertumbuhan Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya
bakteri patogen dengan mencegah penglihatanmu akan kembali kepadamu
kolonisasinya di dinding usus halus, dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan
mempengaruhi aktivitas enzim di usus penglihatanmu itupun dalam keadaan
halus, asimilasi kolesterol dan payah (QS. al-Mulk 67: 3-4).
meningkatkan pertumbuhan serta Khuzaemah (2005), menyatakan
performan ternak. bahwa level serat kasar yang tinggi dalam
Berdasarkan dari berbagai hasil ransum sering menyebabkan kecernaan
penelitian, Bakteri Asam Laktat (BAL) menurun dan pemanfaatan nutrien ransum
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan menjadi menurun serta penurunan bobot
tidak hanya pada manusia namun pada badan. Guna mengatasi penurunan
kehidupan hewan ternak. Beberapa spesies kecernaan dan penurunan bobot badan
BAL setelah diteliti mempunyai potensi akibat penggunaan serat kasar yang tinggi
sebagai probiotik. Menurut Khuzaemah dalam ransum maka penelitian ini
(2005), probiotik merupakan pakan melakukan pengujian potensi probiotik
imbuhan berupa mikroorganisme yang L.plantarum hasil isolasi dari usus halus itik
dapat hidup di saluran pencernaan, Mojosari (Anas plathyrichos) secara in vitro
bersimbiosis dengan mikroorganisme yang yang nantinya akan dimanfaatkan untuk
ada, bersifat menguntungkan, dapat pembuatan pakan itik probiotik.
meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi
pakan tanpa mengalami proses penyerapan. II. METODE PENELITIAN
Probiotik menyeimbangkan populasi Bahan-bahan yang digunakan antara
mikrobia pada saluran pencernaan, lain biakan murni Lactobacillus plantarum
mengendalikan mikroorganisme patogen yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari
pada tubuh inang dan lingkungan, dan (Anas plathyrinchos), MRSA (deMan-
menstimulasi imunitas inang. Gildberg et Rogosa-Sharpe Agar) dan MRSB (deMan-
al. (1997), menyatakan bahwa dalam Rogosa- Sharpe Broth) (Merck), NA
saluran pencernaan tumbuh normal dalam (Nutrient Agar) dan NB (Nutrient
jalur intestin suatu bakteri asam laktat yang Broth)(Merck), Oxgall (Merck) 0,3% (b/v),
memberikan efek positif yang penting Escherichia coli, Staphylococcus aureus,
terhadap kesehatan tubuh, yaitu melalui Salmonella typhi, Lactobacillus paracasei,
kemampuannya menekan pertumbuhan alkohol 70%, etanol (Merck), NaOH
bakteri patogen intestin penyebab diare, (Merck), HCl, aquadest, kapas dan spritus.
serta menstimulasi sistem kekebalan tubuh Metode penelitian yang digunakan
(imun). Keseimbangan mikroorganisme adalah metode eksperimen dengan
dalam saluran pencernaan harus tetap penulisan secara deskriptif untuk
terjaga yaitu antara bakteri patogen dan memberikan informasi untuk memberikan
non-patogen, karena jika terjaga akan informasi tentang potensi probiotik dari L.
memberikan efek positif terhadap kesehatan plantarum yang diisolasi dari usus halus
27
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal 26-34

itik Mojosari (Anas Plathyrinchos) dengan Bakteri patogen yang digunakan


pengujian secara in vitro yaitu ketahanan dalam penelitian ini adalah Escherichia
L.plantarum terhadap kondisi pH rendah, coli, Staphylococcus aureus, dan
garam empedu dan kemampuan Salmonella typhi. Prosedur pengujiannya
penghambatan terhadap bakteri patogen dilakukan dengan metode difusi agar. Satu
ose kultur bakteri uji (Escherichia coli,
2.1 Prosedur Penelitian Staphylococcus aureus, Salmonella typhi,
dan Listeria monocytogenes) masing-
Preparasi kultur
masing diinokulasikan kedalam media NB
Sebelum dilakukan penelitian,
(Nutrient Broth) 20 ml dan diinkubasi pada
terlebih dahulu dilakukan konfirmasi
suhu 300 C selama 18 jam sedangkan kultur
mengenai kemurnian kutur dengan cara
stok cair L.plantarum yang berumur 24 jam
plating pada medium agar, pewarnaan
diambil 1 ml kemudian dimasukkan
gram, uji katalase dan pengujian
kedalam 10 ml MRS broth dan diinkubasi
mikroskopis.
pada suhu 300 C selama 18 jam. Masing-
masing bakteri uji diinokulasikan sebanyak
Uji Ketahanan L.plantarum Terhadap
25 l kedalam NA (Nutrient Agar) secara
Asam (Zavaglia et al., 1998)
pour plate dan dibiarkan mengeras. Media
Kultur stok cair L.plantarum yang
NA yang telah mengeras kemudian dibuat
berumur 24 jam diinokulasikan sebanyak 2
sumuran dengan alat bor yang steril di
ml kedalam 20 ml MRS broth dan
bagian tengah cawan petri, Sumuran yang
diinkubasi pada suhu 300 C selama 18 jam.
telah dibuat di media NA diisi dengan
Diambil 1 ml kultur dan dimasukkan pada 9
media MRSB yang telah berisi kultur
ml MRS broth yang pH sudah diatur
bakteri L.plantarum sebanyak 50 l
menjadi 2, 3, dan 4 dengan HCl 1N dan
sebanyak 50 l, Kemudian diinkubasi pada
diinkubasi pada suhu 300 C selama 24 jam.
300 C selama 24 jam. Diameter zona bening
Jumlah koloni yang tumbuh diamati dengan
yang terbentuk disekitar sumuran diukur
melakukan teknik penanaman secara pour
sebagai zona penghambatan L.plantarum
plate pada MRS agar.
terhadap bakteri patogen.
Uji Ketahanan L.plantarum Terhadap
Analisa Data
Garam Bile (Rashid, at.al, 2007)
Pengolahan data dilakukan dengan
Kultur stok cair L.plantarum yang
mengggunakan metode deskriptif. Data
berumur 24 jam diinokulasikan sebanyak 2
hasil penelitian disusun dalam tabel-tabel,
ml kedalam 20 ml MRS broth dan
diklasifikasikan sehingga merupakan suatu
diinkubasi pada suhu 300 C selama 18 jam.
susunan urutan data dan dimuat dalam
Diambil 1 ml kultur dan dimasukkan pada 9
grafik untuk kemudian diinterpretasikan
ml MRS broth yang mengandung Oxgall
sesuai dengan hasil pengamatan yang ada.
0,3% (b/v) dan sebagai kontrol digunakan
MRS broth tanpa Oxgall, teknik isolasi
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan metode pour plate pada
MRS agar, Kemudian diinkubasi pada 300 C 3.1 Ketahanan L.plantarum Terhadap
selama 24 jam. Jumlah koloni yang tumbuh Asam
diamati dengan melakukan teknik BAL merupakan mikroorganisme
penanaman secara pour plate pada MRS yang dapat hidup pada kisaran pH yang
agar. luas. Salah satu faktor penting dalam
pertumbuhan bakteri adalah nilai pH.
Uji Penghambatan L.plantarum Bakteri memerlukan suatu pH optimum
Terhadap Bakteri Patogen (Schillinger (6,5 7,5) untuk tumbuh optimal. Nilai pH
dan Lucke, 1989) minimum dan maksimum untuk

28
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal 26-34

pertumbuhan kebanyakan spesies bakteri asam dalam penelitian ini dilakukan pada
adalah 4 dan 9. Pengaruh pH terhadap pH 2, 3, dan 4. Hasil uji ketahanan
pertumbuhan bakteri ini berkaitan dengan L.plantarum terhadap asam disajikan dalam
aktivitas enzim. Enzim dibutuhkan oleh Tabel 1.
bakteri untuk mengkatalis reaksi-reaksi
yang berhubungan dengan pertumbuhan Tabel 1. Ketahanan L.plantarum Terhadap
bakteri. Apabila pH dalam suatu medium Asam
atau lingkungan tidak optimal, maka akan pH Rerata jumlah sel bakteri
mengganggu kerja enzim-enzim tersebut, (CFU/ml)
yang pada akhirnya akan mempengaruhi 2 4,3. 107
pertumbuhan bakteri itu sendiri (Pelczar 3 3,8. 109
dan Chan, 1986). 4 2,7. 1010
Kondisi keasaman lambung
berfungsi sebagai pintu gerbang pertama Tabel 1 menunjukkan bahwa
untuk melakukan seleksi bakteri sebelum
semakin besar nilai pH media maka jumlah
masuk ke usus. Toleransi terhadap pH asam
bakteri asam laktat yang hidup semakin
merupakan salah satu syarat penting suatu
meningkat. Adapun jumlah inokulum awal
BAL untuk dapat menjadi probiotik. Hal
yang ditambahkan pada jam ke nol adalah
tersebut disebabkan bila L.plantarum
109 CFU/ml. menurut Raccach et al., (1979)
masuk ke dalam saluran pencernaan hewan dalam Rostini (2007), starter bakteri asam
ternak unggas, maka L.plantarum harus
laktat yang digunakan untuk uji probiotik
mampu bertahan dari pH asam lambung sebanyak 108 sampai 109 CFU/ml.
dan perut yang mempunyai pH sangat
Menurut Kimoto et al. (1999)
rendah antara 2-4. paparan pada kondisi yang sangat asam
Saat kondisi puasa (kosong tanpa
dapat mengakibatkan kerusakan membran
adanya makanan), pH lambung berkisar
dan lepasnya komponen intraseluler
antara 1,0 2,0 (Wahyudi dan Samsundari, hilangnya komponen-komponen
2008). Pernyataan tersebut ditunjang oleh
intraseluler seperti Mg, K dan lemak dari
Mallory et al. (1973), ketahanan terhadap sel, yang mampu menyebabkan kematian
asam lambung, berkaitan dengan sifat bakteri yang tidak tahan asam. Sedangkan
probiotik yang penting untuk bertahan
bakteri tahan asam memiliki ketahanan
hidup di dalam lambung. Supaya probiotik yang lebih besar terhadap kerusakan
dapat bekerja secara efektif, perlu seleksi
membran akibat terjadinya penurunan pH
strain yang mampu bertahan pada kondisi ekstraseluler dibandingkan dengan bakteri
asam. Penelitian ini menguji Lactobacillus yang tidak tahan terhadap asam. Menurut
plantarum yang diisolasi dari usus halus
Bender dan Marquis (1987), ketahanan
itik petelur Mojosari mampu hidup dalam Lactobacilli pada pH rendah terjadi karena
usus yang mengandung konsentrasi garam
(1) kemampuannya dalam mempertahankan
empedu 0,3% (b/v) dengan lama inkubasi pH internal lebih alkali dari pada pH
24 jam. Ketahanan Lactobacillus plantarum eksternal, (2) mempunyai membran sel
terhadap garam empedu merupakan syarat
yang lebih tahan terhadap kebocoran sel
penting untuk probiotik seperti halnya akibat terpapar pH rendah
ketahanan terhadap asam. Konsentrasi
Hasil pengamatan menunjukkan
garam empedu 0,3% merupakan bahwa pada pH 2 jumlah sel bakteri
konsentrasi yang kritikal nilai yang cukup L.plantarum yang hidup mengalami
tinggi untuk menyeleksi galur yang resisten
penurunan 2 log (penurunan sebesar 10 2 ),
terhadap garam empedu (Gilliland et al., pada pH 3 tidak mengalami penurunan dari
1984). Penelitian ini menggunakan
jumlah sel bakteri yang hidup dan pada pH
konsentrasi garam empedu 0,3% (b/v). 4 jumlah sel bakteri L.plantarum yang
Uji ketahanan L.plantarum terhadap
29
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal 26-34

hidup mengalami kenaikan sebesar 1 log Usus halus dan kolon mengandung
(101 ). Menurut Triyana dan Nurhidayati konsentrasi asam empedu yang relatif tinggi
(2007), dalam keadaan asam Lactobacillus dan dapat menghambat pertumbuhan atau
mampu mempertahankan kadar keasaman bahkan membunuh sebagian besar bakteri.
sitoplasmanya sehingga protein dan enzim Bakteri asam laktat yang akan diuji potensi
yang berada di dalam sel tetap dapat probiotik harus mampu tumbuh pada 0,3%
bekerja secara optimal. Karakter inilah yang 0,5% agar bile (Wahyudi dan
menyebabkan Lactobacillus sangat ideal Samsundari, 2008). Ketahanan L.plantarum
sebagai probiotik saluran pencernaan. terhadap garam empedu merupakan syarat
Berdasarkan hasil pengujian penting untuk probiotik seperti halnya
ketahanan terhadap pH asam menunjukkan ketahanan terhadap asam. Konsentrasi
bahwa L.plantarum yang diisolasi dari usus garam empedu 0,3% merupakan
halus itik Mojosari berpotensi sebagai konsentrasi yang kritikal nilai yang cukup
kandidat probiotik karena mampu tumbuh tinggi untuk menyeleksi galur yang resisten
pada kisaran pH asam dan sesuai dengan terhadap garam empedu (Gilliland et al.,
pernyataan Kimoto et al. (1999), bakteri 1984). Penelitian ini menguji Lactobacillus
probiotik akan mempunyai efek pada plantarum yang diisolasi dari usus halus
lingkungan usus apabila jumlah populasi itik petelur Mojosari mampu hidup dalam
dari bakteri tersebut mencapai minimal 106 - usus yang mengandung konsentrasi garam
108 CFU/ml. empedu 0,3% (b/v) dengan lama inkubasi
24 jam. Ketahanan Lactobacillus plantarum
3.2 Ketahanan L.plantarum Terhadap terhadap garam empedu merupakan syarat
Garam Bile penting untuk probiotik seperti halnya
Menurut Ganong (1983), garam ketahanan terhadap asam. Konsentrasi
empedu merupakan garam natrium seperti garam empedu 0,3% merupakan
taurochlorate dan glycholate yang konsentrasi yang kritikal nilai yang cukup
berfungsi dalam emulsi lemak menjadi tinggi untuk menyeleksi galur yang resisten
misel sehingga mudah diserap oleh mukosa terhadap garam empedu (Gilliland et al.,
usus. Beberapa jenis BAL mampu bertahan 1984). Penelitian ini menggunakan
pada konsentrasi garam empedu yang lebih konsentrasi garam empedu 0,3% (b/v).
tinggi dari 0,3%. Garam empedu mulai
disekresi dari pH 4 karena pada pH tersebut Tabel 2. Ketahanan L.plantarum Terhadap
mulai terjadi pencernaan lemak di Garam Bile
duodenum dengan enzim lipase yang Rerata jumlah sel
diemulsikan dengan garam empedu dan Perlakuan bakteri (CFU/ml)
lesitin. Cairan empedu merupakan Garam Bile 0,3% (b/v) 1,2.109
campuran dari asam empedu, kolesterol, Tanpa Garam Bile 1,4.109
asam lemak, fosfolipid dan pigmen
empedu. Sekresi pankreas juga Tabel 2 menunjukkan jumlah
mengandung serangkaian enzim bakteri yang hidup pada media dengan
pencernaan. Kombinasi tersebut bersifat penambahan oxgall 0,3% (b/v) sebesar 1,2.
bakterisidal bagi mikroorganisme dalam 109 CFU/ml dan mengalami kenaikan 1 log
tubuh manusia dan hewan kecuali beberapa karena jumlah inokulum awal yang
genus penghuni usus yang tahan terhadap ditambahkan pada jam ke nol adalah 10 8
garam empedu. Ketahanan terhadap garam CFU/ml. Jumlah Lactobacillus plantarum
empedu merupakan prasyarat suatu isolat yang hidup pada garam empedu 0,3% (b/v)
BAL untuk dapat membentuk koloni dan setelah inkubasi 24 jam hampir sama
melakukan aktivitas metabolisme pada dengan jumlah sel bakteri yang hidup pada
inang (Havenaar et al., 1992).

30
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal 26-34

MRS broth sebagai kontrol yaitu 1,4. 109 Salah satu kriteria yang harus
CFU/ml. dimiliki oleh BAL yang berpotensi sebagai
Menurut Bezkorovainy (2006), probiotik adalah kemampuannya untuk
halangan yang paling serius bagi ketahanan menghambat bakteri patogen dan mampu
probiotik pada usus halus adalah garam berkompetisi dengan bakteri patogen untuk
empedu. Studi resistensi probiotik pada mempertahankan keseimbangan mikroflora
garam empedu secara in vitro dapat dibagi usus (Gildberg, 1997). Pengujian ini
menjadi dua tipe yaitu studi ketahanan dan menggunakan 3 jenis bakteri patogen, yaitu
pertumbuhan. Studi ketahanan pada Escherichia coli, Staphylococcus aureus,
Lactobacillus dan Bifidobacterium dengan dan Salmonella typhi. Ketiga bakteri
konsentrasi 0 - 1,5% selama kurang dari 3 patogen tersebut sering kita ketahui sebagai
jam, karena Lactobacillus kebanyakan lebih bakteri yang sering menginfeksi timbulnya
tahan dari pada Bifidobacterium, penyakit yang menyerang saluran
konsentrasi yang digunakan untuk pencernaan baik pada manusia maupun
Lactobacillus lebih tinggi sekitar 0,3% pada hewan. Hasil uji penghambatan
Oxgall. Menurut Du Toit et al. (1999), Lactobacillus plantarum terhadap ketiga
ketahanan bakteri asam laktat terhadap bakteri patogen dapat dilihat pada Gambar
garam empedu berkaitan dengan enzim bile 1 dan Tabel 3.
salt hidrolase (BSH) yang membantu
menghidrolisa garam empedu terkonjugasi,
sehingga mengurangi efek racun bagi sel.
Adanya toleransi terhadap garam empedu
tersebut diduga disebabkan oleh peranan
polisakarida sebagai salah satu komponen
penyusun dinding sel bakteri gram positif
(Astuti dan Rahmawati, 2010). Karena sel
bakteri L.plantarum pada penelitian ini (a)
mampu tumbuh dalam garam bile sehingga
bakteri tersebut berpotensi sebagai kandidat
probiotik.

3.3 Penghambatan L. plantarum


Terhadap Bakteri Patogen
Beberapa senyawa yang dihasilkan
oleh BAL yang bersifat antimikroba (b)
diantaranya adalah asam-asam organik,
hidrogen peroksida dan senyawa protein
atau komplek protein spesifik yang disebut
bakteriosin. Kemampuan mikroba probiotik
bakteri asam laktat untuk menekan
pertumbuhan bakteri patogen disebabkan
karena kemampuannya untuk memproduksi
senyawa antimikroba seperti asam laktat (c)
dan asam asetat, hidrogen peroksida yang Gambar 1. Penghambatan L.plantarum
cukup besar dan bakteriosin. Akumulasi terhadap (a) Escherichia coli (b)
senyawa tersebut di dalam sel terjadi karena Staphylococcus aureus dan (c)
Salmonella typhi
bakteri asam laktat tidak menghasilkan
enzim katalase. (Salminen dan Wright,
1993).

31
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal 26-34

Tabel 3. Penghambatan L.plantarum Terhadap protein 40 45% yang berfungsi sebagai


Bakteri Patogen pertahanan terhadap lingkungan luar
Rerata diameter terhadap aksi antibiotik sehingga penisilin
Bakteri patogen zona hambat (mm) lebih sulit untuk mencapai target kerja.
Escherichia coli 12,7 Pratiwi (2008), menyatakan bahwa
Staphylococcus aureus 13,3 dinding sel bakteri Gram negatif tidak
Salmonella typhi 9,3 mengandung asam teikoat (berbeda dengan
Gram positif yang memiliki 2 asam teikoat
Tabel 3 menunjukkan zona yaitu asam lipoteikoat dan asam teikoat
penghambatan L.plantarum terhadap dinding) dan karena hanya mengandung
Escherichia coli adalah 12,7 mm, sejumlah kecil peptidoglikan, maka dinding
Staphylococcus aureus sebesar 13,3 mm sel bakteri Gram negatif relatif lebih tahan
dan Salmonella typhi sebesar 9,3 mm. terhadap kerusakan mekanis. Sehingga dari
Menurut Davis dan Stout (1971) dalam hasil pengamatan menunjukkkan bahwa
Dewi (2010), bahwa penentuan kekuatan Staphylococcus aureus (Gram positif) lebih
daya suatu antibakteri adalah jika daerah mudah dihambat oleh aktivitas antibakteri
hambatan 20 mm atau lebih berarti sangat Lactobacillus plantarum daripada
kuat, daerah hambatan 10 20 mm berarti Escherichia coli dan Salmonella typhi
kuat, daerah hambatan 5 10 mm berarti (Gram negatif)
sedang dan daerah dengan hambatan 5 mm Hasil penelitian ini menunjukkan
atau kurang berarti lemah. Segingga bahwa L.plantarum efektif dalam
aktivitas antibakteri yang dibentuk oleh menghambat pertumbuhan bakteri pathogen
L.plantarum terhadap bakteri Escherichia yang sering kita ketahui dapat
coli adalah kuat, terhadap bakteri menimbulkan infeksi pada saluran
Staphylococcus aureus adalah kuat dan pencernaan baik pada manusia atau hewan,
terhadap bakteri Salmonella typhi adalah L.plantarum yang paling efektif
sedang. Jumlah sel bakteri patogen yang menghambat adalah pada bakteri
dipakai untuk Escherichia coli 1010 Staphylococcus aureus kemudian
CFU/ml, untuk Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. sesuai dengan kriteria
Salmonella typhi adalah 109 CFU/ml, besarnya daya hambat, maka L.plantarum
sedangkan jumlah sel L.plantarum adalah lebih kuat dalam menghambat bakteri Gram
1010 CFU/ml. positif (Staphylococcus aureus) dan bakteri
Menurut McKane dan Kandel Gram negatif (Escherichia coli).
(1985), bakteri Gram positif Berdasarkan kemampuan menghambat
(Staphylococcus aureus) memiliki satu bakteri patogen tersebut maka L.plantarum
lapisan tebal peptidoglikan, dan asam berpotensi sebagai kandidat probiotik.
teikoat sedangkan bakteri Gram negatif
(Escherichia coli dan Salmonella typhi) IV. KESIMPULAN
terdiri dari tiga lapisan peptidoglikan. 1. Ketahanan L.plantarum terhadap asam
Sensitivitas suatu bakteri terhadap substrat menunjukkan rata-rata jumlah sel
antimikroba dipengaruhi oleh lapisan bakteri yang hidup pada pH 2 sebesar
peptidoglikan yang menyusun dinding sel.
4,3. 107 CFU/ml, pH 3 sebesar 3,8. 109
Lapisan peptidoglikan pada bakteri Gram
negatif lebih tipis dibandingkan dengan CFU/ml, dan pH 4 sebesar 2,7. 1010
bakteri Gram positif. Peptidoglikan bakteri CFU/ml.
Gram negatif hanya 1% hingga 2% dari 2. Ketahanan L.plantarum terhadap garam
berat kering sel sedangkan bakteri Gram bile 0,3% (b/v) menunjukkan bahwa
positif mencapai 20% dari berat kering sel. jumlah sel bakteri yang tumbuh adalah
Membran luar dari Gram negatif tersusun 1,2. 109 CFU/ml.
atas lipoprotein 30%, fosfolipid 20 25%,
32
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal 26-34

3. Penghambatan L.plantarum terhadap Mengkudu (Morinda citrifolia L.)


bakteri patogen menunjukkan bahwa Terhadap Bakteri Pembusuk Daging
L.plantarum kuat dalam menghambat Segar. Surakarta: Skripsi Jurusan
Escherichia coli dan Staphylococcus Biologi Fakultas Matematika dan
aureus dengan rata-rata diameter Ilmu Pengetahuan Alam.
penghambatan terhadap Escherichia Universitas Sebelas Maret.
coli sebesar 12,7 mm, Staphylococcus Gildberg, A. Mikkelsen, Sandaker, E. and
aureus sebesar 13,3 mm, dan sedang Ring, E. 1997. Probiotic Effect of
menghambat Salmonella typhi dengan Lactid Acid Bacteria in The Feed on
rata-rata diameter zona hambat sebesar Growth and Survival of Fry of
9,3 mm. Atlantic Cod (Gadus morhua)
Hydrobiologia. Appl, Microbiology.
V. SARAN 352: 279-285.
Gilliland SE, TE Staley and LJ Bush.
Penelitian selanjutnya untuk lebih 1984. Importance of Bile Tolerance
mengetahui potensi L.plantarum sebagai of Lactobacillus acidophilus Used
probiotik adalah pengujian secara in vivo as A Dietary Adjunct. J. Dairy
yaitu kemampuan menempel pada sel epitel Science 67: 3045-3051.
usus halus saluran pencernaan itik dan Harimurti, Sri. Endang Sutriswati,
Nasroedin, dan Kurniasih. 2007.
pengujian dengan hewan coba agar aplikasi
Bakteri Asam Laktat dari Intestin
L.plantarum dalam produk probiotik lebih Ayam Sebagai Agensia Probiotik.
optimal. Animal Production. Vol. 9. No. 2.
Hal. 82-91. ISSN 1411-2027.
Khuzaemah, S. 2005. Pengaruh Aras Serat
VI. DAFTAR PUSTAKA Kasar Ransum terhadap Kecernaan
Astuti, dan A. Rahmawati. 2010. Asimilasi Serat kasar, Protein kasar dan
Kolesterol dan Dekonjugasi Garam Energi Metabolis pada Itik Tegal
Empedu oleh Bakteri Asam Laktat Jantan. Semarang: Skripsi Fakultas
(BAL) dari Limbah Kotoran Ayam Peternakan Universitas Diponegoro.
Secara In Vitro. Prosiding Seminar Kimoto H, J Kurisaki, N.M Tsuji, S
Nasional Penelitian, Pendidikan Ohmomo and T Okamoto. 1999.
dan Penerapan MIPA. Jurusan Lactococci as Probiotic Strains:
Pendidikan Pendidikan Biologi Adhesion to Human Enterocyte-like
FMIPA UNY. Caco-2 Cells and Tolerance to Low
Bezkorovainy, A. 2006. Probiotics: pH and Bile. Lett. In Appl.
Determinants of Survival and Microbiol. Vol. 29: 313-316.
Growth in The Gut. American J. Of McKane, L. and J. Kandel. 1985.
Clin. Nut. 72(2): 399 - 405. Microbiology: Essential and
Dewi, Fajar Kusuma. 2010. Aktivitas Application. New York: McGraw-
Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Hill Book Company.
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi
Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Farmasi. Jakarta: Erlangga.
Segar. Surakarta: Skripsi Jurusan Rostini, Iis. 2007. Peranan Bakteri Asam
Biologi Fakultas Matematika dan Laktat (Lactobacillus plantarum)
Ilmu Pengetahuan Alam. Terhadap Masa Simpan Filet Nila
Universitas Sebelas Maret. Merah pada Suhu Rendah.
Dewi, Fajar Kusuma. 2010. Aktivitas Bandung: Makalah Fakultas
Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Padjadjaran.
33
ALCHEMY, Vol. 2 No. 1 Oktober 2012, hal 26-34

Salminen, S., Ouwehand, A., Benno, Y. & Setiawan, N. 2006. Perkembangan


Lee Y.K. 1999. Probiotics: How Konsumsi Protein Hewani di
Should Be Defined? Trends in Food Indonesia (Analisis Hasil Susenas
Science and Technology. Vol.10: 1999-2004). Pengkajian. Tidak
107 110. diterbitkan. Padjadjaran: Fakultas
Schillinger U, and Lucke F. 1989. Peternakan Univ Padjadjaran.
Antbacterial activity of Wahyudi, Ahmad dan Sri Samsundari.
Lactobacillus sake isolated from 2008. Bugar Dengan Susu
meat. Appl Environ Microbiol. 55: Fermentasi. Rahasia Hidup Sehat
1901 1906. Panjang Umur. Malang: UMM
Setiawan, N. 2006. Perkembangan Press.
Konsumsi Protein Hewani di Zavaglia AG, Kociubinski G, Perez P,
Indonesia (Analisis Hasil Susenas Antoni GD. 1998. Isolation and
1999-2004). Pengkajian. Tidak Characterization of Bifidobacterium
diterbitkan. Padjadjaran: Fakultas Strains of Probiotik formulation. J.
Peternakan Univ Padjadjaran. Food Protect. 61(7) 865-873.

34

Anda mungkin juga menyukai