Berdasarkan dari anamnesis pasien, didapatkan keluhan batuk berdarah berwarna
merah segar , batuk sudah dirasakan oleh pasien > 1 bulan. Pasien juga mengeluhkan nyeri dada ketika saat pasien batuk, pasien mudah lelah, nafsu makan menurun selama pasien sakit sehingga pasien merasa adanya penurunan berat badan selama sakit, keringat malam hari (+).Menurut teori dari anamnesis didapatkan pada pasien TB : dengan gejaja respiratorik ditemukan adanya batuk > 3 minggu, batuk berdarah dan nyeri dada. Pada gejala sistemik : demam, malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun. Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan pada inspeksi, palpasi perkusi, dan auskultasi.Menurut teori pada permulaan TB pada awal perkembangan penyakit umumnya tidak (sulit sekali) menemukan kelainan.Pemeriksaan penunjang foto thoraks pada pasien ditemukan adanya infiltrat di apeks dan parahiler kiri.Sinus costophrenicus kanan kiri tajam.Sesuai dengan teori bahwa pada pemeriksaan foto thorak ditemukan bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas dan segmen superior lobus bawah.10 Pada pasien diberikan terapiIVFD RL 20 tetes/menit, Inj cefoperazone 1 gr/12 jam , Inj Kalnex 500 mg/12 jam , Inj. Vit C 2 amp/8 jam, Codein 3x1 tablet. Pada pasien tidak diberikan OAT, dikarenakan hasil pemeriksaan penunjang belum ada (pemeriksaan BTA). Pasien diberikan inj. Cefoperzone yang merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga. Mekanisme kerjanya adalah menghambat sintesis dinding sel bakteri dan aktif terhadap bakteri gram negatif maupun positif, Inj. Kalnex dan vit C untuknmenghentikan perdarahan karena hemoptisis. Codein berfungsi untuk antitusif yang bekerja menekan pusat batuk.12
23 BAB IV KESIMPULAN
Tuberkulosis paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis yang menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Penularan TB paru pada biasanya melalui udara, yaitu dengan inhalasi droplet yang mengandung basil TB. Diagnosis ditegakkan sesuai dengan manifestasi klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang baik pemeriksaan bakteriologi dan foto thoraks. Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB (BTA). Penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakkan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis. Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan aktifitas penyakit.