Anda di halaman 1dari 13

LATAR BELAKANG

Desa Tanjung burung terbentuk sejak tahun 1984. Pada masa itu desa Tanjung Burung
merupakan bagian dari wilayah desa pangkalan. Pemimpin pertama desa tanjung burung adalah
seorang pahlawan dan panutan masyarakat yang bernama bapak Suryana. Beliau memimpin
pemerintahan desa selama kurun waktu satu tahun yang kemudian diganti oleh bapak buang
Hadi melalui proses demokrasi. Desa yang berada di sebelah barat desa tanjung pasir ini
merupakan desa yang berada di tepi aliran sungai cisadane bagian hilir(Anonimous, 2011).

Potensi adalah sumberdaya yang berada pada suatu wilayah yang dapat digali dan
dimanfaatkan. Potensi alam yang dimiliki oleh desa tanjung burung antara lain : luas desa yang
cukup luas dengan kondisi pencemaran udara cenderung rendah, potensi lainnya adalah budidaya
tambak ikan bandeng serta muara kali cisadane yang dalam beberapa tahun terakhir sedang
gencar gencar nya melakukan rehabilitasi tanaman mangrove di area muara kali cisadane
sebagai salah satu bentuk solusi yang berkaitan dengan lingkungan yang kurang baik.

Pengelolaan ekosistem hutan, pasir dan laut yang berkelanjutan dengan memperhatikan
kaedah-kaedah konservasi dan kesejahteraan masyarakat belum dilakukan secara efektif,
sehingga di beberapa wilayah pesisir sudah mulai muncul fenomena pemanfaatan yang bersikap
sektoral, eksploitatif dan melampaui daya dukung lingkungannya. Dampak pemanfaatan tersebut
mulai muncul, khususnya terlihat pada laju kerusakan fisik lingkungan pesisir yang semakin
meningkat.

Sedangkan sumber daya alam yang juga ikut meningkat tetapi kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap sumber daya alam yang ada di sekitar lingkungan baik yang di darat
maupun di air yang harusnya menjaga alam yang sudah ada harus tetap di lestarikan dan di
kembangkan dengan baik. Maka dari itu butuhnya penghijauan di daratan maupun di pesisir laut
agar alam ini bisa dapat terjaga dan lestari agar pencemaran yang ada di laut tidak meningkat.

Selain itu, kita harus memperbaiki ekosistem laut yang sudah tercemar sedikit demi
sedikit agar kembali seperti sebelumnya karena yang membuat laut tercemar yaitu limbah pabrik
dan rumah tangga. dan kita juga harus memberi peringatan kepada pabrik agar mengolah
limbahnya terlebih dahulu sebelum di buang ke aliran sungai cisadane yang bertujuan
mengurangi pencemaran terhadap air sungai yang berakhir di laut.
Kita harus menjaga laut dengan cara melestarikan mangrove agar mengurangi
tercemarnya air laut dan polusi kendaraan, tidak hanya melestarikan tetapi kita juga harus
membuat pembibitan untuk di tanam supaya mangrove akan semakin banyak dan berkembang
agar membantu menjaga kelestarian laut dan juga hewan hewan yang berada di sekitaran
mangrove seperti udang, ikan, burung, dan sebagainya.

Karena ketika kita menjaga mangrove kita tidak hanya menjaga mangrove saja tetapi kita
juga menjaga hewan hewan yang hidup di sekitaran mangrove dan menjaga flora dan fauna yang
bergantung dengan pohon mangrove.

Melalui program ini di harapkan dapat membuat masyarakat sadar akan pentingnya
perkembangan mangrove dan hewan hewan di sekitaran mangrove karena kalau tidak ada pohon
mangrove mungkin juga tidak ada hewan hewan yang hidup ataupun bertahan dari serangan
mangsanya. Bisa kita bayangkan kalau tidak ada pohon mangrove ombak laut bisa saja langsung
ke rumah warga yang dekat dengan pinggir laut. karena mangrove tidak hanya memberi
kehidupan bagi hewan hewan tetapi mangrove juga bisa menahan terjangan ombak yang bisa
mengakibatkan abrasi dan juga mengurangi kadar polusi.

ISU PERMASALAHAN

Kondisi Wilayah Pesisir Tanjung Burung di muara sungai Cisadane:

Lebih dari 25 ha wilayah pesisir terancam terkena abrasi dan intrusi air laut yang
semakin mendesak ke wilayah penduduk.
Menumpuknya sampah dan lumpur di muara sungai yang menyebabkan pendangkalan
aliran sungai, sehingga mempengaruhi jalur air ke laut berakibat banjir jika terjadi
hujan dari hulu sungai.
Limbah pabrik dan rumah tangga yang berada di pinggir sungai juga mempengaruhi
warna air sungai cisadane.
Kondisi seperti ini yang sangat mengakibatkan rusaknya dan tercemarnya air laut.

DASAR PEMIKIRAN

Indonesia merupakan tempat komunitas bakau terbaik dan terluas di dunia lebih kurang
3,7 juta ha atau 31,8% dari luas bakau di dunia (17 juta ha). Luas hutan bakau Papua 25%,
Kalimantan Timur 20,6%, Sumatera Selatan 9.6%, Propinsi lainnya kurang dari 6% Jawa Tengah
termasuk Jepara sangat kecil tetapi memiliki nilai strategis.

Hutan Mangrove adalah salah satu jenis lahan basah yang paling produktif, karena
tumbuh di daerah antara pasang-surut pantai dan di mulut muara sungai. Hutan mangrove juga
merupakan habiatat alami yang unik bagi bermacam flora dan fauna laut dan air payau.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan bahwa mangrove


merupakan ekosistem hutan, maka pemerintah bertanggung jawab dalam pengelolaan yang
berasaskan manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterbukaan dan keterpaduan
(pasal 2). Selanjutnya dalam kaitan kondisi mangrove yang rusak, kepada setiap orang yang
memiliki, pengelola dan atau memanfaatkan hutan kritis atau produksi, wajib melaksanakan
rehabilitasi hutan untuk tujuan perlindungan konservasi (Pasal 43).
Terjadinya kerusakan lingkungan hidup di jalur ruang terbuka hijau muara sungai
Cisadane Desa Tanjung Burung Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang yang harus di
perbaiki supaya tidak tercemar terlalu luas.

Berdasarkan keprihatinan di atas, saya beserta semua stake holder yang terkait bermaksud
mengadakan sebuah upaya untuk mencoba mempertahankan dan memperbaiki aliran muara
sungai cisadane yang mengarah ke laut khususnya, dan pantai di seluruh Indonesia pada
umumnya dari abrasi, intrusi air laut, menurunkan kondisi gas CO2 di Atmosfir dan masih
banyak manfaat dari usaha kita meRehabilitasi Hutan Mangrove.

Karena kegiatan ini tidak akan terealisasi dengan baik tanpa partisipasi dari semua pihak
yang terkait serta pembiayaannya, maka dengan ini kami kami mengajak kepada semua pihak
untuk dapat berpartisipasi dan mensukseskan kegiatan ini.

- MAKSUD
Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki wilayah yang sudah tercemar agar tidak
semakin parah. Selain itu perlu juga memberi pengetahuan terhadap generasi muda saat
ini dan warga sekitar dan kedepannya agar bisa melestarikan dan menjaga agar tidak
semakin parah pencemarannya Perbaikan wilayah yang tercemar secara bertahap

- TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini di harapkan mampu mengevaluasi muara sungai sehingga
dapat dilakukan pemanfaatan antara lain :

a. Memulihkan kembali wilayah perairan yang tercemar oleh limbah

b. Menambah vegetasi pohon mangrove agar bisa menjaga kehidupan laut

c. Mengembangkan sumber daya masyarakat pesisir untuk kelestarian lingkungan

- MANFAAT

a. Mengevaluasi hutan payau serta menata sistem konservasi yang berkaitan


dengan mangrove di kawasan pesisir.

b. Menggali potensi lingkungan yang berada di kawasan muara sungai dan pesisir
untuk bisa menjadai kawasan ekowisata.

c. Memperbaiki daerah lingkungan di daerah pesisir sungai cisadane.

d. Mengembangkan sumber daya alam yang ada di muara sungai yang sudah di
tanam oleh pohon mangrove untuk mendongkrak perekonomian masyarakat
pesisir.

- DESAIN PROGRAM
Program ini merupakan salah satu upaya kepedulian terhadap peningkatan
Sumber Daya Alam dan Hayati (SDAH) sehingga dengan proses alam sendiri mampu
memperdayakan masyarakat pesisir dalam pemanfaatan hasil hutan mangrove termasuk
sebagai sarana pendidikan dan penelitian.
- RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan ini adalah merupakan kegiatan terhadap konservasi alam berkelanjutan


yang harus dapat menyesuaikan kondisi lahan dan musim, yang terdiri sari 4 tahap:

a. Tahap evakuasi : penanganan sampah yang ada di sungai dan sekitaran pinggir
sungai ataupun pesisir laut agar dapat di kurangi atau di hentikan
b. Mengurangi atau menghentikan : Bekerja sama dengan dinas kebersihan
kab.tangerang Memberi peringatan terhadap warga yang berada di pinggiran
sungai cisadane atau di pinggiran laut.

c. Meminta bantuan warga untuk bergotong royong kalau memang sampah di


sekitaran sungai sudah banyak Membuat tempat sampah ataupun jarring yang di
bentangkan agar sampah dapat tersangkut ke jarring
d. Mengolah : Membuat penampungan sampah yang besar juga Pengadaan
perahu karet untuk operasi membersihkan sungai atau sampah sampah yang sulit
di jangkau. Selanjutnya adalah membidik warga setempat yang mau membantu
untuk pengoprasian perahu karet yang di gunakan untuk mengangkut sampah
Membuat kerajinan dari sampah yang memang masih bisa di gunakan.

1. TAHAP TABUR
Penanaman bibit mangrove di bantaran sungai dan muara sungai dengan
tahapan pembuatan sarana/akomodasi pendukung dan penanaman bibit mangrove.
Dengan aktifitas sebagai berikut:
Membuat dermaga untuk sandaran perahu dan toilet ataupun juga
tempat air bersih, Membuat tempat istirahat yang dilengkapi fasilitas
listrik dan air bersih yang dapat di gunakan untuk keperluan.
Membuat kavling penanaman dari bambu dengan ukuran 10 m x 10 m
sebanyak 546 kavling (setiap kavling untuk 500 bibit untuk penanaman
dan penyulaman) yang akan dibagi 3 area.
Pengadaan transportasi untuk ke lokasi yang dapat di jangkau dengan
mudah.
Penanaman bibit mangrove
Kita bisa bekerja sama dengan kantor lingkungan hidup ataupun warga yang mau
membantu. Jenis tanaman yang akan di laksanakan adalah mangrove (rhizophora)
(mucronata) / (stilosa) dengan ukuran tinggi 50-60 cm = (daun 3-4 pasang) karena
kondisi lahan berlumpur yang terletak di kawasan muara sungai yang terkena
pencemaran dan limbah sampah. Penanaman bibit mangrove yg sudah cukup umur
untuk di tanam.
2. TAHAP PERAWATAN
Menjaga perkembangan bibit mangrove dan melakukan penyulaman terhadap
bibit yang mati. Dengan aktifitas sebagai berikut: Bibit harus sering di pantau 3 hari
sekali atau satu minggu sekali agar kita tau perkembangannya dan menjaga dari hama
Mengganti bibit yang mati dengan yang baru
3. TAHAP EKSPLORASI
1. Memanfaatkan hutan mangrove yang sudah berkembang sebagai obyek penelitian
ekosistem hutan payau dan bisa juga di jadikan tempat ekowisata.

Lampiran 5:
Pembibitan kelompok

Pembudidayaan bibit mangrove dengan melibatkan semua lapisan masyarakat desa Tanjung
Burung

lam
Lampiran 6:
Penanaman bibit mangrove oleh kelompok dan masyarakat
Lampiran 7:
Sampah dan limbah dalam aliran sungai
Aliran sampah di sungai

Penumpukan sampah di muara sungai


Limbah dari pabrik-pabrik di sepanjang sungai berwarna hitam pekat yang menyebarkan aroma
busuk menyengat, dan membunuh biota sungai dan muara
Kesimpulan

Tujuan dari penanaman mangrove adalah untuk melindungi ekosistem laut melindungi hewan
hewan yg berada di pinggir pantai dan menjaga kehidupan untuk kedepannya semakin banyak
pohon mangrove semoga kita bisa menjaga kelestarian laut dan aliran sungai cisadane dan
mampu memperbaiki lingkungan yang tercemar secara perlahan untuk lebih baik lagi
kedepannya.
Penutup

Demikian rancangan proposal ini disusun dalam rangka untuk memenuhi permintaan pihak pihak
yang memerlukan dan bagi pemilik sebagai acuan pengembangan dan pelestarian mangrove.

Mudah-mudahan dengan adanya pelestarian mangrove kita bisa sadar betapa pentingnya pohon
mangrove untuk jangka waktu yang lama dan berguna untuk generasi kedepannya supaya
kelautan di tanjung burung bisa kembali baik.

REHABILITASI KAWASAN MUARA CISADANE


TANJUNG BURUNG SEBAGAI KAWASAN
KONSERVASI ECO WISATA MANGROVE
MAHALLY AL MATURIDI

Anda mungkin juga menyukai