Anda di halaman 1dari 29

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional (2013) menyebutkan bahwa

25,9% penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dan

hanya 31,1% penduduk yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga

kesehatan gigi. Sementara 68,9% lainnya tidak dilakukan perawatan. Hal ini

mengindikasikan bahwa masih terdapat masyarakat yang belum menyadari

pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (2013) menyebutkan bahwa prevalensi

masalah gigi dan mulut di Sumatera Barat adalah 22,1%, sebanyak 35,3%

penduduk yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga kesehatan

gigi, sementara 64,7% lainnya tidak dilakukan perawatan. Hal ini

mengindikasikan bahwa masih terdapat masyarakat yang belum menyadari

pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Secara keseluruhan

keterjangkauan/kemampuan untuk mendapatkan pelayanan dari tenaga medis

gigi/EMD hanya 7,8%, dan angka tersebut lebih rendah dari angka nasional

yang menunjukkan 8,1%.

Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (2013) tingkat keparahan

kerusakan gigi berdasarkan indeks DMF-T (Decay Missing Filled-Teeth)

Provinsi Sumatera Barat sebesar 6,2 lebih tinggi dari angka Indonesia sebesar

4,6 dengan nilai masing-masing: D-T=3,23; M-T=2,94; F-T=0,10; yang

berarti kerusakan gigi penduduk Sumatera Barat 620 buah gigi per 100 orang.
2

Sedangkan pada tahun 2013 Kota Padang mengalami peningkatan indeks

DMF-T 4,4 dibanding tahun 2007 dengan indeks DMF-T sebesar 2,27.

Dengan nilai masing-masing pada tahun 2007 dimana D-T=0,53; M-T=2,29;

F-T=0,06; menjadi D-T=1,37; M-T=2,94; F-T=0,01 pada tahun 2013.

Keadaan ini harus menjadi perhatian kita semua, karena gangguan

kesehatan gigi dan mulut yang terjadi di usia muda, dapat menghambat

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal baik fisik maupun psikososial.

Untuk mencegah hal tersebut, kita tidak dapat berharap hanya melalui upaya

kuratif di fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Sesuai paradigma

sehat, pendekatan dalam mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat,

termasuk kesehatan gigi dan mulut, lebih menitik beratkan pada upaya

promotif dan preventif. Upaya promotif dan preventif yang paling efektif

dilakukan dengan sasaran anak usia sekolah dari tingkat dasar hingga

menengah adalah melalui UKGS (Upaya Kesehatan Gigi Sekolah).

(Kementrian Kesehatan RI, 2012).

UKGS adalah strategi pelayanan kesehatan gigi pada anak usia sekolah

melalui pendekatan sekolah yang berwawasan kesehatan. Program ini sudah

dikenal sejak tahun 1951, berintegrasi dengan program UKS (Kementrian

Kesehatan RI, 2012).

Kegiatan UKGS dilakukan di SD Negeri 25 Lubuk Lintah Padang

dilakukan untuk memberikan promosi kesehatan berupa penyuluhan dan

pemeriksaan rongga mulut.


3

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang optimal.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan tindakan peserta didik dalam

memelihara kesehatan gigi dan mulut.


2. Meningkatnya peran serta guru, dokter kecil, dan orang tua dalam upaya

promotif-preventif.
3. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta didik

yang memerlukan.

1.3. Manfaat

1. Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang optimal.

2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan peserta didik dalam

memelihara kesehatan gigi dan mulut.

3. Meningkatkan peran serta guru, dokter kecil, dan orang tua dalam upaya

promotif-preventif.

4. Dapat terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta

didik yang memerlukan.


4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

2.1.1. Pengertian

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah SD adalah upaya kesehatan masyarakat

yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut

seluruh peserta didik SD di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya

kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu yang memerlukan

perawatan kesehatan gigi dan mulut (Kementrian Kesehatan RI, 2012).

Upaya Kesehatan Masyarakat pada UKGS berupa kegiatan yang

terencana, terarah dan berkesinambungan.

a. Intervensi perilaku yaitu:

Penggerakan guru, dokter kecil, orang tua murid melalui

lokakarya/pelatihan.

Pendidikan kesehatan gigi oleh guru, sikat gigi bersama dengan

menggunakan pasta gigi berfluor, penilaian kebersihan mulut oleh

guru/dokter kecil.

Pembinaan oleh tenaga kesehatan.

b. Intervensi lingkungan

Fluoridasi air minum (bila diperlukan).

Pembinaan kerjasama lintas program/lintas sektor melalui TP UKS.


5

Upaya kesehatan perorangan pada UKGS berupa intervensi individu pada

peserta didik yang membutuhkan perawatan kesehatan gigi dan mulut meliputi

surface protec on, fissure sealant, kegiatan skeling, penambalan dengan metode

ART (Atraumatic Restorative Treatment technique) penambalan, pencabutan,

aplikasi fluor atau kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor, bisa

dilaksanakan di sekolah, di Puskesmas atau di praktek dokter gigi

perorangan/dokter gigi keluarga.

2.1.2. Sasaran

Adapun Sasaran pelaksanaan dan pembinaan UKGS berdasarkan

kementrian kesehatan RI tahun 2012 meliputi:

1. Sasaran primer : peserta didik SD.


2. Sasaran sekunder: guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan, orang tua

peserta didik SD serta Tim Pembina UKS disetiap jenjang.


3. Sasaran tersier:
a. Lembaga pendidikan pada SD, termasuk pondok pesantren beserta

lingkungannya
b. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
c. Lingkungan, yang meliputi :
Lingkungan keluarga
Lingkungan sekolah
Lingkungan masyarakat

2.1.3. Ruang Lingkup

Kementrian Kesehatan RI tahun 2012 membagi ruang lingkup program

UKGS sesuai dengan Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS

UKS) yang meliputi ; pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan

lingkungan kehidupan sekolah sehat maka ruang lingkup UKGS yaitu:

1. Penyelenggaraan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang meliputi:


a. Pemberian pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
b. Membuat bahan-bahan tradisional untuk mengurangi rasa sakit gigi
6

c. Penanaman kebiasaan pelihara kebersihan gigi dan mulut agar dapat

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari


2. Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk:
a. Pemeriksaan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut
b. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut
d. Perawatan kesehatan gigi dan mulut
e. Rujukan kesehatan gigi dan mulut
3. Pembinaan lingkungan kehidupan masyarakat sekolah (guru, siswasiswi,

pegawai sekolah, orang tua siswa siswi, dan masyarakat) seperti penyediaan

air bersih untuk cuci tangan dan menyikat gigi, pengelolaan dan pengawasan

kantin sehat melalui penyediaan makanan bergizi dan tidak merusak gigi.

2.1.4. Kebijakan

Adapun kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI tahun

2012 yaitu

1. Untuk mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang optimal,

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah harus diutamakan pada upaya meningkatkan

kemampuan self care (pelihara diri) melalui kegiatan UKGS.


2. Upaya kesehatan masyarakat berupa upaya promotif preventif dilaksanakan

oleh tenaga kesehatan gigi dan tenaga lainnya terutama oleh guru /kader

kesehatan remaja sebagai bagian integral dari UKS.


3. Upaya kesehatan perorangan terhadap peserta didik dilaksanakan oleh tenaga

profesional (dokter gigi, dan perawat gigi).


4. UKGS diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, di bawah binaan

Puskesmas dan Tim Pembina UKS wilayah masing-masing

2.1.5. Tahap Tahap UKGS

Adapun tahap-tahap UKGS oleh Kementrian Kesehatan RI tahun 2012

adalah sebagai berikut:

I. UKGS TAHAP I (SATU)/ Paket minimal UKGS


7

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk siswa-siswi SD yang belum

terjangkau oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi. Tim Pelaksana UKS di SD

melaksanakan kegiatan yaitu :

1. Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan Kader Kesehatan Anak tentang

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan

dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan

gigi.
2. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru

penjaskes/guru pembina UKS/Kader Kesehatan Anak sesuai dengan

kurikulum yang berlaku (Buku Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk

semua siswa, dilaksanakan minimal satu kali tiap bulan.

II. UKGS TAHAP II (DUA)/Paket Standar UKGS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk siswa SD yang sudah

terjangkau oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas, kegiatannya

adalah:

1. Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan kader kesehatan anak tentang

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan

dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan

gigi.
2. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru

penjaskes/guru pembina UKS/kader kesehatan anak sesuai dengan kurikulum

yang berlaku (Buku Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua siswa

dilaksanakan minimal satu kali tiap bulan.


3. Pertolongan pertama untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.
8

4. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk siswa-siswa kelas III pada awal

tahun ajaran.
5. Pemeriksaan berkala 6 bulan sekali
6. Rujukan bagi yang memerlukan.

III. UKGS Tahap III / Paket Optimal UKGS

Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan Kader Kesehatan Anak tentang

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan

oleh Dinas Pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi.

1. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru

penjaskes/guru pembina UKS/ Kader Kesehatan Anak sesuai dengan

kurikulum yang berlaku (Buku Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk

semua siswa, dilaksanakan minimal satu kali tiap bulan.


2. Pertolongan pertama untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.
3. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas III pada awal tahun ajaran.
4. Pemeriksaan berkala setahun dua kali bagi setiap siswa-siswi.
5. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa-siswi (care on demand)
6. Rujukan bagi yang memerlukan.

2.2. Indikator dan Standar Penilaian Kesehatan Gigi

2.2.1. Indeks Karies Gigi

Indeks karies gigi adalah angka yang menunjukkan klinis penyakit karies

gigi. Untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi

digunakan nilai DMF-T (Decay Missing Filling Teeth). Nilai DMF-T adalah

angka yang menunjukkan jumlah gigi dengan karies pada seseorang atau

sekelompok orang (Indirawati dan Magdarina, 2013)

Angka D = Decay : Gigi yang berlubang karena karies gigi.

Angka M = Missing : Gigi yang dicabut karena karies gigi.


9

Angka F = Filling : Gigi yang ditambal atau ditumpat karena karies dan dalam

keadaan baik.

Rumus DMF-T :

Decay (D)+ Missing(M )+ Filling (F)


DMF-T =
Jumlah orang yang diperiksa

Angka DMF-T menggambarkan banyaknya karies yang diderita seseorang

dari dulu sampai sekarang.

Klasifikasi tingkat keparahan karies gigi pada usia 12 tahun atau lebih

dikategorikan menjadi lima kategori, yaitu:

1. Tingkat keparahan sangat rendah dengan nilai DMF-T sebesar 0,0 1,0.

2. Kemudian, tingkat keparahan rendah dengan nilai DMF-T sebesar 1,2 2,6.

3. Tingkat keparahan sedang dengan nilai DMF-T sebesar 2,7 4,4.

4. Dan tingkat keparahan tinggi dengan nilai DMF-T sebesar 4,5 6,5.

5. Serta tingkat keparahan sangat tinggi dengan nilai DMF-T sebesar > 6,6.

Kekurangan indeks DMF-T:

1. Tidak dapat menggambarkan banyaknya karies yang sebenarnya. Karena jika

pada gigi terdapat dua karies atau lebih, karies yang dihitung adalah tetap

pada satu gigi.

2. Indeks DMF-T tidak dapat membedakan kedalaman dari karies, misalnya

Karies Superficialis, Media, dan Profunda.

2.2.2. OHI-S (Oral Hygiene Index Simplified)

OHI-S adalah keadaan kebersihan mulut dari responden yang dinilai dari

adanya sisa makanan/debris dan kalkulus (karang gigi) pada permukaan gigi

dengan menggunakan indeks Oral Hygiene Index Simplified yang merupakan


10

jumlah indeks debris (DI) dan indeks kalkulus (CI). Tujuan penggunaan OHI-S

ini adalah mengembangkan suatu tehnik pengukuran yang dapat dipergunakan

untuk menilai kegiatan kesehatan gigi dari masyarakat, serta menilai efek segera

dan jangka panjang dari program pendidikan kesehatan gigi.

Terdapat 6 permukaan gigi yang akan diperiksa pada OHI-S, gigi yang

digunakan untuk perhitungan harus memiliki area terbesar yang tertutup oleh

debris atau kalkulus.

Gambar 1. Segmen gigi dalam pemeriksaan OHI-S


(Sumber: Greene and Vermillion, 1960)

Untuk pemeriksaan DI-S (debris indeks) digunakan sonde yang diletakkan

pada 1/3 incisal dan digerakkan ke 1/3 gingival sesuai dengan kriteria:

Kriteria untuk debris sebagai berikut :

Nilai 0 : Tidak ada debris/sisa makanan yang menempel pada gigi.


11

Nilai 1 : Debris lunak menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi.
Nilai 2 : Debris lunak menutupi > dari 1/3 permukaan, tetapi tidak lebih

dari 2/3 permukaan gigi.


Nilai 3 : Debris lunak menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi.

Skor dari debris indeks per orang diperoleh dengan cara menjumlahkan

skor debris tiap permukaan gigi dan dibagi oleh jumlah dari permukaan gigi yang

diperiksa.

Rumus Debris Index (DI) :

Jumlah nilai debris


DI =
Jumlah gigi yang diperiksa

Sedangkan untuk CI-S (kalkulus indeks) diperoleh dengan meletakkan

sonde dengan baik dalam distal gingival crevice dan digerakkan pada daerah

subgingival dari jurusan kontak distal ke daerah kontak mesial (1/2 dari lingkaran

gigi dianggap sebagai suatu untuk scoring):

Gambar 2. Kriteria Debris Indeks


(Sumber: Greene and Vermillion, 1960)

Kriteria untuk kalkulus sebagai berikut :

Nilai 0 : Bila tidak terdapat kalkulus.


12

Nilai 1 : Bila kalkulus supragingival menutupi tidak lebih dari 1/3

permukaan gigi.
Nilai 2 : Bila kalkulus supragingival menutupi lebih dari 1/3 tetapi tidak

lebih dari 2/3 permukaan gigi.


Nilai 3 : Bila kalkulus supragingival menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi.

Skor dari kalkulus indeks per orang diperoleh dengan cara menjumlahkan

skor kalkulus tiap permukaan gigi dan dibagi oleh jumlah dari permukaan gigi

yang diperiksa.

Rumus Calculus Index (CI) :

Jumlah nilai kalkulus


CI =
Jumlah gigi yang diperiksa

Skor OHI-S :

OHI-S = Debris Index Simplified (DI-S) + Calculus Index Simplified (CI-

Derajat kebersihan mulut secara klinik dihubungkan dengan skor

OHI-S adalah sebagai berikut :

Nilai Baik : Bila skor 0,0 1,2.


Nilai Sedang : Bila skor 1,3 3,0.
Nilai Buruk : Bila skor 3,1 6,0.

2.3. Profil SD Negeri 25 Lubuk Lintah Padang


13

Gambar 3. SD Negeri 25 Lubuk Lintah Padang


(Sumber: www.diknas-padang.org)
Nama Sekolah : SDN 25 Lubuk Lintah
Alamat : Jln Lubuk Lintah RT 3 RW 1, RT/RW 3/1, Dsn. , Ds./Kel Lubuk

Lintah, Kec. Kuranji, Kota Padang, Prov. Sumatera Barat


Telepon : 0751-891425
Kepala Sekolah : JAMANUS, S.Pd
Visi : "Unggul dalam prestasi, berbudi luhur, berkepribadian, serta

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME".


Misi : 1. Melaksanakan Pembelajaran daan bimbingan secara efektif

dan efisien.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada

seluruh sekolah

3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali

potensi dirinya, sehingga dapat di kembangkan secara

optimal.

4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama, budaya

bangsa sehingga menjadi sumber keaktifan dalam bertindak

5. Meningkatkan kualitas pembelajaran secara PAIKEM

(Pembelajaran, Aktif, Kreatif, inovatif, Efektif dan


14

Menyenangkan).

6. Menciptakan suasana konduktif di lingkungan sekolah.

7. membiasakan dan mengembangkan perilaku saling

mencintai dan menghargai sesama warga sekolah dan

lingkungan.
Tujuan : 1. Menciptakan peserta didik beriman dan bertaqwa, rajin, dan

tekun menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing.
2. Menciptakan peserta didik memiliki Ilmu Pengetahuan dan

Keterampilan, sebagai bekal hidup di masyarakat dan untuk

melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.


3. Menciptakan peserta didik yang memiliki kecerdasan

intelektual, spritual dan kecerdasan emosional yang

seimbang dalam era globalisasi.


4. Peserta didik dapat meraih prestasi akademis dan non

akademis sesuai harapan.


5. Menjadikan sekolah yang di minati masyarakat.
15

BAB 3

PELAKSANAAN UKGS

3.1. Waktu dan Tempat Kegiatan

Hari/ Tanggal : Sabtu/ 6 Mei 2017


Pukul : 09.00-11.00 WIB
Tempat : SD Negeri 25 Lubuk Lintah Padang

3.2. Tenaga UKGS

Pendamping : drg. Intan Batura Endo Mahata, MM

Kelompok UKGS :

1. Hirzi Atsari Ramafebri, SKG


2. Wara Rizki Cahyani, SKG
3. Desi Citri Mutiara, SKG
4. Febri Aryuni, SKG

3.3. Jumlah Siswa

Jumlah seluruh siswa kelas III SD Negeri 25 Lubuk Lintah Padang yang

mengikuti penyuluhan yaitu sebanyak 36 siswa, dan yang dilakukan pemeriksaan

hanya 34 siswa karena 2 siswa izin.

3.4. Kegiatan

1. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut/ Dental Healt Education


Kelas : III
Jumlah siswa : 34 siswa
Moderator : Wara Rizki Cahyani, SKG
Penyaji : Hirzi Atsari Ramafebri, SKG
Peraga sikat gigi dimodel : Desi Citri Mutiara, SKG
Materi penyuluhan yang diberikan yaitu:
Memperkenalkan struktur dan susunan gigi anak dan dewasa
Menjelaskan penyebab terjadinya gigi berlubang
Menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan

perawatan yang benar.


16

Mengajarkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur.
Memperkenalkan pentingnya teknik menyikat gigi yang benar
a) Alat bantu
Model gigi, dan contoh sikat gigi yang benar
b) Hambatan
Tidak ada hambatan yang berarti, para siswa memperhatikan saat

diberikan materi penyuluhan.


2. Pemeriksaan Gigi dan Mulut/Screening
Kelas : III
Jumlah Siswa : 34 Siswa
Tenaga Pelaksanaan :

1) Hirzi Atsari R., SKG; 6) Vivi Sri Yuni, SKG;


2) Wara Rizki C., SKG; 7) Fitria Mandasari, SKG;
3) Desi Citri Mutiara, SKG; 8) Fitri Sakinah F., SKG;
4) Febri Aryuni, SKG; 9) Rafi Alhaqqi A., SKG.
5) Ade Syaifulla A., SKG;

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

a) Status kebersihan mulut


b) Status karies gigi desidui (def-t) dan gigi permanen (DMF-T)

Hambatan : Tidak ada hambatan yang berarti karena selama menunggu

giliran diperiksa, siswa duduk dengan sabar menunggu

namanya dipanggil.
17

BAB 4

HASIL PEMERIKSAAN UKGS

4.1. Hasil Pengolahan Data UKGS

Tanggal Pelaksanaan : 6 Mei 2017

Lokasi : SD Negeri 25 Lubuk Lintah Padang

Jumlah siswa diperiksa : 34 orang siswa kelas III

Nama dan jumlah siswa yang diperiksa di SD Negeri 25 Lubuk Lintah

Padang yaitu sebagai berikut :

1. Haris 18. Hafis


2. Fander 19. Rian
3. Vannesa 20. Nuri
4. Arsha 21. Sofy
5. Imam 22. Puji
6. Nadia 23. Vika
7. Rafli 24. Ayudiah
8. Chelsea 25. Febrian
9. Zikri 26. Rike
10. Firmansyah 27. Natasya
11. Annisa 28. Farel
12. Artika 29. Dira
13. Fadlan 30. Reno
14. Ratari 31. Aila
15. Anisa 32. Dea
16. Kiki 33. Rofiq
17. Rahmad 34. Sinta
Adapun hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada masing-masing

kelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

1. Prevalensi karies gigi kelas III SD Negeri 25 Lubuk Lintah Padang

Kelas N Jumlah Karies Prevalensi


III 34 Orang 34 100%
Jumlah 34 Orang 34 100%
Tabel 1. Menunjukkan prevalensi karies gigi siswa kelas kelas III SD Negeri 25
Lubuk Lintah Padang.

2. Distribusi subjek dan tindakan perawatan

Restorasi Ekstraksi
Usia
% %
8-12 tahun 34 orang 100 % 16 orang 47 %
JUMLAH 34 orang 100 % 16 orang 47 %
Tabel 2. Menunjukkan jumlah siswa anak kelas 3 di SDN 25 Lubuk Lintah
Padang yang memerlukan restorasi lebih tinggi yaitu (100 %) dibandingkan
rujukan ekstraksi (47 %).

4.2. Diagnosis dan Rencana Perawatan

Berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan pada siswa kelas III SD

Negeri 25 Lubuk Lintah Padang, di dapatkan diagnosa gigi-gigi dan rencana

perawatan sebagai berikut:

Usia
N Eleme Diagnosi Rujuka OHI dmf
Nama Bula Alamat
o Tahun n s n -S -t
n
62 Karies
Paedo
36 Dentin
Lubuk
1 Haris 9 6 55 2,6 0,15
Lintah
65 Radix Paedo
84
2 Fander 9 4 54 Karies Paedo Pasar 2,8 0,18
53 Dentin Ambacang
85
74
75
Karies
26 Paedo
Email
Karies Lubuk
3 Vannesa 9 2 75 Paedo 0,9 0,03
Dentin Lintah
85 KMPV Paedo
Lubuk
4 Arsha 8 7 84 Karies 1 0,09
Paedo Lintah
74 Dentin
36
Karies Tiga
5 Imam 9 3 46 Paedo 1,2 0,09
Dentin Ruang
74
55
54
53 Karies
Paedo Lubuk
6 Nadia 8 6 63 Dentin 3,2 0,21
Lintah
45
36
74 Radix Paedo
75 Karies Tiga
7 Rafli 9 6 Paedo 1,1 0,06
85 Dentin Ruang
36 Karies Lubuk
8 Chelsea 9 5 Paedo 1,6 0,06
85 Email Lintah
53
61 Karies
Paedo
62 Dentin Kampung
9 Zikri 9 7 1,9 0,15
64 Jambak
Karies
54 Paedo
Email
52 Karies
Paedo
62 Dentin Lubuk
10 Firman 9 4 1,6 0,09
Karies Lintah
65 Paedo
Email
63 Karies
Paedo
64 Dentin Lubuk
11 Annisa 9 6 1,5 0,09
Karies Lintah
35 Paedo
Email
Kampung
63 Karies
12 Artika 9 5 Paedo Sikumban 1,1 0,06
64 Dentin
g
13 Fadlan 9 7 55 Kampung 3,5 0,26
54 Karies Sikumban
Paedo
36 Email g
46
64 Radix Paedo
65
75
83
84
54 Karies
Paedo
53 Dentin
Lubuk
14 Ratari 9 4 63 KMPV Paedo 2,4 0,15
Lintah
84
Radix Paedo
73
47 Karies
Paedo
37 Dentin
Kampung
2 64
15 Anisa 10 Sikumban 2,9 0,26
53 KMPV Paedo
g
52
63 Radix Paedo
55
53 Karies Kampung
Paedo
16 Kiki 9 2 36 Dentin Sikumban 2,2 0,15
46 g
75 Radix Paedo
85 KMPV Paedo
73
Radix Paedo
17 Rahmad 9 4 84 Baring 2,6 0,12
Karies
74 Paedo
Dentin
74 Karies
Paedo Kampung
84 Dentin
Sikumban
Karies
18 Hafis 9 7 75 Paedo g 1,7 0,18
Email
64
KMPV Paedo
65
Karies
16 Paedo
Dentin Kampung
19 Rian 11 3 1,3 0,09
46 Karies Baru
Paedo
36 Email
46 Karies
Paedo Lubuk
20 Nuri 10 2 36 Email 1,4 0,09
Lintah
16 KMPNV Paedo
74 Karies Lubuk
21 Sofy 8 8 Paedo 0,8 0,06
84 Email Lintah
55 Karies
Paedo Lubuk
22 Puji 9 6 74 Dentin 1,4 0,09
Lintah
54 KMPV Paedo
54 Karies
Paedo
64 Dentin Lubuk
23 Vika 9 5 1,1 0.09
Karies Lintah
36 Paedo
Email
24 Ayudiah 9 2 54 Karies Paedo Lubuk 0,9 0,12
74 Dentin Lintah
73 Karies
Paedo
83 Email
46 Karies Lubuk
25 Febrian 11 5 Paedo 0,9 0,06
36 Email Lintah
73
KMPNV Paedo
74 Lubuk
26 Rike 9 4 1,6 0,12
53 Karies Lintah
Paedo
83 Email
64
Karies
74 Paedo Lubuk
27 Natasya 9 9 Dentin 1,5 0,12
75 Lintah
84 KMPV Paedo
55
Karies
53 Paedo Lubuk
28 Farel 9 5 Email 1,7 0,12
85 Lintah
75 Radix Paedo
55
Karies
63 Paedo Lubuk
29 Dira 9 3 Email 1,9 0,12
65 Lintah
64 Radix Paedo
64
Karies
65 Paedo
Email Tiga
30 Reno 9 4 84 2,1 0,15
Ruang
75
Radix Paedo
85
36 Karies
Paedo Karang
31 Aila 9 3 46 Dentin 1,8 0,09
Ganting
65 Radix Paedo
Karies
54 Paedo
Dentin Lubuk
32 Dea 9 7 1,4 0,06
Karies Lintah
64 Paedo
Email
63 Karies
Paedo Karang
33 Rofiq 9 4 44 Dentin 1,5 0,09
Ganting
64 Radix Paedo
63
Karies
64 Paedo
Dentin Lubuk
34 x 9 6 83 2,7 0,15
Lintah
75
KMPV Paedo
74

Tabel 3. Diagnosa dan rencana perawatan siswa kelas III SD Negeri 25 Lubuk
Lintah Padang
BAB 5

PEMBAHASAN

Pelaksanaan UKGS yang diselengarakan pada tanggal 6 Mei 2017 di SD

Negeri 25 Lubuk Lintah Padang merupakan UKGS tahap III. Menurut

Kementrian Kesehatan RI (2012), kegiatan yang dilakukan pada tahap UKGS

tahap II meliputi pelatihan kepada guru Pembina UKS dan kader kesehatan anak

tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan

dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi,

pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru

pembina UKS/kader kesehatan anak sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua siswa dilaksanakan minimal

satu kali tiap bulan, pertolongan pertama untuk menghilangkan rasa sakit oleh

guru, penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk siswa-siswa kelas III pada awal

tahun ajaran, pemeriksaan berkala 6 bulan sekali dan rujukan bagi yang

memerlukan. Keseluruhan kegiatan UKGS tahap II tersebut pada pelaksanaan

tidak semua bisa dilakukan karena keterbatasan waktu yang tersedia hanya

dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut dan dental health education.

Data-data yang telah diperoleh pada BAB III mengindikasikan agar

segera dilakukan tindak lanjut sehingga keadaan rongga mulut siswa SD Negeri

25 Lubuk Lintah Padang baik dan segera dilakukan restorasi. Rujukan ditujukan

ke puskesmas terdekat dari SD Negeri 25 Lubuk Lintah Padang, serta rujukan

juga dapat ditujukan ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Baiturrahmah sebagai tindak

lanjut dari kegiatan UKGS.


BAB 6

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Kebijakan program UKGS yang memfokuskan kegiatan promotif

preventif kepada murid sekolah dapat mempercepat tercapainya tujuan Indonesia

Sehat. Keberhasilan Program UKGS dapat terwujud apabila dilaksanakan secara

terintegrasi baik lintas program maupun lintas sektoral, terarah dan

berkesinambungan.

1. Status kebersihan mulut siswa yang diperiksa sebagian besar temasuk dalam

kategori sedang (67,6%) dan terdapat siswa yang memiliki status kebersihan

mulut kategori buruk (5,9%).


2. Tingkat keparahan karies gigi sulung siswa yang diperiksa termasuk dalam

kategori sangat rendah (DMF-T rata-rata 0,08)


3. Prevalensi karies gigi siswa yang diperiksa adalah 100%
4. Seluruh siswa yang diperiksa memerlukan rujukan untuk dilakukan perawatan

berupa restorasi gigi, pencabutan gigi dan skeling.

6.2. Saran

1. Pelaksanaan program UKGS perlu rutin dilaksanakan terutama penyuluhan

mengenai cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.


2. Diadakan kerjasama antara puskesmas setempat atau FKG UNBRAH dengan

sekolah untuk melakukan rujukan perawatan.


3. Pihak sekolah diharapkan dapat memantau dan menyeleksi jajanan yang dijual

di sekolah sehingga jajanan yang dijual merupakan makanan yang

menyehatkan dan bersifat nonkariogenik.


4. Orang tua murid dan guru diharapkan berperan aktif dalam memonitor

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.


5. Orang tua murid dan guru diharapkan mampu melaksanakan dan

meningkatkan upaya promotif dan preventif.


6. Orang tua, guru dan siswa masih perlu dimotivasi untuk memanfaatkan

layanan fasilitas kesehatan gigi dan mulut.


DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Kemenkes RI. 2009. Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2007. Cetakan Kedua. Balitbang Kemenkes RI, Jakarta.

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Balitbang Kemenkes RI,

Jakarta.

Dinas Pendidikan Kota Padang. 2017. SDN 25 Lubuk Lintah. http://www.diknas-

padang.org/mod.php?mod=sekolah&op=det&id=531&sek=SDN

%2025%20Lubuk%20Lintah&cat=SD/MI. 13 Juli 2017.

Handayani, L., dkk. 2013. Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera Barat.

Balitbang Kemenkes RI, Jakarta.

Indirawati T, Magdarina D. 2013. Penilaian indeks DMF-T anak usia 12 tahun

oleh dokter gigi dan bukan dokter gigi di kabupaten Ketapang

propinsi Kalimantan Barat. Media Litbangkes, Ketapang.

Kementrian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

(UKGS). Direktorat Jendral Bina Upaya, Jakarta.


Lampiran

Dokumentasi kegiatan UKGS SD Negeri 25 Lubuk Lintah Padang

Gambar 4. Pengarahan dari Pembimbing UKGS


drg. Intan Batura Endo Mahata, MM

Gambar 5. Kata Sambutan oleh Wakil Kepala Sekolah


Gambar 6. Pemberian materi oleh Mahasiswa coas

Gambar 4. Pemberian plakat oleh drg. Intan Batura Endo Mahata, MM kepada
SD Negeri 25 Lubuk Lintah Padang
Gambar 7. Pemanggilan siswa untuk dilakukan pemeriksaan

Gambar 8. Pemeriksaan Gigi dan Mulut siswa SD Negeri 25 Lubuk Lintah Padang

Anda mungkin juga menyukai