BAB 1
PENDAHULUAN
25,9% penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dan
hanya 31,1% penduduk yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga
kesehatan gigi. Sementara 68,9% lainnya tidak dilakukan perawatan. Hal ini
masalah gigi dan mulut di Sumatera Barat adalah 22,1%, sebanyak 35,3%
gigi/EMD hanya 7,8%, dan angka tersebut lebih rendah dari angka nasional
Provinsi Sumatera Barat sebesar 6,2 lebih tinggi dari angka Indonesia sebesar
berarti kerusakan gigi penduduk Sumatera Barat 620 buah gigi per 100 orang.
2
DMF-T 4,4 dibanding tahun 2007 dengan indeks DMF-T sebesar 2,27.
kesehatan gigi dan mulut yang terjadi di usia muda, dapat menghambat
Untuk mencegah hal tersebut, kita tidak dapat berharap hanya melalui upaya
termasuk kesehatan gigi dan mulut, lebih menitik beratkan pada upaya
promotif dan preventif. Upaya promotif dan preventif yang paling efektif
dilakukan dengan sasaran anak usia sekolah dari tingkat dasar hingga
UKGS adalah strategi pelayanan kesehatan gigi pada anak usia sekolah
1.2. Tujuan
Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang optimal.
promotif-preventif.
3. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta didik
yang memerlukan.
1.3. Manfaat
1. Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang optimal.
3. Meningkatkan peran serta guru, dokter kecil, dan orang tua dalam upaya
promotif-preventif.
4. Dapat terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
lokakarya/pelatihan.
guru/dokter kecil.
b. Intervensi lingkungan
peserta didik yang membutuhkan perawatan kesehatan gigi dan mulut meliputi
surface protec on, fissure sealant, kegiatan skeling, penambalan dengan metode
aplikasi fluor atau kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor, bisa
2.1.2. Sasaran
lingkungannya
b. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
c. Lingkungan, yang meliputi :
Lingkungan keluarga
Lingkungan sekolah
Lingkungan masyarakat
UKGS sesuai dengan Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS
pegawai sekolah, orang tua siswa siswi, dan masyarakat) seperti penyediaan
air bersih untuk cuci tangan dan menyikat gigi, pengelolaan dan pengawasan
kantin sehat melalui penyediaan makanan bergizi dan tidak merusak gigi.
2.1.4. Kebijakan
2012 yaitu
1. Untuk mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang optimal,
oleh tenaga kesehatan gigi dan tenaga lainnya terutama oleh guru /kader
terjangkau oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi. Tim Pelaksana UKS di SD
1. Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan Kader Kesehatan Anak tentang
gigi.
2. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru
terjangkau oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas, kegiatannya
adalah:
1. Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan kader kesehatan anak tentang
gigi.
2. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru
yang berlaku (Buku Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua siswa
4. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk siswa-siswa kelas III pada awal
tahun ajaran.
5. Pemeriksaan berkala 6 bulan sekali
6. Rujukan bagi yang memerlukan.
Pelatihan kepada guru Pembina UKS dan Kader Kesehatan Anak tentang
Indeks karies gigi adalah angka yang menunjukkan klinis penyakit karies
gigi. Untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi
digunakan nilai DMF-T (Decay Missing Filling Teeth). Nilai DMF-T adalah
angka yang menunjukkan jumlah gigi dengan karies pada seseorang atau
Angka F = Filling : Gigi yang ditambal atau ditumpat karena karies dan dalam
keadaan baik.
Rumus DMF-T :
Klasifikasi tingkat keparahan karies gigi pada usia 12 tahun atau lebih
1. Tingkat keparahan sangat rendah dengan nilai DMF-T sebesar 0,0 1,0.
2. Kemudian, tingkat keparahan rendah dengan nilai DMF-T sebesar 1,2 2,6.
4. Dan tingkat keparahan tinggi dengan nilai DMF-T sebesar 4,5 6,5.
5. Serta tingkat keparahan sangat tinggi dengan nilai DMF-T sebesar > 6,6.
pada gigi terdapat dua karies atau lebih, karies yang dihitung adalah tetap
OHI-S adalah keadaan kebersihan mulut dari responden yang dinilai dari
adanya sisa makanan/debris dan kalkulus (karang gigi) pada permukaan gigi
jumlah indeks debris (DI) dan indeks kalkulus (CI). Tujuan penggunaan OHI-S
untuk menilai kegiatan kesehatan gigi dari masyarakat, serta menilai efek segera
Terdapat 6 permukaan gigi yang akan diperiksa pada OHI-S, gigi yang
digunakan untuk perhitungan harus memiliki area terbesar yang tertutup oleh
pada 1/3 incisal dan digerakkan ke 1/3 gingival sesuai dengan kriteria:
Nilai 1 : Debris lunak menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi.
Nilai 2 : Debris lunak menutupi > dari 1/3 permukaan, tetapi tidak lebih
Skor dari debris indeks per orang diperoleh dengan cara menjumlahkan
skor debris tiap permukaan gigi dan dibagi oleh jumlah dari permukaan gigi yang
diperiksa.
sonde dengan baik dalam distal gingival crevice dan digerakkan pada daerah
subgingival dari jurusan kontak distal ke daerah kontak mesial (1/2 dari lingkaran
permukaan gigi.
Nilai 2 : Bila kalkulus supragingival menutupi lebih dari 1/3 tetapi tidak
Skor dari kalkulus indeks per orang diperoleh dengan cara menjumlahkan
skor kalkulus tiap permukaan gigi dan dibagi oleh jumlah dari permukaan gigi
yang diperiksa.
Skor OHI-S :
dan efisien.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada
seluruh sekolah
optimal.
Menyenangkan).
lingkungan.
Tujuan : 1. Menciptakan peserta didik beriman dan bertaqwa, rajin, dan
kepercayaan masing-masing.
2. Menciptakan peserta didik memiliki Ilmu Pengetahuan dan
BAB 3
PELAKSANAAN UKGS
Kelompok UKGS :
Jumlah seluruh siswa kelas III SD Negeri 25 Lubuk Lintah Padang yang
3.4. Kegiatan
Mengajarkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur.
Memperkenalkan pentingnya teknik menyikat gigi yang benar
a) Alat bantu
Model gigi, dan contoh sikat gigi yang benar
b) Hambatan
Tidak ada hambatan yang berarti, para siswa memperhatikan saat
namanya dipanggil.
17
BAB 4
Restorasi Ekstraksi
Usia
% %
8-12 tahun 34 orang 100 % 16 orang 47 %
JUMLAH 34 orang 100 % 16 orang 47 %
Tabel 2. Menunjukkan jumlah siswa anak kelas 3 di SDN 25 Lubuk Lintah
Padang yang memerlukan restorasi lebih tinggi yaitu (100 %) dibandingkan
rujukan ekstraksi (47 %).
Berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan pada siswa kelas III SD
Usia
N Eleme Diagnosi Rujuka OHI dmf
Nama Bula Alamat
o Tahun n s n -S -t
n
62 Karies
Paedo
36 Dentin
Lubuk
1 Haris 9 6 55 2,6 0,15
Lintah
65 Radix Paedo
84
2 Fander 9 4 54 Karies Paedo Pasar 2,8 0,18
53 Dentin Ambacang
85
74
75
Karies
26 Paedo
Email
Karies Lubuk
3 Vannesa 9 2 75 Paedo 0,9 0,03
Dentin Lintah
85 KMPV Paedo
Lubuk
4 Arsha 8 7 84 Karies 1 0,09
Paedo Lintah
74 Dentin
36
Karies Tiga
5 Imam 9 3 46 Paedo 1,2 0,09
Dentin Ruang
74
55
54
53 Karies
Paedo Lubuk
6 Nadia 8 6 63 Dentin 3,2 0,21
Lintah
45
36
74 Radix Paedo
75 Karies Tiga
7 Rafli 9 6 Paedo 1,1 0,06
85 Dentin Ruang
36 Karies Lubuk
8 Chelsea 9 5 Paedo 1,6 0,06
85 Email Lintah
53
61 Karies
Paedo
62 Dentin Kampung
9 Zikri 9 7 1,9 0,15
64 Jambak
Karies
54 Paedo
Email
52 Karies
Paedo
62 Dentin Lubuk
10 Firman 9 4 1,6 0,09
Karies Lintah
65 Paedo
Email
63 Karies
Paedo
64 Dentin Lubuk
11 Annisa 9 6 1,5 0,09
Karies Lintah
35 Paedo
Email
Kampung
63 Karies
12 Artika 9 5 Paedo Sikumban 1,1 0,06
64 Dentin
g
13 Fadlan 9 7 55 Kampung 3,5 0,26
54 Karies Sikumban
Paedo
36 Email g
46
64 Radix Paedo
65
75
83
84
54 Karies
Paedo
53 Dentin
Lubuk
14 Ratari 9 4 63 KMPV Paedo 2,4 0,15
Lintah
84
Radix Paedo
73
47 Karies
Paedo
37 Dentin
Kampung
2 64
15 Anisa 10 Sikumban 2,9 0,26
53 KMPV Paedo
g
52
63 Radix Paedo
55
53 Karies Kampung
Paedo
16 Kiki 9 2 36 Dentin Sikumban 2,2 0,15
46 g
75 Radix Paedo
85 KMPV Paedo
73
Radix Paedo
17 Rahmad 9 4 84 Baring 2,6 0,12
Karies
74 Paedo
Dentin
74 Karies
Paedo Kampung
84 Dentin
Sikumban
Karies
18 Hafis 9 7 75 Paedo g 1,7 0,18
Email
64
KMPV Paedo
65
Karies
16 Paedo
Dentin Kampung
19 Rian 11 3 1,3 0,09
46 Karies Baru
Paedo
36 Email
46 Karies
Paedo Lubuk
20 Nuri 10 2 36 Email 1,4 0,09
Lintah
16 KMPNV Paedo
74 Karies Lubuk
21 Sofy 8 8 Paedo 0,8 0,06
84 Email Lintah
55 Karies
Paedo Lubuk
22 Puji 9 6 74 Dentin 1,4 0,09
Lintah
54 KMPV Paedo
54 Karies
Paedo
64 Dentin Lubuk
23 Vika 9 5 1,1 0.09
Karies Lintah
36 Paedo
Email
24 Ayudiah 9 2 54 Karies Paedo Lubuk 0,9 0,12
74 Dentin Lintah
73 Karies
Paedo
83 Email
46 Karies Lubuk
25 Febrian 11 5 Paedo 0,9 0,06
36 Email Lintah
73
KMPNV Paedo
74 Lubuk
26 Rike 9 4 1,6 0,12
53 Karies Lintah
Paedo
83 Email
64
Karies
74 Paedo Lubuk
27 Natasya 9 9 Dentin 1,5 0,12
75 Lintah
84 KMPV Paedo
55
Karies
53 Paedo Lubuk
28 Farel 9 5 Email 1,7 0,12
85 Lintah
75 Radix Paedo
55
Karies
63 Paedo Lubuk
29 Dira 9 3 Email 1,9 0,12
65 Lintah
64 Radix Paedo
64
Karies
65 Paedo
Email Tiga
30 Reno 9 4 84 2,1 0,15
Ruang
75
Radix Paedo
85
36 Karies
Paedo Karang
31 Aila 9 3 46 Dentin 1,8 0,09
Ganting
65 Radix Paedo
Karies
54 Paedo
Dentin Lubuk
32 Dea 9 7 1,4 0,06
Karies Lintah
64 Paedo
Email
63 Karies
Paedo Karang
33 Rofiq 9 4 44 Dentin 1,5 0,09
Ganting
64 Radix Paedo
63
Karies
64 Paedo
Dentin Lubuk
34 x 9 6 83 2,7 0,15
Lintah
75
KMPV Paedo
74
Tabel 3. Diagnosa dan rencana perawatan siswa kelas III SD Negeri 25 Lubuk
Lintah Padang
BAB 5
PEMBAHASAN
tahap II meliputi pelatihan kepada guru Pembina UKS dan kader kesehatan anak
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi,
pembina UKS/kader kesehatan anak sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku
satu kali tiap bulan, pertolongan pertama untuk menghilangkan rasa sakit oleh
guru, penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk siswa-siswa kelas III pada awal
tahun ajaran, pemeriksaan berkala 6 bulan sekali dan rujukan bagi yang
tidak semua bisa dilakukan karena keterbatasan waktu yang tersedia hanya
segera dilakukan tindak lanjut sehingga keadaan rongga mulut siswa SD Negeri
25 Lubuk Lintah Padang baik dan segera dilakukan restorasi. Rujukan ditujukan
juga dapat ditujukan ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Baiturrahmah sebagai tindak
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
berkesinambungan.
1. Status kebersihan mulut siswa yang diperiksa sebagian besar temasuk dalam
kategori sedang (67,6%) dan terdapat siswa yang memiliki status kebersihan
6.2. Saran
Balitbang Kemenkes RI. 2009. Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera Barat
Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Balitbang Kemenkes RI,
Jakarta.
padang.org/mod.php?mod=sekolah&op=det&id=531&sek=SDN
Handayani, L., dkk. 2013. Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera Barat.
Gambar 4. Pemberian plakat oleh drg. Intan Batura Endo Mahata, MM kepada
SD Negeri 25 Lubuk Lintah Padang
Gambar 7. Pemanggilan siswa untuk dilakukan pemeriksaan
Gambar 8. Pemeriksaan Gigi dan Mulut siswa SD Negeri 25 Lubuk Lintah Padang