1. Pengertian
Carsinoma atau kanker adalah pertumbuhan ganas berasal dari jaringan epitel
sedangkan serviks itu merupakan bagian dari rahim sebagai jalan lahir yang berbentuk
silinder. Serviks uteri : leher rahim. Carsinoma serviks adalah suatu proses keganasan yang
terjadi pada serviks, dimana pada keadaan ini terdapat kelompok sel yang abnormal yang
terbentuk oleh jaringan yang tumbuh secara terus menerus dan tidak terbatas, tidak
terkoordinasi, tidak berguna bagi tubuh sehingga jaringan di sekitarnya tidak dapat
melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya dan penyakit ini dapat terjadi berulang.
3. Etiologi
Penyebab kanker serviks tidak diketahui secara pasti, namun beberapa faktor diyakini
terkait dalam proses timbulnya penyakit ini. Faktor resiko diantara meliputi riwayat coitus
usia dini (kurang dari 20 tahun). riwayat penyakit menular seksual khususnya (HPV) Human
Papilloma Virus, Herpes, Virus dan mungkin juga Cytomegalovirus : pasangan seksual
multiple (lebih dari 2) : pap smear abnormal, parner seksual yang mengidap penyakit
menular seksual, ketergantungan pada rokok, eksposure DES (Diethyistribestrol) pada uterus
dan kelompok sosial ekonomi rendah.
4. Patofisiologi
Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali dengan adanya
perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia tidak melibatkan
seluruh lapisan epitel serviks, yang dibagi menjadi displasia ringan, sedang dan berat.
Displasia ini dapat muncul bila ada aktivitas regresi epitel yang meningkat misalnya akibat
trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan keseimbangan
hormon. Displasia adalah neoplasma serviks intraepitel (CIN). Tingkatan adalah CIN 1
(displasia ringan), CIN 2 (displasia sedang), CIN 3 (displasia berat dan insitu).
Dalam jangka waktu 7 10 tahun, perkembangan tersebut menjadi bentuk invasi
pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat
menimbulkan luka, perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif, carsinoma insitu
yang diawali fase statis dalam waktu 10 12 bulan berkembang menjadi bentuk invasi pada
stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat
menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofilik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks.
Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks. Para metrium dan pada akhirnya dapat
meluas ke arah segmen bawah uterus dan cavum uterus. Penyebab kanker ditentukan oleh
stadium dan ukuran tumor, jenis histologik dan ada tidaknya invasi ke pembuluh darah,
anemis, hipertensi dan adanya demam.
5. Manifestasi Klinik
Pada tahap awal terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus. Biasanya
timbul gejala berupa ketidakteraturan siklus haid (irregularitas), amenorrhe,
hiperamenorrhe, juga adanya pengeluaran sekret vagina yang sering atau perdarahan
intermenstrual dan pada post koitus dan latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada
penyakit yaitu darah yang keluar berbentuk makoid.
Nyeri dirasakan dapat menjalar ke ekstremitas bagian bawah dari daerah lumbal.
Pada tahap lanjut gejala yang mungkin dan bisa timbul lebih bervariasi. Sekret dari vagina
berwarna kuning, berbau, dan terjadinya instansi vagina serta mukosa vulva. Perdarahan
pervagina akan semakin sering terjadi pada nyeri semakin progresif.
Pada tahap yang lebih lanjut dapat terjadi komplikasi vistulvesika vagina. Sehingga
urine dan faeces dapat keluar melalui vagina. Gejala lain yang dapat terjadi adalah nausea,
muntah, demam, dan anemia.
Tahap klinis
Penentuan tahapan klinis penting dalam memperkirakan penyebaran penyakit,
membantu prognosis dan rencana tindakan dan memberikan arti perbandingan dan metode
therapy.
Tahapan stadium klinik yang dipakai sekarang ialah pembagian yang ditentukan oleh
International Federation of Gynecologi and Obstetrics (FIGO) tahun 1976. pembagian ini
didasarkan atas pemeriksaan klinik, radiology, kinetase endoserviks, dan biopsy.
Tahapan-tahapan tersebut yaitu :
- Karsinoma pre invasive.
Karsinoma insitu, karsinoma intra epitel.
- Karsinoma invasive
a. Stadium I Karsinoma terbatas pada serviks
I. a. Karsinoma mikro invasive (invasi stoma awal).
I.b Stadium I lainnya, karsinoma invasive yang terbatas pada serviks.
b. Stadium II Karsinoma meluas keluar serviks, tetapi tidak mencapai dinding panggul
II. a. Para metrium masih bebas.
II. b. Para metrium sudah terkena.
c. Stadium III Karsinoma sudah mencapai dinding panggul pada pemeriksaan rectal tidak ada
celah antara tumor mencapai 1/3 distal vagina, dengan komplikasi hidronefrosis dan
afungsi ginjal.
III. a. Belum mencapai dinding panggul.
III. b. Sudah mencapai dinding panggul dan atau ada hidronefrosis atau afungsi ginjal.
d. Stadium IV Karsinoma sudah meluas keluar pelvik kecil (true pelvic atau secara klinik
sudah mengenai mukosa veksika urinaria dan rectum).
IV. a. Menyebar ke organ sekitarnya.
IV. b. Menyebar ke organ yang jauh.
6. Test Diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
a. Sitologi
Keuntungan :
- Murah.
- Dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat kelemahan.
- Tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
Kelemahan :
- Tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
b. Sciller Test
Dasarnya :
Epitel Ca. tidak mengandung glikogen, karena itu dapat mengikat jodium. Kalau portio diberi
jodium, maka epitel yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang Ca tidak berwarna,
sayangnya bahwa trauma dan infeksi juga dapat memberikan tes positif.
c. Pap Smear
Pap smear (tes Papanicolau) adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel
yang diperoleh dari apusan serviks. Pada pemeriksaan Pap smear, contoh sel serviks
diperoleh dengan bantuan sebuah spatula yang terbuat dari kayu atau plastik (yang
dioleskan bagian luar serviks) dan sebuah sikat kecil (yang dimasukkan ke dalam saluran
servikal). Sel-sel serviks lalu dioleskan pada kaca obyek lalu diberi pengawet dan dikirimkan
ke laboratorium untuk diperiksa. 24 jam sebelum menjalani Pap smear, sebaiknya tidak
melakukan pencucian atau pembilasan vagina, tidak melakukan hubungan seksual, tidak
berendam dan tidak menggunakan tampon. Pap smear sangat efektif dalam mendeteksi
perubahan prekanker pada serviks.
Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
Normal
Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke
organ tubuh lainnya).
d. Kolposkopi
Kolposkop :Alat untuk melihat cerviks dengan lampu dan dibesarkan 10 40 kali.
Serviks mula mula dibersihkan dengan kapas, kemudian dengan acidum aceticum 3 % hasil
pemeriksaan kalposkopi dapat sebagai berikut :
a. Benigna
1. Epitel gepeng yang normal.
2. Ectodi
3. Zone transforman
4. Perubahan peradangan
b. Suspek
1. Lekoplakia
2. Punctation : Daerah bertitik merah
3. Papillary punctation
4. Mozaik
5. Transformasi yang atypis
Keuntungan : Dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah melakukan
biopsi.
Kelemahan : Hanya dapat memeriksa daerah yang terlihat saja yaitu portio, selain kelainan
pada skuamous columner dan intraservikal tidak terlihat.
c. Kolpomikroskopi
Pembesaran 200 kali. Sebelum dilihat dengan kolpokop diwarnai dulu dengan Maiyer
emaktocylin atau tolvidine blue. Dykaryose dan sel-sel atypis dari carcinoma dapat dilihat
tidak begitu populer.
d. Biopsi
Sebagai suplemen terhadap sitologi. Daerah tempat diadakan biopsi, berdasarkan
hasil pemeriksaan kolposkopi. Kalau perlu diadakan multiple punch biopsi atau kuretasi
serviks, dengan biopsi dapat ditentukan jenis Ca nya.
e. Konisasi
Dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan
kelainan yang jelas. Untuk pemeriksaan Ca diperlukan konisasi dengan pisau (Cold
Conization).
7. Penanganan
Makin tinggi diagnosis makin baik hasil terapi., dan terapi karsinoma serviks
dilakukan bilamana diagnosis telah dipastikan secara histologik dan direncanakan dengan
matang oleh suatu tim.
Disamping terapi karsinoma serviks didasarkan atas stadium juga didasarkan
keinginan dan mempertahankan fungsi reproduksi (hanya pada stadium Ia). Pada stadium 0
dapat dilakukan biopsi kerucut (conebiopsy) meskipun untuk diagnostik, dapat juga
terapeutik. Bila penderita cukup tua atau sudah punya anak, uterus dapat diangkat, agar
penyakit tidak kambuh dapat dilakukan histerektomi sederhana (simple vagina
hysterectomy).
Staidum Ia bila masih ingin punya anak dilakukan amputasi kerucut secara radikal,
bila tidak ingin punya anak lagi dilakukan histerektomi total. Stadium IB dan Ia dilakukan
histerektomi radikal + anjuran therapy. Stadium IIB sampai IVA dilakukan kemoterapi dan
atau radioterapi. Sedangkan bila sudah sampai stadium IVB dilakukan radioterapi saja.
Pengobatan lesi prekanker pada serviks tergantung kepada beberapa faktor berikut:
Tingkatan lesi (apakah tingkat rendah atau tingkat tinggi)
Rencana penderita untuk hamil lagi
Usia dan keadaan umum penderita.
Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut, terutama jika
daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan biopsi. Tetapi
penderita harus menjalani pemeriksaan Pap smear dan pemeriksaan panggul secara rutin.
Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa:
Kriosurgeri (pembekuan)
Kauterisasi (pembakaran, juga disebut diatermi)
Pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa melukai jaringan
yang sehat di sekitarnya
LEEP (loop electrosurgical excision procedure) atau konisasi.
Setelah menjalani pengobatan, penderita mungkin akan merasakan kram atau nyeri lainnya,
perdarahan maupun keluarnya cairan encer dari vagina.
Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan ukuran tumor,
stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk hamil lagi.
Pembedahan
Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar),
seluruh kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP.
Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak.
Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap
smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan.
Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani
histerektomi.
Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas
pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-
sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Ada 2 macam radioterapi:
a. Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar . Penderita tidak perlu dirawat
di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6
minggu.
b. Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan langsung ke
dalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di
rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.
Efek samping dari terapi penyinaran adalah:
Iritasi rektum dan vagina
Kerusakan kandung kemih dan rektum
Ovarium berhenti berfungsi.
3. Kemoterapi
Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani
kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut. Kemoterapi
diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan periode
pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga pemulihan, begitu seterusnya.
Adapun obat-obat yang dipakai sebagai kemoterapi diberikan 5 seri selang 3-4 minggu.
Premedikasi :
- Antalgin injeksi.
- Dipenhydramine injeksi.
- Dexamethason injeksi.
- Metochlorpropamide injeksi.
- Furosemide injeksi.
Sitostatika :
- Ciplatinum (50 mg/m2 luas permukaan tubuh per infus hari I).
- Vincristin (0,5 mg/m2 luas permukaan tubuh intraevenous hari I).
- Bleomisin (30 mg) per infus hari II.
- Mitomicin (40 mg dosis tunggal, dianjurkan dengan radioterapi).
4. Terapi Biologis
Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh
dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke
bagian tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa
dikombinasikan dengan kemoterapi.
9. Pencegahan
Ada 2 cara untuk mencegah kanker serviks:
Mencegah terjadinya infeksi HPV
Melakukan pemeriksaan Pap smear secara teratur .
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan
dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker serviks pun
menurun sampai lebih dari 50%. Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya
telah mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun.
Jika selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil yang normal, Pap smear bisa dilakukan 1
kali/2-3tahun.
NYERI/KENYAMANAN
Gejala :Tidak ada nyeri atau derajat bervariasi mis: ketidaknyamanan ringan sampai
nyeri yang berat
PERNAFASAN
Gejala :Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok)
Pemajanan abses
KEAMANAN
Gejala :Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen
Pemajanan matahari lama/berlebihan
Tanda :Demam
Ruam kulit, ulserasi
SEKSUALITAS
Gejala :Masalah seksual mis: dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan
Nuligravida lebih besar dari 30 tahun
Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, herpes genitalia
INTERAKSI SOSIAL
Gejala :Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan)
Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala :Riwayatkanker pada keluarga mis: ibu atau bibi dengan kanker payudara
Sisi primer: penyakit primer, tanggal ditemukan/didiagnosis
Penyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat, bila tidak ada, riwayat alamiah dari
primer akan memberikan informasi penting untuk mencari metastatik
Riwayat pengobatan:pengobatan sebelumnya untuk tempat kankerdan pengobatan yang
diberikan
Pertimbangan
Rencana pemulangan DRG menunjukkan rerata lama dirawat: tergantung pada sistem
khusus yang terkena dengan kebutuhan terapeutik. Rujuk pada sumber-sumber yang
tepat
Memerlukan bantuan dalam keuangan, obat-obatan/pengobatan, perawatan kanker/alat
perawatan, transportasi,belanjamakanan dan persiapan, perawatan diri,megurus
rumah/tugas pemeliharaan,pengawasan untuk perawatan anak, perubahan pada fasilitas
tinggal/hospice
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tes seleksi tergantung riwayat, manifestasi klinis, dan indeks kecurigaan untuk kanker
tertentu
Skan (mis., MRI, CT, gallium) dan ultrasound: dilakukan untuk tujuan diagnostik,
identifikasi metastatik, dan evaluasi respon pada pengobatan
Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum, melubangi): dilakukan untuk diagnosis banding dan
menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ
dsb.Contoh: sum-sum tulang dilakukan pada penyakit mieloproliferatif untuk diagnosis;
pada tumor solid untuk pentahapan
Penanda tumor (zat yang dihasilkan dan disekresi oleh sel tumor dan ditemukan dalam
serum,mis., CEA, antigen spesifik prostat, alfa-fetoprotein, HCG, asam fosfat prostat,
kalsitonin, antigen onkofetal pankreas, CA 15-3, CA 19-9, CA 125 dsb). Dapat
membantu dalam mendiagnosis kanker tapi lebih bermanfaat sebagai prognostik dan/atau
monitor terapeutik. Reseptor estrogen dan progesteron adalah esai yang dilakukan pada
jaringan payudara untuk memberikan informasi tentang apakah atau bukan manipulasi
hormonal akan terapeutik pada kontrol penyakit metastatic
Tes kimia skrining: mis., elektrolit (natrium, kalium, kalsium); tes ginjal (BUN/Cr); tes
hepar(bilirubin, AST/SGOT alkalin fosfat, LDH); tes tulang (alkalin fosfat, kalsium)
JDL dengan diferensial dan trombosit: dapat menunjukkan anemia, perubahan pada SDM
dan SDP; trombosit berkurang atau meningkat
Sinar X-dada:menyelidiki penyakit paru metastatik dan primer
PRIORITAS KEPERAWATAN
TUJUAN PEMULANGAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Nyeri b/d proses penyakit ( kompresi/destruksi jaringan saraf, infiltrasi saraf, atau
suplai vaskulernya, obstruksi jaras saraf, inflamasi)
Tujuan : Melaporkan penghilangan nyeri maksimal.
Intervensi :
Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas (skala 0
10 ) dan tindakan penghilangan yang digunakan.]
Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektifan
intervensi. Catatan : Pengalaman nyeri adalah individual yang digabungkan dengan baik
respon fisik dan emosional.
Evaluasi/sadari terapi tertentu mis., : Pembedahan, radiasi, kemoterapi, bioterapi.
Ajarkan pasien/orang terdekat apa yang diharapkan.
Rasional : Ketidaknyamanan tentang luas adalah umum (mis. : nyeri insisi, kulit terbakar,
nyeri punggung bawa, sakit kepala) tergantung pada prosedur atau agen yang
digunakan.
Berikan tindakan kenyamanan dasar (mis. : reposisi, gosokan punggung ) dan aktivitas
hiburan (mis. :musik, televisi ).
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan
kembali perhatian.
Dorong penggunaan keterampilan managemen nyeri (mis.: tekniok relaksasi, Visualisasi,
bimbingan imajinasi ), tertawa, musik, dan sentuhan terapeutik.
Rasional : Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktiv dan meningkatkan rasa
control.
Evaluasi penghilangan nyeri/control. Nilai aturan pengobatan bila perlu
Rasional : Tujuannya adalah control nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada
AKS.
Berikan analgesic sesuai indikasi mis.: Bromptons cock-tail, morving, metadon, atau
campuran narkotik IV khusus.Berikan hanya untuk memberikan analgesic dalam sehari.
Rasional ; Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individual
berbeda. Saat perubahan penyakit/pengobatan terjadi, penilaian dosis dan pemberian
aka diperlukan.Catatan ; adiksi atau ketergantungan pada obat bukan masalah.
Berikan/instruksikan penggunaan PCA dengan tepat.
Rasional : Analgesia dikontrol pasien sehingga pemberian obat tepat waktu, mencegah
fluktuasi pada intensitas nyeri.Sering pada dosis total rendah akan diberikan melalui
metode konvensional.
Sadari efek-efek isolasi pada pasien bila diperlukan untuk imunosupresi atau implan
radiasi. Batasi penggunaan pakaian/masker isolasi bila tepat
Rasional : Penyimpangan sensori dapat terjadi nilai stimulasi yang cukup tidak
tersedia dan dapat memperberat perasaan ansietas/takut
Bantu pasien/orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut untuk
memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut ini
Rasional : Keterampilan koping sering rusak setelah diagnosis dan selama fase
pengobatan yang berbeda. Dukungan dan konseling sering perlu untuk memungkinkan
individu mengenal dan menghadapi rasa takut dan untuk meyakini bahwa strategi
kontrol/koping tersedia
Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. Hindari memperdebatkan
tentang persepsi pasien terhadap situasi
Rasional : Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan
/pilihan berdasarkan realita
Izinkan ekspresi marah, kecewa tanpa konfrontasi. Berikan informasi dimana perasaan
adalah normal dan diekspresikan secara tepat
Rasional : Penerimaan perasaan memungkinkan pasien mulai menghadapi situasi
Jelaskan pengobatan yang dianjurkan, tujuannya, potensial efek samping. Membantu
pasien menyiapkan pengobatan
Rasional : Tujuan pengobatan kanker aadalah menghancurkan sel-sel malignan
sambil meminimasi kerusakan pada sel yang normal. Pengobatan dapat meliputi
pembedahan (kuratif, preventif, paliatif) serta kemoterapi, radiasi (internal, eksternal)
atau pengobatan lebih baru/spesifik seperti hipertermia seluruh tubuh atau bioterapi.
Transplantasi sumsum tulang mungkin dianjurkan untuk beberapa tipe kanker
Jelaskan prosedur, berikan kesempatan untuk bertanya dan jawaban jujur. Tinggal
dengan pasien selama prosedur yang menimbulkan ansietas dan konsultasi
Rasional : Informasi akurat memungkinkan klien menghadapi situasi lebih efektif
dengan realitas, karenanya menurunkan ansietas dan rasa takut karena ketidaktahuan
Berikan pemberi perawatan primer atau konsisten kapanpun mungkin
Rasional :Membantu menurunkan ansietas dengan mengembangkan hubungan
terapeutik dan memudahkan perawatan continue
Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang
Rasional :Memudahkan istirahat, menghemat energi dan meningkatkan kemampuan koping
Identifikasi tahap/stadium berduka pasien dan orang terdekat yang sedang dialami
Rasional :Pilihan intervensi ditentukan oleh tahap berduka, perilaku koping mis.,
marah/menarik diri, menyangkal
Perhatikan koping tak efektif mis., interaksi sosial buruk, tidak berdaya, fungsi menyerah
setiap hari dan kepuasan sumber
Rasional :Mengidentifikasi masalah individu dan memberikan dukungan pada pasien/orang
terdekat dalam menggunakan keterampilan koping efektif
Waspada pada tanda menyangkal/depresi mis., menarik diri, marah, tanda tidak tepat.
Tentukan adanya ide bunuh diri dan kaji potensial nyeri pada skala 1-10
Rasional : Pasien dapat menggunakan mekanisme pertahanan dari menyangkal dan
mengekspresikan harapan dimana diagnosis tidak akurat. Perasaan bersalah, distress
spiritual, gejala fisik, atau kurang perawatan diri dapat membuat pasien menjadi
menarik diri dan yakin bahwa bunuh diri adalah pilihan yang ada
Dorong dan kembangkan interaksi pasien dengan sistem pendukung
Rasional : Mengurangi perasaan isolasi. Bila sistem pendukung tidak tersedia, sumber luar
mungkin dibutuhkan dengan segera mis., kelompok pendukung kanker local
Berikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten dengan dukungan untuk orang
terdekat
Rasional : Memungkinkan untuk interaksi interpersonal lebih baik dan menurunkan
ansietas dan rasa takut
Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor akan dibuat
Rasional :Menjamin sistem pendukung untuk pasien dan memungkinkan orang
terdekat terlibat dengan cepat