Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
AKONDROPLASIA
2.1 DEFINISI
Achondroplasia berasal dari bahasa Yunani yaitu; achondros : tidak ada
kartilako dan plasia : pertumbuhan. Secara harifiah Achondroplasia berarti tanpa
pembentukan/ pertumbuhan kartilago, walaupun sebenarnya individu dengan
Achondroplasia memiliki kartilago. Masalahnya adalah gangguan pada proses
pembentukan kartilago menjadi tulang terutama pada tulang-tulang panjang.6
2.2 INSIDEN
Jika salah satu orang tua mempunyai gen akondroplasia, maka anakanya
50% mempunyai gen akondroplasia. Jika kedua orang tua menderita
akondroplasia, maka peluang untuk mendapatkan anak normal 25%, anak yang
menderita akondroplasia 50% dan 25% anak dengan homozigot akondroplasia
(biasanya meninggal). Akondroplasia dapat terjadi pada laki-laki maupun
perempuan dengan frekuensi yang sama.8
2.3 ETIOLOGI
Akondroplasia termasuk dalam kelompok penyakit osteokondrodisplasia
(gangguan pertumbuhan tulang dan kartilago) yang paling sering terjadi,
mencakup beragam kelompok penyakit yang ditandai dengan abnormalitas
intrinsik dari kartilago atau tulang atau keduanya. 2,4,5,8,9
Keadaan ini memberikan ciri-ciri berikut : 7
1. Transmisi genetik
2. Abnormalitas dalam ukuran dan bentuk dari tulang anggota gerak,
vertebra dan atau kranium.
Akondroplasia disebabkan oleh mutasi dari gen reseptor faktor 3
pertumbuhan fibroblast (fibroblast growth factor receptor 3/ FGFR3 gene). Gen
FGFR3 menyediakan perintah untuk membuat protein yang terlibat dalam
perkembangan dan pemeliharaan tulang dan jaringan otak. Protein ini membatasi
pembentukan tulang dari kartilago (proses yang disebut osifikasi), terutama pada
tulang-tulang panjang. Dua jenis mutasi spesifik pada gen FGFR3 bertanggung
jawab untuk sekitar 99% kasus akondroplasia. Sisa 1% disebabkan oleh mutasi
yang berbeda pada gen yang sama. Para peneliti yakin bahwa mutasi-mutasi ini
menyebabkan protein menjadi lebih overaktif sehingga mempengaruhi
perkembangan tulang dan terjadi gangguanpertumbuhan tulang seperti yang
terlihat pada penyakit ini. 2,5,7
b. Tulang Rawan/Kartilago
Tulang rawan berkembang dari mesenkim membentuk sel yang disebut
kondrosit .Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di dalam matriks
dengan substansidasar seperti gel (berupa proteoglikans) yang basofilik.
Kalsifikasi menyebabkantulang rawan tumbuh menjadi tulang keras.
Pertumbuhan tulang rawan berakhirselama periode dewasa.13
2.5 PATOFISIOLOGI
D . Dada
Diameter anteroposterior dada berkurang disertai pemendekan iga
anterior.Gambaran radiologis akondroplasia serupa dengan
pseudoakondroplasia, tapi padapseudoakondroplasia kelainannya di epifisis,
sedangkan akondroplasia terletak dimetafisis. Dengan foto lateral tulang
belakang pada pseudoakondroplasia terlihatpenonjolan di pusat vertebra
yang berasal dari permukaan depan, sedang padaakondroplasia kelainan
pada arkus bagian belakang. 3,6
Tulang-tulang iga menjadi pendek, ujung anterior costa melebar,
sternumpendek dan lebar/besar. Skapula memiliki bentuk ganjil/aneh, di
mana skapula akankehilangan sudutnya yang tajam. Fossa glenoid kecil
dalam hubungannya dengankaput humerus.3,6
2. CT-Scan
CT-Scan menunjukkan bahwa anak-anak dengan akondroplasia
memilikibeberapa derajat penekanan foramen magnum. Sekitar 96% anak-
anak, foramenmagnum kurang dari 3 standar deviasi. CT-Scan dan atau MRI
dapat menggambarkanperubahan ini. 4
Kanalis spinalis yang kecil terjadi pada servikal sejak lahir, tetapi gejala
daristenosis kanalis servikalis secara umum tidak timbul sampai usia
pertengahan ataulebih. Pencitraan preoperatif dengan CT, CT mielografi dan
atau MRI penting untuksuatu operasi. 4
Sensitivitas CT mielografi lebih besar daripada mielografi konvensional.
CTmenggambarkan tulang lebih mendetail daripada MRI. MRI memiliki
keuntunganbebas dari radiasi, tetapi banyak klinikus yang menganggap bahwa
derajat stenosisbiasanya paling baik dilihat dengan menggunakan mielografi. 4
Fossa posterior dari otak dan sumsum tulang lebih baik terlihat pada
MRIdaripada CT. Edema sumsum tulang dan perubahan-perubahan yang
menyertaimyelomalacia biasanya tidak dapat dilihat dengan CT. CT-Scan juga
hanyamemberikan kelainan yang menyertai secara tidak langsung, seperti
syringomyelia,sedangkan MRI menunjukkan karakteristik secara langsung dan
lebih jelas. 4
3. MRI
Pada kanalis spinalis, kelainan yang menyertai akondroplasia
sepertisyringomyelia dan perubahan myelomalacia dapat dicitrakan dengan
baik oleh MRI.Pada syringomyelia, MRI akan memperlihatkan cairan sentral
yang mengisikavitas.4,16
Pada stenosis spinalis, MRI juga dapat mendemonstrasikan protrusi
diskusintervertebralis dan osteofit yang menyebabkan penekanan tulang
belakang sertahidrosefalus. MRI merupakan teknik nonivasif yang ideal untuk
anak-anak karenatidak menggunakan radiasi ionisasi. MRI memiliki
keuntungan lebih daripada CT-scan untuk menampilkan secara mendetail
mengenai sumsum tulang bagian fossakranialis posterior. 4
Pemeriksaan klinis dan MRI yang lebih dini perlu dilakukan
untukmenentukan apakah bayi dengan akondroplasia mengalami kompresi
medula bagianservikal. Dengan diagnosis yang lebih cepat, dekompresi sedang
pun dapat ditanganidengan baik untuk menghindari komplikasi serius yang
sering menyertai kompresiini, termasuk kematian mendadak. 4
CT menggambarkan secara mendetail tentang tulang dan tingkatan
stenosisspinalis lebih baik dibandingkan dengan MRI. 4
4. Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat dilakukan pada pemeriksaan antenatal terhadap
wanitayang memiliki risiko akondroplasia. Ultrasonografi merupakan suatu
modalitas yangnoninvasif dan baik untuk menilai keadaan ventrikel pada bayi
sebelum fontanelamenutup. USG mungkin dapat ditambah dengan CT dan atau
MRI kepala untukmemonitor kompresi dari foramen magnum. 4
2.9 PENANGANAN
Salah satu komplikasi dari akondroplasia adalah hidrosefalus yang
biasanya diakibatkan dari obstruksi foramen magnum dan karena sindrom
kompresi medulaspinalis segmen lumbalis dan akar saraf, maloklusi gigi,
gangguan pendengarankarena otitis media berulang dan strabismus (akibat
dismorfisme kraniofasial).
Pembengkokan kaki dan kifosis menetap dapat juga memerlukan
perhatian. Disamping pengenalan segera dan pengobatan yang tepat, manajemen
masalah psikologis pada masa kanak-kanak harus diperhatikan. Terapi segera dan
tepatterutama diperlukan pada setiap episode otitis media akut. Hidrosefalus tidak
lazim tetapi harus dikenali seawal mungkin. Ada beberapa sumber mengatakan
bahwa fisioterapi dan penahan selama masa anak-anak dan dapat memperbaiki
komplikasi kifosis infantil yang lama atau lordosis berat yang dapat memperjelek
stenosis lumbalis pada umur dewasa. Osteotomi dapat terindikasi tepat sebelum
atau selamaremaja untuk mengoreksi pembengkokan kaki progresif berat.3
3.0 PROGNOSIS
Harapan hidup pada akondroplasia adalah normal, kecuali untuk penderita
dengan hidrosefalus atau dengan komplikasi berat kompresimedula spinalis
servikalis atau lumbalis. Rata-rata tinggi orang dewasa padaakondroplasia sekitar
131,5 cm pada pria dan 125cm pada wanita. 3
Bayi yang homozigot pada akondroplasia jarang yang bertahan hidup
lebihdari beberapa bulan. Akondroplasia yang bersifat homozigotik disebabkan
olehadanya 2 alel yang mutan pada nukleotida 1138 dari gen FGFR3, merupakan
penyakit yang serius sehubungan dengan perubahan-perubahan radiologi yang
secara kualitatif berbeda dari kebanyakan kasus akondroplasia. Kematian dini
terjadi karena insufisiensi pernapasan yang berhubungan dengan kecilnya kavum
toraks dan defisit neurologis karena stenosis medula spinalis daerah servikal.
Kematian karena penyakit jantung yang terjadi pada umur 25-35 tahun, sepuluh
kali lebih tinggi dibandingkan dengan kematian pada populasi umum. 4
DAFTAR PUSTAKA