Dosen Pengampu :
Hari Sunarto, S.E., MBA., PhD.
Marwata, S.E., M.Si., Ak., CA., PhD
Kelompok 1 :
Tan, Margaretta Fransisca 232013001
Gracella Theotama 232013005
Tomy Haryanto 232013012
Agnes Yohanna Sunaryo 232013013
Fredi Kristiadi 232013022
Felita Vania Unardjo 232013026
Sebelum melakukan analisis lebih lanjut terkait laporan keuangan perusahaan terlebih
dahulu kita harus memahami oprasi bisnis dari PT Media Nusantara Citra tbk, agar analisis
dapat berjalan dengan baik dan hasilkan informasi yang akurat.
PT Media Nusantara Citra tbk, adalah perusahaan go public , yang memiliki bisnis berupa
media, penyiaran dan periklanan, perusahaan ini berdiri sejak tahun 1997 dan mulai
meperjual belikan sahamnya di bursa efek pada tahun 2007 . saat ini perusahaan telah
memiliki 4 stasiun televisi Free to air ( RCTI, MNC TV, Global TV, dan Sindo TV) dengan
positioning yang berbeda-beda pada ke empat stasiun . antara lain:
Tahun Penjelasan
1989 RCTI mulai beroperasi sebagai stasiun televisi swasta nasional pertama di
Indonesia. RCTI kemudian menjadi unit bisnis utama TV nasional FTA bagi
MNC setelah diakuisisi oleh MNC pada tahun 2004.
1991 MNCTV (d/h TPI) beroperasi sebagai stasiun TV swasta nasional ketiga di
Indonesia.
1997 MNC didirikan sebagai perusahaan induk media
2001 MNC mengakuisisi saham Global TV
2002 MNC meluncurkan Global TV dengan format baru melalui siaran eksklusif
program-program MTV Asia selama 24 jam. MNC mengakuisisi RCTI.
2004 MNC melakukan strategi untuk fokus membangun pustaka konten melalui
produksi sendiri (in-house) dan akuisisi program. MNC berkomitmen untuk
mengembangkan pustaka konten melalui investasi berkelanjutan.
2005 MNC meningkatkan kepemilikan sahamnya di Global TV menjadi 100%. PT
2011 Saban Capital Group, perusahaan swasta yang khusus berinvestasi di bidang
media, yang berkantor di Los Angeles, mengakuisisi 5% saham MNC dengan
opsi penambahan sebanyak 2,5% dalam kurun waktu 27 bulan. Perubahan nama
dan peluncuran stasiun lokal TV SunTV menjadi SINDOTV. Trijaya FM
yang dimiliki oleh MNC Networks diluncurkan kembali menjadi SINDO
Radio.
Visi :Menjadi media dan multimedia yang terintegrasi, dengan fokus pada penyiaran televisi
dan konten berkualitas yang disiarkan melalui teknologi yang tepat untuk memebuhi
kebutuhan pasar.
Misi :Memberikan konsep hiburan keluarga terlengkap dan menjadi sumber berita dan
informasi terpercaya di Indonesia .
Bisnis perusahaan
innoform media)
ANALISIS MAKRO
Sebagai perusahaan yang berdiri dan beroprasi di wilayah negara republik Indonesia ,PT
Media Nusantara Citra tbk , tentunya sangat dipengaruhi oleh kondisi makro dari negara
Indonesia, kondisi makro ini sangat berdampak bagi kinerja dari perusahaan, baik
berdampak positif maupun berdampak negatif bagi perusahaan, untuk itu kondisi makro dari
suatu negara sangat perlu di analisis untuk dapat melihat pengaruhnya bagi perusahaan dalam
beroprasi kedepannya.
Berikut adalah beberapa kondisi makro dari negara Indonesia yang di anggap dapat
mempengaruhi oprasi perusahaan ini:
Selama tahun 2015 , terdapat isu isu revisi atau perubahan perundang-undangan yang
berdampak bagi perusahaan yaitu, isu KPI atau di sebut komisi penyiaran indonesia yang
meminta kepada DPR untuk melakukan revisi pada UU No. 32 tahun 2002 tentang
penyiaran, dimana perusahaan media yang di miliki oleh tokoh politik harus menjunjung
tinggi netralitas, seperti yang kita tahu bahwa salah satu pimpinan sekaligus pemilik saham
PT MNC tbk, Hari Tanoesudibjo, adalah tokoh politik dari partai Gerindra. Kondisi ini dapat
Selama tahun 2015, PT MNC tbk, terjerat khasus netralitas informasi , dimana di atur
dalam peraturan perundang-undangan perusahaan pertelevisian haruslah memberikan
informasi yang bersifat netral, dalam khasus ini , PT MNC tbk, di laporkan oleh PT Cipta
Televisi Pendidikan Indonesia kepada KPI untuk kedua kalinya, saat ini karena menyiarkan
berita yang tidak netral dalam perkara sengketa saham TPI. MNC grup hanya memberitakan
pendapat-pendapat yang menguntungkan salah satu pihak yaitu PT Berkah yang kini berubah
menjadi MNC grup. Menyikapi hal ini, Wakil ketua KPI mengemukakan peringatan bahwa
akan mencabut perpanjangan atau menghentikan izin penyiaran dari PT MNC tbk. Apabila
pelanggaran serupa terus diulangi.
Khasus ini tentunya sangat berdampak pada going concern yaitu keberlangsungan hidup
perusahaan, dimana perusahaan kedepannya tidak dapat beroprasi apabila izin penyiarannya
di cabut oleh KPI, hal ini akan menyebabkan harga saham perusahaan menjadi anjlok karena
pemegang saham khawatir perusahaan tidak dapat beroprasi karena perizinannya di cabut
KPI.
4. Masalah perekonomian
a. Perubahan Kurs
Dalam menjalankan oprasinya , PT MNC tbk memperoleh penghasilan terbesar dari sektor
periklanan dari sebuah produk dari perusahaan manufaktur, perusahaan manufaktur
cenderung ingin memasang iklan produknya pada perusahaan yang memiliki rata-rata pangsa
pemirsa televisi yang cukup tinggi, sehingga perusahaan pertelevisian salah satunya PT MNC
tbk, berlomba lomba untuk meningkatkan rata-rata pangsa pemirsa agar pendapatan
periklanan meningkat.
Untuk meningkatkan rata-rata pangsa pemirsa PT MNC tbk tentunya harus memberikan
program tayangan entertainment yang menarik pelanggan, baik program lokal, maupun
program asing. Penayangan program tayangan merupakan biaya bagi perusahaan, untuk
menayangkan program asing tentunya perusahaan mengeluarkan biaya dalam bentuk mata
uang asing, yang besar atau kecilnya biaya bergantung pada kurs mata uang.
Menurut laporan keuangan biaya pembelian program asing dari tahun ke tahun terus
meningkat yaitu sebesar, Rp375,20 miliar ( 2011 ), Rp530,08 miliar ( 2012 ), Rp551,183
miliar ( 2013 ), dan Rp680,21 miliar ( 2014 ). Hal ini selain disebabkan karna semakin
banyaknya program asing yang di beli tetapi juga di sebabkan karna kurs mata uang rupiah
yang menurut grafik cenderung menurun terhadap US dollar. Hal ini berdampak pada
menurunnya laba perusahaan karena beban langsungnya meningkat. Menurut prediksi Bank
Indonesia, meskipun saat ini rupiah menguat karna dana mengalir ke negara berkembang di
karnakan banyak negara maju (Jepang , Eropa) mengalami negative interest rate . nilai
rupiah masih berpotensi melemah hebat, karna The Fed berpotensi tingkatkan suku bunga,
sehingga terjadi capital flight yaitu dana asing di tarik besar-besaran berdampak pada
turunnya nilai rupiah. Keadaan ini sangat buruk bagi perusahaan kedepannya karna
menyebabkan biaya pembelian program asing membengkak.
Menurut Bank indonesia inflasi tahun 2016 diprediksi sebesar 4 persen plus minus 1
persen, yang tergolong dalam inflasi ringan (<10%). Hal ini tentu kabar baik bagi perusahaan
karena, jika inflasi yang terjadi tinggi akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan-
perusahaan manufaktur, dikarenakan apabila inflasi menigkat maka akan berpengaruh pada
biaya produksi perusahaan yang menimbulkan harga jual yang tinggi sehingga membuat
minat beli konsumen berkurang dikarenakan harga barang yang mahal. Oleh sebab itu bila
daya jual perusahan berkurang maka laba perusahaan akan menurun, sehingga daya
perusahaan untuk mengeluarkan biaya menjadi berkurang, Dimana salah satunya adalah
biaya iklan. Biaya iklan dari perusahaan perusahan merupakan sumber pendapatan terbesar
bagi perusahaan MNC.
Dari sisi PT. MNC prediksi inflasi yang cenderung menurun sangat menguntungkan
karena bila inflasi meningkat maka PT. MNC akan mengalama kerugian dalam hal piutang.
Mengingat bahwa MNC masih memiliki jumlah piutang yang sangat material sebesar
Rp.2,753,444,000,000 tahun 2014 bila ada perubahaan inflasi.
d. PDB
Indonesia cukup banyak memiliki lapangan usaha yang terbagi menjadi 9 lapangan usaha.
Kesembilan lapangan usaha tersebut mendukung pendapatan nasional atau pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Dapat diketahui informasi mengenai GDP atau Gross Domestic
Product atau PDB atau Produk Domestik Bruto dari tahun 2010 hingga 2014
Tabel 1.1
2. PERTAMBANGAN DAN 719 710,1 876 983,8 972 458,4 1 026 297,0 1 058 750,2
PENGGALIAN
a. Minyak dan gas bumi 290 467,3 370 222,9 386 560,2 401 139,1 413 105,2
b. Pertambangan tanpa 332 970,0 397 629,1 461 651,0 482 823,2 480 081,2
Migas.
c. Penggalian. 96 272,8 109 131,8 124 247,2 142 334,7 165 563,8
3. INDUSTRI 1 599 073,1 1 806 140,5 1 972 523,6 2 152 802,8 2 394 004,9
PENGOLAHAN
a. Industri M i g a s 214 432,7 253 078,6 254 556,7 267 003,5 290 286,4
1). Pengilangan Minyak 124 110,7 131 482,3 130 273,6 144 769,7 161 457,8
Bumi
2). Gas Alam Cair 90 322,0 121 596,3 124 283,1 122 233,8 128 828,6
b. Industri tanpa Migas 1 384 640,4 1 553 061,9 1 717 966,9 1 885 799,3 2 103 718,5
1). Makanan, Minuman 465 367,9 546 752,0 623 194,6 674 269,4 776 857,7
dan Tembakau
2). Tekstil, Brg. kulit & 124 204,2 143 385,2 156 634,1 172 422,5 186 355,1
Alas kaki
3). Brg. kayu & Hasil 80 541,6 84 481,4 85 495,4 94 651,1 106 839,6
hutan lainnya.
4). Kertas dan Barang 65 822,2 69 339,6 67 109,5 72 781,3 80 600,9
cetakan
5). Pupuk, Kimia & 176 212,4 189 700,0 216 863,8 230 236,1 242 599,1
Barang dari karet
6). Semen & Brg. Galian 45 514,5 50 790,5 57 996,3 63 973,8 67 933,8
bukan logam
7). Logam Dasar Besi & 26 853,9 31 101,1 33 212,7 35 746,1 38 615,3
Baja
8). Alat Angk., Mesin & 389 600,1 426 233,7 465 889,1 529 828,8 590 282,0
Peralatannya
9). Barang lainnya 10 523,6 11 278,4 11 571,4 11 890,2 13 635,0
5. B A N G U N A N 660 890,5 753 554,6 844 090,9 907 267,0 1 014 540,8
6. PERDAGANGAN, 882 487,2 1 023 724,8 1 148 791,0 1 301 175,0 1 473 559,7
HOTEL DAN RESTORAN
a. Perdagangan Besar dan 703 565,8 827 456,5 929 746,1 1 052 709,3 1 191 231,4
Eceran
b. H o t e l 23 876,6 26 560,5 32 276,6 39 453,6 46 970,2
7. PENGANGKUTAN DAN 423 172,2 491 287,0 549 105,4 635 302,9 745 648,2
KOMUNIKASI
a. P e n g a n g k u t a n 217 318,1 254 524,2 287 346,1 344 485,8 425 179,0
1). Angkutan Rel 2 260,2 2 367,1 2 478,3 2 687,2 3 626,4
2). Angkutan Jalan raya 121 863,0 140 603,6 152 548,2 184 216,1 220 916,9
3). Angkutan laut 16 929,8 18 589,9 19 661,8 21 656,3 25 419,5
4). Angk. Sungai, Danau 6 918,1 7 646,2 8 765,7 10 675,9 12 543,2
& Penyebr.
5). Angkutan Udara 34 781,0 46 701,8 62 153,3 79 038,2 111 231,8
6). Jasa Penunjang 34 566,0 38 615,6 41 738,8 46 212,1 51 441,2
Angkutan
b. K o m u n i k a s i 205 854,1 236 762,8 261 759,3 290 817,1 320 469,2
8. KEUANGAN, 466 563,8 535 152,9 598 433,3 682 973,2 771 961,5
PERSEWAAN & JASA
PERSH.
a. B a n k 146 914,5 166 489,8 191 095,0 224 972,7 252 216,3
b. Lembaga Keuangan 59 201,4 70 576,4 79 807,1 90 870,8 103 994,7
tanpa Bank
c. Jasa Penunjang 3 481,1 4 075,8 4 582,2 5 117,1 5 662,5
Keuangan
d. Sewa Bangunan 168 220,6 191 928,5 209 521,8 232 221,7 258 868,5
e. Jasa Perusahaan 88 746,2 102 082,4 113 427,2 129 790,9 151 219,5
9. JASA JASA 660 365,5 785 014,1 889 798,8 1 000 691,7 1 108 610,3
a. Pemerintahan Umum 359 840,9 433 370,9 486 315,2 541 191,3 579 981,2
1). Adm. Pemerintahan & 220 543,4 266 410,1 300 520,4 333 960,9 358 608,7
Pertahanan
2). Jasa Pemerintahan 139 297,5 166 960,8 185 794,8 207 230,4 221 372,5
lainnya
b. S w a s t a 300 524,6 351 643,2 403 483,6 459 500,4 528 629,1
1). Sosial 114 237,6 135 184,9 159 177,1 185 103,2 215 684,0
Kemasyarakatan
2). Hiburan dan Rekreasi 17 345,0 20 455,7 23 069,3 26 483,8 31 351,5
3). Perorangan dan 168 942,0 196 002,6 221 237,2 247 913,4 281 593,6
Rumah tangga
PRODUK DOMESTIK 6 446 851,9 7 419 187,1 8 230 925,9 9 087 276,5 10 094
BRUTO 928,9
PRODUK DOMESTIK 5 941 951,9 6 795 885,6 7 589 809,0 8 419 133,9 9 391 537,3
BRUTO TANPA MIGAS
Catatan:
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
Menurut data 4 tahun terakhir yaitu 2010 hingga 2014, PDB Indonesia terus mengalami
peningkatan, hal ini tentunya berdampak baik bagi perusahaan , karena pada saat PDB
meningkat maka jumlah barang dan jasa konsumsi yang dihasilkan oleh perusahaan-
perusahaan meningkat yang menyebabkan masyarakat bersikap konsumtif sehingga omset
pendapatan perusahaan-perusahaan akan meningkat, selain itu dengan begitu banyaknya
barang dan jasa yang dihasilkan tentunya membuat perusahaan harus bersaing, agar
produknya dapat lebih unggul, salah satu cara perusahaan agar produknya lebih dikenal
masyarakat adalah dengan melakukan promosi produk berupa iklan, yang merupakan sumber
Untuk tahun 2016, menurut bank dunia pertumbuhan PDB Indonesia di perkirakan akan
meningkat sebesar 5,3 %, kondisi ini tentu membawa keuntungan bagi PT MNC tbk, karena
akan meningkatkan pendapatan usaha.
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa ancaman dari peserta bisnis
baru seperti Indika Group (NET.) bagi PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) tergolong
rendah. Karena umur PT.MNC yang jauh lebih matang yang telah dikenal masyrakat sejak
tahun 1997 dan program-program yang dimiliki PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC)
berbeda beda dengan program Indika Group (NET.). Kemudian, dalam sisi permodalan PT.
Media Nusantara Citra Tbk (MNC) jauh lebih matang disbanding Indika Group (NET.).
Umur PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) yang jauh lebih matang yang telah dikenal
Dapat disimpulkan, jika dilihat dari jenis peralatan yang dibutuhkan PT. Media
Nusantara Citra Tbk (MNC) seperti peralatan IT, peralatan produksi, kamera, dan lain lain.
PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dengan para pemasok memiliki hubungan Posisi
Tawar Menawar terhadap pemasok yang tergolong rendah. Karena, Peralatan yang
dibutuhkan PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) sebagai Perusahaan Televisi tergolong
relatif mudah dicari, jika pemasok utama menaikan harganya secara besar-besaran maka PT.
Pihak pembeli akan memiliki kekuatan tawar yang besar (mampu mendikte perusahaan)
ketika :
Kekuatan tawar pembeli bisa diperkecil dengan menawarkan produk yang terdiferensiasi.
PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) sebagai perseroan yang bisnis utamanya
adalah di bidang media, pangsa pasar perusahaan ini bisa dikategorikan sangat luas dan
mencakup hampir seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai layanan dan produk yang
diberikan. Perusahaan MNC sampai pada akhir tahun 2015 sudah memiliki 3 TV Free - To -
Air (FTA) dari 10 Free To Air(FTA) Nasional di Indonesia yaitu RCTI, MNCTV dan
GlobalTV. Sumber pendapatan terbesar dari MNC berasal dari 3 media televisi nasional ini
dimana ketiga stasiun televisi tersebut menawarkan acara beragam untuk seluruh lapisan
masyarakat seperti acara olahraga, film film box office, pencarian bakat, acara musik,
berita, reality show, hiburan anak dan sebagainya.
Produk pengganti adalah produk lain yang mempunyai fungsi hampir sama dengan
produk atau jasa perusahaan yang bisa saling menggantikan. Ancaman dari produk pengganti
dalam industri media yang dimaksud disini misalnya produk utama perusahaan media adalah
berita yang biasanya disiarkan melalui media televisi, namun untuk memperoleh informasi
atau berita yang sama pemirsa beralih ke media radio, media cetak dan media online. Media
media pengganti inilah yang dimaksud sebagai produk pengganti Ancaman dari produk
pengganti akan tinggi apabila:
PT Media Nusantara Citra Tbk sendiri tentu menghadapi ancaman dari produk pengganti ini,
namun bisa dikatakan bahwa ancaman yang dihadapi oleh MNC akan rendah atau sudah ditangani
dengan baik hingga saat ini. Ini terbukti, seperti sudah dijelaskan diatas, bahwa MNC tidak hanya
beroperasi di segmen pertelevisian tetapi juga segmen lain, salah satunya adalah Media Cetak dan
Online yang dianggap merupakan produk pengganti dari segmen pertelevisian.
PT. Media PT. Media PT. Media PT. Media PT. Media
Nusantara Nusantara Nusantara Nusantara Nusantara
Informasi Informasi Informasi Informasi Informasi
Tabel diatas menunjukan daftar entitas anak dari unit Media Cetak dan Online PT
MNC, dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini untuk unit Media Cetak
dan Online mengalami perkembangan, dimana di tahun 2010 hanya memiliki 2 entitas anak,
sejak tahun 2011 MNC mendirikan entitas barunya bertambah menjadi 6 entitas anak
dengan proporsi kepemilikan masing masing, ini membuktikan bahwa MNC melakukan
perkembangan terus menerus agar ancaman dari produk pengganti yang disajikan juga
oleh perusahaan lain bisa diminimalirisir.
Ancaman antar para pesaing industry pertelevisian bagi PT. Media Nusantara
Citra Tbk (MNC) cukup kuat, walaupun PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) memiliki
tiga stasiun TV seperti RCTI yang berspesialis dalam menyiarkan sinetron dan program
hiburan. Tetapi, di sisi lain SCTV juga mengeluarkan sinetron yang cukup digemari oleh
masyarakat. Kemudian, saat RCTI memiliki tayang berita Seputar Indonesia dan Nuansa
pagi, diikuti dengan adanya pesaing baru untuk menyediakan tayangan berita seperti Metro
TV dengan acara berita selama 24 jam, kemudiam Kompas TV, TV One, dan lain-lain juga
ikut mengikuti. Sehingga, ketika tingkat diferensiasi jasa yang diberikan PT. Media
Nusantara Citra Tbk (MNC) sudah diberikan pula oleh stasiun TV lainnya maka dikatakan
persaingan industry cukup kuat. Lalu, ketika kompetitor memiliki tujuan strategis seperti
Indika Group (NET.) Yang melakukan pertumbuhan secara pesat karena acara-acara yang
cukup memiliki tingkat diferensiasi tinggi maka PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) akan
terkena dampaknya. Sehingga, dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ancaman
para pesaing Stasiun TV lainnya bagi PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) cukup kuat,
karena sudah bermunculan bermacam-macam Stasiun TV sehingga program-program yang
dimiliki PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) juga sudah dimiliki oleh Perusahaan Televisi
lainnya.
Laporan laba rugi komparatif tahun 2010-2011, 2011-2012, 2012-2013, dan 2013-
2014 semuanya menunjukkan bahwa pendapatan mengalami peningkatan dan laba juga
mengalami peningkatan sehingga dapat diasumsikan bahwa pendapatan yang diterima
berpengaruh terhadap jumlah laba yang akan diperoleh oleh perusahaan. Jadi ketika
penghasilannya tinggi maka laba yang diperoleh juga akan tinggi.
Pada Laporan arus kas pergerakannya sangat tidak stabil di 5 tahun yang kami
analisis, dari tahun 2010 sampai tahun 2012 pergerakan secara keseluruhan menurun
kemudian di tahun 2013 meranjak naik dan di tahun 2014 naik hampir 50 % dari tahun 2013.
Penyebab kenaikan arus kas di tahun 2014 adalah adanya pinjaman hutang bank besar Rp
3.046.458 (dalam jutaan rupiah) yang membuat saldo kas di tahun 2013 Rp 574.761 naik
menjadi Rp 1.132.001
Laporan arus kas dari aktivitas operasi setiap tahunnya mengalami pertumbuhan,
beranjak naik, dikarenakan penerimaan kas dari pelanggan setiap tahun meningkat.
Pada Laporan arus kas dari aktivitas investasi setiap tahunnya mengalami penurunan,
penurunan terbesar berada di tahun 2014 yaitu minus (Rp 2.735.742), hal ini bisa terjadi
karena adanya penempatan asset keuangan tidak lancar lainnya yang baru muncul pada tahun
2014, lalu melonjaknya angka hasil pelepasan investasi menyebabkan arus kas dari aktivitas
investasi menurun. Sebaliknya Laporan arus kas dari aktivitas investasi meningkat di tahun
2013 sebesar Rp 198.941
Pada Laporan arus kas dari aktivitas pendanaan memang terjadi peningkatan yang
cukup besar di tahun 2014 hampir 2 kali lipat dari tahun 2013 karena adanya penerimaan
utang bank jangka oanjang sebesar Rp 3.046.458 (dalam Jutaan rupiah)
Analisis Likuiditas
1. Rasio Lancar
Dari perhitungan rasio lancar di atas dapat dilihat besarnya rasio lancar PT
MNC pada tahun 2010-2014. Rasio lancar dari tahun 2010 hingga 2012 mengalami
kenaikan, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan aktiva lancar yang dimiliki
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan dipengaruhi oleh investasi dalam persediaan
dan hubungan antara perjanjian kredit dari pemasok dengan kredit yang diberikan kepada
pelanggan. Analisis siklus perdangan bersih ini merupalan analsis yang menunjukkan besaran
kebutuhan modal kerja dari suatu perusahaan. Dimana semakin panjang siklus perdangan
bersih maka semakin besar kebutuhan modal kerja.
Dari perhitungan dengan menggunakan Analisis Siklus perdangan bersih menunjukkan hasil
dari analisis pada PT MNC. Dalam analisis tersebut terlihat bahwa dari tahun 2010-2011,
Sedangkan dari tahun 2011 ke tahun 2012 siklus perdagangan bersih PT MNC makin pendek,
hal ini mengindikasikan bahwa hanya pada tahun 2012 PT MNC berhasil melakukan efisiensi
dengan menghemat kebutuhan modal kerja.
Berdasarkan analisis jumlah hari untuk menagih piutang, pada tahun 2010 sampai 2014
jumlah hari yang dibutuhkan PT MNC untuk menagih piutang berdasarkan saldo akhir tahun
piutang mengalami kenaikan yang artinya jumlah hari yang dibutuhkan untuk menagih
semakin panjang. Hanya saja pada tahun 2012 mengalami penurunan namun pada tahun 2014
kembali mengalami kenaikan.
Berdasarkan perhitungan rasio cepat dapat dilihat bahwa jumlah aset paling
likuid pada aset PT MNC yaitu pada tahun 2011 dengan rasio cepat 3,28. Sedangkan
pada tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami penurunan jumlah aset yang paling
likuid.
Tabel 3.3
Analisis Solvabilitas
Dalam melakukan analisis solvabilitas, Total debt to equity (total utang terhadap ekuitas)
dihitung dengan membandingkan total hutang dengan modal ekuitas. Rasio ini menunjukkan
bahwa pada tahun 2014 total utang PT MNC 0,31 kali lebih kecil dari modal ekuitasnya.
Kemudian total debt ratio (Rasio total utang) dihitung dengan membandingkan total hutang
dengan total utang dan ekuitas. Pada tahun 2014 rasio total utang adalah sebesar 0.45 hal ini
bermakna bahwa struktur modal PT MNC 45% terdiri dari utang. Perubahan struktur modal
PT MNC juga tercemin dalam long-term debt to equity (utang jangka panjang terhadap
ekuitas) dan equity to total debt (ekuitas terhadap total utang), dimana pada tahun 2014 rasio
utang jangka panjang terhadap ekuitas lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sedangkan rasio ekuitas terhadap total hutang lebih kecil dibanding tahun sebelumnya.
Dari tabel dapat diketahui bahwa PT. MNC memiliki kas dan setara kas yang kurang
stabil terjadi peningkatan yang signifikan di tahun 2012 dan tahun 2013 yaitu menembus
Perhitungan rasio margin laba terdiri dari margin laba kotor, margin laba operasi dan margin
laba bersih. Dimana PT. MNC, pada margin laba kotor pada tahun 2010 hingga 2014
mengalami peningkatan. Pada margin laba operasi dari tahun 2010 hingga 2014 peningkatan,
peningkatan yang paling signifikan terlihat dari tahun 2010 ke tahun 2011 terjadi kenaikan 10
% penyebabnya adalah dari pendapatan operasi PT.MNC yang meningkat menyebabkan
margin dari laba operasi juga meningkat.
Pada margin laba bersih dari tahun 2010 sampai tahun 2012 terjadi peningkatan dengan
puncak peningkatan di tahun 2012 yaitu sebesar 72% tetapi dari tahun 2012 sampai tahun
2014 margin laba bersih mengalami penurunan yang di sebabkan oleh adanya kenaikan
beban-beban pokok.
Analisis penyusutan bertujuan untuk membuktikan bahwa kualitas laba tidak dipengaruhi
oleh penyusutan. Rasio beban penyusutan terhadap persentase aktiva tetap maupun penjualan
terlihat stabil. Hal ini menunjukkan bahwa beban penyusutan tidak memiliki pengaruh pada
kualitas laba.
Analisis mengenai pengeluaran perusahaan ditampilkan pada tabel berikut ini. Tabel dibawah
ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk semua kategori selain beban umum dan
administrasi mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa PT. MNC berhasil
memperketat pengendalian pengeluaran dan meningkatkan efisiensi.
Berada di era modern PT. MNC haruslah terus berinovasi, oleh karenanya dari tahun ke tahun
beban umum dan administrasi mengalami kenaikan.
Analisis Prospektif
Prediksi Pendapatan dengan menggunakan metode Least Square
= 5,939,993.20
= 475,201.50
Y = a + b (x)
= 5,939,993.20 + 1,425,604.50
= 7,365,597.70
= 5,939,993.20 + 1,900,806.00
= 7,840,799.20
Pelanggaran perundangan
Perubahan kurs
Selama beberapa tahun yaitu 2011 hingga 2014 biaya langsung perusahaan Media Nusantara
Citra tbk, mengalami peningkatan karena nilai kurs rupiah terhasap dollar cenderung
melemah sehingga meningkatkan biaya langsung yang salah satu bagiannya adalah biaya
pembelian program asing, menurut BI untuk tahun-tahun kedepan nilai rupiah masih
mungkin mengalami penurunan, sehingga masih memungkinkan biaya langsung meningkat.
Inflasi
Dari sisi keadaan inflasi saat ini, menurut BI prediksi inflasi masih batas normal dan
diklasifikasikan sebagai inflasi ringan sehingga menguntungkan bagi perusahaan karena di
tahun 2014 piutang perusahaan masih cukup besar ( material ).
Apabila terjadi Kenaikan pada inflasi akan menyebabkan keugian pada PT. MNC karena
mengurangi pendapatan mereka sebab perusahaan perusahaan lain akan mengurangi biaya
mereka untuk menekan harga jual. Karena iklan termasuk dari salah satu biaya. Bila inflasi
menurun akan berdampak pada piutang karena piutang PT. MNC sangat material
PDB
Dari sisi keadaan PDB saat ini yang cederung meningkat setiap tahunnya sangat
menguntungkan bagi perusahaan karena, Bila PDB meningkat berarti omset perusahaan
Berdasarkan analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa Ancaman dari peserta bisnis baru
tergolong rendah karena beberapa faktor. Dan salah satu faktornya adalah PT.MNC telah
berdiri sejak tahun 1997 sehingga telah memiliki tempat di hati masyarakat.
Dari sisi kekuatan posisi tawar pemasok dapat disimpulkan bahwa PT.MNC memiliki
kekuatan posisi tawar pemasok yang rendah. Karena, peralatan yang dibutuhkan PT.MNC
dapat ditemukan di banyak pemasok, sehingga jika PT.MNC tidak cocok dengan harga yang
diberikan pemasok maka PT.MNC dapat berpindah ke pemasok lainnya.
Dari sisi kekuatan tawar menawar pembeli, PT. MNC termasuk rendah karena MNC sudah
memiliki 3 free to air dari 10 ditingkat nasional ditambah lagi dengan diferensiasi produk
yang disajikan serta tidak hanya satu segmen pasar yang dijangkau MNC.
Dilihat dari sisi ancaman produk pengganti, maka ancaman yang diterima oleh PT. MNC bisa
digolongkan rendah karena produk produk yang dihasilkan oleh PT. MNC tidak hanya satu
yaitu pada segmen pertelevisian tetapi juga segmen lain seperti media cetak dan online.
Berdasarkan analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa Ancaman dari pesaing oleh
PT.MNC tergolong cukup kuat karena jumlah pesaing dalam industri pertelevisian yang
cukup banyak dan program yang dimiliki PT.MNC juga dimiliki oleh program televisi
lainnya.
Jika dilihat dari rasio lancar tren dari tahun 2010-2014, likuiditas PT MNC dalam
kondisi yang aman karena perhitungan rasio lancarnya cenderung menunjukkan peningkatan
dari tahun ke tahun.Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan aktiva lancar yang dimiliki PT
MNC dalam memenuhi kewajiban lancarnya semakin membaikkarena semaikin tinggi
jumlah asset lancar terhadap kewajiban lancar maka makin besar keyakinan bahwa kewajiban
lancar tersebut dapat dibayar. Selain itu juga menunjukkan tingginya tingkat keamanan yang
tersedia untuk menutup penurunan asset sehingga risiko yang dihadapi PT MNC ketika
menghadapi masalah atau keerugian semakin kecil karena besarnya penyangga kerugian.
Sedangkan jika dilihat dari perhitungan rasio kas PT MNC terhadap asset lancar
menunjukkan jumlah kas lebih kecil dibandingkan dengan total aktiva lancar sehingga dapat
dikatakan bahwa asset lancar yang dimiliki oleh perusahaan kurang likuid karena rasio yang
dihasilkan kecil..
Dari hasil analisis struktur modal dapat diketahui bahwa dari tahun 2010-2014 total utang PT
MNC lebih kecil dari modal ekuitasnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber
pendanaan PT MNC didominasi atau berasal dari ekuitas. Hal ini terjadi karena di tahun
2011, penanaman modal yang dilakukan MNC tercatat sebesar Rp86,95 miliar dengan tujuan
Tingkat pengembalian utang jangka panjang dan ekuitas mempunyai kenaikan yang sangat
signifikan di tahun 2014, hal ini di sebabkan karena PT. MNC menerima modal dalam bentuk
utang jangka panjang di tahun 2014 dan menerbitkan saham yang cukup banyak di pasar
modal. Jika di bandingkan secara keseluruhan dari tingkat pengembalian aktiva, tingkat
pengembalian ekuitas, dan tingkat pengembalian utang jangka panjang cenderung stabil dan
meningkat di tahun 2012.
Analisis prospektif
Berdasarkan hasil prediksi pendapatan menggunakan metode least square yang dilihat dari
trend pendapatan tiap tahunnya , pendapatan PT MNC tbk di prediksikan akan meningkat di
tahun-tahun kedepan yaitu 2015 dan 2016.
Kreditor
Kreditor tidak perlu khawatir untuk memberikan pinjaman kepada PT MNC karena
dari rasio-rasio likuiditasnya mencerminkan bahwa kemampuan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya semakin membaik dan terjadi peningkatan.
Meskipun ada sedikit penurunan pada tahun 2012 ke tahun 2013 kreditur tidak perlu khawatir
karena aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan masih bisa menutup seluruh hutang lancar
yang ada. Dapat dilihat juga pada tahun 2014, rasio lancar PT MNC mengalami peningkatan
yang cukup tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahun 2014 kemampuan aktiva
lancar yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya semaikin membaik
karena semaikin tinggi jumlah asset lancar terhadap kewajiban lancar maka makin besar
keyakinan bahwa kewajiban lancar tersebut dapat dibayar. Sedangkan jika dilihat dari