DISUSUN OLEH:
NIM. P1337420716043
2017
PERTEMUAN I
PENGANTAR BIOKIMIA
A. Pengertian Biokimia
Biokimia adalah ilmu yang mempelajari proses kimia yang ada kaitannya
dengan organisme hidup. Fokus utama biokimia adalah untuk memahami bagaimana
molekul biologis menimbulkan proses-proses yang terjadi dalam sel, yang pada
akhirnya memberikan pemahaman besar tentang sebuah organisme. Biokimia
diterapkan dalam bidang kedokteran, ahli gizi, dan pertanian.
B. Reaksi Kimia dan Reaksi Fisika
1. Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah reaksi dua zat atau lebih yang menghasilkan zat baru, zat
baru tersebut berbeda dengan zat asalnya. Reaksi kimia dalam tubuh (reaksi
biokimia) selalu menggunakan enzim.
Misal :
Perubahan beras menjadi nasi
Amilum menjadi glukosa
Protein menjadi asam amino
Lemak menjadi asam lemak
1. ENZIM
A. Pengertian Enzim
Enzim adalah suatu senyawa organik yang berupa protein yang berfungsi sebagai
biokatalisator. Enzim tersusun atas 2 komponen, yaitu:
B. Sifat-sifat enzim
a) Enzim adalah protein
enzim punya sifat seperti protein : kondisi lingkungan, suhu, ph. Kosentrasisubstrat,
dsb.
b) Berfungsi sebagai katalis
meningkatkan kecepatan reaksi tanpa mengubah produk / hasilnya, dan enz tidak ikut
bereaksi dengan substratnya
c) Bekerja secara khusus / spesifik
enzim hanya bekerja mengkatalisa satu reaksi / substrat tertentu.
d) Dibutuhkan dalam jumlah sedikit
reaksi enzimatik dalam metabolisme hanya memerlukan sedikit sekali enzim.
e) Enzim bekerja secara bolak balik
f) Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan
dipengaruhi oleh suhu,ph, konsentrasi, aktivator, inhibitor
C. Jenis enzim berdasarkan mekanisme reaksi
D. Lokasi enzim
Ekskresi enzim sudah dalam bentuk aktif sebagian ada yg belum aktif = zimogen =
pro - enzim
Lokasi kerja enzim di dalam sel organel, kecuali beberapa enzim, seperti enzim
pencernaan, enzim koagulasi ( pembekuan ) darah.
2. Koenzim
A. Pengertian Koenzim
Koenzim adalah subtrat yang mengaktifkan enzim. Banyak enzim memerlukan
koenzim sbg katalisator. Koenzim memperbesar kemampuan enzim sebagai katalis
melebihi ekspetasinya. Koenzim berikatan dengan enzim melalui ikatan kovalen dan
non kovalen (gugus prostetik). Koenzim identik dengan vitamin, dpt diperoleh dalam
tubuh atau input dari luar tubuh berupa makanan.
a) Lipoprotein lipase
b) Pseudocholin esterase
c) Enzim-enzim pembekuan darah
2. Non functional plasma enzyme ( enzim non fungsional plasma ) :
a) Plasma lipase
b) Plasma amylase
c) Fosfatase
d) Transaminase : g o t & g p t
e) Laktat dehisrogenase = ldh
C. Analisis Enzim
Aktifitas serum biasanya naik pada tahap awal inflamasi pankreas yang akut, pada
gangguan duktus pankreatik dan pada penyakit gondok.
f. Mengencerkan zat toksik dan waste product serta membawanya ke ginjal dan hatI
a. Difusi
perpindahan molekul dari tekanan/konsentrasi tinggi ke tekanan/konsentrasi rendah
b. Osmosis
perpindahan air dari konsentrasi zat terlarut rendah ke konsentrasi zat terlarut tinggi
osmolaritas: ukuran konsentrasi suatu larutan
- isotonus konsentrasi larutan = plasma darah
c. Transport aktif
perpindahan molekul dari tekanan/konsentrasi rendah ke konsntrasi tinggi dgn
menggunakan energi
Tekanan cairan :
1. Sistem saraf
a. reseptor
- baroreseptor di arkus aorta & sinus karotis
- reseptor regang tekanan rendah di thorak
b. sistem saraf simpatis
2. Sistem endokrin
a. angiotensin ii reabsorpsi na
b. aldosteron reabsorpsi na
c. antidiuretic hormone (adh) reabsorpsi air
d. atrial natriuretic peptide (anp/atriopeptin) ekskresi Na dan air
Umur
Suhu lingkungan
Diet
Stres
Penyakit
ASIDOSIS
Keadaan dimana terjadi peningkatan asam dalam darah (ph < 7). Jenis asidosis ada 2 :
1. Asidosis respiratorik
Asidosis respiratorik adalah kondisi medis dimana paru-paru tidak dapat
mengeluarkan semua karbondioksida yang dihasilkan dalam tubuh.Hal ini
mengakibatkan gangguan keseimbangan asam-basa dan membuat cairan tubuh lebih
asam, terutama darah.
- Kronis
Asidosis kronis mungkin merupakan kondisi sekunder untuk kondisi lain seperti
penyakit paru obstruktif kronik (ppok). Ppok akan meliputi penyakit bronchitis dan
emphysema, dua penyakit di mana saluran udara menyempit sehingga menyebabkan
kesulitan bernafas.
- Penyakit yang berkaitan dengan saluran napas seperti penyakit paru obstruktif
kronis atau asma.
Masalah yang terkait dengan dada yang menyebabkan melemahnya paru-paru.
- Penyakit yang mempengaruhi saraf dan otot yang bertugas memberi perintah ke
paru-paru untuk berkontraksi.
- Obat-obatan yang mempengaruhi pernafasan seperti benzodiazepin, terutama
ketika diiringi dengan konsumsi alkohol.
- Obesitas berat sehingga membuat seseorang kesulitan bernapas
c. Gejala asidosis respiratorik
- Sebagian gejala asidosis respiratorik mungkin mirip dengan gejala penyakit lain.
- Gejala-gejala asidosis meliputi kebingungan, lesu, sesak napas, mengantuk, dan
mudah lelah.
- Beberapa gejala lain termasuk kulit hangat, hipertensi paru, denyut jantung tidak
teratur, refleks tendon berkurang, batuk, mengi, mudah marah, dll.
d. Pengobatan asidosis respiratorik
- Untuk asidosis respiratorik yang dipicu oleh penyakit paru-paru, pengobatan akan
mencakup obat broncho-dilator untuk memperbaiki ganggaun jalan napas.
- Saat tingkat oksigen darah turun, pemberian suplai oksigen terbukti membantu.
- Merokok secara tidak langsung menyebabkan asidosis respiratorik (respiratory
acidosis), sehingga menghindari rokok akan membuat derajat kesehatan semakin
meningkat.
- Pengobatan asidosis metabolik akan tergantung pada penyebab yang
mendasarinya.
e. Asidosis metabolik
Asidosis metabolik adalah kondisi dimana keseimbangan asam-basa tubuh terganggu
karena adanya peningkatan produksi asam atau berkurangnya produksi bikarbonat.
Kondisi ini akhirnya menyebabkan asidemia atau keasaman darah, dimana ph arteri
turun hingga di bawah 7,35. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mempengaruhi sistem
saraf pusat dan menyebabkan koma dan bahkan kematian.
A. Air
Pada orang yang umurnya lebih muda cairan tubuh lebih besar di bandingkan
dengan orang tua. Semakin tua umur seseorang semakin sedikit cairan tubuh. Sumber
air dalam tubuh antara lain air bebas/ air minum, air yang berasal dari bahan makanan
dan air metabolit (air yang terjadi saat metabolisme) sedangkan sumber keluaran
cairan antara lain yaitu penguapan melalui paru (pernapasan), penguapan melalui
kulit, feces dan produksi urin.
Fungsi air antara lain pelarut zat-zat (elektrolit dan non elektrolit), media
berbagai reaksi biokimia dalam tubuh, transportasi berbagai zat-zat makanan,
pengatur suhu ( cooling unit) dan mempertahankan ph dalam kisaran tertentu melalui
keseimbangan elektrolit.
1. Organisasi Cairan Tubuh.
a. Cairan intraseluler (cairan dalam sel)
Cairan intraseluler 2/3 bagian dari cairan tubuh. Terdapat dalam +_100
triliun sel. Cairan intra seluler pada butir sel darah merah berbeda dengan
cairan intra seluler sel lainnya (terdapat na dan cl cukup banyak, hb dan
zat-zat organic).
b. Cairan Extra Seluler ( Di Luar Sel)
Cairan ini 1/3 bagian dari cairan tubuh dan dibagi berdasarkan tempatnya :
Cairan intertitial (di antara jaringan), cairan plasma bagian darah yang non
, cairan cerebrospinal (otak), cairan gastro intestinal ( dlm usus), cairan
intra occular (mata), cairan peritonial (rongga peritonial/ perut)
2. Keseimbangan Air Dalam Tubuh
Yaitu mengimbangi antara air yang masuk (input) terhadap air yang keluar
(output). Air penting untuk sekresi hormon, enzim dan sebagainya. Produksi urine
banyak dan encer jika asupan air meningkat. Produksi urine sedikit dan kental jika
banyak kehilangan cairan.
g. Vitamin B7 (Biotin)
Vitamin ini membantu reaksi biokimia dalam tubuh seperti transfer
karbondioksida dan metabolisme karbohidrat dan lemak
h. Vitamin B9 (Asam Folat)
Vitamin ini dibutuhkan dalam pembentukan sel darah, sehingga jika
terjadi defisiensi akan terjadi enemia.
i. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam
tubuh.
j. Vitamin C (Asam Askorbat)
Vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh
sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degeneratif, seperti
kanker, dapat diturunkan
2) Vitamin Yang Larut Dalam Lemak
a. Vitamin A (Retinol)
Vitamin ini mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan
udara
b. Vitamin D (Kalsiferol)
Vitamin D dapat menghasilkan suatu hormon yaitu kalsitrol yang
mempunyai peranan sentral dalam metabolisme kalsium dan fosfat.
Vitamin D berperan penting dalam metabolisme yaitu penyerapan
kalsium dan fosfor dan proses mineralisasi tulang
c. Vitamin E (Tokoferol)
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di
dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga
hati.
d. Vitamin K
Sangat penting untuk sintesis protrombin dan faktor-faktor pembeku
darah yang lain dalam hati
C. Mineral
Mineral esensial yaitu mineral yang sangat dibutuhkan dalam proses fisiologis
manusia untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ
1. Fungsi Mineral
Sebagai katalis berbagai reaksi biokimiawi dalam tubuh, transmisi sinyal/
pesan pada sel syaraf, produksi hormon pencernaan dan penggunaan
makanan, bagian dari organ vital seperti tulang, darah, gigi, dan lainnya,
sebagai kofaktor.
2. Macam-Macam Mineral.
Menurut jenisnya, mineral dapat diklasifikasikan menjadi mineral non
esensial dan mineral esensial.
Menurut jumlah yang dibutuhkan tubuh, mineral esensial dibedakan
menjadi Mineral Makro / makromineral dan Mineral Mikro / trace mineral.
a. Unsur Mayor / Makro (Mayor Elements)
Calsium (Ca), Natrium, Kalium, Klorida, Magnesium, dan Phospor.
b. Unsur Minor/Mikro (Trace Mineral)
Termasuk unsur minor antara lain besi, kobalt, zinc/seng, flour,
yodium, mangan, selenium, tembaga.
PERTEMUAN V
A. Karbohidrat
Karbohidrat dibagi menjadi 4 golongan antara lain:
1. Monosakarida
Karbohidrat paling sederhana dan tidak dapat diuraikan dgn cara hidrolisis.
Contohnya yaitu C3 (triosa), C4(tetrosa), C5 (pentosa) dan C6 (heksosa).
Monosakarida ditemukan di asam-asam nukleat.
2. Disakarida.
Disakarida terdiri dari 2 monosakarida. Contohnya: Sukrosa : (glukosa +
fruktosa), Laktosa : (galaktosa + glukosa) dan Maltosa : (glukosa + glukosa).
Disakarida merupakan hasil pencernaan oleh amilase atau hidrolisis pati. Sereal
dan malt yang sedang bertunas.
3. Oligosakarida.
OLigosakarida terdiri dari 3 6 monosakarida.
4. Polisakarida.
Contohnya: Amilum, Glikogen, Dekstrin dan Selulosa.
B. POLISAKARIDA
1. Amilum (pati)
Mempunyai rantai lurus ( ikatan -1,4 glikosidik ) dan rantai cabang ( ikatan -1,6
glikosidik ).
2. Glikogen.
Polisakarida simpanan atau cadangan pada tubuh hewan, terdapat di sel hati dan
otot.
3. Selulosa
Selulosa tidak dapat dicerna oleh banyak mamalia termasuk manusia karena tidak
adanya enzim hidrolase.
4. Kitin
Polisakarida yang penting untuk membentuk struktur tubuh invertebrata
5. Inulin
Pati yang ditemukan dalam umbi dan akar tanaman dahlia, artichoke serta
dandelion.
6. Dekstrin.
Substansi yang terbentuk dalam proses pemecahan hidrolisis pati.
C. Protein
Yaitu senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yg merupakan polimer dari
monomer asam amino yg dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptide. Protein
mengandung C,H,O,N dan kadang S dan P.
1. Fungsi Protein
a. Biokatalisator (enzim), dan alat transport berbagai senyawa penting di dalam
darah (oksigen, elektron).
b. Mempertahankan keseimbangan asam abasa cairan tubuh
c. Sistem pertahanan tubuh (antibodi).
d. Mengendalikan metabolisme berbagai senyawa di dalam tubuh (hormon).
2. Klasifikasi Protein.
1) Klasifikasi protein berdasarkan keseluruhan bentuknya:
a. Protein globuler
b. Protein fibrosa
2) Klasifikasi berdasarkan fungsi biologinya:
a. Enzim, misalnya dehidrogenase, kinase.
b. Protein penyimpanan, misalnya feritin, mioglobin.
c. Protein pengatur, misalnya protein pengikat DNA, hormon peptida.
d. Protein struktural, misalnya kolagen, proteoglikan.
3. Struktur Protein Sebagai Hierarkhi
a. Struktur Primer.
Struktur primer yaitu susunan atau urutan dimana asam-asam amino disatukan
dan susunan ini mencakup lokasi setiap ikatan disulfida.
b. Struktur Sekunder
Struktur sekunder merupakan konformasi tulang punggung polipeptida pada
protein / adanya pelipatan-pelipatan di dalam struktur protein.
c. Struktur Tertier
Terjadi karena ikatan disulfida dan ikatan non kovalen antara molekul protein
sehingga terbentuk subunit2 protein yg berbentuk globular, fibrillar maupun
lamellar
d. Struktur Kuartener
Protein dengan dua atau lebih rantai polipeptida yg terikat oleh kekuatan
nonkovalen dan ikatan disulfida akan memperlihatkan struktur kuartener.
D. Lipid
Yaitu zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air, namun mudah larut
dalam pelarut organik se3perti kloroform, benzena, dan eter.
1. Fungsi Lemak
a. Pelindung tubuh dari suhu rendah dan pelarut vitamin A,D,E,K
b. Pelindung alat-alat tubuh vital sebagai bantalan lemak
c. Penghasil energi terbesar dan Penahan rasa lapar, karena lemak akan
meperlambat pencernaan
2. Klasifikasi Lemak
a. Lipid sederhana
Tersusun oleh trigliserida( satu gliserol dan tiga asam lemak
b. Lipid kompleks
Contoh : Fosfolipid, Glikolipid (glikosfingolipid), Lemak Asli/Prekursor dan
derivat lipid.
Berdasarkan ikatan kimiannya asam lemak dibedakan menjadi 2 :
a. Asam lemak jenuh bersifat non esensial.
b. Asam lemak tidak jenuh bersifat esensial.
4. Asam Lemak
a. Asam lemak bebass.
Yaitu asam lemak dalam bentuk tidak teresterifikasi dalam plasma darah.
b. Asam lemak alami
Yaitu derivat rantai lurus dan mengandung atom karbon genap. Rantai
jenuh yaitu tdk mengandung ikatan rangkap.
PERTEMUAN VI VII VIII
A. Metabolisme
Metabolisme adalah proses kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk
hidup meliputi reaksi pemecahan (katabolisme) maupun reaksi pembentukan
(anabolisme). Metabolisme perubahan kimianya dalam tubuh khususnya dalam sel di
bagi menjadi:
1. Anabolisme :
Bahan yang lebih sederhana menjadi lebih kompleks (sintesis)
Contoh: Glukosa menjadi Glikogen
2. Katabolisme :
Bahan yg lebih kompleks menjadi lebih sederhana. Contohnya: Glikogen ->
glukosa dan Glukosa menjadi CO2 + H2O + E.
Hasil dari reaksi ini menhasilkan: Oksidasi 1 mol Glukosa 2 mol piruvat
menghasilkan 8 mol ATP
2) Glikolisis Anaerob.
Hasil akhirnya asam laktat dehydrogenase.
Piruvat + NADH + H+ Laktat + NAD+
Energi yg dihasilkan :
Reaksi 6 & 9 : 4 ATP
Reaksi 1 & 3 : -2 ATP
= 2 ATP
3) Glikogenesis
Pembentukan glikogen dari glukosa.
Terjadi di:
Otot untuk cadangan sumber E
Hati cadangan mempertahankan kadar glukosa darah
4) Glikogenolisis :
Hidrolisa glikogen glukosa. Otot : mendapatkan E. Hati : mempertahankan
kadar glukosa drh diantara 2 waktu makan.
2. Oksidasi Asam Piruvat.
Terjadi di dalam mitokondria. Oksidasi 1 mol Piruvat 1 mol Asetil KoA
menghasilkan 3 mol ATP. Reaksinya memerlukan TPP (Tiamin Piro Phosphat).
Dikatalisis oleh enzim : Kompleks Piruvat Dehidrogenase yg memerlukan
koenzim: CoA (Koenzim A) yang berasal dari Asam Pantotenat (vitamin B5)
Defisiensi tiamin penumpukan piruvat
Alkoholik def. thiaminasidosis laktat & piruvat
CH3COCOOH + HSCoA + NAD+ H3CO-SCoA + NADH H+
(piruvat) ( Asetil KoA )
3. Glukoneogenesis.
Pembentukan glukosa dari bahan bukan karbohidrat. Pada manusia terutama
terjadi di: hati dan ginjal. Substratnya: Asam laktat dari otot, eritrosit;
Gliserol drari hidrolisis Triasilgliserol dalam jaringan lemak (adiposa) dan
Asam amino glukogenik. Glukoneogenesis penting sekali untuk penyediaan
glukosa bila karbohidrat tidak cukup dlm diet.
Enzim bantuan : Piruvat karboksilase, Fosfoenolpiruvat karboksikinase,
Fruktosa 1,6 bifosfatase dan Glukosa 6-fosfatase.
4. HMP SHUNT (HEKSOSA MONO PHOSPHAT SHUNT)
Disebut juga dengan Pentose Phosphate Pathway yang merupakan jalan lain
untuk oksidasi glukosa. Tidak bertujuan menghasilkan energi ( ATP ). Aktif
dalam Hati, Jaringan Lemak, Kelenjar Korteks adrenal, Kelenjar Tiroid, Eritrosit,
Kelenjar Mammae ( laktasi ).
Fungsinya:
a. Membentuk NADPH untuk sintesis asam lemak, steroid
b. Membentuk pentosa ribosa untuk sintesis nukleotida dan asam nukleat
c. Dalam eritrosit : Membentuk NADPH untuk mereduksi
5. Glukosa Darah
a. Sumber glukosa darah :
Karbohidrat Makanan
Glikogenolisis hepar
Glukoneogenesis
b. Hormon yg mengatur glukosa darah
Insulin
Hormon dari kelenjar Hipofisa anterior : Growth Hormone
Hormon kelenjar Medula adrenal : epinefrin, glucagon
c. Pengaruh Hormon
Apanila keadaan kadar glukosa darah turun maka menjadi
merangsang sekresi hormon glucagon.
Apanila keadaan kadar glukosa darah naik maka merangsang
sekresi hormon insulin.
C. Uji Karbohidrat
1. Uji Molish
pada uji Molish, sebanyak 2 mL larutan sampel ditambah dengan 2
tetes -naftol 10% (baru dibuat) dan dikocok. Secara hati hati ditambahkan 2
mL H2SO4 pekat sehingga timbul dua lapisan. Cincin warna merah pekat pada
permukaan menunjunkan adanya karbohidrat dalam sampel.
2. Uji Seliwanoff
Pereaksi dibuat segera sebelum digunakan. Pereaksinya terdiri atas 12
mL HCl pekat dan 3,5 mL resolsinol 0,5%. Ke dalam 1 mL sampel
ditambahkan 5 mL pereaksi, kemudian ditempatkan dalam air mendidih
selama 10 menit. Warna merah menunjukan bahwa dalam sampel terkandung
fruktosa.
3. Uji Antron
Pereaksi dibuat dari larutan antron 0,2% di dalam H2SO4 pekat.
Larutan sampel sebanyak 0,2 mL ditambahkan ke dalam larutan antron.
Terbentuknya warna hijau menunjukan adanya karbohidrat di dalam larutan
sampel.
4. Uji Benedict.
Larutan Benedict merupakan campuran dari CuSO4, natrium sitrat, dan
Na2CO3. Karbohidrat yang mempunyai sifat pereduksi (misalnya glukosa)
akan memberikan endapan warna merah bata dengan larutan Benedict.
5. Uji Barfoed.
Perekasi Barfoed terdiri atas tembaga (II) asetat. Ke dalam 5 mL pereaksi
ditambahkan 1 mL larutan sampel, kemudian dipanaskan dengan penangas air
selama 1 menit. Endapan merah oranye menunjukan adanya monosakarida di
dalam sampel.
6. Uji Iodin
Uji Iodin digunakan untuk menunjukan adanya polisakarida. Jika ke
dalam bahan yang mengandung polisakarida diberi larutan iodin dan
memberikan warna biru, berarti bahan tersebut mengandung amilum
(amilosa). Amilopektin akan memberikan warna merah ungu, sedangkan
glikogen dan dekstrin akan memberikan warna merah cokelat.
7. Uji Fehling.
Uji Fehling digunakan untuk menunjukan adanya karbohidrat
pereduksi (monosakarida, laktosa, dan maltosa). Larutan Fehling dibuat dari
campuran CuSO4 (Fehling A) dan Na-K-tartrat (Fehling B). Pereaksi ini akan
membentuk endapan merah bata dengan monosakarida.
D. Uji glukosa darah
Metode :
a. Spektofotometri
b. Fotometri
c. Kit test/uji cepat.
d. GOD-PAP Trinder
PERTEMUAN IX & X
Sulfat urin hampir seluruhnya terbentuk dari oksidasi L-sistein. Sulfur pada asam amino
metionin (sebagai homosistein) dialihkan kepada sistein, dengan demikian secara tidak
langsung membentuk sulfat urin (yakni, lewat sistein). L-sistein berfungsi sebagai precursor
tourin yang mengadakan konjugasi dengan asam-asam empedu hingga terbentuk, misalnya,
asam tourokolat
Histamine terbentuk dari dekarboksilasi histidin. Yaitu suatu reaksi dalam jaringan tubuh
yang dikatalis oleh enzim asam L-amino aromatic dekarboksilase.
Arginin berfungsi sebagai donor formamidin untuk sintesis keratin dan untuk sintesis
streptomisin.
Peristiwa lain yang dialami arginin mencakup konversi lewat ornitin menjadi putresin,
spermin serta spermidin dan sintesis arginin fosfat dalam otot.
Melatonin berasal dari serotonin melalui N-asetilasi yang diikuti metilasi gugus 5-hidroksi.
Selain metilasi N-asetilserotonin, juga terdapat metilasi langsung serotonin dan 5-
hidroksiindolasetat yakni metabolit serotonin. Serotonin dan 5-metoksitriptamin dimetabolisir
menjadi asam yang bersesuaian oleh enzim monoamina oksidase.
Melatonin yang beredar dalam sirkulasi darah diambil oleh semua jaringan,termasuk otak
Melanin disintesis dari melanosom yaitu partikel dalam melanosit yang berkaitan dengan
membran sel. polimer eumelanin yang timbul diperkirakan menangkap radikal bebas dan
mengalami penguraian parsial oleh H2O2
yang dihasilkan oleh proses auto-oksidasi. Feomelanin dan eumelanin kemudian membentuk
kompleks dengan protein dari matriks melanosom hingga terbentuk melanoprotein
Tirosin adalah precursor epinefrin dan norepinefrin yang dibentuk didalam sel-sel neuron.
enzim tiroksin hidroksilase membentuk dopa dalam sel-sel neuron dan adrenal pada lintasan
reaksi yang menghasilkan norepinefrin dan epinefrin
1. Berdasarkan komposisi
molekul nonprotein
nukleoprotein.
c. Derived Protein. Protein yang padanya melekat gugus
Klasifikasi protein
a. Protein struktural
b. Protein kontraktil
c. Hormon
d. Enzim
e. Antibodi
f. Protein darah
V. Fungsi Protein
mitokondria.
2. Komponen darah.
3. Komponen hemoglobin.
5. Hormon.
Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif protein tidak cukup dilakukan dengan beberapa reaksi warna saja
melainkan harus diikuti dengan uji tertentu yang terkait dengan tertentu yang terdapat pada
protein.
1. Uji Komposisi Suatu Protein
Protein (serbuk) dipanaskan dalam tabung reaksi kering. Warna hitam residu menandakan
adanya karbon; bau amoniak (membirukan kertas lakmus merah) menandakan adanya
nitrogen dan hidrogen; kertas yang mengandung Pb-asetat menjadi berwarna hitam
menandakan adanya sulfur.
sistein)
a. Uji Biuret
CuSO4 dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua atau tiga ikatan
peptide membentuk kompleks berwarna violet.
Reaksi ini bersifat tidak mutlak spesifik untuk ikatan peptida juga diberikan oleh semua
senyawa yang mempunyai dua atau lebih ikatan peptida.
koordinasi antara Cu2+, gugus karbonil dan gugus NH- yang terdapat pada ikatan peptida
b. Uji Millon
Gugus hidroksifenil (-C6H4OH) pada tirosin merupakan gugus yang merespon uji ini.
Karenanya uji Millon ditujukan untuk tirosin yang terdapat pada protein.
c. Uji Hopkins-Cole
Gugus indol pada triptofan merupakan gugus yang merespon uji ini. Gugus aldehid pada
asam glioksilik membantu merubah gugus indol menjadi senyawa berwarna violet.
d. Uji Liebermann
Jika HCl pekat ditambahkan pada protein (padatan), kemudian dididihkan, dan ditambah
beberapa tetes larutan sukrosa, maka warna violet akan terlihat jika protein mengandung
triptofan. Mirip dengan uji Hopkins-Cole, gugus aldehid di sini berasal dari kerja HCl
terhadap gula
e. Uji Acree-Rosenheim
Uji ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi formaldehid dalam susu. Protein yang
mengandung triptofan pada susu, dengan adanya formaldehid (mempunyai gugus aldehid),
memberikan hasil positif (ditunjukkan dengan cincin berwarna ungu) dengan uji ini jika
ditambah asam (HCl) dan dipanaskan.
Pada penambahan larutan protein yang mengandung histidin atau tirosin, dan larutan dibuat
basa dengan NH4OH terjadi warna merah hingga orange. Histidin akan memberikan
warna merah hingga orange; tirosin memberikan warna orange terang.
h. Uji Sulfur
Jika larutan protein dididihkan dengan campuran larutan KOH atau NaOH dan Pb-asetat,
endapan berwarna hitam akan terbentuk jika terdapat asam amino yang mengandung sulfur
(misalnya sistein dan metionin). Larutan basa kuat memutus ikatan sulfur pada asam amino,
membentuk K2S, yang dengan Pb-asetat membentuk PbS, senyawa berwarna hitam.
Metionin tidak positif dengan uji ini kecuali jika larutan potein dipanaskan terlebih dahulu
dengan asam mineral.
i. Uji Molisch
Uji ini ditujukan untuk beberapa KH, tetapi baik juga digunakan untuk keperluan
memperoleh larutan protein murni yang berasal dari glikoprotein.
j. Uji Ninhydrin
Selain oleh protein, hasil positif juga diberikan oleh peptone, asam amino, dan amin primer
lainnya, termasuk amoniak.
Analisis Kuantitatif
1. Volumetri
a. Metode Kjeldahl
Kandungan protein suatu substansi hasilnya dikali dengan faktor kimia untuk meng-
konversi nitrogen ke kadar protein.
Karena rata-rata kandungan nitrogen dalam protein adalah 16%, maka 16 mg N2 setara
dengan 100 mg protein: 1 mg N2 setara dengan 100/16 setara dengan 6,25 mg protein.
Contoh perhitungan :
Jika makanan tertentu mengandung nitrogen sebanyak 2%, maka kandungan protein dalam
makanan tersebut adalah sama dengan 2 X 6,25, atau = 12,5%.
Karena lain protein lain pula jumlah kandungan nitrogennya, maka faktor perkalian lainnya
dapat digunakan untuk menghitung berat protein.
dimetilol.
Formaldehid tidak bereaksi dengan gugus amino bermuatan (-NH3+), sehingga efek
penambahan formaldehid adalah menggeser pK gugus amino ke pH lebih rendah. pH titik
akhir titrasi asam amino dengan larutan standar NaOH menjadi berkurang sehingga dapat
ditetapkan (indikator PP).
2. Spektrofotometri
a. Metode Biuret
Larutan protein + reagen Biuret, dicampur dan dihangatkan pada suhu 37 oC selama 10 menit.
Kemudian didinginkan dan ekstinsi dibaca pada 540 nm.
b. Metoda Folin-Lowry
Pada kondisi tertentu, gugus-gugus yang bersifat asam dan basa pada makromolekul protein
berinteraksi dengan gugus-gugus pada zat warna organik yang mengalami disosiasi, misalnya
radikal asam dari asam sulfonik, membentuk endapan yang berwarna. Fenomena pengikatan
zat warna dapat digunakan untuk keperluan analisis kuantitatif.
4. Turbidimetri
Pada turbidimetri, intensitas cahaya yang dilewatkan melalui larutan turbid diukur vs
intensitas cahaya yang melalui larutan murni.
Turbidimetri digunakan sebagai metode untuk menentukan protein sederhana. Jika semua
kondisi pengujian adalah konstan, maka konsentrasi dapat ditentukan hanya dari kurva
kalibrasi.
Metoda turbidimetri untuk menetapkan protein dapat digunakan terutama untuk keperluan
clinical analysis.
Lipid tidak larut air diekstraksi dari mahkluk hidup dengan menggunakan
pelarut non polar
Triasilgliserol (TG)
Kolesterol
Fosfolipid
Steroid
Fungsi Lipid
Sumber energi
Hormon
Isolator panas
Bahan penyusun :
- membran sel/organel
- lipoprotein
Asam lemak
Asam lemak alami derivat rantai lurus & mengandung atom karbon dg jumlah
genap
Asam lemak bebas asam lemak dalam bentuk tidak teresterifikasi dalam plasma
darah
asam butirat ,
asam stearat
asam palmitat
Asamavalerat
Dibagi :
1. Asam tak jenuh tunggal (monoethenoid, monoenoat) mengand 1 ikatan rangkap
2. Asam tak jenuh ganda (poliethenoid, polienoat) mengand 2 atau lebih ikatan
rangkap
Prostanoid prostaglandin
prostasiklin
tromboksan
TRIGLISERIDA
merupakan hasil uraian tubuh pada makanan yang mengandung lemak dan kolesterol
yang telah dikonsumsi dan masuk ke tubuh serta juga dibentuk di hati.
Setelah mengalami proses di dalam tubuh, trigliserida ini akan diserap usus dan
masuk ke dalam plasma darah yang kemudian akan disalurkan ke seluruh jaringan
tubuh dalam bentuk klomikron dan VLDL (very low density lipoprotein).
Trigliserida merupakan bentuk simpanan Kalori yang didapatkan tubuh dari makanan
yang dikonsumsi
tidak akan langsung digunakan oleh tubuh dalam sel-sel lemak di dalam tubuh yang
berfungsi sebagai energi cadangan tubuh.
Trigliserida
Bentuk klomikron berasal dari penyerapan usus setelah konsumsi makanan berlemak.
Bentuk VLDL, trigliserida dibentuk oleh hati dengan bantuan insulin dari dalam
tubuh.
Bentuk LDL, berasal dari hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase dan dimetabolisme
oleh hati
- Glikolisis
- Fosforilasi gliserol oleh ATP (pada jaringan yang banyak mengandung enzim
gliserolkinase, contoh : hati, usus, ginjal)
Untuk ditransport dalam lipoprotein (epitel mukosa usus dan sel hati)
Untuk dikeluarkan dalam air susu (gl. Mammae) pada masa laktasi
Trigliserida
Makanan yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan
trigliserida di dalam tubuh seseorang.
Jika kadar trigliserida meningkat, maka kadar kolesterol pun akan meningkat pula.
Trigliserida yang berlebih dalam tubuh akan disimpan di dalam jaringan kulit
sehingga tubuh terlihat gemuk.
FOSFOLIPID
1. Kolin
2. Serin
3. Inositol
4. Etanolamin
komponen utama dari semua membran sel, dan mempengaruhi sejumlah organ dan
jaringan, seperti jantung, sel-sel darah dan sistem kekebalan tubuh.
SINTESIS FOSFOLIPID = PL
Macam Fosfolipid :
- Choline/Etanolamin harus diaktifkan dulu oleh ATP dan CTP baru berikatan dengan
gliserol
II. Fosfotidil Serin/Fosfotidil Inositol
Fosfolipid
Kolesterol
Kolesterol adalah zat metabolik yang mengandung lemak yang ditemukan pada
membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah
KOLESTEROL
Terdapat pd sel hewan dan manusia pd konsentrasi tinggi dlm darah mengkristal
kolestrol HDL merupakan kolestrol yang dapat melarutkan kolestrol jahat dalam
tubuh.
PROSTAGLANDIN
Sifat = hormon
3 seri :
Dasar :
- Protein : Apoprotein
LIPOPROTEIN
Fungsi :
LIPOGENESIS
- Pembentukan Malonil-KoA
Asetil KoA, Malonil KoA, Asil KoA dan senyawa antara terikat pd ACP ( Acyl
Carrying Protein ) pd komplek Sintetase Asam Lemak