http://ejournal-fst-unc.com/index.php/LJTMU
Abstract
This study aims to analyze the effect of the glass cover with the thickness 3 mm, 5 mm and 8 mm
get the efficiency of the solar collector plate V and the efficiency of distillation. The result is that the
efficiency of the collector and the amount of water distillation produced by the glass cover with the
thickness 3 mm, 5 mm, and 8 mm reduced simultaneously. The highest efficiency of collector occurred
on the glass cover with the thickness 3 mm with an average value of 47. 85% and the lowest efficiency
occurred on glass cover with the thickness 8 mm with the average value of 40.65%. While the highest
amount of water distillation occurred on glass cover with the thickness 3 mm with an average value
of 16.93 mL and the lowest amount of water occurred on the glass with the thickness 8 mm with an
average value of 11.13 mL. Consequently, the average of the efficiency of the lowest distillation
occurred on glass with the thickness 5 mm is 8.86%. This is due to the glass cover with the thickness
3 mm has a high transmission and absorption in which it is inversely proportional to the glass cover
with the thickness 5 mm and 8 mm that has low transmission and high absorption.
Key Words: Solar collector, Efficiency of distillation, efficiency of collector, glass thickness
2
Dedy A. Bara,Gusnawati, Nurhayati, Pengaruh Tebal Kaca Penutup terhadap Efisiensi Kolektor Surya Pelat
Gelombang Tipe V pada Proses Destilasi Air Laut
- Radiasi total (global radiation) adalah yang dialami oleh kaca sebelum terpisahnya
penjumlahan radiasi langsung dan radiasi kaca akibat adanya tarikan (fracture). Sumber
hambur. Misalnya data untuk suatu fracture ini dapat muncul jika kaca
permukaan miring yang menghadap tanah mempunyai cacat di permukaan, sehingga
tertutup salju serta menerima komponen tegangan akan terkonsentrasi pada cacat
radiasi karena pemantulan harus dijelaskan tersebut. Kekuatan dari kaca akan bertambah
terlebih dahulu kondisi saljunya yaitu sifat jika cacat di permukaan dapat dihilangkan.
pemantulannya (reflektansi). - Densitas dan Viskositas, densitas adalah
perbandingan antara massa suatu bahan dibagi
Perpindahan Kalor dengan volumenya. Nilai densitas dari kaca
adalah sekitar 2,49 g/cm3. Densitas dari kaca
Perpindahan kalor terjadi karena adanya
akan menurun seiring dengan kenaikan
perbedaan temperatur. Panas akan mengalir
temperatur. Sedangkan, viskositas merupakan
(berpindah) dari tempat yang temperaturnya sifat kekentalan dari suatu cairan yang diukur
lebih tinggi ke tempat yang temperaturnya lebih pada rentang temperatur tertentu. Viskositas
rendah. Perbedaan panas terjadi menurut tiga
dari kaca sekitar 4,5 x 107 poise. Harga
mekanisme, yaitu konduksi, konveksi, dan
viskositas dari kaca merupakan fungsi dari
radiasi.
suhu dengan kurva eksponensial.
Kaca - Sifat termal, konduktivitas panas dan panas
Kaca merupakan sebuah substansi yang ekspansi merupakan sifat thermal yang
keras dan rapuh, serta merupakan padatan penting dari kaca. Kedua sifat ini digunakan
amorf. Hal ini dikarenakan bahanbahan untuk menghitung besarnya perpindahan
pembuat kaca bersifat amorf yang mana dapat panas yang diterima oleh cairan kaca
meleleh dengan mudah. Kaca merupakan hasil tersebut.Nilai dari tahanan kaca sekitar10 20
penguraian senyawasenyawa inorganik yang 1 cm13.
mana telah mengalami pendinginan tanpa Optical properties
kristalisasi. - Refractive properties, kaca mempunyai sifat
Kaca merupakan bentuk lain dari gelas
memantulkan cahaya yang jatuh pada
(Glass). Oksidaoksida yang digunakan untuk
permukaan kaca tersebut. Sebagian sinar dari
menyusun komposisi kaca dapat digolongkan
kaca yang jatuh itu akan diserap dan sisanya
menjadi : akan diteruskan. Apabila cahaya dari udara
- Glass Former merupakan kelompok oksida melewati medium padat seperti kaca, maka
pembentuk utama kaca.
kecepatan cahaya saat melewati kaca
- Intermediatec, oksida yang menyebabkan
menurun. Perbandingan antara kecepatan
kaca mempunyai sifat-sifat yang lebih
cahaya di udara dengan kecepatan cahaya
spesifik, contohnya untuk menahan radiasi,
yang lewat gelas ini disebut dengan indeks
menyerap UV, dan sebagainya. bias. Nilai indeks bias untuk kaca adalah
- Modifier, oksida yang tidak menyebabkan 1,52.
kaca memiliki elastisitas, ketahanan suhu,
- Absorbtive properties, intensitas cahaya yang
tingkat kekerasan, dll.
masuk kedalam akan berkurang karena
Sifat kaca yang penting untuk dipahami
adanya penyerapan sepanjang tebal kaca
adalah sifat pada saat kaca berbentuk fasa cair
tersebut. Jika kaca semakin tebal, maka energi
dan fasa padatnya. Beberapa sifat fisik dan cahaya yang diserap akan semakin banyak
kimia yang penting dari kaca antara lain : sedangkan intensitas cahaya yang masuk
- Sifat mekanik, tension strength atau daya tarik
melalui kaca akan semakin rendah.
adalah sifat mekanik utama dari kaca. Tensile
- Stabilitas kimia adalah ketahanan suatu bahan
strength merupakan tegangan maksimum
terhadap pengaruh zat kimia. Stabilitas kimia
3
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 03, No. 02, Oktober 2016
4
Dedy A. Bara,Gusnawati, Nurhayati, Pengaruh Tebal Kaca Penutup terhadap Efisiensi Kolektor Surya Pelat
Gelombang Tipe V pada Proses Destilasi Air Laut
5
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 03, No. 02, Oktober 2016
cover kecil sehingga perbedaan temperatur tidak - Maka faktor efisiensi dapat dihitung pada
begitu signifikan (William,1986). Maka nilai persamaan di bawah ini
koefisien rugi-rugi kalor bagian atas secara teori 1
F' =
dapat didekati dengan persamaan berikut UL
1+
1 h1 1
UT = +
1 1 1
R1 + R2 + sin +
h f1 2 h2 hr
- Koefisien perpindahan panas bagian bawah - Faktor Aliran Kolektor
Maka nilai koefisien rugi-rugi kalor m.C
p
=
bagian bawah secara teori dapat didekati dengan AC .U L .F'
persamaan berikut:
1 -1
UB = F" = 1 - e
L1 L2 1
+ +
k1 k2 h f 2
- Faktor Pelepasan Kalor Kolektor
- Overall Heat Transfer Coefficients Faktor pemindahan panas kolektor, FR,
Proses perpindahan panas tidak semuanya menyatakan rasio antara energi yang berguna
dapat diubah menjadi energi lain, dan pada aktual dari kolektor terhadap energi berguna
kolektor surya terjadi kerugian panas. Kerugian maksimum yang dapat diperoleh kolektor.
panas ini terjadi pada bagian atas, dan bagian FR = F".F'
bawah. Pada umumnya kerugian panas bagian
- Faktor energi kalor yang dihasilkan
samping diabaikan karena luasan kontak
Berdasarkan analisa tersebut dapat
perpindahan panas dari pelat penyerap ke
samping sangat kecil dibandingkan dengan disimpulkan bahwa titik puncak dari QU ataupun
intensitas belum tentu merupakan titik puncak
luasan pelat penyerap pada bagian atas/bawah.
dari efisiensi, karena titik puncak efisiensi
Untuk koefisien kerugian panas total dapat
sendiri adalah kondisi dimana terjadi
ditulis sebagai berikut : U L = U T +U B
peningkatan QU yang sebesar-besarnya dengan
dimana: peningkatan intensitas matahari yang terkecil.
UT = Koefisen kerugian kalor bagian atas Harga efisiensi aktual selalu lebih rendah dari
(W/m2.K) harga teoritisnya, hal ini berlaku untuk ketiga
UB = Koefisien kerugian panas bagian bawah bahan kolektor. Analisa perhitungan efisiensi
(W/m2.K) teoritis berdasar pada kondisi permukaan, serta
UL = Koefisien kerugian panas total (W/m2.K) mengasumsikan bahwa kondisi fluida adalah
- Faktor efisiensi kolektor sama dengan permukaan sistem
Namun peningkatan energi panas yang
dapat dimanfaatkan tidak otomatis akan
Q u,,teo = AC FR S - U L T f,in - Tamb
meningkatkan effisiensi, apabila tambahan - Efisiensi Kolektor
energi yang diberikan jauh lebih besar daripada Energi radiasi yang mengenai bahan
kenaikan energi yang didapatkan, maka efisiensi mengalami beberapa proses dimana sebagian
sistem justru akan menurun. Kemampuan sistem energinya dipantulkan, sebagian lagi diserap
untuk memindahkan kalor ke fluida dapat dilihat dan sebagian lagi diteruskan dimana yang
dari heat removal factor, yaitu hasil kali antara dipantulkan disebut fraksi refleksifitas (), dan
faktor efisiensi dan faktor aliran fluida, dimana fraksi yang diserap disebut fraksi absorbsi(),
efisiensi faktor sendiri dipengaruhi oleh dan fraksi yang diteruskan disebut fraksi
kolektor sehingga dengan laju alir yang sama, transmisivitas () perbandingan antara fluks
maka desain kolektor akan memegang peranan yang diserap oleh pelat penyerap dengan fluks
yang dominan dalam meningkatkan harga heat yang mengenai kaca penutup merupakan hasil
removal factor (William,1986). kali transmisifitas dengan absortivitas. Berkas
6
Dedy A. Bara,Gusnawati, Nurhayati, Pengaruh Tebal Kaca Penutup terhadap Efisiensi Kolektor Surya Pelat
Gelombang Tipe V pada Proses Destilasi Air Laut
radiasi matahari yang mengenai kolektor panas Pada bagian penutup kolektor menggunakan
ditunjukan oleh faktor (). Faktor ini kaca bening (transparan), dengan variasi
merupakan hasil kali transmisifitas dan ketebalan kaca yang akan digunakan adalah 3,
absortivitas. Diasumsikan bahwa kaca penutup 5, 8 mm. Dinding kolektor dilapisi stryfoam
tidak menyerap radiasi matahari sehingga untuk mengurangi rugi panas yang terlepas ke
semua radiasi matahari diteruskan ke pelat lingkungan. Pelat aluminium 0,4 mm ditempa
penyerap. Apabila menghitung reduksi laju sampai berbentuk gelombang V dengan tinggi
panas yang hilang karena penyerapan radiasi gelombang 100 mm dan memiliki sudut 35o.
oleh kaca penutup sangat kecil dibandingkan Selanjutnya pelat absorber yang telah dibentuk
yang diserap pelat penyerap, maka efisiensi dilapisi dengan plastik hitam mengikuti bentuk
kolektor surya dapat dinyatakan (Duffie & pelat.
Beckman,1991)
Qu
=
AC I T
dimana:
= Efisiensi kolektor surya (%)
Qu= Energi yang diserap (W/m2)
Ac= Luasan absorber (m2)
IT= Intensitas cahaya (W/m2)
- Efisiensi Destilasi
Efisiensi destilasi merupakan Gambar 1. Desain kolektor
perbandingan energi panas untuk menguapkan
air laut yang menjadi produk air bersih terhadap
besar radiasi matahari yang diterima oleh alat
destilasi melalui pelat penyerap radiasi matahari
dalam selang waktu tertentu (Astawa Ketut,
2011), dengan persamaan:
m . h fg
d = x 100%
A C .IT .t
Dimana: Gambar 2. Penempatan Alat Ukur
m = Massa air kondensat (L)
hfg = Panas laten penguapan (kJ/kg) Pengambilan Data
Ac = Luas pelat penyerap (m2)
IT = Intensitas radiasi matahari (W/m2) Sebelum melakukan pengambilan data,
t = Lama waktu pengujian (s) terlebih dahulu kolektor ditempatkan di bawah
sinar matahari langsung dan tidak terhalang
pepohonan atau bangunan selama penelitian
METODE berlangsung. Pengambilan data pada penelitian
ini adalah :
Desain Kolektor Surya untuk Proses - Mengukur temperatur kaca, (T g).
Destilasi - Mengukur temperatur ruang basin, (Tsv).
- Mengukur temperatur dinding kolektor, (Tw).
Kotak kolektor dibuat sebanyak 3 buah,
- Mengukurtemperatur pelat absorberd, (T abs).
masing-masing memiliki luasan 60 cm 60 cm,
- Mengukur temperatur bagian bawah kolektor,
dan tinggi kolektor 47,84 cm dengan sudut 30o.
(Tb).
Sedangkan tripleks yang digunakan memiliki
- Mengukur temperatur lingkungan, (Ta).
tebal 1,2 cm dan tebal stryfoam adalah 2 cm.
- Mengukur air destilasi yang dihasilkan (liter).
7
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 03, No. 02, Oktober 2016
PEMBAHASAN
Gambar 4. Grafik hubungan antara ketebalan kaca
Pengaruh Tebal Kaca terhadap Efisiensi terhadap Jumlah air destilasi
Kolektor
8
Dedy A. Bara,Gusnawati, Nurhayati, Pengaruh Tebal Kaca Penutup terhadap Efisiensi Kolektor Surya Pelat
Gelombang Tipe V pada Proses Destilasi Air Laut
penutup 3 mm lebih besar menghasilkan air dihasilkan. Dari hasil penelitian terlihat bahwa
tawar hasil destilasi dibanding ketebalan kaca efisiensi kolektor dan jumlah air destilasi yang
penutup 5 mm dan 8 mm. Hal ini disebabkan dihasilkan pada ketebalan kaca 3 mm, 5 mm dan
karena ketebalan kaca penutup 3 mm lebih 8 mm mengalami penurunan secara bersamaan.
banyak meneruskan radiasi matahari menuju Dimana rata-rata efisiensi kolektor surya
pelat absorber dibandingkan dengan ketebalan dengan ketebalan kaca 3 mm yaitu 47,85 %, 5
kaca 5 mm dan 8 mm, sehingga proses mm yaitu 42,48% dan 8 mm yaitu 40,65 %, Jika
penguapan lebih cepat dan air hasil destilasi semakin tebal kaca penutup yang digunakan
yang dihasilkan juga cenderung lebih banyak maka efisiensi kolektor akan mengalami
dari ketebalan kaca penutup 5 mm dan 8 mm. penurunan. Sedangkan untuk air destilasi,
Akibat dari faktor ini, maka sangat semakain tebal kaca penutup yang digunakan
mempengaruhi efisiensi destilasi. Hal ini maka jumlah air destilasi yang dihasilkan juga
terbukti pada grafik hubungan antara ketebalan akan mengalami penurunan, dimana rata-rata
kaca penutup terhadap efisiensi destilasi di atas. jumlah air destilasi pada ketebalan kaca 3 mm
Di mana ketebalan kaca penutup 3 mm yaitu 16,93 mL, 5 mm yaitu 11,20 mL dan 8 mm
menghasilkan jumlah air tawar lebih banyak yaitu 11,13 mL. Sedangkan nilai rata-rata
dari ketebalan kaca penutup 5 mm dan 8 mm. efisiensi destilasi pada ketebalan kaca 3 mm
Namun ketebalan kaca penutup yang digunakan yaitu 13,95 %, 5 mm yaitu 8,86 % dan 8 mm
juga sangat mempengaruhi proses perpindahan yaitu 9,57 %.
panas. Di mana, kolektor surya yang
menggunakan ketebalan kaca penutup 3 mm
menghasilkan temperatur air keluar yang tinggi DAFTAR PUSTAKA
disebabkan karena ketebalan kaca penutup 3 [1] A.Fudholi, K. Sopian, M.Y. Othman, M.H.
mm memiliki transmisivitas tinggi dan Ruslan, M.A. AlGhoul, A. Zaharim and R.
absorbtivitas rendah sehingga ketika radiasi Zulkifly. 2008. Heat Transfer Correlation
matahari mengenai kaca maka radiasi tersebut for the V-Groove Solar Collector, Solar
akan lebih banyak diteruskan menuju absorber Energy Research Institute, University
untuk kemudian digunakan dalam proses Kebangsaan Malaysia 43600 Bangi
pemanasan air. Sedangkan kolektor surya yang Selangor Malaysia.
menggunakan ketebalan kaca penutup 5 mm dan [2] Astawa, K. 2011.Analisa Performansi
8 mm memiliki transmisivitas rendah dan Destilasi Air Laut Tenaga Surya
absorbtivitas tinggi sehingga radiasi matahari Menggunakan Penyerap Radiasi Surya
yang mengenai kolektor surya akan lebih Tipe Bergelombang Berbahan Dasar
banyak diserap oleh kaca sehingga ketebalan Alumunium. Jurusan Teknik Mesin,
kaca penutup 5 mm dan 8 mm akan lebih panas Fakultas Teknik Universitas Udayana,
dibanding ketebalan kaca 3 mm dan radiasi yang Bali.
diteruskan ke absorber juga lebih sedikit [3] BashriaA., and Nor Mariha Adam. 2006.
sehingga pemanasan airnya juga akan semakin Performance Analysis For V-Groove
kecil. Absorber Department of Mechanical and
Manufacturing Engineering, Faculty of
Engineering, University Putra Malaysia.
KESIMPULAN
[4] Burhan, M.,Wijaya, R., S, Anis, dan
Dari hasil pengujian dan analisa data yang Karnowo. 2012. Pemanfaatan Kolektor
telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan Surya Pemanas Air dengan Menggunakan
bahwa: Seng Bekas Sebagai Absorber untuk
Ketebalan kaca penutup mempengaruhi Mereduksi Pemakaian Bahan Bakar
efisiensi kolektor dan jumlah air destilasi yang Minyak Rumah Tangga, Fakultas Teknik
9
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 03, No. 02, Oktober 2016
10