OLEH KELOMPOK :
DEVIRA FRISSILLA MILTON (1305883)
YENITA ROZA ()
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah subhanawataala karena dengan rahmat,
nikmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Geografi Transportasi yang
berjudul transportasi regional Indonesia ini dengan sebatas kemampuan pengetahuan yang
dimiliki.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan kepada
para pembaca dan masyarakat sekitar. Penulis juga menyadari sepunuhnya bahwa di dalam
makalah ini masih ada terdapat kekurangan.Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, demi perbaikan di masa mendatang, mengingat tidak ada yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh para pembaca. Dan makalah yang kami buat ini
bisa bermanfaat bagi para pembaca dan kami sendiri. Sebelumnya mohon maaf jika ada kalimat
yang kurang berkenan. Kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI..
BAB I PENDAHULUAN......
1.1 Latar Belakang.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Transportasi..
2.2 Sistem Pergerakan
2.3 Sistem Tranportasi di Indonesia..
2.4 Permasalahan Sistem Transportasi di Indonesia
2.5 Sistem Transportasi Antar Pulau di Indonesia
2.6 Permasalahan Transportasi Antar Pulau di Indonesia.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan Sistranas adalah terwujudnya transportasi yang efektif dan efisien dalam
menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan; meningkatkan mobilitas
manusia, barang dan jasa; membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan
dinamis; serta mendukung pengembangan wilayah dan lebih memantapkan perkembangan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan
nusantara dan peningkatan hubungan internasional.
Peregerakan yang melingkupi tatranas adalah antar simpul atau kota nasional (SKN) dan
dari simpul atau kota nasional ke luar negeri atau sebaliknya. Pergerakan sistem tansportasi
nasional dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. transportasi jalan dengan simpul berupa terminal tipe a dan jaringan jalan arteri
2. transportasi kereta api dengan simpul berupa stasiun penumpang dan stasiun barang
pengumpul dan jaringan pelayanan lintas utama
3. transportasi sungai dan danau dengan simpul pelabuhan utama dan jaringan trayek tetap
dan teratur utama
4. transportasi penyeberangan dengan simpul berupa pelabuhan penyeberangan lintas
propinsi dan antar negara dan jaringan pelayanan angkutan penumpang dan barang lintas
penyeberangan antar negara dan lintas penyeberangan antar propinsi
5. transportasi laut dengan simpul berupa pelabuhan umum internasional hub, internasional,
dan nasional, pelabuhan khusus nasional/internasional dan jaringan trayek luar negeri,
trayek utama dalam negeri dan trayek perintis
6. transportasi udara dengan simpul berupa bandara pusat penyebaran dengan skala
pelayanan primer dan jaringan pelayanan rute utama
7. transportasi pipa dengan simpul berupa pelayanan lintas propinsi dan lintas batas Negara
2.2.2 Wilayah
Sistem transportasi regional berupa Sistem dan Strategi Transportasi Regional, yang
merupakan acuan dari Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan (RUJTJ). Pergerakan yang
melingkupi Sistem transportasi wilayah adalah antar simpul atau kota wilayah dan dari SKW ke
SKN atau sebaliknya. pergerakan sistem transportasi wilayah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. transportasi jalan dengan simpul berupa terminal tipe b dan jaringan jalan kolektor
2. transportasi kereta api dengan simpul berupa stasiun penumpang dan stasiun barang
pengumpan dan jaringan lintas cabang
3. transportasi sungai dan danau dengan simpul pelabuhan pengumpul dan jaringan trayek
tetap dan teratur pengumpan
4. transportasi penyeberangan dengan simpul berupa pelabuhan penyeberangan lintas
propinsi dan antar kota dan jaringan pelayanan angkutan penumpang dan barang lintas
penyeberangan antar propinsi dan lintas penyeberangan antar kabupaten/kota
5. transportasi laut dengan simpul berupa pelabuhan umum regional, pelabuhan khusus
regional, jaringan dan trayek dalam negeri, trayek pengumpan dalam negeri, dan trayek
perintis.
6. transportasi udara dengan simpul berupa bandara pusat penyebaran dengan skala
pelayanan sekunder dan tersier, dan jaringan pelayanan rute pengumpan
7. transportasi pipa dengan simpul berupa pelayanan lintas propinsi (regional).
2.2.3 Lokal
Sistem transportasi lokal berupa Sistem dan Strategi Transportasi Perkotaan (Urban
Transportation Policy). Sasaran dari Sistem Pergerakan/Transportasi lokal adalah cepat sampai
tujuan,biaya murah, aman dan selamat, kenyamanan,kelancaran, handal, efektif, efisien, terpadu,
menyeluruh, terus-menerus, dan berkelanjutan. Proses dari sistem pergerakan: sangat cepat,
cepat, sedang, lambat, terisolir (ini melahirkan angkutanangkutan perintis). Pergerakan Sistem
transportasi lokal dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. transportasi jalan dengan simpul berupa terminal tipe c dan jaringan jalan lokal.
2. transportasi kereta api dengan simpul berupa stasiun penumpang dan stasiun barang
pengumpan dan jaringan lintas angkutan kota.
3. transportasi sungai dan danau dengan simpul pelabuhan lokal dan jaringan trayek tidak
tetap dan tidak teratur.
4. transportasi penyeberangan dengan simpul berupa pelabuhan penyeberangan lintas dalam
kabupaten/kota dan jaringan pelayanan angkutan penumpang dan barang lintas
penyeberangan dalam kabupaten.
5. transportasi laut dengan simpul berupa pelabuhan umum lokal, pelabuhan khusus lokal,
dan trayek pengumpan dalam kabupaten/kota.
6. transportasi udara dengan simpul berupa bandara bukan pusat penyebaran dan jaringan
pelayanan dalam kabupaten.
7. transportasi pipa dengan simpul berupa pelayanan dalam kabupaten/kota (pelayanan
lokal).
2.3 Sistem Tranportasi di Indonesia
Sistem transportasi di Indonesia saat ini sudah mengalami banyak kemajuan, salah
satunya yaitu adanya busway di Jakarta. Sistem kerja busway ini hampir sama dengan yang ada
di negara-negara Eropa. Alat transportasi umum yang utama di Indonesia adalah kereta api, bus,
kapal, dan juga pesawat. Pembuatan database mengenai perjalanan alat transportasi tersebut juga
diperlukan, sehingga bisa memudahkan pengguna dalam mencari informasi mengenai alat
transportasi yang akan mereka gunakan. Setelah mengetahui alat transportasi yang perlu
digunakan untuk menuju suatu tempat, kita perlu mengetahui berapa besar biaya yang
diperlukan, kapan bisa berangkat ke sana, lama waktu yang diperlukan untuk pergi ke sana, serta
informasi lain yang berkaitan dengan perjalanan dan alat transport. Maka dari itu, diperlukan
adanya suatu sistem basis data yang memberikan informasi lengkap mengenai sistem transportasi
kaitannya dengan perjalanan untuk mempermudah dan memperjelas pengaturan sistem
transportasi di Indonesia.
Indonesia juga perlu mengembangkan sistem transportasi yang tidak hanya bertumpu
pada jalan darat. Selain tidak efisien, ke depannya juga berpotensi menimbulkan kemacetan yang
kian tinggi. Kondisi lalu lintas di Jakarta sekarang menjadi contoh yang nyata bagi kita semua.
Kebijakan transportasi di Indonesia dinilai masih sangat terfokus pada pengembangan jalan darat
dan sarana kendaraannya. Kebijakan yang seperti itu dalam perkembangannya menjadi tidak
efisien dan mengurangi produktifitas masyarakat umum. Hal itu dikarenakan pertumbuhan
kendaraaan dan jalan tidak berimbang. Jumlah kendaraan semakin bertambah banyak tetapi tidak
diikuti dengan penambahan ruas jalan yang ada saat ini. Kebijakan transportasi di Indonesia ke
depannya harus mengarah pada sistem multimoda, yakni mengoptimalkan seluruh moda
transportasi publik, tidak hanya di darat, tapi juga di laut dan udara. Saat ini upaya itu sudah
mulai dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan adanya rencana pembangunan mass rapid transit dan
rencana transportasi air di Jakarta.
Perbaikan sistem angkutan umum merupakan solusi lain yang harus segera dilakukan
oleh Pemerintah Indonesia. Perilaku masyarakat yang lebih memilih kendaraan pribadi harus
segera dirubah. Perubahan tersebut dapat dilakukan dengan paksaan ataupun dengan penyediaan
pilihan lain. Angkutan umum yang aman, nyaman dan tepat waktu serta terintegrasi satu sama
lainnya merupakan pilihan lain paling logis yang dapat merubah perilaku tersebut. Angkutan
umum yang baik juga memberikan peluang bagi semua lapisan masyarakat untuk melakukan
perjalanan dengan biaya yang terjangkau dan aksesibilitas yang tinggi dengan dampak
lingkungan yang minimal dalam sebuah kesetaraan sosial yang tinggi.
Di Indonesia, dominasi swasta dalam penentuan kebijakan pola transportasi itu terlihat
jelas melalui jenis-jenis moda transportasi yang dikembangkan, yang tidak sepenuhnya
menjawab kebutuhan warga, sebaliknya justru cenderung memarginalisasikan masyarakat dari
asesibilitas geografis. Marginalisasi itu terjadi karena moda transportasi yang dikembangkan
oleh swastayang difasilitas oleh negaraitu tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
melainkan sesuai dengan keinginan swasta saja. Kebutuhan masyarakat untuk melakukan
mobilitas geografis dengan mempergunakan moda angkutan yang sesuai kondisi geografis
mereka, justru tidak tersedia. Fenomena semacam itu tampak jelas pada masyarakat di luar Jawa
yang wilayah mereka mayoritas perairan, tapi infrastruktur yang disediakan atau dikembangkan
oleh swasta dengan fasilitas dari negara justru untuk moda transportasi darat. Di Kalimantan
sering terjadi kasus angkutan air (sungai) mereka lumpuh karena air terlalu dangkal.
Pendangkalan itu salah satunya terjadi karena pemerintah tidak pernah mengurus sungai,
sebaliknya memilih mengalokasikan dananya untuk membangun jembatan. Pilihan membangun
jembatan karena di belakangnya ada industri otomotif yang akan masuk.
Fenomena yang sama terjadi pada masyarakat di wilayah Indonesia bagian timur, seperti
Maluku, Maluku Utara, Papua, dan NTT (Nusa Tenggara Timur). Warga Indonesia bagian timur
mengalami hambatan dalam hal asksesibilitas geografis disebabkan oleh ketidak-tersediaan
moda transportasi yang mereka butuhkan. Sering kali moda yang tersedia jauh lebih sedikit dari
pada yang mereka perlukan. Pilihan jenis moda pun terbatas, tidak seperti halnya yang terjadi di
Jawa. Di Jawa, penundaan jadwal penerbangan sebuah maskapai bisa menjadi berita media
massa. Tapi di wilayah-wilayah Indonesia bagian timur, penundaan penerbangan merupakan hal
yang biasa saja dan tidak layak menjadi berita lagi. Ini menunjukkan betapa mereka selalu hidup
dalam keterbatasan moda transportasi yang dapat mereka pilih. Keterbatasan itu baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.
Sistem transportasi di Indonesia belum sepenuhnya baik, hal ini dikarenakan masih
adanya masalah dalam sistem transportasi di Indonesia. Permasalahan transportasi di Indonesia
merupakan salah satu hal yang menjadi prioritas pemerintah untuk segera diselesaikan,
terutamanya menyangkut transportasi umum di kota-kota besar seperti Jakarta. Salah satu
masalah yang sampai sekarang belum dapat diatasi dalam sistem transportasi di Indonesia adalah
kemacetan. Hampir semua kota-kota besar di Indonesia mengalami kemacetan.
Manajemen sistem transportasi yang lebih baik mutlak diperlukan di Indonesia ini.
Penerapan manajemen sistem transportasi yang telah dilakukan di Indonesia antara lain:
1. Perbaikan sistem lalu lintas di persimpangan sebidang (isolated dan coordinated) untuk:
a. Meminimumkan keterlambatan dan antrian.
b. Memaksimumkan kapasitas.
2. Perbaikan perencanaan sistem jaringan angkutan umum melalui:
a. Jaringan trayek.
b. Integrasi antar moda.
c. Penetapan jumlah armada.
d. Izin trayek angkutan umum.
e. Melarang angkutan menerus (antar kota) masuk ke dalam jaringan jalan kota
(jaringan sekunder).
f. Memberlakukan fungsi dan kelas jalan sebagaimana mestinya.
3. Kebijaksanaan di bidang perparkiran dengan jalan:
a. Pembatasan tempat parkir.
b. Melarang parkir di pinggir jalan (on street parking).
c. Memberlakukan tarif parkir.
d. Penegakan hukum dan disiplin.
4. Prioritas angkutan umum dengan tindakan:
a. Membatasi kendaraan pribadi yang berpenumpang kecil lewat pada kawasan pusat
kota.
b. Memberlakukan lajur khusus bus (bus lane) atau Bus Only Right Of Way.
5. Memberikan kemudahan pada pejalan kaki dengan cara:
a. Mengadakan jalan khusus bagi pejalan kaki (trotoar).
b. Tempat penyeberangan khusus bagi pejalan kaki baik pada penyeberangan sebidang
(zebra cross) atau penyeberangan tidak sebidang (jembatan penyeberangan).
c. Menata letak halte atau shelter bus agar tidak berjauhan antara halte/shelter yang satu
dengan yang berikutnya dan halte/shelter tersebut sedapat mungkin terletak dekat
dengan persimpangan jalan masuk atau persimpangan transit (ganti moda).
d. Menempatkan pelataran berhenti kendaraan di halte di luar badan jalan agar kapasitas
jalan tetap terjaga.
Bentuk standar dari pola pengelolaan transportasi kota adalah keterpaduan dan koordinasi
lembaga-lembaga (instansi)dalam memecahkan persoalan transportasi kota yaitu regularisasi
jaringan trayek angkutan umum kota, terutama bus kota, mikro bus dan mikrolet. Selain
regularisasi jaringan trayek, juga harus didukung dengan pelayanan angkutan antar moda terpadu
terutama pada kawasan transit atau tempat ganti moda yang tepat. Merencanakan dan
mengembangkan jaringan transportasi nasional, baik dalam jangka pendek, menengah, atau
jangka panjang sangat ditentukan oleh fakto-faktor sebagai berikut:
1. Jaringan transportasi yang ada saaat ini (eksisting).
2. Hierarki kewilayahan (kota, wilayah, nasional, dan seterusnya).
3. Pola tata ruang nasional baik dalam jangka menengah dan jangka panjang.
4. Pola produksi dan konsumsi barang.
5. Pola distribusi barang.
6. Faktor geografis.
7. Karakteristik masing-masing moda transportasi.
3.1 Kesimpulan
Sistem transportasi yang berkelanjutan harus memperhatikan setidaknya tiga komponen
penting, yaitu aksesibilitas, kesetaraan dan dampak lingkungan. Upaya aksesibilitas dengan
perencanaaan jaringan transportasi dan keragaman alat angkutan dengan tingkat integrasi yang
tinggi antara satu sama lain. Upaya kesetaraan melalui penyelenggaraan transportasi yang
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat, menjunjung tinggi persaingan bisnis yang sehat, dan
pembagian penggunaan ruang dan pemanfaatan infrastruktur secara adil serta transparansi dalam
setiap pengambilan kebijakan.
Indonesia juga perlu mengembangkan sistem transportasi yang tidak hanya bertumpu
pada jalan darat. Selain tidak efisien, ke depannya juga berpotensi menimbulkan kemacetan yang
kian tinggi. Kondisi lalu lintas di Jakarta sekarang menjadi contoh yang nyata bagi kita semua.
Kebijakan transportasi di Indonesia dinilai masih sangat terfokus pada pengembangan jalan darat
dan sarana kendaraannya. Kebijakan yang seperti itu dalam perkembangannya menjadi tidak
efisien dan mengurangi produktifitas masyarakat umum. Hal itu dikarenakan pertumbuhan
kendaraaan dan jalan tidak berimbang. Jumlah kendaraan semakin bertambah banyak tetapi tidak
diikuti dengan penambahan ruas jalan yang ada saat ini. Kebijakan transportasi di Indonesia ke
depannya harus mengarah pada sistem multimoda, yakni mengoptimalkan seluruh moda
transportasi publik, tidak hanya di darat, tapi juga di laut dan udara. Saat ini upaya itu sudah
mulai dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan adanya rencana pembangunan mass rapid transit dan
rencana transportasi air di Jakarta.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan yang
tidak lain adalah dari keterbatasan penulis. Untuk itu,penulis berharap kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menjadi masukan yang berharga
bagi penulis.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan pembaca agar menjadi seseorang yang sangat mengahargai ilmu apapun.
DAFTAR PUSTAKA
Noviarti, R. (n.d.). Transportasi Antar Pulau. Retrieved November 21, 2015, from
academia.edu: https://www.academia.edu/3854436/Transportasi_antar_pulau
Yulianti, T. (2013, februari 25). Makalah Transportasi di Indonesia. Retrieved November 21,
2015, from shippuden: http://mahronishippuden.blogspot.co.id2013/02/makalah-transportasi-di-
indonesia.html
Bagong45. (2010, november 22). Sistem Transportasi di Indonesia. Retrieved november 22,
2015, from blogspot: http://www.blogspot.com/sistem-transportasi-indonesia/22/11
ITB, T. T. (2012). tantangan dan pemecahan masalah sektor transportasi di Indonesia. jurnal
penelitian , 95-97.