Disusun oleh :
NEVADA SIDABUTAR
FAKULTAS TEKNIK
2015
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2. Arus telluric
3. Magnetotelluric
4. Elektromagnetik
5. induced polarization
metode resistiviti mapping merupakan metode resistiviti yang bertujuan untuk mempelajari
variasi tahanan jenis lapisan bawah permukaan secara horizontal. Oleh karena itu, pada metode
ini dipergunakan konfigurasi elektroda yang sama untuk semua titik pengamatan di permukaan
bumi. Setelah itu baru dibuat kontur resistivitasnya.
metode resistiviti sounding juga biasa dikenal sebagai resistiviti drilling, resistiviti probing dan
lain-lain. Hal ini terjadi karna pada metode ini bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas
batuan di bawah permukaan bumi secara vertikal.
Pada metode ini pengukuran pada suatu titik sounding dilakukan dengan jalan mengubah-ubah
jarak elektroda. Pengubahan jarak lektroda ini dilakukan secara smbarang tetapi dimulai dari
jarak elektroda terkecil kemudian membesar secara gradual. Jarak elektroda ini sebanding
dengan kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Makin besar jarak elektroda tersebut maka
makin dalam lapisan batuan yang dapat diselidiki. Pada pengukuran sebenarnya, pembesaran
jarak elektroda mungkin dilakukan jika mempunyai suatu alat geolistrik yang memadai. Dalam
hal ini, alat geolistrik tersebut harus dapat menghasilkan arus listrik yang cukup besar atau kalau
tidak alat tesebut harus cukup sensitif dalam mendeteksi beda potensial yang kecil sekali. Oleh
karena itu, alat geolistrik yang baik adalah alat yang dapat mengahsilkan arus listrik cukup besar
dan mempunyai sensitifitas yang cukup tinggi.
Pada resistivitas sounding dikenal berbagai macam konfigurasi elektroda yang sering digunakan
diantaranya ialah:
1. Konfigurasi wenner
1. Perencanaan Eksplorasi
Pada tahapan ini kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Studi Literatur
Studi literatur bertujuan untuk mempelajari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh
para ahli geologi terdahulu di daerah Sulawesi Tenggara, dan mengetahui di mana
keterdapatan suatu batuan induk dari suatu bijih mineral serta mempelajari karakteristik suatu
endapan bijih mineral di daerah yang akan di teliti.
b. Interprestasi Lansat
Interprestasi lansat ini biasanya dilakukan pada tahap awal dari kegiatan eksplorasi yang sangat
bermanfaat untuk orientasi daerah. penyelidikan, disamping sabagai peta dasar juga sebagai peta
untuk mendesain eksplorasi.
2. Eksplorasi Regional
a. Pemetaan regional
Pemetaan regional sebagai tindak lanjut dari hasil interpertasi lansat dan peta topografi
yaitu dengan melihat langsung ke lapangan sehingga dapat dilokalisir wilayah atau sebaran
batuan ultrabasa sebagai batuan induk bijih nikel begitu halnya dengan sebaran laterit.
Pada kegiatan ini dilakukan pengambilan conto batuan dan laterit secara random
dengan spasi diatas 500 m, khusus untuk pengambilan conto laterit, biasanya dilakukan
pengambilan conto bawah permukaan dengan membuat beberapa sumur uji. Skala yang biasanya
digunakan pada kegiatan ini adalah skala 1 : 50.000 atau skala 1 : 25.000.
b. Resistivity
Penyelidikan ini pada perinsipnya menggunakan sifat fisika dari endapan bahan
galian yang akan dicari terutama yang berada di bawah permukaan. Untuk suatu endapan
yang tersingkap di permukaan cara ini tetap diperlakukan untuk mengetahui bentuk geometri
endapan bahan galian tersebut secara keseluruhan. Mengingat tidak semua endapan mempunyai
singkapan dipermukaan, maka cara penyelidikan geofisika menjadi sangat penting
Dari hasil pengukuran geofisika maka dilakukan pemboran inti spasi diatas 500 m dengan
tujuan untuk membuktikan hasil pengukuran geofisika. Jika hasil menunjukan adanya anomali
yang cukup menarik, maka kegiatan eksplorasi dilanjutkan ke tahap lebih detail
Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan pengambilan conto lebih rapat lagi serta
melokalisir sebaran laterit daerah prospek. Untuk kegiatan ini biasanya digunakan skala 1 :
10.000 atau 1 5.000.
b. Pengukuran Lintasan
Pengukuran lintasan dilakukan untuk menentukan titik -titik bor pada lokasi yang
sudah dipetakan sebaran lateritnya. Pengukuran lintasan ini dengan sistem grid dengan
spasi 200 m x 200 m dan spasi 100 m x 100 m.
c. Pemboran Inti
Kegiatan ini dilakukan dengan pemboran spasi 200 m x 200 m kemudian diperapat lagi
menjadi spasi 100 m x 100 m. kegiatan ini bertujuan untuk mengambil conto laterit
bawah permukaan dan untuk mengetahui dimensi vertikal dari latent
4. Eksplorasi Detail
Tahapan ini merupakan kelanjutan dari tahapan eksplorasi semi detail dimana pada
tahapan ini bertujuan untuk mengetahui sumberdaya ore secara pasti sehingga dapat
didesain sistem penambangan yang nantinya akan digunakan. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap ini adalah :
Pada kegiatan ini areal kegiatan semakin dipersempit dengan membuat beberapa
lokasi prospek berdasarkan atas skala prioritas, biasanya skala yang digunakan juga semakin
besar yaltu skala 1 : 1.000 atau skala 1: 500.
b. Pemboran Inti
c. Evaluasi
Hasil akhir dari kegiatan eksplorasi sumber daya bahan galian dalam penentuan ekonomis
atau tidak suatu bahan galian dapat ditambang adalah menentukan besarnya sumberdaya sampai
dengan cadangan bahan galian. Dalam suatu penaksiran data lapangan dari hasil eksplorasi harus
merupakan cerminan kondisi geologi dan karakter / sifat dari batuannya lebih jauhnya sesuai
dengan tujuan evaluasinya.
Selain hal tersebut, suatu penaksiran harus didasarkan kepada data faktual yang
diolah/diperlakukan secara objektif. Metoda penaksiran yang digunakan harus dapat memberikan
hasil yang dapat diuji ulang atau diverifikasi. Salah satu metoda yang dapat digunakan untuk
menghitung sumber daya bahan galian yaitu metoda Area of Influence atau biasa dikenal
metoda daerah pengaruh.
Beberapa faktor yang menentukan dalam perhitungan cadangan yaitu ;
Metoda daerah pengaruh adalah salah satu metoda yang dapat digunkan dalam perhitungan
cadangan bahan galian, dimana lagkah langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut ;
Dalam melakukan pembuatan daerah pengaruh dari setiap titik pengamatan, ada 2 jenis
daerah pengaruh yang dapat dilakukan yaitu (1) Included Area, (2) Extended Area. Included Area
yaitu daerah pengaruh yang berada di dalam batasan blok pengamatan, sedangkan Extended Area
yaitu daerah pengaruh yang berada di luar batasan blok pengamatan.
Tingkat keyakinan dari data geologi terhadap suatu model yang akan dibuat tergantung dari ;
In c lu d e d A re a
E x t e n d e d A re a
Setelah melakukan pembuatan atau pembatasan daerah pengaruh dari setiap titik pengamatan
yang akan kita amati dan dihitung, selanjutnya harus dilakukan penghitungan luas area setiap
daerah pengaruh. Penghitungan luas biasanya tergantung dari bentuk daerah pengaruh yang kita
buat.
V=Lx t
Dimana ;
Untuk mendapatkan nilai tonase bahan galian, maka perlu dilakukan perhitungan tonase dengan
menggunakan rumus ;
T=Vxd
Dimana ;