Anda di halaman 1dari 13

TUGAS EKSPLORASI TAMBANG

KASUS EKSPLORASI NIKEL

Disusun oleh :

NEVADA SIDABUTAR

DBD 113 088

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

2015
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nikel merupakan salah satu barang tambang yang sangat berharga dan memiliki
nilai jual tinggi di pasaran dunia karena memiliki manfaat yang begitu besar bagi
kehidupan sehari-hari, seperti pembuatan logam anti karat, campuran dalam
pembuatan stainless steel, baterai nickel-metal hybride dan berbagai jenis
barang lainnya. Pada kenyataannya keberadaan nikel yang penyebarannya
tidak merata dan suatu saat habis tergali. Oleh sebab itu, diperlukan eksplorasi
sebelum melakukan penambangan nikel. Ekplorasi adalah proses penyelidikan
untuk mengumpulkan data secara terperinci dan teliti tentang keberadaan
sumberdaya alam pada suatu tempat. Sehingga dengan adanya tahap ini akan
mengurangi jumlah modal, mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi,
kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan..

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan eksplorasi?

2. Apa saja contoh studi kasus tentang kegiatan eksplorasi?

3. Bagaimana tahapan eksplorasi dan pemilihan metodenya?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan apa yang dimaksud tentang eksplorasi.

2. Menjelaskan contoh studi kasus tentang kegiatan eksplorasi.

3. Menjelaskan tahapan-tahapan eksplorasi dan metodenya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Eksplorasi


Ekplorasi adalah proses penyelidikan untuk mengumpulkan data secara terperinci dan
teliti tentang keberadaan sumberdaya alam pada suatu tempat. Sehingga dengan
adanya tahap ini akan mengurangi jumlah modal, mengurangi resiko kegagalan,
kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan. Salah satu contoh tahap
eksplorasi untuk menentukan endapan nikel yaitu survei geofisika dengan metoda
geolistrik. Cara kerja metoda geolistrik yaitu dengan menginjeksikan listrik ke dalam
bumi dan melihat respon material bawah permukaan bumi yang berupa tahanan jenis
batuan bawah permukaan bumi terhadap listrik karena setiap material di bumi ini
memiliki reaksi terhadap listrik, sehingga material-material tersebut memiliki variasi
nilai terhadap listrik atau tahanan jenis (resistivitas).

2.2 Studi Kasus Eksplorasi Geolistrik


Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran
listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal
ini meliputi pengukuran potensial, pengukuran arus dan medan elektromagnetik yang
terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Oleh karena itu
metode geolistrik memiliki banyak macam, termasuk di dalamnya :

1. Metode potensial diri

2. Arus telluric

3. Magnetotelluric

4. Elektromagnetik

5. induced polarization

6. Metode resistivitas (tahanan jenis) dan lain sebagainya.

7. Metode Geolistrik Tahanan Jenis


Dalam eksplorasi geofisika, metode geolistrik tahanan jenis merupakan metode geolistrik yang
mepelajari sifat resistivitas (tahanan jenis) listrik dari lapisan batuan di dalam bumi. Berdasarkan
pada tujuan penyelidikan, metode geolistrik tahanan jenis dapat dibagi menjadi dua kelompok
besar yaitu:

1. Metode resistiviti mapping

metode resistiviti mapping merupakan metode resistiviti yang bertujuan untuk mempelajari
variasi tahanan jenis lapisan bawah permukaan secara horizontal. Oleh karena itu, pada metode
ini dipergunakan konfigurasi elektroda yang sama untuk semua titik pengamatan di permukaan
bumi. Setelah itu baru dibuat kontur resistivitasnya.

2. Metode resistiviti sounding (drilling)

metode resistiviti sounding juga biasa dikenal sebagai resistiviti drilling, resistiviti probing dan
lain-lain. Hal ini terjadi karna pada metode ini bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas
batuan di bawah permukaan bumi secara vertikal.

Pada metode ini pengukuran pada suatu titik sounding dilakukan dengan jalan mengubah-ubah
jarak elektroda. Pengubahan jarak lektroda ini dilakukan secara smbarang tetapi dimulai dari
jarak elektroda terkecil kemudian membesar secara gradual. Jarak elektroda ini sebanding
dengan kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Makin besar jarak elektroda tersebut maka
makin dalam lapisan batuan yang dapat diselidiki. Pada pengukuran sebenarnya, pembesaran
jarak elektroda mungkin dilakukan jika mempunyai suatu alat geolistrik yang memadai. Dalam
hal ini, alat geolistrik tersebut harus dapat menghasilkan arus listrik yang cukup besar atau kalau
tidak alat tesebut harus cukup sensitif dalam mendeteksi beda potensial yang kecil sekali. Oleh
karena itu, alat geolistrik yang baik adalah alat yang dapat mengahsilkan arus listrik cukup besar
dan mempunyai sensitifitas yang cukup tinggi.
Pada resistivitas sounding dikenal berbagai macam konfigurasi elektroda yang sering digunakan
diantaranya ialah:

1. Konfigurasi wenner

2. Konfigurasi SchlumbergeKonfigurasi Bipol-Dipol

3. Konfigurasi Lee Partision

4. Rectangle Line Source

5. Sistem Gradian Tiga Titik

Konfigurasi- konfigurasi tersebut masing-masing mempunyai kelebihan ataupun kekurangan


dibanding dengan yang lainnya. Oleh karena itu, harus dilakukan pemilihan dahulu jenis
konfigurasi yang sesuai dengan kasus yang dihadapi.

2.3 Tahapan Eksplorasi dan Pemilihan Metode Eksplorasi

Tahapan Eksplorasi Endapan Nikel Laterit

Tahapan tahapan eksplorasi khususnya eksplorasi nikel yang diterapkan


terdiri : Perencanaan Eksplorasi, Eksplorasi Regional, Eksplorasi Semi Detail, Eksplorasi
Detail

1. Perencanaan Eksplorasi

Pada tahapan ini kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur
Studi literatur bertujuan untuk mempelajari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh
para ahli geologi terdahulu di daerah Sulawesi Tenggara, dan mengetahui di mana
keterdapatan suatu batuan induk dari suatu bijih mineral serta mempelajari karakteristik suatu
endapan bijih mineral di daerah yang akan di teliti.
b. Interprestasi Lansat
Interprestasi lansat ini biasanya dilakukan pada tahap awal dari kegiatan eksplorasi yang sangat
bermanfaat untuk orientasi daerah. penyelidikan, disamping sabagai peta dasar juga sebagai peta
untuk mendesain eksplorasi.

c. Interprestasi Peta Topografi


Interperstasi peta topografi bertujuan untuk mengetahui keungkinan dimana terdapat
sebaran batuan ultramafik sebagai batuan induk baik terdapat di topografi terjal atau
topografi landai. Hal ini penting untuk efisiensi waktu sehingga daerah yang diangg ap
kemungkinan terdapatnya ultramafik saja yang dikunjungi/diteliti.

2. Eksplorasi Regional

Kegiatan ini bertujuan untuk melokalisir sebaran laterit secara horizontal.


Adapun kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut :

a. Pemetaan regional
Pemetaan regional sebagai tindak lanjut dari hasil interpertasi lansat dan peta topografi
yaitu dengan melihat langsung ke lapangan sehingga dapat dilokalisir wilayah atau sebaran
batuan ultrabasa sebagai batuan induk bijih nikel begitu halnya dengan sebaran laterit.

Pada kegiatan ini dilakukan pengambilan conto batuan dan laterit secara random
dengan spasi diatas 500 m, khusus untuk pengambilan conto laterit, biasanya dilakukan
pengambilan conto bawah permukaan dengan membuat beberapa sumur uji. Skala yang biasanya
digunakan pada kegiatan ini adalah skala 1 : 50.000 atau skala 1 : 25.000.

b. Resistivity

Penyelidikan ini pada perinsipnya menggunakan sifat fisika dari endapan bahan
galian yang akan dicari terutama yang berada di bawah permukaan. Untuk suatu endapan
yang tersingkap di permukaan cara ini tetap diperlakukan untuk mengetahui bentuk geometri
endapan bahan galian tersebut secara keseluruhan. Mengingat tidak semua endapan mempunyai
singkapan dipermukaan, maka cara penyelidikan geofisika menjadi sangat penting
Dari hasil pengukuran geofisika maka dilakukan pemboran inti spasi diatas 500 m dengan
tujuan untuk membuktikan hasil pengukuran geofisika. Jika hasil menunjukan adanya anomali
yang cukup menarik, maka kegiatan eksplorasi dilanjutkan ke tahap lebih detail

3. Eksplorasi Semi Detail

Setelah kegiatan eksplorasi regional maka dilanjutkan dengan kegiatan eksplorasi


semi detail, dimana pada tahap ini kegiatan lebih diperrapat atau difokuskan pada
wilayah atau daerah yang mempunyai anomali yang cukup menarik pada waktu kegiatan
eksplorasi regional. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bijih baik sifat
kimianya (kadar unsur yang dikandungnya) maupun sifat fisik. Adapun kegiatan pada tahap ini
adalah sebagai berikut :

a. Pemetaan Geologi Semi Detail

Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan pengambilan conto lebih rapat lagi serta
melokalisir sebaran laterit daerah prospek. Untuk kegiatan ini biasanya digunakan skala 1 :
10.000 atau 1 5.000.

b. Pengukuran Lintasan

Pengukuran lintasan dilakukan untuk menentukan titik -titik bor pada lokasi yang
sudah dipetakan sebaran lateritnya. Pengukuran lintasan ini dengan sistem grid dengan
spasi 200 m x 200 m dan spasi 100 m x 100 m.

c. Pemboran Inti

Kegiatan ini dilakukan dengan pemboran spasi 200 m x 200 m kemudian diperapat lagi
menjadi spasi 100 m x 100 m. kegiatan ini bertujuan untuk mengambil conto laterit
bawah permukaan dan untuk mengetahui dimensi vertikal dari latent
4. Eksplorasi Detail

Tahapan ini merupakan kelanjutan dari tahapan eksplorasi semi detail dimana pada
tahapan ini bertujuan untuk mengetahui sumberdaya ore secara pasti sehingga dapat
didesain sistem penambangan yang nantinya akan digunakan. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap ini adalah :

a. Pemetaan Geologi Detail

Pada kegiatan ini areal kegiatan semakin dipersempit dengan membuat beberapa
lokasi prospek berdasarkan atas skala prioritas, biasanya skala yang digunakan juga semakin
besar yaltu skala 1 : 1.000 atau skala 1: 500.

b. Pemboran Inti

Pemboran inti dilakukan dengan pemboran bersistem spasi 50 m x 50 m kemudian


diperapat lagi menjadi spasi 25 m x 25 m. kegiatan ini bertujuan untuk mengambil conto
laterit bawah permukaan dan untuk mengetahui dimensi vertikal dan horisontal dari laterit
secara detail.

c. Evaluasi

Hasil akhir dari kegiatan eksplorasi sumber daya bahan galian dalam penentuan ekonomis
atau tidak suatu bahan galian dapat ditambang adalah menentukan besarnya sumberdaya sampai
dengan cadangan bahan galian. Dalam suatu penaksiran data lapangan dari hasil eksplorasi harus
merupakan cerminan kondisi geologi dan karakter / sifat dari batuannya lebih jauhnya sesuai
dengan tujuan evaluasinya.

Selain hal tersebut, suatu penaksiran harus didasarkan kepada data faktual yang
diolah/diperlakukan secara objektif. Metoda penaksiran yang digunakan harus dapat memberikan
hasil yang dapat diuji ulang atau diverifikasi. Salah satu metoda yang dapat digunakan untuk
menghitung sumber daya bahan galian yaitu metoda Area of Influence atau biasa dikenal
metoda daerah pengaruh.
Beberapa faktor yang menentukan dalam perhitungan cadangan yaitu ;

1. Luas dan Ketebalan


2. Kadar dari pada Bahan Galian (bijih)
3. Berat jenis
4. dll

Metoda daerah pengaruh adalah salah satu metoda yang dapat digunkan dalam perhitungan
cadangan bahan galian, dimana lagkah langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut ;

1. Melakukan pembatasan terhadap seluruh blok sumberdaya


2. Melakukan pembuatan daerah pengaruh dari setiap titik pengamatan
3. Melakukan perhitungan Luas setiap daerah pengaruh
4. Melakukan penghitungan ketebalan dalam setiap daerah pengaruh
5. Melakukan penghitungan volume
6. Melakukan penghitungan tonase
7. Melakukan penjumlahan seluruh volume dan tonase dari semua titik pengamatan

Dalam melakukan pembuatan daerah pengaruh dari setiap titik pengamatan, ada 2 jenis
daerah pengaruh yang dapat dilakukan yaitu (1) Included Area, (2) Extended Area. Included Area
yaitu daerah pengaruh yang berada di dalam batasan blok pengamatan, sedangkan Extended Area
yaitu daerah pengaruh yang berada di luar batasan blok pengamatan.

Tingkat keyakinan dari data geologi terhadap suatu model yang akan dibuat tergantung dari ;

1. Jarak antar titik informasi


2. Konsep dalam pengkorelasian data
3. Tingkat ketelitian dalam mengidentifikasi struktur geologi
Dalam Perhitungan Cadangan dengan menggunakan Area of Influence terdiri dari beberapa
metoda ;

1. Metoda Daerah Pengaruh


Metoda ini merupakan metoda penaksiran cara konvensional yang masih umum
diterapkan pada endapan endapan yang relative homogen dan mempunyai geometri
sederhana. Kadar suatu blok ditaksir dengan nilai conto yang berada di tengah tengah
blok.

In c lu d e d A re a
E x t e n d e d A re a

Setelah melakukan pembuatan atau pembatasan daerah pengaruh dari setiap titik pengamatan
yang akan kita amati dan dihitung, selanjutnya harus dilakukan penghitungan luas area setiap
daerah pengaruh. Penghitungan luas biasanya tergantung dari bentuk daerah pengaruh yang kita
buat.

Apabila daerah pengaruhnya berupa ;

1. Persegiempat, maka dapat digunakan rumus ; Luas = Panjang x Lebar


2. Bujur sangkar, dapat digunakan rumus ; Luas = Sisi x Sisi
3. Segi tiga, dapat digunakan rumus ; Luas = Alas x Tinggi
4. dan lain lain
Setelah menentukan luas dari daerah pengaruh titik pengamatan, hal lain yang harus dilakukan
yaitu mengukur setiap ketebalan bahan galian yang diamati di lapangan dari setiap titik
pengamatan. Tahap selanjutnya yaitu menghitung volume dari bahan galian galian untuk setiap
titik yang kita amati, rumus yang dapat digunakan yaitu ;

V=Lx t
Dimana ;

V = Volume blok sumber daya mineral

L = Luas daerah pengaruh

t = Ketebalan dari bahan galian setiap titik pengamatan

Untuk mendapatkan nilai tonase bahan galian, maka perlu dilakukan perhitungan tonase dengan
menggunakan rumus ;

T=Vxd

Dimana ;

T = Tonase bahan galian

d = Berat jenis (rata-rata) bahan galian di titik pengamatan.

A. Eksplorasi Secara Tidak Langsung


Metode eksplorasi tidak langsung ialah suatu metode eksplorasi yang tidak
berhubungan langsung dengan kondisi permukaan atau bawah permukaan, terhadap
endapan yang dicari. Namun melalui anomaly-anomali yang diperoleh dari hasil
pengamatan/pengukuran dengan memanfaatkan sifat-sifat fisik atau kimia dari endapan.
Beberapa metode eksplorasi tidak langsung adalah :
Penginderaan Jarak Jauh
Metoda Geofisika
Metoda geokimia
a. Penginderaan jarak jauh
Penginderaan jarak jauh dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan
satelit, radar, radar inframerah, seismogram, sonar, dan lain-lain.

Gambar Penginderaan Jarak Jauh


(Sumber: https://skepticalinquirer.wordpress.com)

b. Metoda tidak langsung cara geofisika


Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan lokasi
akumulasi bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan
bawah permukaan bumi.

Gamabar Eksplorasi Geolistrik(Sumber: https://geofisikaunhas.wordpress.com)

Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :


1. Metoda Gravitasi
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam.
2. Metoda Magnetik
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu
barang magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat
ini mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir
pada inti bumi.
3. Metoda Seismik
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi
banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi.
4. Metoda Geolistrik
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan.
C. Metoda tidak langsung secara geokimia
Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada
batuan, tanah, stream, air atau gas.Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa
konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap lingkungannya atau background
geokimia.

Gambar Eksplorasi secara Geokimia


(Sumber https://wingmanarrows.wordpress.com)

Anda mungkin juga menyukai