Anda di halaman 1dari 4

Suprastruktur dan infrastruktur politik di indonesia

1. Infrastruktur politik

Kelompok masyarakat yang merupakan kekuatan sosisal dan politik rill didalam

masyarakat disebut infrastruktur politik yang mencakup lima komponen, yaitu partai

politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, media komunikasi politik, dan

tokoh politik,

a. Partai politik (political party) di indonesia

Menurut Husazar dan stevenson, partai politik adalah sekelompok orang yang

terorganisir yang berusaha untuk mengendalikan pemerintahan agar dapat

melaksanakan program-program nya dan menempatkan anggota-anggotanya

dalam jabatan pemerintah.

b. Kelompok kepentingan (interest group)

Aktivitas nya menyangkut yujuan yang lebih terbatas, dengan sasaran monolitis

dan intensitas usaha yang tidak berlebihan serta mengeluarkan dana dan tenaga

untuk melaksanakan tindakan politik diluar tugas partai politik,

Menurut Gabriel A. Almond, kelompok kepentingan diindntifikasi kedalam

beberapa jenis kelompok, yaitu:

1) Kelompok anomik, terbentuk antara unsur masyarakat secara spontan.

2) Kelompok non asosiasional, jarang terorganisir secara rapi

3) Kelompk institusional, bersifat formal dan memiliki fungsi politik, disamping

artikulasi kepentingan.

4) Kelompok assosional, kelompkm khusus yang memakai tenaga profesional

dan memiliki prosedur untuk memutuskan kepentingan dan tuntutan.

c. Kelompok penekan (preasure group)


Kelompok penekan adalah salah satu institusi politik yang digunakan oleh rakyat

untuk menyalurkan aspirasi dan kebutuhannya dengan sasaran akhir adalah untuk

mempengaruhi atau membentuk kebijakan pemerintah. Kelompok penekan untuk

terhimpun dalam beberapa asosiasi, yaitu:

1) Lembaga swadaya masyarakat (LSM)

2) Organisasi-organisasi sosial keagamaan.

3) Organisasi kepemudaan

4) Organisasi lingkungan hidup

5) Organisasi pembela hukum dan HAM, serta

6) Yayasan atau badan hukum lainnya

d. Media komunikasi politik (political communication media)

Salah satu instrumen politik yang berfungsi menyampaikan informasi dan persuasi

mengenai politik baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun sebaliknya.

e. Tokoh politik (political figure)

Pengangkatan tokoh politik merupakan proses seleksi terhadap anggota

masyarakat dari berbagai sub kultur dan kualifikasi tertentu yang kemudian

memperkenalkan mereka pada peranan khusus dalam sistem politik.

Pengangkatan tokoh politik akan berakibat terjadinya pergeseran sektor

infrastruktur poolitik, organisasi, asosiasi kelmpok kepentingan serta derajat

politisasi dan partisipasi masyarakat. Menurut Letser G. Seligman, proses

pengangkata tokoh politik akan berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu:

1) Legitimasi elit politik

2) Masalah kekuasaan

3) Keterwakilan elit politik,

4) Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan politik


2. Suprastruktur politik

Yang dimaksud dengan suprastruktur politik adalah elit pemerintah sendiri yang

menggerakkan kekuatan politik formal. Dalam sistem demokrasi, suprastruktur politik

dibagi menjadi 3, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Namun suprastruktur

politik tidak akan berjalan baik jika tidak mendapatkan dukungan dari infrastruktur

yang ada. Ini adalah kondisi ideal untuk suatu sistem politik yang ada. Dalam hal ini

yaang dimaksud suprastruktur politik adalah lembaga-lembaga negara. Lembaga-

lembaga tersebut di indonesia diatur dalam UUD 1945 yaitu : MPR, DPR, DPD,

Presiden dan wakil presiden, mahkamah agung, mahkamah konstitusi, dan komisi

yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan membuat keputusan yang berkaitan dengan

kepentingan umum. Namun, seringkali kondisi politik suatu negara tidak berjalan

sebagaimana mestinya degan berbagai faktor.


TUGAS MAKALAH MATA PELAJARAN PKN

SUPRSTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK

DI INDONESIA

KELAS XC

DISUSUN OLEH

MEGAWATI

ELI RISKA AULIA

JUMARNI

REYMOND BREGGI

IRFAN N. ISKANDAR

DEVI FITRIANI

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KETAPANG

2014

Anda mungkin juga menyukai