BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
ASI (Air Susu Ibu merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi
bayi yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan
bahwa ASI ekslusif yaitu bayi hanya diberi ASI saja, tanpa cairan atau makanan
padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup
pendamping (termasuk air jeruk, madu, air gula), yang dimulai sejak bayi baru
Air susu ibu adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur
kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial maupun spiritual. ASI mengandung
nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi.
Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Yohmi, 2009)
ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk memenuhi
penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat
terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih
muda. Selain itu Keseimbangan zat - zat gizi dalam air susu ibu berada pada
tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang
8
masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari - sari makanan
yang mempercepat pertumbuhan sel -sel otak dan perkembangan sistem saraf.
pada tahun 2001, setelah melakukan telaah artikel penelitian secara sistematik dan
saluran nafas, terutama asma pada anak-anak. Hal ini disebabkan adanya antibody
penting yang ada dalam kolostrum ASI (dalam jumlah yang lebih sedikit), akan
melindungi bayi baru lahir dan mencegah timbulnya alergi. Untuk alasan tersebut,
Air susu ibu (ASI) selalu mengalami perubahan selama beberapa periode
a. Kolostrum
minggu pertama setelah bayi lahir. Ia merupakan ASI yang keluar dari hari
pertama sampai hari ke-4 yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi.
Kandungan proteinnya 3 kali lebih banyak dari ASI mature. Cairan emas
ini encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih yang
mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat
Volumenya bervariasi antara 2 dan 10 ml per feeding per hari selama 3 hari
b. ASI peralihan/transisi
c. ASI mature
ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-14
dan seterusnya, komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat dengan
baik dan cukup untuk bayi sampai umur enam bulan, Tidak menggumpal
jika dipanaskan.
2.1.4.1 Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah
satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir
dua kali. rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7 : 4 sehingga ASI
terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI, Hal ini menyebabkan bayi yang
sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum PASI. Karnitin
mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
pertumbuhan sel syaraf otak dan pemberi energi untuk kerja sel-sel syaraf.
yang berbahaya dan menjadikan tempat yang baik bagi bakteri yang
2.1.4.2 Protein
11
demikian protein ASI sangat cocok karena unsur protein di dalamnya hampir
seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi yaitu protein unsur whey.
Perbandingan protein unsur whey dan casein dalam ASI adalah 65 : 35,
sedangkan dalam PASI 20 : 80. Artinya protein pada PASI hanya sepertiganya
protein ASI yang dapat diserap oleh sistem pencernaan bayi dan harus
membuang dua kali lebih banyak protein yang sukar diabsorpsi. Hal ini yang
memungkinkan bayi akan sering menderita diare dan defekasi dengan feces
berbentuk biji cabe yang menunjukkan adanya makanan yang sukar diserap
2.1.4.3 Lemak
jumlahnya. Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi
dan hal ini terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama
isapan akan berbeda dengan hari kedua dan akan terus berubah menurut
Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang
dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna karena
mengandung enzim Lipase. Lemak dalam bentuk Omega 3, Omega 6 dan DHA
2012).
Susu formula tidak mengandung enzim, karena enzim akan mudah rusak
bila dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi akan sulit menyerap lemak
PASI sehingga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare. Jumlah asam
12
linoleat dalam ASI sangat tinggi dan perbandinganya dengan PASI yaitu 6 : 1.
Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat dibuat oleh tubuh
2.1.4.4 Mineral
rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat
besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah
diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Dalam PASI kandungan
mineral jumlahnya tinggi tetapi sebagian besar tidak dapat diserap, hal ini akan
memperberat kerja usus bayi serta mengganggu keseimbangan dalam usus dan
kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi akan kembung, gelisah karena obstipasi
2.1.4.5 Vitamin
kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir
dalam ASI antara lain vitamin A, vitamin B dan vitamin C (Mullany, 2012)..
payudara ibu hamil. Setelah persalinan apabila bayi mulai mengisap payudara,
maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi normal, ASI
diproduksi sebanyak 10- 100 cc pada hari-hari pertama. Produksi ASI menjadi
yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc atau bahkan hampir 1 liter per hari dan
tetap menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi pada
ibu pada tingkat yang berat, baik pada waktu hamil maupun menyusui dapat
mempengaruhi volume ASI. Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya
berkisar antara 500-700 cc pada 6 bulan pertama usia bayi, 400-600 cc pada bulan
kedua dan 300-500 cc pada tahun kedua usia anak (Depkes, 2005).
dirasakan yaitu (1) ASI sebagai nutrisi. (2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh
(3) menurunkan risiko mortalitas, risiko penyakit akut dan kronis, (4)
sampai usia selama enam bulan. (7) Mengandung asam lemak yang diperlukan
untuk untuk pertumbuhan otak sehingga bayi yang diberi ASI Ekslusif lebih
pandai. (8) Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak
Manfaat ASI bagi ibu antara lain (1) Pemberian ASI memberikan 98%
metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila
diberikan hanya ASI saja (ekslusif) dan belum terjadi menstruasi kembali, (2)
menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium, (3) membantu ibu menurunkan
berat badan setelah melahirkan (4) menurunkan risiko DM Tipe 2 (5) Pemberian
14
menyusui setelah melahirkan (7) mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia
dimana saja dan kapan saja (8) meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi
(Aprilia, 2009).
susu formula, kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan (2)
Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam
Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi dari ASI ekslusif, (4) Menghemat
waktu keluarga bila bayi lebih sehat (5) Pemberian ASI pada bayi (meneteki)
berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia (Aprilia, 2009).
2.1.7 Cara memberikan ASI
2.1.7.1 Secara langsung
Mengajarkan kepada ibu cara memposisikan dan melekatkan bayi
produksi ASI semakin berkurang dan bayi jadi malas menyusui (Rulina S,
2012)
Untuk menghindari hal tersebut di atas berikut mengenai langkah
puting susu.
3. Ibu duduk dengan santai, kaki tidak boleh menggantung.
4. Posisikan bayi dengan benar
15
ibu.
Perut bayi menempel ke tubuh ibu
Mulut bayi berada didepan puting ibu
Lengan yang dibawah merangkul tubuh ibu, jangan berada diantara
tubuh ibu dan bayi. Tangan yang diatas boleh dipegang ibu atau
memerah ASI)
Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi
menelan.
Ibu tidak kesakitan
Bayi tenang.
2.1.7.2 ASI perah
untuk bayi-bayi yang belum bisa menghisap (BKB/bayi sakit), ibu
perlu diajarkan cara memerah ASI. Memerah ASI dimulai 6 jam setelah
ibu jari kearah dada ibu kemudian perah dan lepas. Gerakan
8jam
Di dalam lemari es pendingin (4C) tahan 2x24jam
Didalam lemari es pembeku (-4C) tahan sampai beberapa
bulan
Cara memberikan ASI perah
ASI yang sudah disimpan di dalam lemari pendingin,
sebelum dihangatkan.
ASI perah sebaiknya tidak diberikan dengan botol karena
(Rulina, 2012)
2.1.8 Faktor penyebab berkurangnya ASI
inisiasi, menjadwal pemberian ASI, bayi diberi minum dari botol atau dot
17
sebelum ASI keluar, kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat
menyusui .
produksi ASI akan berkurang. Stress, khawatir, ketidak bahagiaan ibu pada
ekslusif. Peran keluarga dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat besar.
c. Faktor Bayi
Ada beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi misalnya bayi
sakit, prematur, dan bayi dengan kelainan bawaan sehingga ibu tidak
Ibu sakit, lelah, menggunakan pil kontrasepsi atau alat kontrasepsi lain
a. Energi
mencapai 550 kkal (100cc ASI membutuhkan 85 kkal dari tubuh dan
dalam makanan menjadi energi susu sebesar 80%, dengan kisaran 76-
94%. Rata-rata produksi ASI 850 cc per hari untuk menghasilkan ASI
(Wirjatmadi, 2012).
b. Protein
kebutuhan normal sebesar 20gr/hari. Dasar ketentuan ini ialah tiap 100cc
Vitamin A
Vitamin D
mentega.
Kalsium
Nutrient ini adalah mineral pentig untuk tulang dan berbagai organ
1.600 mg atau 2-4 gelas produk susu setiap hari. Sumber kalsium terbaik
yaitu produk olahan susu termasuk yoghurt, susu, keju, brokoli, jeruk,
kalsium tersedot dari tulang. RDA untuk kalsium selama menyusui sama
dianjurkan
Energi (kkal) +500 0
Protein (g) +20 40
Vitamin A (g RE) +400 800
Vitamin D (g) 5 10
Vitamin E (g TE) 3 6
Thiamin (mg) 0,5 1
Riboflavin (mg) 0,5 1
Niacin (mg) 5 10
Vitamin B6 (mg) 0,5 1
Folacin (g) 100 200
Vitamin B12 (g) 1 2
Kalsium (mg) 400 800
Fosfor (mg) 400 800
Magnesium (mg) 150 300
Besi (mg) 30-60 60-120
Yodium (g) 50 100
(Wirjatmadi, 2012)
2.1.10 Faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI eksklusif
1. Pengetahuan
dipahami dan diingatnya. Informasi dapat berasal dari berbagai bentuk termasuk
radio, menonton televisi dan dari pengalaman hidup lainnya (Aprilia, 2009).
21
yang benar adalah karena kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI
ekslusif pada para ibu. Seorang ibu harus mempunyai pengetahuan yang baik
besar akan kepercayaan diri seorang ibu untuk dapat memberikan perawatan
terbaik untuk bayinya dan bayi akan kehilangan sumber makanan yang vital dan
cara perawatan yang optimal. Pengetahuan yang kurang mengenai ASI ekslusif
terlihat dari pemanfaatan susu formula secara dini di perkotaan dan pemberian
2. Lingkungan
untuk menyusui bayinya. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh oleh
praktis. Menurut penelitian Valdes dan Schooley (1996) wanita yang berada
memberikan ASI tetapi cara pemberian tidak tepat. Jadi pemberian ASI secara
3. Pengalaman
menyusui di kemudian hari. Seorang wanita yang dalam keluarga atau lingkungan
22
mempunyai kebiasaan atau sering melihat wanita yang menyusui bayinya secara
teratur maka akan mempunyai pandangan yang positif tentang menyusui sesuai
lingkungan ini hanya memiliki sedikit bahkan tidak memiliki sama sekali
orang tua, mertua, ipar dan sebagainya) perlu diinformasikan bahwa seorang ibu
perlu dukungan dan bantuan keluarga agar ibu berhasil menyusui secara ekslusif.
berpendapat salah, yang menganggap menyusui adalah urusan ibu dan bayinya.
Peranan suami akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (let
down reflek) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu
(Roesli, 2008).
dua faktor yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor diluar perilaku (nonperilaku).
Selanjutnya faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor meliputi:
faktor pendorong (Reinforcing factors). Oleh sebab itu, akan diuraikan hal-hal
yang berkaitan dengan perilaku serta hal-hal yang berhubungan perilaku, adalah:
berperilaku) terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi. Yang termasuk
nyata.
c. Sikap
Merupakan suatu kecenderungan jiwa atau perasaan yang relatif tetap
terhadap kategori tertentu dari objek, orang atau situasi. Sikap juga
aspek evaluatif, sehingga sikap dapat diukur dalam bentuk baik dan
motivasi atau aspirasi terlaksana. Faktor ini mencakup berbagai ketrampilan dan
sumber daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya
sumberdaya, biaya, jarak, ketersediaan transportasi, jam buka dan lain sebagainya.
3. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)
Merupakan faktor penyerta (yang datang sesudah) perilaku yang memberi
ganjaran, insentif atau hukuman atas perilaku dan berperan bagi menetap atau
melenyapkannya perilaku itu. Yang termasuk dalam faktor ini adalah manfaat
sosial, jasmani dan ganjaran nyata ataupun tidak nyata yang pernah diterima pihak
lain.Untuk perubahan perilaku tidak hanya satu atau dua faktor yang berpengaruh
melainkan banyak faktor, dan mereka saling berkaitan. Pada bagan dibawah ini
nomor-nomor yang pada gambar 2.1, adalah (1) motivasi awal untuk berbuat, (2)
terhadap perilaku, yang menghasilkan (4) dorongan dan penguat perilaku atau
Sumber : Green & Kreuter (2005) dalam Health Program Planning, Fourth
Edition